33
a. Mengucapkan terima kasih jika diberi sesuatu atau ketika si prasekolah
dibawakan sesuatu baik oleh orang tua maupun orang lain. Sekaligus mengajarkan menghargai jerih payah orang lain.
b. Mengucapkan maaf jika bersalah. Mengajarkan sportivitas dan
berani mengakui kesalahan. c.
Mengucapkan tolong ketika meminta diambilkan sesuatu. d.
Menyapa, memberi salam atau mengucapkan permisi jika bertemu orang lain.
e. Mengajarkan adab menerima telepon. Sekaligus mengajarkan
bagaimana berbudi bahasa yang baik. f.
Etiket makan yang baik, tidak sambil jalan-jalan atau melakukan aktivitas lain. Sikap ketika makan di meja makan, tidak bersendawa
atau makan sambil ngobrol. Langkah-langkah mengajarkan sopan santun pada anak sebagai
berikut: ajarkan satu keterampilan sosial dalam satu waktu, berikan penghargaan atas kesuksesannya, toleransi yang proporsional, ingatkan
mereka jika lupa, dan jadilah contoh yang baik. 3.
Sabar Dalam kamus bahasa Indonesia sabar artinya tahan menderita
sesuatu, tidak lekas marah, tidak lekas patah hati dan tidak lekas putus asa. Sabar menurut sufi ternama Dzun-nun Al-
Mishri dalam Gattero, “Sabar ialah menjauhi perselisihan, bersikap tenang dalam menghadapi cobaan
yang menyesakkan hati, dan menampakkan rasa kecukupan ketika ditimpa kesusahan dalam kehidupan.‟‟ Anak harus didik tentang kesabaran dan
ketabahan. Allah Swt telah membuat kehidupan didunia ini sebuah rumah berbagai cobaan. Manusia muncul dari berbagai cobaan satu untuk masuk
pada cobaan yang lain, dan dia diuji oleh keadaan yang menyenangkan dan yang menyedihkan. Sabar merupakan bentuk ibadah yang diwajibkan bagi
setiap muslim oleh Al-Quran, sunnah, dan ijma para ulama. Perintah menanamkan sikap sabar sebagaimana terdapat dalam Al-Quran surat Al-
Baqarah ayat 153 yang berbunyi:
34
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar. Faramax membagi sabar menjadi tiga kategori: sabar untuk
mentaati apa yang diperintahkan Allah, sabar untuk menahan diri dari ketidaktaatan, dan sabar dalam menghadapi masalah-masalah dan
kesulitan-kesulitan. Orang tua dan pendidik harus mengajarkan dan menanamkan sifat-sifat sabar pada anak-anak. Orang tua dan pendidik
harus mengingatkan anak-anak tentang pahala orang yang bersikap sabar. 4.
Rendah Hati tawadhu Allah befirman sehubungan dengan tempat persinggahan tawadhu‟ rendah hati ini, dalam surat Al-Furqon ayat
63 yang berbunyi:
Artinya : Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati
dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang mengandung keselamatan.
Sabar artinya, dengan tenang, berwibawa, rendah hati, tidak jahat, tidak congkak dan sombong. Menurut Al-Hasan, mereka adalah orang-
orang yang berilmu dan bersikap lemah lembut. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam senantiasa menunjukkan sikap tawadhu‟ kepada siapa
pun. Jika beliau melewati sekumpulan anak-anak kecil, maka beliau mengucapkan salam kepada mereka. Ada seorang budak wanita yang
menggandeng tangan beliau menuju tempat yang dikehendakinya. Jika beliau makan, maka beliau menjilat jari-jari tangannya tiga kali. Jika
berada di rumah, maka beliau mengerjakan tugas tugas keluarganya. Manyanyangi anak-anak yatim, selalu mengucapkan salam terlebih dahulu
35
kepada mereka, memenuhi undangan siapa pun yang mengundangnya, sekalipun untuk keperluan yang sangat ringan dan reman. Akhlak beliau
lembut, tabiat beliau mulia, pergaulan beliau baik, wajah senantiasa berseri, mudah tersenyum, rendah hati namun tidak menghinakan diri,
dermawan tapi tidak boros, hatinya mudah tersentuh dan menyayangi setiap orang Muslim dan siap melindungi mereka. Berikut ini adalah
sejumlah karakteristik atau ciri-ciri dari seseorang yang memiliki sifat rendah hati: mau melayani, memandang setiap individu itu unik, istimewa
dan penting, mau mendengar dan menerima kritik, berani mengakui kesalahan dan meminta maaf, lemah lembut dan penuh pengendalian diri,
mengutamakan kepentingan orang lain, dan rela memaafkan.
E. Kerangka Berfikir
Sikap keagamaan adalah perbuatan, tingkah laku, atau perangai yang didasarkan kepada kepercayaan kepada Allah, dan merupakan ajaran atau nilai-
nilai yang terkandung dalam agama yang dianutnya. Dalam agama Islam terdapat tiga dimensi keagamaan yaitu aqidah, syariah, dan akhlak. Untuk siswa TK yang
berusia 5-6 tahun ide keagamaan dipengaruhi oleh faktor dari luar diri mereka. Sehingga kebiasaan mereka pelajari dari orang tua maupun guru. Sikap
keagamaan yang tampak pada lingkungan Taman Kanak-kanak antara lain: jujur, disiplin, sopan santun, sabar, dan rendah hati. Prestasi belajar adalah hasil dari
pekerjaan atau belajar yang diperoleh dengan keuletan bekerja, prestasi ini bisa dinyatakan dengan perubahan tingkah laku yang terbagi dalam tiga ranah yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor. Pada jejang Taman Kanak-kanak Pendidikan Agama Islam adalah satu satu mata pelajaran yang ada dalam kurikulum sekolah.
Pendidikan Agama Islam adalah usaha dalam pendidikan untuk mengubah tingkah laku manusia yang berorientasi pada nilai-nilai agama. Dalam pelajaran
Pendidikan Agama Islam pendidikan akhlak atau sikap sangat penting diterapkan, karena dengan akhlak atau sikap yang baik maka prestasi belajar siswa akan baik
juga. Berdasarkan kajian teoritis diatas tentang sikap keagamaan dan prestasi belajar, maka sikap keagamaan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa.
36
Semakin tinggi dan bagus sikap kegamaan siswa maka prstasi belajarnya semakin baik. Hipotesis Penelitian Bertolak dari apa yang telah dilakukan dalam mencari
landasan teori, peneliti memberikan jawaban sementara terkait dengan permasalahan penelitian. Ada korelasi positif dan signifikan antara sikap
keagamaan dengan prestasi belajar pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam Tidak ada korelasi positif dan signifikan antara prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan sikap keagamaan siswa.
37
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan dan analisis data yang di perlukan, guna menjawab permasalahan
yang dihadapi. Penggunaan metode ini untuk menentukan data yang valid, akurat dan signifikan dengan permasalahan, sehingga dapat digunakan untuk
mengungkap masalah yang diteliti.
A Tempat dan waktu penelitian
Tempat penelitian ini adalah sekolah swasta yang terletak di pinggiran daerah Bekasi yaitu Taman Kanak-kanak Qolbus Salim. Waktu penelitian ini
dilakukan pada tanggal 12 Pebruari 2012-05 Maret 2014.
B Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang terdiri dari manusia, tumbuhan-tumbuhan, dan peristiwa sebagai sumber data yang dimiliki
karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.
1
Dalam penelitian ini populasinya adalah guru TK Islam Qolbussalim.
Sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.
2
. Karena Populasi dalam penulisan ini adalah Sekolah maka penulis mengambil kelas tempat
mengajar untuk Sampel dan beberapa orang guru. Yang jadi populasi adalah 8 guru kemudiaan jumlah karyawan 8 orang
maka sampel penulis adalah selaku populasi.
C Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
3
Dalam hal ini yang menjadi obyek penelitian adalah berdasarkan judul yaitu Bagaimana Upaya Guru ini merupakan variabel bebas X, dan nilai-
nilai agama sebagai variabel terikat Y .
1
Sotisno Hadi, Metedologi Research, Yogyakarta: Andi ofset,1990, cet-1 hal 3 2 Suharsim Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek Jakarta: Rineka
Cipta,1998, cet-11 hal 117
3
Suharsim Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek Jakarta: Rineka Cipta,1998, cet-11 hal 119
38
D Teknik dan Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat, data yang diperlukan dalam hal ilmiah, maka penulis memerlukan beberapa metode pengumpulan data yang tepat.
Adapun metode yang peneliti gunakan untuk data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi salah satu cara untuk memperoleh informasi melalui
pengamatan yang diteliti. 2.
Wawancara dalam penelitian bertujuan mengumpulkan keterangan tentang suatu masalah dari responden.
3. Angket metode untuk mengumpulkan data dari obyek yang telah
direncanakan melalui daftar pertanyaan tertulis yang disusun dan disebarkan kepada guru dan anak.
Adapun dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode deskrptif analisis, yang ditunjang oleh data-data yang diperoleh melalui:
penelitian kepustakaan, yaitu penulis membaca buku-buku yang berkaitan dengan topik yang penulis bahas atau relevan dengan judul penulis.
Penelitian lapangan, yaitu menghimpun data dan fakta dari obyek yang diteliti, yaitu Taman Kanak-kanak Qolbussalim. Adapun cara pengumpulan dari
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik-teknik: analis data yang digunakan dalam penelitian i
ni “ analis Kualitatif”, dimana data hasil penelitian diatas Peran Guru dalam menanamkan nilai-nilai keagamaan , dilakukan analisa
deskritif dengan menggunakan rumus;
FJ P = _______ X 100
NP
Keterangan : P = Persentase yang dicari FJ = Frekunsi jawaban
N = Jumlah siswa atau sumber data
Penulisan skripsi ini menggunakan buku pedoman penulisan skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Hidayatullah Jakarta 2011.