Determinasi Tanaman Ekstraksi dan Partisi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman parijoto telah dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor. Hasil determinasi menunjukkan bahwa sampel tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Medinilla speciosa Blume dari famili Melastomataceae Lampiran 1.

4.2 Ekstraksi dan Partisi

Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah buah segar parijoto. Didalam buah parijoto terdapat biji sangat kecil dan banyak sehingga dalam penelitian ini biji tidak dipisahkan dari buahnya. Sampel yang diambil adalah buah yang berwarna ungu kemudian disortasi untuk dipisahkan dari kotoran atau bahan asing. Dari hasil sortasi didapatkan buah parijoto sebanyak 1748g. Buah parijoto kemudian diblender dan dimaserasi dengan 12,5 liter metanol yang telah didestilasi. Setelah difiltrasi, maserat kemudian diuapkan dengan vaccum rotary evaporator. Proses ekstraksi buah parijoto dilakukan dengan metode maserasi dengan pelarut metanol tanpa pemanasan, tujuannya agar senyawa-senyawa yang sensitif dengan suhu tidak terdekomposisi. Pada saat maserasi berlangsung pelarut berdifusi ke dalam sampel dan melarutkan senyawa-senyawa yang mempunyai kepolaran yang mirip dengan pelarut. Penghalusan sampel bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan sehingga meningkatkan proses ekstraksi dan mempersingkat waktu maserasi Ncube et al, 2008. Dari hasil maserasi diperoleh ekstrak kental metanol berwarna merah kecoklatan sebanyak 60,84 gram dengan rendemen 3,48. Kecilnya hasil rendemen kemungkinan disebabkan oleh sampel yang digunakan adalah bagian buah yang mana mengandung banyak lemak sehingga tidak bisa ditarik oleh metanol. Sebanyak 51,46 gram ekstrak metanol yang didapatkan kemudian dipartisi dengan pelarut n-heksana dan etil asetat yang telah didestilasi menggunakan 19 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta corong pisah. Partisi ekstrak bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa berdasarkan tingkat kepolarannya. Senyawa non-polar pada ekstrak metanol akan terlarut dalam pelarut n-heksana sedangkan senyawa semi polar akan terlarut dalam pelarut etil asetat. Hasil partisi yang diperoleh kemudian diuapkan dengan vaccum rotary evaporator dan dihasilkan tiga ekstrak, yaitu ekstrak n-heksana 1,88 gram 3,65, ekstrak etil asetat 15,44 gram 30 dan ekstrak metanol 31,72 gram 61,64. Masing-masing karakterisasi dan berat ekstrak disajikan dalam tabel 4.1 dan 4.2 berikut : Tabel 4.1 Karakterisasi ekstrak Ekstrak Metanol Ekstrak etil asetat Ekstrak n-heksana Bentuk Ekstrak kental Ekstrak kental Ekstrak kental Warna Coklat Merah Hijau Bau Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tabel 4.2 Berat ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol No. Ekstrak Berat gram Rendemen 1 n-heksana 1,88 3,65 2 Etil asetat 15,44 30 3 Metanol 31,72 61,64 Hasil ekstrak kemudian di freeze dry yang bertujuan untuk mengurangi sisa pelarut sehingga tidak mengganggu hasil uji antibakteri. Selanjutnya dilakukan uji kadar air pada ekstrak metanol dan etil asetat. Ekstrak n-heksana tidak diuji kadar air karena jumlah ekstrak yang dihasilkan sedikit. Uji kadar air dijadikan indikator sisa air dalam ekstrak. Dalam penelitian ini, uji kadar air dilakukan dengan metode gravimetri, yaitu dengan mengeringkan ekstrak metanol dan etil asetat secara terpisah dalam oven 105ÂșC selama 5 jam kemudian dilanjutkan pengeringan pada jarak 1 jam sampai perbedaan antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25. Hasil uji kadar air ekstrak metanol dan etil asetat dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.3 Hasil Uji Kadar Air No. Sampel Bobot awal g Bobot akhir g Kadar air Rata-rata 1 Ekstrak Metanol 1,0420 0,9402 9,76 9,72 1,0020 0,9051 9,67 2 Ekstrak Etil Asetat 1,0045 0,8361 16,76 17,55 1,0090 0,8239 18,34 Hasil uji kadar air ekstrak metanol yang diperoleh adalah 9,72 dan ekstrak etil asetat adalah 17,55 sedangkan dalam parameter standar umum ekstrak tumbuhan dari Depkes RI 2000 batas kadar air ekstrak adalah 10. Hal ini menunjukkan bahwa kadar air ekstrak etil asetat melebihi parameter standar kadar air ekstrak. Kadar air yang tinggi pada ekstrak etil asetat kemungkinan disebabkan oleh pengerjaan partisi yang tidak sempurna pada saat pemisahan lapisan metanol dan etil asetat.

4.3 Penapisan Fitokimia

Dokumen yang terkait

Studi in vitro ; Efek Antikolesterol dari Ekstrak Metanol Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total

15 119 83

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antibakteri dari Kapang Endofit Daun Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, dan Shigella dysenteriae

1 15 108

Isolasi Fraksi Aktif Antibakteri dari Ekstrak Etil Asetat Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

2 35 85

Uji Aktivitas Antioksidan Serta Penentuan Kandungan Fenolat dan Flavonoid Total dari Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume)

8 50 85

Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Menggunakan Metode Difusi Cakram

0 17 54

Uji efek antihiperlipidemia ekstrak etanol buah parijoto : medinilla speciosa blume terhadap kolesterol total, trigliserida, dan vldl pada tikus putih jantan

9 65 124

UjiEfek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume)Terhadap Jaringan Hati Tikus Putih Jantan

3 28 88

Uji Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak Etanol 70% Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) secara In Vitro dengan Metode Stabilisasi Membran HRBC (Human Red Blood Cell)

15 100 94

:Uji Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Buah Parijoto (Medinilla Speciosa Blume) Terhadap Kolesterol Total, Trigliserida, Dan VLDL Pada Tikus Putih Jantan

4 30 124

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PARIJOTO (Medinilla speciosa) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus.

1 9 13