Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

masyarakat kecil. BRI Syariah sebagai lembaga perbankan yang bergerak di bidang ekonomi, tentunya tidak terlepas dari masalah-masalah yang dihadapi dalam mengembangkan sektor UMKM. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, tentunya BRI Syariah harus mempunyai strategi yang tepat, terutama dalam masalah permodalan, agar para pengusaha mikro dapat lebih meningkatkan potensi dalam bidang usaha yang dijalankannya, mengurangi tingkat pengangguran, dan berdampak dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Dekade ini industri perbankan di Indonesia dihadapkan oleh beberapa risiko yang semakin kompleks akibat kegiatan usaha bank yang beragam mengalami perkembangan pesat sehingga mewajibkan bank untuk meningkatkan kebutuhan akan penerapan manajemen risiko untuk meminimalisir risiko yang terkait dengan kegiatan usaha bank. 6 Dengan adanya pembiayaan pada perbankan, memungkinkan terjadinya beberapa risiko yang cukup signifikan. Risiko adalah ancaman atau kemungkinan suatu tindakan atau kejadian yang menimbulkan dampak yang berlawanan dengan tujuan yang ingin dicapai. 7 Risiko dalam sudut pandang bank didefinisikan sebagai peluang dari kemungkinan terjadinya situasi buruk yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari, tetapi dapat dikelola dan dikendalikan. Perbankan syariah dianggap memiliki keunggulan dalam pengelolaan risiko karena berdasarkan nature bisnisnya, perbankan syariah harus 6 Lisa Kartika Sari, “Penerapan Manajemen Risiko pada Perbankan Indonesia”, diakses pada7 April 2014, dari httpejournal.unesa.ac.idindex.phpjurnal-akuntansiarticleview280204 7 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan, Cetakan ke-2, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2011, h. 4 ikut mengelola perusahaan yang diberikan pembiayaan, hal ini untuk meminimalisir risiko. 8 Oleh karena itu, sebagaimana lembaga perbankan pada umumnya, bank syariah juga memerlukan serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha, atau yang biasa disebut manajemen risiko. 9 Manajemen risiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisa, serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. 10 Dalam pengertian lain, manajemen risiko juga merupakan suatu cara, metode, atau ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai jenis risiko, bagaimana mengaturnya dan bagaimana mengelola risiko tersebut dengan tujuan agar terhindar dari risiko. 11 Risiko pembiayaan muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali cicilan pokok yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya risiko pembiayaan adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan likuiditas, sehingga penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibiayainya. Oleh karena itu, bank atau lembaga keuangan perlu menerapkan sejumlah teknik dan 8 Antonius Alijoyo, Baik Perbankan Maupun Sektor Riil Perlu Manajemen Risiko, Jakarta: Sharing, 2006, h. 15 9 Adiwarman A. Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007, h. 255 10 Herman Darmawi, Manajemen Risiko, Cetakan ke-8, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, h. 17 11 Safri Ayat, Manajemen Risiko, Jakarta: Gema Insani Akastri, 2003, h. 1 kebijakan untuk mengelola risiko pembiayaan dalam rangka meminimumkan kemungkinan atau konsekuensi kerugian pembiayaan. 12 Kolektibilitas pembiayaan mikro BRI Syariah juga sangat berperan dalam meminimalisir risiko. Berikut adalah data kolektibilitas pembiayaan mikro BRI Syariah tahun 2012-2013. Tabel 1.1 Kolektibilitas Pembiayaan Mikro BRI Syariah Kolektibilitas 2012 2013 Lancar Rp. 4.000.000.000,00 Rp. 6.120.000.000,00 Dalam Perhatian Khusus Rp. 2.531.300,00 Rp. 2.690.600,00 Kurang Lancar Rp. 2.242.590,00 Rp. 1.921.450,00 Diragukan Rp. 1.738.250,00 Rp. 1.518.500,00 Macet Rp. 10.074.560,00 Rp. 8.595.000,00 Total Rp. 4.016.586.700,00 Rp. 6.134.725.550,00 Sumber: Laporan Keuangan Pembiayaan Mikro BRI Syariah Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa BRI Syariah sangat memperhatikan kolektibilitas angsuran nasabah. Terbukti dengan adanya peningkatan pembiayaan lancar dan penurunan pembiayaan macet pada tahun 2012-2013. Dalam kolektibilitas pembiayaan mikro BRI Syariah mengalami peningkatan jumlah pembiayaan lancar yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp. 4.016.586.700,00, sedangkan pada tahun 2013 sebesar Rp. 6.134.725.550,00. Sebaliknya, pembiayaan macet mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar Rp. 10.074.560,00, sedangkan pada tahun 2013 sebesar Rp. 8.595.550,00. Relationship Officer RO melakukan Colls kolektibilitas 2 hari atau 3 hari 12 Ferry N. Idroes, Manajemen Risiko Perbankan, h. 95 sebelum tanggal jatuh tempo angsuran nasabah. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penunggakan biaya angsuran. Manajemen risiko yang baik dan tepat akan dapat menekan probabilitas dan dampak negatif dari risiko yang ada, konsep manajemen risiko juga diperuntukkan guna meminimalisir risiko yang terdapat pada dunia usaha. Perusahaan yang melakukan proses manajemen risiko juga diharapkan lebih dapat menciptakan nilai tambah, karena potensi return yang diperoleh sudah diperhitungkan lebih besar daripada potensi risiko kerugiannya. Berdasarkan pemaparan tersebut, sudah sepantasnya sebuah organisasi ataupun perusahaan menyadari bahwa pengelolaan risiko merupakan sesuatu yang penting bagi organisasi sehingga perlu memiliki suatu sistem manajerial yang mampu meminimalisir bahkan menghilangkan segala kemungkinan risiko yang dihadapi dalam kegiatan usahanya. Pada Bank BRI Syariah, pihak Risk Management mereka menggunakan model manajemen risiko yang biasa diterapkan oleh perusahaan keuangan lain dalam meminimalisir risiko, akan tetapi dengan perbedaan ini BRI Syariah justru dapat menekan risiko tersebut dengan baik. Dengan berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeinginan untuk menganalisa jenis risiko yang dihadapi pembiayaan mikro dan menganalisa bagaimana penerapan manajemen risiko pembiayaan mikro BRI Syariah dalam meminimalisir risiko. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul “Manajemen Risiko Pembiayaan Mikro pada BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Cipulir”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Berbicara mengenai manajemen memang cukup luas. Demi terselesaikannya penulisan skripsi ini, maka penulis dalam penelitiannya hanya memfokuskan dan membatasi pada pembahasan manajemen risiko yang terdapat pada lembaga keuangan syariah, sesuai dengan skripsi yang ingin diangkat “Manajemen Risiko Pembiayaan Mikro pada BRI Syariah Kantor Cabang Pembantu Cipulir ”. 2. Rumusan Masalah Berdasar pada pembatasan masalah dan pembatasan penelitian tersebut, maka untuk mempermudah pembahasan, penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut: a. Jenis risiko apa yang dihadapi oleh pembiayaan mikro BRI Syariah KCP Cipulir? b. Bagaimana penerapan manajemen risiko pembiayaan mikro BRI Syariah KCP Cipulir untuk meminimalisir risiko yang dihadapi?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Dengan adanya perumusan masalah diatas, tentunya ada tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian skripsi ini, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Mengetahui risiko yang dihadapi BRI Syariah KCP Cipulir dalam produk pembiayaan mikro. b. Menjelaskan manajemen risiko yang diterapkan BRI Syariah KCP Cipulir dalam pembiayaan mikro.

2. Manfaat Penelitian

a. Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca khususnya mahasiswa Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, serta dapat berguna bagi banyak pihak terutama sebagai tambahan referensi atau perbandingan bagi studi-studi yang akan datang.

b. Praktisi

Menjadi masukan dan saran bagi para praktisi, akademisi dalam penelitian selanjutnya sehingga dapat menjadi perbandingan bagi penelitian yang lain.

c. Rekomendasi

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan rekomendasi bagi pihak manajemen risiko BRI Syariah dan menjadi bahan kajian, serta tim pelaksana program pembiayaan mikro yang menangani masalah ini secara khusus, agar mampu mempertahankan kinerja yang sudah baik dan memaksimalkan kinerja yang belum tercapai secara optimal.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam pembahasan dan pengumpulan data skripsi ini, penulis memakai metode penelitian kualitatif deskriptif. Deskriptif menurut pengertiannya adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diteliti. 13 Fenomena itu dapat berupa bentuk aktivitas, karakteristik, peubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. 14 Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: a. Data Perusahaan yang terdiri dari gambaran dan sejarah singkat perusahaan BRI Syariah KCP Cipulir. b. Data tentang deskriptif mengenai Manajemen Risiko pada Pembiayaan Mikro BRI Syariah KCP Cipulir. Data ini diperoleh melalui teknik dokumentasi, wawancara, dan observasi lapangan. 13 Moh. Nasir, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998, h.63 14 Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Rosdakarya, 2006, h.72

2. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah orang atau sekelompok orang yang dapat memberikan informasi. Mereka terdiri dari pengelola perusahaan, pimpinan manajemen hingga karyawan-karyawan yang berhubungan dengan penelitian. Dalam penelitian ini, subjek penelitian lebih dibatasi hanya untuk mereka yang dapat memberikan pengaruh terhadap manajemen risiko dalam perusahaan. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah BRI Syariah KCP Cipulir yang beralamat Jalan Ciledug Raya No. 25, Petukangan Selatan, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Waktu penelitian Februari 2014 – Mei 2014.

3. Jenis Data dan Sumber Data

Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan: a. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber asli yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dan observasi dengan objek penelitian yaitu pihak BRI Syariah KCP Cipulir. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh oleh suatu organisasi atau perorangan dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi, data yang