Analisis Distribusi Penderita Tumor Tulang Berdasarkan Karakteristik Tumor Analisis Distribusi Penderita Tumor Tulang Berdasarkan Jenis Tumor

5.2.2. Analisis Distribusi Penderita Tumor Tulang Berdasarkan Jenis Kelamin

Didapati juga bahwa frekuensi penderita tumor tulang paling banyak adalah berjenis kelamin perempuan sebanyak 23 orang 76,67 dan laki-laki sebanyak 7 orang 23,33. Berbeda dari penelitian Moesbar 2006 yang mana insidensi terjadinya tumor tulang baik jinak maupun ganas paling banyak terjadi pada laki-laki sebanyak 16 kasus 59 dan pada jenis kelamin perempuan ditemukan sebanyak 11 kasus 41. Oemiati 2011 pada penelitian pada analisis lanjutan data riskesdas 2007 - 2008 tentang prevalensi masalah tumor dan beberapa faktor yang mempengaruhinya di Indonesia , analisis faktor demografi berdasarkan jenis kelamin, odds ratio pada perempuan besarnya hampir dua kali lipat dibandingkan laki-laki.

5.2.3. Analisis Distribusi Penderita Tumor Tulang Berdasarkan Karakteristik Tumor

Pada penelitian yang dilakukan ini dijumpai frekuensi jumlah tumor tulang ganas lebih banyak dari pada tumor tulang yang jinak sebanyak 28 kasus 93,33, dan tumor tulang jinak sebanyak 2 kasus 6,67. Frekuensi tumor jinak tulang di jumpai pada laki-laki sebanyak 2 orang 6,67 dan sisanya menderita tumor ganas sebanyak 28 orang 93,33 yang terdiri dari 5 laki- laki 16,67 dan perempuan 23 orang 76,67. Penelitian yang sama dilakukan oleh Moesbar 2006 dari Januari 2002 hingga Juni 2006 di bagian bedah Orthopaedi FK USURSUP Haji Adam Malik Medan di jumpai 17 kasus 63 menderita tumor tulang ganas dan 10 kasus27 mederita tumor tulang jinak. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Norahmawati 2009 di laboratorium Patologi Anatomi RSSA Malang di mana pada penelitian dengan dalam kurun waktu tiga tahun 2005 - 2007, ditemukan sebanyak 22 kasus 20,75 yang menderita tumor tulang jinak dan 73 kasus 68,86 menderita tumor tulang ganas baik primer maupun suatu metastasis. Universitas Sumatera Utara Hal ini dapat terjadi karena berbagai macam faktor yang mana menyebabkan datang dalam kondisi progresifitas yang tinggi. Asmino 1985 dalam Oemiati 2011 mengatakan bahwa masalah penyakit kanker di Indonesia antara lain hampir 70 penderita penyakit ini ditemukan dalam keadaan stadium yang sudah lanjut. Purba 2014 dalam penelitiannya mengatakan, sangat tingginya angka kejadian tumor ganas dibandingkan dengan hanya sedikitnya kejadian tumor jinak bisa terjadi mengingat RSUP Haji Adam Malik merupakan rumah sakit pusat rujukan wilayah Pembangunan A, sehingga pasien-pasien yang berada dalam kondisi parah dan membutuhkan pelayanan lebih lanjut akan dirujuk ke rumah sakit ini.

5.2.4. Analisis Distribusi Penderita Tumor Tulang Berdasarkan Jenis Tumor

Dari penelitian ini dijumpai frekuensi tumor jinak terbanyak adalah sebanyak 2 kasus 6,67 dengan jenis Giant Cell Tumor, hal ini sama seperti pada penelitian Norahmawati 2009 ditemukan 7 kasus31,82 dari 22 kasus tumor tulang jinak. Sedangkan frekuensi tumor ganas terbanyak adalah sebanyak 15 kasus 50,00 yaitu metastasis tulang, diikuti dengan Osteosarkoma sebanyak 10 kasus 33,33, Chondrosarcoma 2 kasus 6,67 dan Ewing’s Sarcoma satu kasus 3,33, sama seperti pada penelitian Norahmawati 2009 yang mana di temukan 29 kasus 59,18 Osteosarcoma dari 49 kasus tumor tulang primer sebagai kasus tumor tulang primer terbanyak. Dan pada penelitian Moesbar 2006 juga ditemukan 13 kasus 48,14 Osteosarcoma dari 27 kasus tumor tulang baik jinak maupun ganas sebagai kasus tumor tulang terbanyak. Rouleau 2002 dalam penelitian Hutagalung 2004 mengatakan keganasan tulang sekunder akibat metastasis karsinoma merupakan keganasan tulang yang paling sering ditemukan, diperkirakan 70 dari keganasan tulang merupakan keganasan tulang sekunder. Universitas Sumatera Utara Pada penelitian kali ini kasus metastasis tulang merupakan kasus tumor tulang yang paling banyak ditemukan yaitu sebanyak 15 kasus 50,00 dari 30 kasus, terlepas dari tumor tulang primer baik jinak maupun ganas. Dikatakan Galanis 2002 dalam Hutagalung 2004 tulang memempati posisi ke tiga dalam lokasi paling sering terjadi proses metastasis setelah paru-paru dan hati. Dikatakan dalam Hutagalung 2004 sebanyak 80 penyakit tulang metastasis berasal dari kanker payudara, prostat, paru-paru, ginjal dan tiroid. Dikutip dari NEJM 2014 ,ada beberapa faktor yang berperan dalam proses terjadinya metastase kanker ke tulang, yaitu aliran darah yang banyak pada sumsum tulang, sel kanker menghasilkan molekul adhesi yang menyebabkan menempelnya sel kanker pada sel stroma sumsum tulang dan matriks tulang, tulang merupakan sumber dihasilkannya faktor-faktor pertumbuhan transforming growth factor, insulin-like growth factors I dan II, fibroblast growth factors, platelet derived growth factors, bone morphogenic protein dan kalsium. Faktor- faktor ini dihasilkan dan teraktivasi pada proses resorpsi tulang dan merupakan ”tanah yang subur” untuk pertumbuhan sel kanker seed-and-soil hypothesis.

5.2.5. Analisis Distribusi Penderita Tumor Tulang Berdasarkan Faktor Resiko