Metode Penelitian Strategi Pembelajaran Afektif Dalam Kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS (Telaah Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 60-82)

BAB IV STRATEGI PEMBELAJARAN AFEKTIF DALAM KISAH NABI MUSA AS DAN KHIDIR AS

A. Tafsir Ayat Surah Al-Kahfi

Surah ini, sebagaimana halnya surah-surah yang turun sebelum hijrah Nabi ke madinah, berbicara tentang tauhid dan keniscayaan kebangkitan. Hanya saja berbeda dengan banyak surah lainnya, uraian tersebut ditampilkan dalam bentuk kisah-kisah yang menyentuh. 88 Dalam surat ini dikisahkan juga pengalaman ruhani yang dialami oleh nabi Musa bersama salah seorang hamba pilihan Allah guna membuktikan bahwa dalam hidup ini akal saja tidak cukup, tetapi harus disertai dengan keimanan kepada Yang Maha Kuasa. 89 Tafsir Ayat 60-61                           60. Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada muridnya: Aku tidak akan berhenti berjalan sebelum sampai ke Pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun. 61. Maka tatkala mereka sampai ke Pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. 34 88 M Quraish Shihab, Al-Lubâb Makna, Tujuan, dan Pelajaran daru Surah-Surah al- Qur‟an, Tangerang: Lentera Hati, 2012, cet. 1, hal. 278. Qur‟an, Menurut al-Maraghi, mayoritas ulama berpendapat bahwa Musa yang dimaksud di sini adalah Musa bin „Imran, nabi bagi Bani Israil yang mempunyai mukjijat nyata dan Syari‟at yang terang, adapun pendapat ini didasarkan pada: 90 1. Sesungguhnya Allah tidak menyebutkan nama Musa dalam kitab-Nya, kecuali Musa yang dituruni Kitab Taurat itu. Maka, dengan disebutkannya nama ini secara mutlak, maka bisa dipastikan bahwa yang dimaksud adalah Musa pemilik Taurat. Dan sekiranya yang dimaksud adalah orang lain yang mempunyai nama itu, tentulah dikenalkan dengan suatu sifat yang bisa memastikan bahwa yang dimaksud adalah bukan Nabi Musa pemilik Taurat, sehingga hilang keraguan. 2. Suatu riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Sa‟id bin Jabir. Bahwasanya saya pernah berkata kepada Ibnu abbas ra, sesungguhnya Nauf Al- Bikaly bin Fudhalah, anak dari istri Ka‟ab salah seorang sahabat Ali ra, menyangka bahwa Musa sahabat Khidir itu bukanlah Musa Bani Israil, maka Ibnu Abbas Berkata, “Berdustalah Mu suh Allah itu”. 91 Nama Musa telah di ulangi penyebutannya dalam al- Qur‟an sebanyak 136 kali, yang semuanya merujuk pada Nabi Musa, sang pemilik keteguhan hati ulul azmi. 92 Kisah yang dipaparkan oleh al- Qur‟an tentang nabi Musa ini tidak disebutkan bagaima na awalnya. Ibnu Abbas mendengar Ubai bin Ka‟ab berkata bahwa ia mendengar Rasulallah Saw bersabda, Musa berdiri khutbah di hadapan Bani Israil, kemudian ia ditanya, “Siapa manusia yang paling dalam ilmunya?” Musa menjawab, “Saya”. Allah Swt mencela Musa yang tidak mengembalikan ilmu kepada Allah. Kemudian Allah mewahyukan kepada Musa bahwasannya seorang hamba-Ku berada ditempat bertemunya dua laut dia lebih pintar dari padamu. Kemudian Musa bertanya, “Bagaimana aku dapat bertemu dengannya?”. Allah berfirman, “Ambillah 90 Ahmad Musthafa al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi, jilid XV, Semarang: CV. Toha Putra, 1988, cet . 1, hal 330. Qur‟an seekor ikan lalu tempatkan ia di wadah. Maka, dimana engkau kehilangan ikan itu, disanalah dia. 93 Setelah nabi Musa mengetahui hal tersebut,dia bertekad untuk menemui hamba Allah yang shalih tersebut untuk menimba ilmu darinya. Quraish shihab menyebutkan, kata huquban ا قح yang menunjukan waktu yang lama ada yang berpendapat setahun, tujuh puluh tahun, delapan puluh tahun atau lebih, atau sepanjang masa. 94 Pada pengembaraan nabi Musa mencari hamba Allah yang shalih itu, Musa berjalan dengan seorang yang disebut dalam al- Qur‟an dengan istilah fata, pemuda يثفلا . Mayoritas para ulama berpendapat bahwa pemuda yang dimaksud pada ayat tersebut adalah Yusya‟ bin Nun bin Afratsim bin Yusuf. Dia menjadi pelayan Musa dan belajar pada beliau. 95 Penggunaan kata fata dalam ayat ini, yang berarti pemuda dan gagah berani, digunakan dalam pengertian anak muda dan pelayan, dan ia adalah tanda kesopanan, kebaikan budi dan nama baik. 96 Ayat ini tidak menjelaskan di mana يرح لا ع جم majma‟al-bahrain pertemuan dua laut itu. Sementara ulama berpendapat bahwa ia di Afrika Tunisia sekarang. Syayid Quthub sebagaimana dikutip Quraish Shihab menguatkan pendapat bahwa ia adalah laut Merah dan laut Putih. Sedang tempat pertemuan itu adalah di Danau at-Timsah dan Danau al-Murrah, yang kini menjadi wilayah mesir atau pada pertemuan antara Teluk Aqabah dan Suez di laut Merah. 97 Ketika nabi Musa dan Yusya mulai melakukan perjalanan, dan ketika keduanya sampai ditempat pertemuan dua laut, yaitu tempat yang Allah janjkan kepada Musa akan bertemu dengan hamba shalih yang dituju, keduanya lupa akan 93 Muhammmad bin Ismail Abu Abdillah al-Bukhori, Jami‟ Shahih al-Mukhtashor min Umri Rasulallah wa Sunaninhi wa Ayyamih, Beirut: Daar Ibnu Katsir, 1987, cet. 3, hal 1757. Hadis no 4450. 94 M Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur‟an, jilid VIII, Jakarta: Lentera Hati, 2002, cet. 1, hal 91. 95 Ahmad Musthafa al-Maraghi, Terjemah Tafsir al-Maraghi, jilid XV, Semarang: CV. Toha Putra, 1988, cet . 1, hal 331. 96 Allamah kamal FI, Tafsir Nurul Quran, jakarta: Al-Huda, 2005, cet. 1, hlm. 119-120 Qur‟an