Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Dina Anggita Lubis : Partisipasi Politik Perempuan Di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan Persoalan, Hambatan, dan Strategi, 2009

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Peran perempuan di Tanah Air telah dimulai sejak zaman penjajahan. Munculnya tokoh perempuan Indonesia seperti R. A Kartini, R. Dewi Sartika, dan Cut Nyak Dien dapat menjadi contoh. Harus diakui bahwa meski sudah banyak tokoh perempuan yang sukses, namun pada sisi lain masih banyak pula hambatan yang dialami kaum perempuan untuk tampil dalam sektor publik. Misalnya, terkait peran perempuan dalam politik, hampir di seluruh negara, khususnya di negara berkembang, menghadapi sejumlah kendala baik struktural maupun kultural. Kendala struktural tersebut sering kali berkaitan dengan permasalahan pendidikan, status sosial, ekonomi, dan pekerjaan. Pekerjaan perempuan masih sering diidentikkan dengan pekerjaan “kelas dua” yang sulit berimbang dengan laki-laki. Sementara kendala kultural terkait dengan faktor budaya dalam masyarakat seperti menempatkan perempuan sebagai untuk sekedar tinggal dirumah. Kini konsep kesetaraan gender dianggap sebagai sebuah jawaban untuk mengatasi persoalan perempuan tersebut. Gerakan ini sudah berkembang menjadi gerakan massal yang sangat berpengaruh. www.asiandevbank.org Reformasi yang dialami bangsa Indonesia pada tahun 1998 membawa perubahan pada sistem politik terutama sistem Pemilu. Perubahan ini membuka peluang bagi setiap elemen bangsa untuk terlibat di dalamnya, menuju kehidupan demokrasi yang lebih baik. Bagi kaum perempuan di Indonesia, perubahan sistem politik itu juga memberi harapan bagi mereka untuk dapat memperjuangkan kepentingannya dengan lebih nyata. Perubahan dalam sistem Pemilu antara lain, diberlakukannya UU No. 12 Tahun 2003 merupakan Legitimasi kuota 30 bagi Dina Anggita Lubis : Partisipasi Politik Perempuan Di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan Persoalan, Hambatan, dan Strategi, 2009 keterwakilan perempuan sebagai caleg dari partai politik, dan jumlah partai politik peserta Pemilu tidak lagi dibatasi sehingga ada partai politik yang mengatasnamakan kaum perempuan Indonesia. Kuota anggota legislatif perempuan sekurang-kurangnya 30 di partai politik dan parlemen, merupakan kebijakan yang positif bagi pemberdayaan partisipasi politik perempuan. Jumlah pemilih dalam Pemilu 2004 lebih dari 51 nya adalah perempuan. Seharusnya, idealnya kaum perempuan secara struktural memiliki kesempatan lebih besar untuk menjadi politisi, dibandingkan pada Pemilu sebelumnya. Namun kenyataannya tidaklah demikian, sebab jalan bagi munculnya banyak politisi perempuan di Indonesia masih menghadapi banyak kendala. Baik dari kaum perempuan itu sendiri maupun kondisi riil politik, dan sosial budaya yang acap kali belum men-support keberadaannya di dunia politik. www.rahima.or.id Upaya mencapai kuota minimum jumlah perempuan di parlemen tidak bisa dilepaskan dengan upaya peningkatan kualitas dari kaum perempuan itu sendiri. Tanpanya, kesempatan apapun yang diberikan melalui ketentuan untuk memberikan ruang politik yang lebih luas lagi bagi perempuan, tidak akan menghasilkan perbaikan yang berarti. Dengan demikian, diperlukan upaya yang sistematis dan terprogram untuk meningkatkan kapasitas politik perempuan. Salah satu kendala untuk terlaksananya peningkatan kapasitas perempuan dalam arena politik masih adanya pandangan yang kuat dimasyarakat yang menempatkan kaum perempuan hanya mengurusi suami dan anak-anak. Aktivitas perempuan dipanggung politik, di Indonesia dewasa ini masih merupakan sesuatu yang dianggap tabu. Dina Anggita Lubis : Partisipasi Politik Perempuan Di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan Persoalan, Hambatan, dan Strategi, 2009 Tabel 1. Jumlah Caleg Perempuan Partai Politik Pemilu Legislatif 2009 No Nama Partai JC Kuota Perempuan yang dipenuhi Partai Politik Berdasarkan Total Jumlah Caleg CL CP 1 Hanura 600 414 69,0 186 31,0 2 PKPB 141 86 60,9 55 39,0 3 PPPI 274 140 51,0 134 48,9 4 PPRN 288 212 73,6 76 26,3 5 GERINDRA 387 275 71,0 112 28,9 6 PBNBARNAS 276 172 62,3 104 37,6 7 PKPI 315 173 54,9 142 45,0 8 PKS 579 364 62,8 215 37,1 9 PAN 592 413 69,7 179 30,2 10 PIB 55 35 63,6 20 36,3 11 P.Kedaulatan 243 154 63,3 89 36,6 12 PPD 159 92 57,8 67 42,1 13 PKB 392 258 65,8 134 34,1 14 PPI 276 184 66,6 92 33,3 15 PNI Marhaen 113 76 67,2 37 32,7 16 PDP 400 234 58,5 166 41,5 17 PKP 199 133 66,8 66 33,1 18 PMB 303 179 59,0 124 40,9 19 PPDI 50 34 68 16 32,0 20 PDK 250 143 57,2 107 42,8 21 RepublikaN 229 162 70,7 67 29,2 22 Partai Pelopor 106 65 61,3 41 38,6 23 Golkar 638 446 69,9 192 30,0 24 PPP 470 339 72,1 131 27,8 Dina Anggita Lubis : Partisipasi Politik Perempuan Di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan Persoalan, Hambatan, dan Strategi, 2009 25 PDS 322 207 64,2 115 35,7 26 PNBK 171 115 67,2 56 32,7 27 PBB 392 263 67,0 129 32,9 28 PDI-P 628 407 64,8 221 35,1 29 PBR 314 185 58,9 129 41,0 30 Partai Patriot 125 102 81,6 23 18,4 31 Partai Demokrat 658 439 66,7 219 33,2 32 PKDI 145 100 68,9 45 31,0 33 PIS 315 192 60,9 123 39,0 34 PKNU 288 192 66,6 96 33,3 41 Partai Merdeka 89 57 64,0 32 35,9 42 PPNU 92 52 56,5 40 43,4 43 PSI 127 81 63,7 46 36,2 44 Partai Buruh 218 142 65,1 76 34,8 TOTAL 11.219 7.317 65,2 3.902 34,7 Sumber : Harian Kompas, Senin 9Februari 2009. Keterangan : JC Jumlah Calaeg; CP Caleg Perempuan; CL Caleg Laki-laki; DP Daerah Pemilihan; Persentase. Urutan diatas sesuai dengan nomor partai politik peserta Pemilu Legislatif 2009. Salah satu hambatan bagi keterlibatan perempuan dalam aspek politik adalah adanya anggapan bahwa politik itu kotor. Hal ini berarti berkecimpung dalam dunia politik adalah dianggap tidak baik. Dengan anggapan ini kemudian muncul pandangan bahwa berpolitik, terutama bagi perempuan adalah tidak pantas. Apalagi perempuan yang Islam muslimah tidak pantas berpolitik. Politik hanya pantas untuk laki - laki. Di Indonesia, pada periode 1992-1997, jumlah perempuan yang menjadi anggota DPR sebanyak 63 orang atau sekitar 12,5 peresen. Namun, pada tahun 1997- 1999 turun menjadi 57 orang atau 11,5 peresen. Saat reformasi, saat bangsa ini bertekad mewujudkan demokrasi yang lebih sehat, yaitu pada periode 1999-2004, Dina Anggita Lubis : Partisipasi Politik Perempuan Di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan Persoalan, Hambatan, dan Strategi, 2009 angka tersebut malah turun menjadi 45 orang atau hanya 9 persen. wri.or.idgenderindex.php. Berbagai alasan dikemukakan oleh para pemimpin partai perihal penurunan keterwakilan perempuan di DPR. Pertama, partai politik kesulitan dalam merekrut anggota legislatif perempuan. Persoalan menghadang tidak hanya pada kuantitas tetapi juga kualitas calon. Alasan ini perlu kiranya dicurigai, karena jangan-jangan minimnya kader perempuan terkait dengan sistem pengkaderan partai yang memang tidak memberi tempat, perhatian, serta peluang pada perempuan. Kedua, partai politik mengaku sulit mengajak perempuan terlibat dalam wacana politik, apalagi mengajaknya terlibat dalam politik praktis. Pemimpin partai politik beralasan, banyak perempuan yang masih alergi dengan politik, karena mereka belum sadar politik. Tentu saja alasan terakhir ini tidak secara gampang bisa dipercaya. Sebaliknya, perlu ada kecurigaan ,jangan-jangan kesadaran politik pada perempuan tidak pernah muncul karena wilayah politik selama ini di klaim sebagai milik laki-laki. Rendahnya kesadaran politik, dengan demikian, bukan hanya kesalahan perempuan, tetapi merupakan kesalahan bersama, terutama kesalahan dalam mendefinisikan kata politik Siti Musdah Mulia dan Anik Farida, 2005 : 16-18. Tabel 2. Jumlah Calon Anggota Legislatif Perempuan per-Provinsi Tahun 2009-20014 No Provinsi Jumlah 1. Nanggroe Aceh Darussalam 89

2. Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbandingan Partisipasi Politik Perempuan di Partai Nasdem (Nasional Demokrat) dan PKS (Partai Keadilan Sejahtera) Kabupaten Batubara

2 76 172

Pengaruh Kebijakan Partai Politik Dalam Meningkatkan Keterwakilan Perempuan Di Pemerintahan (Studi Kasus pada DPW Partai Keadilan Sejahtera Provinsi Sumatera Utara)

1 59 169

Perempuan Dalam Partai Politik Islam Studi Etnografi Tentang Peran dan Posisi Perempuan Dalam Sistem Kaderisasi di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan

0 29 122

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP MODEL PENGKADERAN DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PARTISIPASI POLITIK PEREMPUAN DI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA KOTA MEDAN.

0 0 33

Perempuan Dalam Partai Politik Islam Studi Etnografi Tentang Peran dan Posisi Perempuan Dalam Sistem Kaderisasi di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan

0 0 15

Perempuan Dalam Partai Politik Islam Studi Etnografi Tentang Peran dan Posisi Perempuan Dalam Sistem Kaderisasi di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan

0 0 1

Perempuan Dalam Partai Politik Islam Studi Etnografi Tentang Peran dan Posisi Perempuan Dalam Sistem Kaderisasi di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan

0 0 26

Perempuan Dalam Partai Politik Islam Studi Etnografi Tentang Peran dan Posisi Perempuan Dalam Sistem Kaderisasi di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan

0 0 23

Perempuan Dalam Partai Politik Islam Studi Etnografi Tentang Peran dan Posisi Perempuan Dalam Sistem Kaderisasi di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan

0 0 3

Perempuan Dalam Partai Politik Islam Studi Etnografi Tentang Peran dan Posisi Perempuan Dalam Sistem Kaderisasi di DPD Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan

0 0 4