BAB 4 HASIL PENELITIAN
Pengambilan data dilakukan pada bulan September 2014 sampai bulan Mei 2015 di beberapa Sekolah Luar Biasa, Yayasan Terapi, dan Sekolah Umum di kota Medan. Pengumpulan
data anak autis dilakukan di SLB-E Negeri PTP Sumatera, SDSLB-ABC-TPI, Yayasan Tali Kasih, Kudos Kindle Center, dan Yayasan Anak Kita Medan, sedangkan pengumpulan data anak
normal dilakukan di Sekolah Angkasa dan Sekolah T.P.I Medan. Data primer dari kedua kelompok subjek penelitian diperoleh melalui wawancara dan
pemeriksaan klinis. Total subjek penelitian berjumlah 100 orang yang terdiri atas 50 anak autis dan 50 anak normal dengan menyesuaikan usia dan jenis kelamin yang dipilih berdasarkan
kriteria inklusi dan eksklusi.
4.1 Data Demografi Subjek Penelitian
Data demografi subjek penelitian terdiri atas periode gigi bercampur dan permanen serta jenis kelamin. Pada Tabel 1, subjek penelitian pada periode gigi bercampur untuk anak autis
yaitu sebanyak 28 anak 56 dan untuk anak normal yaitu 29 anak 58, sedangkan pada periode gigi permanen untuk anak autis sebanyak 22 anak 44 dan anak normal sebanyak 21
anak 42. Berdasarkan jenis kelamin, subjek penelitian didominasi oleh laki-laki dengan jumlah 44 anak 88 sedangkan perempuan sebanyak 6 anak 12.
Tabel 1. Distribusi data demografi responden berdasarkan usia dan jenis kelamin
Karakteristik Kelompok
Total Autis
n=50 n
Normal n=50
n
Jenis kelamin Laki-laki
Perempuan 44 88
6 12 44 88
6 12 88 88
12 12 Periode gigi
Bercampur 28 54
29 58 56 56
Universitas Sumatera Utara
Permanen 22 46
21 42 44 44
Total 50 100
50 100 100 100
4.2 Distribusi Oklusi Anak Autis dan Normal Menurut Klasifikasi Angle Berdasarkan Periode Pertumbuhan Gigi
Distribusi oklusi menurut Klasifikasi Angle pada seluruh populasi autis adalah: Oklusi Klas I normal sebanyak 7 anak 14 dan maloklusi sebanyak 43 anak 86, dengan rincian
pada 28 anak autis periode gigi bercampur yaitu: oklusi normaloklusi Klas I sebanyak 7 anak 14, maloklusi Klas I sebanyak 12 anak 24, maloklusi Klas II sebanyak 8 anak 16,
maloklusi Klas III sebanyak 1 anak 2. Pada 22 anak autis periode gigi permanen diperoleh hasil: tidak ada oklusi normaloklusi Klas I, maloklusi Klas I sebanyak 12 anak 24, maloklusi
Klas II sebanyak 5 anak 10, dan maloklusi Klas III sebanyak 5 anak 10. Distribusi oklusi menurut Klasifikasi Angle pada seluruh populasi normal adalah: Oklusi normal Klas I sebanyak
12 anak 24 dan maloklusi sebanyak 38 anak 76. Berdasarkan periode gigi bercampur pada 29 anak normal yaitu: oklusi normaloklusi Klas I sebanyak 8 anak 16, maloklusi Klas
I sebanyak 16 anak 32, maloklusi Klas II sebanyak 2 anak 4, maloklusi Klas III sebanyak 3 anak 6. Pada 21 anak normal periode gigi permanen, oklusi normaloklusi Klas I sebanyak
4 anak 8, maloklusi Klas I sebanyak 14 anak 28, maloklusi Klas II sebanyak 1 anak 2, dan maloklusi Klas III sebanyak 2 anak 4 Tabel 2
Tabel 2. Distribusi oklusi pada anak autis dan normal berdasarkan klasifikasi Angle periode pertumbuhan gigi
Klasifikasi
Angle Kelompok
Autis n=50 Normal n=50
Gigi bercampur
n Gigi
permanen n
Total n
Gigi bercampur
n
Gigi permanen
n Total
n
Oklusi Klas I Maloklusi:
Klas I Klas II
Klas III 7 14
12 24 8 16
1 2 12 24
5 10 5 10
7 14
24 48 13 26
6 12 8 16
16 32 2 4
3 6 4 8
14 28 1 2
2 4 12 24
30 60 3 6
5 10
Universitas Sumatera Utara
4.3 Distribusi Gambaran Maloklusi pada Anak Autis dan Normal pada Periode Gigi Bercampur