Tumbuhan sebagai Pengobatan Tradisional

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Tumbuhan sebagai Pengobatan Tradisional

Allah SWT menjelaskan tentang tumbuhan dalam surat Al- Anam ayat 99 yang mempunyai arti, Dan Dialah yang menurunkan air dari langit lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan Kami keluarkan pula zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman. Pada ayat di atas telah dijelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan berbagai jenis tumbuhan dengan banyak manfaat bagi kesehatan. Hal ini juga selaras dengan kebiasaan masyarakat kita yang juga sering memanfaatkan berbagai macam tumbuhan sebagai salah satu pengobatan tradisional. Obat tradisonal merupakan suatu bahan ataupun suatu ramuan bahan yang bisa terdiri dari bahan-bahan alam, yaitu bahan dari tumbuhan, bahan dari hewan, bahan dari mineral, campuran dari semua bahan alam tersebut, yang telah dimanfaatkan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan ini telah dilakukan secara turun-temurun. 7 Menurut WHO, pengobatan tradisional adalah sekumpulan pengetahuan, kemampuan, dan praktek yang berdasarkan teori, kepercayaan, dan pengalaman dari berbagai macam budaya, baik yang bisa dijelaskan maupun yang tidak bisa dijelaskan, yang digunakan dalam pemelihaaraan kesehatan baik dalam hal pencegahan, diagnosis, perbaikan ataupun pengobatan untuk penyakit fisik dan mental. 8 Obat herbal terutama yang terstandar merupakan suatu sediaan obat yang berasal dari alam yang keamanan dan khasiatnya telah mengalami pembuktiaan dengan cara ilmiah berupa uji praklinik dimana bahan baku pembuat obat herbal tersebut sudah terstandarisasi. Sedangkan fitofamaka sendiri merupakan suatu sediaan obat yang berasal dari alam yang keamanan dan khasiatnya telah mengalami pembuktiaan dengan cara ilmiah berupa uji praklinik dan uji klinik dimana bahan baku pembuat obat herbal tersebut sudah terstandarisasi. 7 Dalam pengembangan obat tradisional sendiri, untuk diterima menjadi fitofarmaka yang bisa digunakan pada layanan kesehatan formal maka harus dilakukan beberapa tahapan. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut: 1. Seleksi Dalam tahap seleksi ini akan dilakukan pemilihan obat tradisional yang dilakukan penelitian. Obat tradisional tersebut yang memiliki prioritas untuk dilakukan penelitian dan pengembangan adalah sebagai berikut:  Memiliki kemungkinan terdapatnya khasiat terhadap penyakit yang prevalensinya termasuk yang tertinggi di Indonesia.  Secara pengalaman memiliki khasiat terhadap suatu penyakit tertentu.  Dapat dijadikan sebagai alternatif yang jarang terhadap suatu penyakit tertentu. 9 2. Uji preklinik Pada uji preklinik, uji yang akan dilakukan dengan cara in vitro dan in vivo pada hewan yang diujikan untuk mengetahui toksisitas dan efek farmakodinamiknya. Uji toksisitas yang dilakukan pada hewan yang diujikan memiliki tujuan untuk mengetahui keamanan dalam penggunaannya. Sedangkan uji farmakodinamik pada hewan yang diujikan memiliki tujuan untuk memprediksi efek pada manusia. 9 3. Standarisasi Dalam standarisasi terdiri dari beberapa tahap yang akan dilakukan, yaitu standarisasi simplisia, penentuan identitas, dan penentuan bentuk sediaan yang sesuai. Karena dalam bentuk sediaan, proses pengolahan, dan kondisi bahan yang berbeda dapat memengaruhi efek yang ditimbulkan oleh suatu obat. 9 4. Uji klinik Uji klinik ini apabila telah dilakukan dan dapat dibuktikan khasiat dan keamanan obat tradisional ataupun obat herbal, maka obat tradisional maupun obat herbal dapat diubah menjadi fitofarmaka. Uji klinik sendiri terdiri dari beberapa fase, yaitu:  Fase I bertujuan untuk melakukan uji terhadap keamanan dan tolerabilitas obat tradisional maupun obat herbal. Pada fase ini, dilakukan pada sukarelawan yang sehat.  Fase II terdiri dari dari fase II awal yang melakukan uji terhadap suatu obat tradisional maupun obat herbal pada pasien dengan jumlah yang terbatas, tetapi tanpa pembanding dan fase II akhir yang melakukan uji terhadap suatu obat tradisional maupun obat herbal pada pasien dengan jumlah yang terbatas, tetapi pada fase II akhir ini, digunakan pembanding.  Fase III dilakukan suatu uji klinik definitif.  Fase IV dilakukan setelah pemasaran, hal ini bertujuan untuk melihat apakah ada efek samping yang jarang ataupun yang timbulnya lambat pada obat yang diujikan. 9

2.1.2 Tumbuhan Alpukat

Dokumen yang terkait

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Buah Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

1 11 70

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Paku Pedang (Nephrolepis falcata) terhadap Larva Artemia Salina L dengan metode Brain Shirmp Lethaly Test (BSLT)

0 45 48

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

2 29 75

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

2 34 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum canum Sims) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

1 14 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak nheksan Daun Garcinia benthami Pierre Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 5 63

Uji toksisitas akut ekstrak metanol buah phaleria macrocarpa (scheff) boerl terhadap larva artemia salina leach dengan metode brine shrimp lethality test (BSLT)

1 12 70

Uji toksisitas akut ekstrak metanol daun annona muricata l terhadap larva artemia salina leach dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

3 54 69

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Etanol 96% Biji Buah Alpukat (Persea americana Mill.) Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). 2014

1 23 64

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Metanol Buah Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl Terhadap Larva Artemia salina Leach dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

0 1 70