Esterifikasi Interesterifikasi Transesterifikasi Ester

Herry Yul Salim Tarigan : Sintesis 4-Alil-2-Metoksi Fenil Laurat Melalui Reaksi Transesterifikasi Antara 4-Alil-2- Metoksi Fenil Asetat Dengan Metil Laurat, 2010. umumnya mempunyai bau yang enak, seperti rasa buah dan wangi buah – buahan. Hart, H.,1990 Ester memiliki beberapa sifat fisik yang menguntungkan, biasanya sering dilakukan esterifikasi terhadap campuran asam, untuk memudahkan kemurnian, pemisahan dan karakterisasi. Ester dari asam yang berwujud padat melebur pada temperatur lebih rendah daripada titik lebur asam karboksilat yang sering terjadi lebih jelas tanpa dekomposisi, lebih larut di dalam pelarut organik dan mengkristal dengan lebih sempurna. Fieser, L.F., and Fieser, M., 1956.

2.4.1. Esterifikasi

Esterfikasi adalah reaksi pembentukan ester. Reaksi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara : 1. Reaksi antara asam karboksilat dengan alkohol RCOOH + R’OH RCOOR’ + H 2 O 2. Reaksi antara halida asam dengan alkohol RCOCl + R’OH RCOOR’ + HCl 3. Reaksi antara anhidrida dengan alkohol RCO 2 O + R’OH RCOOR’ + RCOOH 4. Reaksi antara suatu karboksilat dan alkil halida RCOOH + R’X RCOOR’ + HX Esterifikasi yang melibatkan alkohol dan asam karboksilat dengan adanya katalis asam dan basa, hanya akan memberikan hasil yang baik terhadap alkohol primer, sedangkan dengan alkohol sekunder dan tersier tidak memberikan hasil yang diharapkan. Kammoun, 1997

2.4.2. Interesterifikasi

Herry Yul Salim Tarigan : Sintesis 4-Alil-2-Metoksi Fenil Laurat Melalui Reaksi Transesterifikasi Antara 4-Alil-2- Metoksi Fenil Asetat Dengan Metil Laurat, 2010. Reaksi interesterifikasi adalah suatu reaksi yang menyangkut pertukaran gugus asil dengan trigliserida. Reaksi interesterifikasi dapat dibagi atas : 1. Alkoholisis adalah reaksi dimana suatu ester diubah menjadi ester lain melalui reaksi dengan suatu alkohol. RCO 2 R’ + ROH RCO 2 R + R’OH 2. Asidolisis adalah reaksi dimana suatu ester diubah menjadi suatu ester lain dengan reaksi dengan suatu asam. R’CO 2 R’’ + RCO 2 H RCO 2 R’’+ R’CO 2 H Eckey, S.W., 1996 Reaksi interesterifikasi dimungkinkan terjadi dikarenakan modifikasi gugus pergi leaving group, pelarut, nukleofil yang merupakan perubah pada reaksi interesterifikasi. Yamane, Miyawaki.,1990.

2.4.3. Transesterifikasi

Reaksi transesterifikasi merupakan proses yang telah banyak dikembangkan di Eropa dalam produksi margarin. Negara Amerika yang secara umum melakukan proses hidrogenasi untuk produksi margarin, telah mencoba untuk mengaplikasikan proses transesterifikasi. Perkembangan ini sejalan untuk memperoleh margarin dengan kandungan asam lemak trans yang rendah. Haumann, 1994. Transesterifikasi adalah susunan ulang dari ester asam lemak dalam molekul gliserol. Riegel, 1992. Dalam proses ini temperatur lebih rendah dari proses hidrogenasi. Transesterifikasi berlangsung dengan penambahan katalis dalam lemak atau minyak. Katalis yang pertama digunakan adalah garam timah atau natrium, namun hal ini membutuhkan temperatur yang sangat tinggi 225 – 250 o C. Kemudian dipelajari natrium metoksida, tempratur yang dibutuhkan jauh berkurang yaitu berkisar antara 5 – 135 o C, juga aktifasinya semakin tinggi. Randomisasi biasanya terjadi pada 95 – 135 o C. Herry Yul Salim Tarigan : Sintesis 4-Alil-2-Metoksi Fenil Laurat Melalui Reaksi Transesterifikasi Antara 4-Alil-2- Metoksi Fenil Asetat Dengan Metil Laurat, 2010. Pengacakan transesterifikasi yang banyak digunakan yakni pertukaran minyak dengan campuran lemak padat, atau dengan campuran lemak tidak jenuh ganda. Pada tahun 1969, instansi Jerman membenarkan produksi asam lemak tidak ditemukan dari proses transesterifikasi dalam pembuatan margarin. Haumann, 1994

2.5. Surfaktan