Gambaran Umum Objek Penelitian Penemuan dan Pembahasan.

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik yang berada di wilayah Jakarta. Kantor Akuntan Publik yang telah diberi kuesioner sebanyak 16 KAP. Berikut nama-nama Kantor Akuntan Publik: Tabel 4.1 Nama-nama Kantor Akuntan public No Kantor Akuntan publik 1. Jamaludin Iskak 2. Rama Wendra 3. Salam Rauf 4. Tasnim Ali Widjanarko dan Rekan 5. Ahmad Toha 6. Armanda dan Renita 7. Drs. Rasin Ichwan 8. Tedy Chandra 9. Ahmad Rasyid, Hisbullah dan Jery 10. Usman 11. Junarto 12. Eddy Kasim 13. Abdul Hamid Cebba 14. A. Krisnawan dan Rekan 15. Joachim Sulistyo dan Rekan 16. Drs.Bismar, Salmon dan rekan . Penyebaran kuesioner di mulai pada tanggal 6 April 2009 sampai dengan tanggal 28 April 2009 sedangkan waktu pengembalian kuesioner dari responden dimulai dari tanggal 4 Mei 2009 sampai dengan 26 Mei 2009. Dalam menyebarkan kuesioner, peneliti datang langsung ke instansi yang terkait dengan tujuan untuk mengurangi rendahnya response rate. 2. Response Rate Responden yang dijadikan dalam penelitian ini adalah auditor eksternal yang bekerja di Kantor Akuntan Publik. Berdasarkan kuesioner yang disebar dan dikembalikan maka diperoleh identitas responden dengan tingkat pengembalian sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi dan Tingkat Pengembalian Kuesioner Keterangan Jumlah Presentase Kuesioner yang dikirim 75 100 Kuesioner yang tidak kembali 22 29 Kuesioner yang kembali dan dapat diolah 53 71 Sumber: Data primer yang diolah.

B. Penemuan dan Pembahasan.

1. Statistik Deskriptif a. Statistik Deskriptif Responden Statistik deskriptif responden memberikan gambaran atau deskripsi mengenai karakteristik responden yang diukur dengan skala ordinal yang besarnya frekuensi absolut dan presentase jenis kelamin, umur, pendidikan, lamanya bekerja, dan posisi jabatan tempat responden bekerja. Data mengenai deskriptif responden ditampilakan dalam tabel 4.3. Tabel 4.3 Deskriptif Data Responden Jumlah Dasar klasifikasi Sub klasifikasi Absolut Presentase Jenis Kelamin o Pria o Wanita 33 20 62,26 37,74 Usia o 25 Th o 25 – 30 Th o 31 – 40 Th o 40 Th 17 23 13 32,07 43,40 24,53 Pendidikan o D3 o S1 o S2 o S3 o Lain-lain 5 41 7 9,43 77,36 13,21 Lama Bekerja o 5 Th o 5 – 10 Th o 10 Th 29 24 57,72 45,28 Jabatan o Junior Auditor o Senior Auditor o Manajer Auditor o Partner 35 18 66,0 33,96 Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.3 menunjukkan responden berjenis kelamin pria lebih besar yaitu sebanyak 33 orang atau sebesar 62,26 dibandingkan dengan responden yang berjenis kelamin wanita yaitu sebanyak 20 orang atau sebesar 37,74. Dilihat dari usia yang paling banyak menjadi responden adalah yang berusia 25-30 tahun yaitu sebanyak 23 orang atau sebesar 43,40, selain itu responden yang berusia di atas kurang dari 25 tahun sebanyak 17 orang atau sebesar 32,07 dan responden yang berusia 31 – 40 tahun sebanyak 13 orang atau sebesar 24,53. Sedangkan dari pendidikan terakhir yang didapat sebagian besar responden adalah lulusan S1 yaitu sebanyak 41 orang atau sebesar 77,36, setelah itu responden dengan lulusan S2 sebanyak 7 orang atau sebesar 13,21 dan terakhir responden adalah lulusan D3 sebanyak 5 orang atau sebesar 9,43. Dilihat dari lamanya bekerja responden di kantor akuntan publik tersebut sebagian besar telah bekerja selama kurang dari 5 tahun yaitu sebanyak 29 orang atau sebesar 57,72 dan sisanya bekerja selama 5-10 tahun yaitu sebanyak 24 orang atau sebesar 45,28. Sesuai dengan kriteria lamanya bekerja yaitu lebih dari 1 tahun maka responden tersebut dapat dijadikan sampel dalam penelitian. Sedangkan berdasarkan jabatan yang diduduki responden saat ini sebagian responden adalah junior auditor yaitu sebanyak 35 orang atau sebesar 66,03, terakhir yaitu senior auditor sebanyak 18 orang atau sebesar 33,96. b. Statistik Deskriptif Variabel Pengukuran statistik deskriptif variabel dilakukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata mean, dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian yaitu motivasi, etos kerja, komitmen profesional, dan peningkatan kinerja auditor yang digambarkan dalam tabel 4.4. Tabel 4.4 Deskriptif Data Variabel Descriptive Statistics N Min Max Mean Std. Deviation Motivasi 53 31 50 38,68 4,471 Etos Kerja 53 37 55 45,70 4,098 Komitmen Profesional 53 42 63 48,28 4,692 Peningkatan Kinerja 53 74 114 88,11 7,303 Valid N listwise 53 Sumber: Data primer yang diolah. 2. Uji Kualitas Data a. Uji Reliabilitas Sebelum instrumen disebarkan kepada responden yang menjadi sampel penelitian dilakukan terlebih dahulu uji reliabilitas dari masing- masing pertanyaan untuk mengetahui apakah pertanyaan dari kuesioner cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa semua variabel dikatakan reliabel karena memiliki nilai di atas 0,60. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan pengukuran dengan menghitung koefisien Cronbach Alpha dari masing- masing instrumen dalam satu variabel. Instrumen dapat dikatakan handal reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0.60 Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005. Tabel 4.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Cronbachs Alpha Status Motivasi X1 0,821 Reliabel Etos Kerja X2 0,865 Reliabel Komitmen Profesional Y 0,846 Reliabel Peningkatan Kinerja Z 0,878 Reliabel Sumber: Data primer yang diolah Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa masing-masing variabel yaitu Motivasi X 1 , Etos Kerja X 2 , Komitmen Profesional Y dan Peningkatan Kinerja Z dinyatakan reliabel karena memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,60. Dan hasil ini membuktikan bahwa variabel-variabel di atas dapat dilanjutkan pada uji analisis berikutnya. b. Uji Validitas Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation. Pedoman suatu model dikatakan valid jika signifikan probabilitasnya memiliki nilai di bawah 0,05. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Motivasi M Variabel Pearson Correlation Sig Status M_01 M_02 M_03 M_04 M_05 M_06 M_07 M_08 M_09 M_10 0,659 0,625 0,686 0,689 0,651 0,445 0,529 0,736 0,669 0,596 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data primer yang diolah. Tabel 4.6 menunjukkan bahwa Motivasi X 1 dinyatakan valid karena memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Etos Kerja E.K Variabel Pearson Correlation Sig Status EK_01 EK_02 EK_03 EK_04 EK_05 EK_06 EK_07 EK_08 EK_09 EK_10 EK_11 0,619 0,632 0,477 0,668 0,610 0,624 0.772 0,700 0,793 0,662 0,674 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data primer yang diolah. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa Etos Kerja X 2 dinyatakan valid karena memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Komitmen Profesional K.P Variabel Pearson Correlation Sig Status KP_01 KP_02 KP_03 KP_04 KP_05 KP_06 KP_07 KP_08 KP_09 KP_10 KP_11 KP_12 KP_13 0,601 0,751 0,610 0,576 0,595 0,394 0,598 0,402 0,522 0,638 0,821 0,594 0,585 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data primer yang diolah. Tabel 4.8 menunjukkan bahwa Komitmen Profesional Y dinyatakan valid karena memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Peningkatan Kinerja P.K Variabel Pearson Correlation Sig Status PK_01 PK_02 PK_03 PK_04 PK_05 PK_06 PK_07 PK_08 PK_09 PK_10 PK_11 PK_12 PK_13 PK_14 PK_15 PK_16 PK_17 PK_18 PK_19 PK_20 PK_21 PK_22 PK_23 0,609 0,589 0,493 0,601 0,553 0,579 0,405 0,573 0,558 0,499 0,638 0,463 0,306 0,641 0,277 0,544 0,505 0,555 0,697 0,653 0,446 0,439 0,249 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Data primer yang diolah. Tabel 4.9 menunjukkan bahwa Peningkatan Kinerja Z dinyatakan valid karena memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. 3. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis menggunakan analisis jalur path analysis. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori Imam Ghozali, 2005:160. 1. Hasil Uji Hipotesis Struktur I a. Hasil Uji Korelasi Tabel 4.10 Hasil Uji Korelasi Correlations Motivasi Etos Kerja Komitmen Profesional Peningkatan Kinerja Motivasi Pearson Correlation 1 ,623 ,499 ,683 Sig. 2-tailed . ,000 ,000 ,000 N 53 53 53 53 Etos Kerja Pearson Correlation ,623 1 ,396 ,590 Sig. 2-tailed ,000 . ,003 ,000 N 53 53 53 53 Komitmen Profesional Pearson Correlation ,499 ,396 1 ,761 Sig. 2-tailed ,000 ,003 . ,000 N 53 53 53 53 Peningkatan Kinerja Pearson Correlation ,683 ,590 ,761 1 Sig. 2-tailed ,000 ,000 ,000 . N 53 53 53 53 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Sumber: Data primer diolah. Tabel 4.10 menunjukkan korelasi positif antara etos kerja X 2 dengan motivasi X 1 yaitu sebesar 0,623. Etos kerja dan motivasi berkorelasi kuat karena nilainya di atas 0,5. b. Uji Koefisien Determinasi Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa jauh variabel motivasi X 1 dan etos kerja X 2 dalam menjelaskan variabel komitmen profesional Y. Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,511a ,261 ,231 4,113 a Predictors: Constant, Motivasi, Etos Kerja b Dependent Variable: Komitmen Profesional Sumber : Data primer yang diolah. Pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa nilai koefisien Adjusted R Square adalah sebesar 0,231, hal ini berarti 23,1 variabel komitmen profesional dapat dijelaskan oleh variabel motivasi dan etos kerja. Sedangkan sisanya 77 100 - 23 dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar penelitian ini. Angka koefisien korelasi R pada tabel 4.11 sebesar 0,511 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat karena memiliki nilai koefisien korelasi di atas atau sama dengan 0,5. Amstrong berpendapat bahwa tiga hal yang dapat mempengaruhi komitmen, yaitu rasa memiliki terhadap organisasi, rasa senang terhadap pekerjaan, dan kepercayaan pada organisasi Amstrong, 1992 : 183. Chusmir dalam Jewell dan Siegall, 1998 : 519 berpendapat bahwa karakteristik keluarga juga menjadi salah satu penentu komitmen auditor pada organisasi. Selain faktor-faktor di atas, faktor harapan pengembangan karir, lingkungan kerja dan tunjangangaji juga berpengaruh. c. Uji Statistik F Tabel 4.12 Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 298,835 2 149,418 8,832 ,001a Residual 845,920 50 16,918 Total 1144,755 52 a Predictors: Constant, Etos Kerja, Motivasi b Dependent Variable: Komitmen Profesional Sumber: Data primer yang diolah. Tabel 4.12 Anova diperoleh nilai F sebesar 8,832 dengan nilai probabilitas sig=0,001, karena nilai sig lebih kecil dari 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti motivasi dan etos kerja secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen profesional. Menurut Jansen H Sinamo, etos kerja merupakan perilaku khas suatu komunitas atau organisasi, mencakup motivasi yang menggerakkan, karakteristik utama, spirit dasar, pikiran dasar, kode etik, kode moral, kode perilaku, sikap-sikap, aspirasi-aspirasi, kebijakan-kebijakan, prinsip-prinsip, dan standar-standar. Etos kerja juga merupakan sehimpunan perilaku positif yang lahir sebagai buah keyakinan fundamental dan komitmen total pada sehimpunan paradigma kerja yang integral. Seorang profesional harus memiliki komitmen tinggi untuk tetap menjaga profesionalismenya. Artinya, seorang profesional tidak akan begitu mudah tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesi. Dengan komitmen yang dimilikinya, seorang akan tetap memegang teguh nilai-nilai profesionalisme yang ia yakini kebenarannya. Motivasi membantu seorang profesional mempunyai harapan terhadap setiap waktu yang ia lalui, sehingga dalam dirinya tidak ada ketakutan dan keraguan untuk melangkahkan kakinya. c. Uji Statistik t Tabel 4.13 Hasil Uji Individual t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 24,286 6,505 3,733 ,000 Motivasi ,434 ,163 ,413 2,660 ,010 Etos Kerja ,158 ,178 ,138 ,887 ,379 a Dependent Variable: Komitmen Profesional Sumber: Data primer yang diolah Tabel 4.13 merupakan hasil dari pengujian variabel independen yaitu motivasi dan etos kerja terhadap variabel dependen yaitu komitmen profesional secara individual dengan hasil: 1. Hasil pengujian variabel motivasi mempunyai angka signifikansi sebesar 0,010, karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen profesional. Motivasi merupakan salah satu faktor kunci untuk bekerja dan mencapai kinerja yang tinggi. Kegiatan memotivasi berkaitan dengan sejauhmana komitmen seseorang terhadap pekerjaannya dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Karyawan yang motivasinya terhadap suatu pekerjaan rendah atau turun tidak akan memiliki komitmen terhadap pelaksanaan penyelesaian pekerjaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Novi Try Naul 2006 memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara motivasi dengan komitmen di PT Sequislife, cabang Baratajaya, Surabaya. 2. Hasil pengujian variabel etos kerja mempunyai angka signifikan sebesar 0,379, karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ho tidak ditolak dan Ha ditolak. Hal ini berarti etos kerja tidak berpengaruh secara signifikan terhadap komitmen profesional. Menurut Jansen Sinamo 2004, sasaran etos kerja meliputi: 1 karakter, kompetensi dan kinerja, 2 budaya kerja profesional, 3 perilaku kerja unggulan, 4 motivasi berprestasi, dan 5 spirit keberhasilan. Byars dan Rue dalam Agustina 2002:4 menyatakan bahwa faktor- faktor kepuasan kerja dapat mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi. Selanjutnya menurut Hodge dan Anthoni dalam Poerwati et.al. 2002:2 komitmen merupakan suatu kondisi dimana anggota organisasi memberikan kemampuan dan kesetiaannya pada organisasi dalam mencapai tujuannya sebagai imbalan atas kepuasan yang diperolehnya. Karyawan yang tidak terpuaskan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaan nampak memiliki sikap negatif yang mencerminkan kurangnya komitmen mereka terhadap perusahaan seperti sering mangkir, produktivitasnya rendah, perpindahan karyawan, tingginya tingkat kerusakan, timbulnya kegelisahan serta terjadinya tuntutan- tuntutan yang berakhir dengan mogok kerja. Kerangka hubungan kausal empiris antara motivasi X 1 dan etos kerja X 2 terhadap komitmen profesional Y dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut: Y = yx 1 X 1 + yx 2 X 2 + y 1 = 0,413 + 0,138 + 0,859 x 3 1 = 1 – 0,261 = 0,739 = 0,859 1 = 0,859 yx 1 = 0,413 r 12 = 0,623 yx 2 = 0,138 Gambar 4.1 Diagram Jalur Hubungan Kausal Empiris X1 dan X2 terhadap Y Motivasi X 1 Etos Kerja X 2 Komitmen Profesional Y Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur struktur tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut: 1. Besarnya kontribusi motivasi X 1 yang secara langsung mempengaruhi komitmen profesional Y adalah 0,413 2 = 0,170569 atau 17,05. 2. Besarnya kontribusi etos kerja X 2 yang secara langsung mempengaruhi komitmen profesional Y adalah 0,138 2 = 0,019044 atau 1,90. 3. Besarnya kontribusi motivasi X 1 dan etos kerja X 2 berpengaruh secara simultan yang langsung mempengaruhi komitmen profesional Y adalah 0,261 = 26,1. Sisanya sebesar 73,9 dipengaruhi faktor- faktor lain, seperti faktor harapan pengembangan karir, lingkungan kerja dan tunjangangaji. 4. Besarnya korelasi antara motivasi X 1 dan etos kerja X 2 menunjukkan korelasi positif yaitu sebesar 0,623. Tabel 4.14 Koefisien Jalur, Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama Motivasi X 1 dan Etos Kerja X 2 Mempengaruhi Komitmen Profesional Y Variabel Koefisien Jalur Pengaruh Langsung Total Pengaruh Bersama R 2 YX k X 1 0,170569 0,170569 0,170569 - X 2 0,019044 0,019044 0,019044 - 1 0,859 1 – 0,261 = 0,739 - - X 1 dan X 2 - - - 0,261 2. Hipotesis dan Persamaan Struktural II a. Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 ,851a ,724 ,707 3,950 a Predictors: Constant, Komitmen Profesional, Etos Kerja, Motivasi b Dependent Variable: Peningkatan Kinerja Sumber : Data primer yang diolah. Pada tabel 4.15 menunjukkan bahwa nilai koefisien Adjusted R Square adalah sebesar 0,707, hal ini berarti 70,7 variabel peningkatan kinerja dapat dijelaskan oleh variabel motivasi, etos kerja dan komitmen profesional. Sedangkan sisanya 29,3 100 - 70,7 dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar penelitian ini. Angka koefisien korelasi R pada tabel 4.15 sebesar 0,851 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat karena memiliki nilai koefisien korelasi di atas 0,5. Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan, seseorang harus memliki derajat kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya Hersey and Blanchard: 1993. Sehubungan dengan itu, kinerja adalah kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Oleh karena itu, menurut model partner-lawyer Donnelly, Gibson and Invancevich: 1994, kinerja individu pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor-faktor; a harapan mengenai imbalan; b dorongan; c kemampuan; kebutuhan dan sifat; d persepsi terhadap tugas; e imbalan internal dan eksternal; f persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja. Dengan demikian, kinerja pada dasarnya ditentukan oleh tiga hal, yaitu: 1 kemampuan, 2 keinginan dan 3 lingkungan. c. Uji Statistik F Tabel 4.16 Hasil Uji F ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 2008,700 3 669,567 42,909 ,000a Residual 764,621 49 15,605 Total 2773,321 52 a Predictors: Constant, Komitmen Profesional, Etos Kerja, Motivasi b Dependent Variable: Peningkatan Kinerja Sumber: Data primer yang diolah. Tabel 4.16 Anova diperoleh nilai F sebesar 42,909 dengan nilai probabilitas sig=0,000, karena nilai sig lebih kecil dari 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti motivasi, etos kerja dan komitmen profesional secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja. Auditor yang komitmen terhadap profesinya maka akan loyal terhadap profesinya seperti yang dipersepsikan oleh auditor tersebut. Motivasi yang dimiliki seorang auditor akan mendorong keinginan individu auditor tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa motivasi dapat menimbulkan semangat yang tinggi dan membantu auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik sehingga mereka dapat meningkatkan kinerja. Sedangkan etos kerja sepenuhnya berkaitan dengan hal-hal yang berhubungan dengan kesadaran dalam menentukan pilihan terhadap suatu pekerjaan, memberikan dorongan, motivasi, dan memberikan makna terhadap suatu pekerjaan, yang kemudian akan berkembang menjadi watak atau sikap mental dalam bekerja. d. Uji Statistik t Tabel 4.17 Hasil Uji Individual t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 13,305 7,065 1,883 ,066 Motivasi ,477 ,167 ,292 2,848 ,006 Etos Kerja ,349 ,172 ,196 2,024 ,048 Komitmen Profesional ,837 ,136 ,538 6,166 ,000 a Dependent Variable: Peningkatan Kinerja Sumber: Data primer yang diolah. Tabel 4.17 merupakan hasil dari pengujian variabel independen yaitu motivasi, etos kerja dan komitmen profesional terhadap variabel dependen yaitu peningkatan kinerja secara individual dengan hasil: 1. Hasil pengujian variabel motivasi mempunyai angka signifikansi sebesar 0,006, karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja. Hasil tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahardja 2000 yang menunjukkan bahwa motivasi secara empiris berhubungan positif terhadap peningkatan kinerja. Laporan hasil penelitian tentang gaya manajerial dari 16.000 manajer di Amerika Serikat yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, menengah dan rendah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan tingkat kinerja. Artinya, para karyawan yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan cenderung memiliki tingkat kinerja yang tinggi. Sebaliknya, mereka yang motivasi berprestasinya rendah kemungkinan akan memperoleh kinerja yang rendah. 2. Hasil pengujian variabel etos kerja mempunyai angka signifikan sebesar 0,048, karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti etos kerja berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja. Hasil penelitian ini didukung oleh Biatna D. Tampubolon 2007 yang menyatakan bahwa faktor etos kerja memberikan kontribusi yang meskipun relatif kecil namun masih signifikan mempengaruhi kinerja pegawai di dalam suatu perusahaan. 3. Hasil pengujian variabel komitmen profesional mempunyai angka signifikan sebesar 0,000, karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti komitmen profesional berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kinerja. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Aranya, et, al 1982, Horris dan Neibuhr 1983 yang menunjukkan bahwa komitmen organisasional secara empiris berhubungan positif terhadap peningkatan kinerja. Larkin 1990 menyatakan bahwa terdapat empat dimensi personalitas dalam mengukur kinerja auditor, antara lain: kemampuan ability, komitmen profesional, motivasi dan kepuasan kerja. Kerangka hubungan kausal empiris antara motivasi X 1 , etos kerja X 2 dan komitmen profesional Y terhadap peningkatan kinerja Z dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut: Z = zx 1 X 1 + zx 2 X 2 + pzyY + z 2 = 0,292 + 0,196 + 0,538 + 0,525 x 3 1 = 1 – 0,724 = 0,276 = 0,525 2 = 0,525 zx 1 = 0,292 pzy = 0,538 r 12 = 0,623 zx 2 = 0,196 Gambar 4.2 Hubungan Struktur II variabel X 1 , X 2 , dan Y terhadap Z Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur struktur tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut: 1. Besarnya kontribusi motivasi X 1 yang secara langsung mempengaruhi peningkatan kinerja Auditor Z adalah 0,292 2 = 0,01464 atau 1,46. 2. Besarnya kontribusi etos kerja X 2 yang secara langsung mempengaruhi peningkatan kinerja Auditor Z adalah 0,196 2 = 0,038416 atau 3,84. 3. Besarnya kontribusi komitmen profesional Y yang secara langsung mempengaruhi peningkatan kinerja Auditor Z adalah 0,538 2 = 0,289444 atau 28,94. 4. Besarnya kontribusi motivasi X 1 , etos kerja X 2 dan komitmen profesional Y berpengaruh secara simultan yang langsung Motivasi X 1 Peningkatan Kinerja Auditor Z Etos Kerja X 2 Komitmen Profesional Y mempengaruhi peningkatan kinerja Auditor Z adalah 0,724 = 72,4. Sisanya sebesar 27,6 dipengaruhi faktor-faktor lain, seperti kemampuan, keinginan dan lingkungan. 5. Besarnya korelasi antara motivasi X 1 dan etos kerja X 2 menunjukkan korelasi positif yaitu sebesar 0,623. Tabel 4.18 Koefisien Jalur, Pengaruh Total dan Pengaruh Bersama Motivasi X 1 , Etos Kerja X 2 dan Komitmen Profesional Y Mempengaruhi Peningkatan Kinerja Z Variabel Koefisien Jalur Pengaruh Langsung Total Pengaruh Bersama R 2 YX k X 1 0,01464 0,01464 0,01464 - X 2 0,038416 0,038416 0,038416 - Y 0,289444 0,289444 0,289444 - 2 0,525 1 – 0,724 = 0,276 - - X 1 , X 2 dan Y - - - 0,724

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Analisis kinerja auditor dari perspektif gender pada kantor akuntan publik di Jakarta (studi empiris pada kantor akuntan publik di Jakarta)

3 32 147

PENGARUH BEBAN KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP MOTIVASI SERTA DAMPAKNYA PADA KINERJA KARYAWAN.

0 3 20

KONTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN, MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN DAMPAKNYA PADA KEPUASAN Kontribusi Tingkat Pendidikan, Motivasi Kerja Dan Kesejahteraan Terhadap Kompetensi Profesional Dan Dampaknya Pada Kepuasan Guru

0 1 18

KONTRIBUSI TINGKAT PENDIDIKAN, MOTIVASI KERJA DAN KESEJAHTERAAN TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL DAN DAMPAKNYA PADA KEPUASAN GURU Kontribusi Tingkat Pendidikan, Motivasi Kerja Dan Kesejahteraan Terhadap Kompetensi Profesional Dan Dampaknya Pada Kepuasan

0 1 17

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR.

0 1 14

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR.

0 1 7

ANALISIS KOMITMEN ORGANISASIONAL, KOMITMEN PROFESIONAL, MOTIVASI, ANALISIS KOMITMEN ORGANISASIONAL, KOMITMEN PROFESIONAL, MOTIVASI, KESEMPATAN KERJA, KEPUASAAN KERJA TERHADAP AUDITOR INTERNAL DITINJAU DARI ASPEK GENDER (Survey pada Perusahaan Manufaktur

0 2 14

UPAYA PENINGKATAN KINERJA MELALUI KOMITMEN, KOMPETENSI DAN ETOS KERJA

0 0 15

PENGARUH KOMITMEN PROFESIONAL, KOMITMEN ORGANISASIONAL, MOTIVASI KERJA DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR

0 0 39

AFTA DAN ETOS KERJA : Studi Tentang Interpretasi Para Profesional di Surabaya Terhadap Akan diberlakukannya AFTA Serta Dampaknya Terhadap Etos Kerja Yang Dikembangkan Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 103