1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah : “Bagaimanakah gambaran tekanan darah pada
mahasiswai Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebelum dan sesudah berolahraga?”
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran tekanan darah pada mahasiswai Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebelum dan sesudah berolahraga.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk membandingkan gambaran tekanan darah sebelum dan sesudah
berolahraga. b.
Untuk mengetahui efek berolahraga terhadap tekanan darah.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Penulis
Sebagai pengalaman yang sangat berharga sekaligus tambahan pengetahuan bagi penulis.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2 Bagi Masyarakat
Untuk memberikan informasi tentang kesehatan terutama tentang bagaimana olahraga dapat mempengaruhi penyakit kardiovaskuler yang
semakin kerap berlaku di kalangan masyarakat.
1.4.3 Bagi Puskemas
Sebagai masukan informasi tentang hubungan olahraga dengan tekanan darah pada mahasiswa Universitas Sumatera Utara sehingga dapat dibuat
program untuk peningkatan kesehatan pada kalangan mahasiswa.
1.4.4 Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai tambahan bahan pustaka dan sebagai dasar penelitian relevan selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Olahraga
2.1.1 Definisi
Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, penerbit Gitamedia Press, kata olahraga merupakan kata kerja yang diartikan gerak badan agar sehat. Sedang
menurut para pakar olahraga, adalah sebuah aktivitas manusia yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan sejahtera jasmani dan sejahtera rohani manusia itu
sendiri. Makna olahraga menurut ensiklopedia Indonesia adalah gerak badan yang
dilakukan oleh satu orang atau lebih yang merupakan regu atau rombongan. Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary 1980 yaitu ikut serta
dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti berburu atau dalam olahraga pertandingan athletic games di Amerika Serikat.
2.1.2 Karakteristik Olahraga
Terdapat beberapa karakteristik olahraga yang saling berkait rapat. Antaranya adalah :
2.1.2.1 Keseimbangan
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan tubuh ketika di tempatkan di berbagai posisi.
Definisi menurut O’Sullivan, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi
tegak. Selain itu menurut Ann Thomson, keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan tubuh dalam posisi kesetimbangan maupun dalam keadaan statik
atau dinamik, serta menggunakan aktivitas otot yang minimal.
Universitas Sumatera Utara
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh center of mass atau pusat gravitasi center of
gravity terhadap bidang tumpu base of support. Keseimbangan melibatkan berbagai gerakan di setiap segmen tubuh
dengan di dukung oleh sistem muskuloskleletal dan bidang tumpu. Kemampuan untuk menyeimbangkan massa tubuh dengan bidang tumpu akan membuat
manusia mampu untuk beraktivitas secara efektif dan efisien. Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu keseimbangan statis :
kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan; keseimbangan
dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak.
Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasiinteraksi sistem sensorik vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor
dan muskuloskeletal otot, sendi, dan jar lunak lain yang dimodifikasidiatur dalam otak kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi
sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan,
pengaruh obat dan pengalaman terdahulu. Keseimbangan juga merupakan kemampuan untuk mempetahankan sikap
tubuh yang tepat pada saat melakukan gerakan. Merupakan faktor yang penting pada olahraga senam dan atletik terutama jenis lompat. Kesimbangan bergantung
pada kemampuan koordinasi dari indera penglihatan, organ keseimbangan pada telinga, sistem pensarafan dan otot Depkes, 1996:4.
2.1.2.2 Kekuatan otot
Kekuatan otot adalah kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Ini penting untuk meningkatkan
kondisi fisik secara keseluruhan. Kekuatan otot dipengaruhi oleh : usia, jenis kelamin, aktivitas fisik, suhu otot Depkes, 1996:3.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.3 Koordinasi
Merupakan hubungan yang harmonis dari berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan sehingga gerakan tersebut menjadi efesien dan efektif. Faktor
ini sangat diperlukan dalam seluruh aktivitas olahraga maupun dalam aktivitas sehari-hari. Gerakan yang tidak disertai koordinasi yang baik akan menyebabkan
pengeluaran tenaga yang berlebihan sehingga cepat lelah, tidak mengenai sasaran secara tepat, atau bahkan bisa menimbulkan cedera Depkes, 1996:3.
2.1.2.4 Daya Tahan
Daya tahan menyatakan keadaan yang menekankan pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus dalam suasana aerobik. Umumnya yang
banyak dibahas adalah daya tahan kardiovaskular dan otot. Daya tahan kardiovaskular merupakan faktor utama dalam kesegaran jasmani. Daya tahan
kardiovaskular dipengaruhi oleh: keturunan, usia, jenis kelamin, aktivitas fisik Dangsina Moeloek, 1984:5.
2.1.3 Manfaat Olahraga
Menurut dr. Rai Wahyuni 2009, olahraga dapat memperbaiki profil lemak darah, yaitu menurunkan kadar total kolestrol, LDL, dan trigliserida.
Olahraga juga dapat memperbaiki HDL, yaitu jenis kolestrol yang kadarnya sukar dinaikkan. Di samping itu, berbagai faktor risiko seperti hipertensi, diabetes
mellitus, dan kegemukan dapat diturunkan dengan menjalankan olahraga yang tepat takaran, durasi, dan frekuensinya.
Olahraga juga dapat memperlancar pemasokan darah ke seluruh tubuh Keadaan jantung pada orang yang berolahraga terlatih jauh berbeda dengan
orang yang tidak berolahraga. Jantung orang yang tidak berolahraga tidak terlatih biasanya dalam satu kali denyutan volume darah yang dapat dipompakan
70 cc sedangkan bagi yang terlatih dapat mencapai 200 cc, ini dipengaruhi oleh kekuatan kontraksi otot jantung terutama ventrikel. Dengan demikian pasokan
darah keseluruh tubuh menjadi lancar, Karena meningkatnya volume darah yang dapat dipompakan dalam satu kali denyutan stroke volume.
Universitas Sumatera Utara
Di samping itu, olahraga juga dapat memperbaiki kesehatan seksual. Dengan tetap aktif melakukan olahraga yang memacu fungsi kardiovaskuler serta
melakukan latihan beban, dapat terhindar dari hilangnya hormon testoteron, yang akan terjadi karena bertambahnya berat badan di atas berat badan ideal karena
berat badan mempengaruhi prokdusi hormon tersebut. Dengan olahraga juga dapat memperbaiki aliran darah menuju daerah genital sehingga organ tersebut
dapat menjalankan fungsinya dengan baik Bafirman, 2007.
2.2 Tekanan Darah
2.2.1 Definisi
Menurut Stedman’s Medical Dictionary for the Health Professions and Nursing, tekanan darah adalah tekanan pada darah dalam arteri sistemik, yang
dipengaruhi oleh kontraksi pada ventrikel kiri, resistensi pada arteriol dan kapilari, elastisitas dinding arteri, dan viskositas serta volume darah.
Tekanan darah adalah ukuran dari tekanan sistolik yang berpengaruh pada darah karena kontraksi otot jantung dan kekuatan atau tekanan diastolik pada
dinding pembuluh darah yang lebih kecil yang mengalirkan darah dan yang mempercepatkan jalan darah pada waktu jantung mengendur antar denyut Tom
Smith, 1991. Tekanan darah adalah kekuatan darah mengalir di dinding pembuluh darah
yang keluar dari jantung pembuluh arteri dan kembali ke jantung pembuluh balik Lanny Sustrani, 2004:13
Dikatakan normal bila tekanan darah sistolik kurang dari 130 mmHg dan yang diastolik kurang dari 85 mmHg. Normal tinggi jika tekanan darah darah
sistoliknya 130 - 139 mmHg dan diastoliknya 85 - 89 mmHg. Apabila tekanan darah sistoliknya 140 mmHg atau lebih dan diastoliknya 90 mmHg atau lebih,
maka termasuk tinggi. Tekanan darah tinggi hipertensi termasuk penyakit yang ditakuti. Penyakit ini disebut silent killer karena sering tidak memberikan gejala
apa-apa.
Universitas Sumatera Utara
2.2.2 Jenis-jenis Tekanan Darah
Terdapat tiga jenis tekanan darah, yaitu :
2.2.2.1 Tekanan Darah Normal
Tekanan darah dikatakan normal apabila tekanan sistoliknya 120-140 mmHg manakala tekanan diastoliknya 80-90 mmHg WHO.
Menurut National Heart, Lung and Blood Institute NHLBI dari National Institute of Health NIH, mendefinisikan tekanan darah normal adalah
tekanan sistolik kurang dari 120 mm Hg dan tekanan diastolik kurang dari 80 mm Hg.
2.2.2.2 Tekanan Darah Rendah Hipotensi
Hipotensi adalah suatu keadaan di mana tekanan darah lebih rendah dari normal, yaitu mencapai nilai rendah 9060 mmHg. Antara gejala klinis yang bisa
dilihat akibat hipotensi adalah sering pusing, cepat lelah, penglihatan kurang jelas apabila merubah posisi, dan berkeringat dingin. Tekanan darah rendah sering
terjadi pada waktu setelah sakit atau semasa penyembuhan. Tekanan darah rendah yaitu catatan ukuran tekanan darah dibawah tekanan
darah normal Tom Smith, 1991:6. Sedangkan menurut Leonarld Marvyn 1992:14 tekanan darah rendah adalah baik selama darah dapat dipompakan atau
terbawa kesegala jaringan dalam tubuh.
2.2.2.3 Tekanan Darah Tinggi Hipertensi
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute NHLBI, hipertensi adalah suatu keadaan apabila tekanan darahnya melebihi normal, yaitu tekanan
sistoliknya 140 mmHg atau lebih tinggi manakala tekanan diastoliknya 90 mmHg atau lebih tinggi.
Tekanan darah tinggi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat
sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya Lanny Sustrani, 2004:12
Universitas Sumatera Utara
Tekanan darah tinggi berlaku apabila tekanan darah melebihi 14090 mmHg. Hipertensi ini bisa menyebabkan komplikasi seperti gagal jantung dan
strok. Pada umumnya gejala hipertensi tidak diketahui dengan pasti. Gejala
penyakit ini bisa diketahui setelah timbul komplikasi pada organ lain. Gejala hipertensi itu antara lain: sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas
setelah bekerja keras atau beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil, terutama di malam hari, telinga
berdenging, vertigo Lanny Sustrani, 2004:12. Menurut Iman Suharto 2001, hipertensi dibagi menjadi tekanan darah
normal, hipertensi ringan, hipertensi sedang, hipertensi berat, dan hipertensi sangat berat seperti pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik
Diastolik Keterangan
130 85
Normal 131-159
86-99 Hipertensi Ringan
160-179 100-109
Hipertensi Sedang 180-209
110-119 Hipertensi Berat
210 120
Hipertensi Sangat Berat Sumber : Iman Suharto, 2001:55
Menurut The Seventh Report Of The Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure JNC
7,klasifikasi tekanan darah pada dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi,hipertensi derajat 1, dan hipertensi derajat 2.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7 Klasifikasi Tekanan Darah
Tekanan Sistolik dan Diastolik mmHg
Normal 120 dan 80
Pre Hipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi
Derajat 1 140 – 159 atau 90 – 99
Derajat 2 160 atau 100
Sumber : The Seventh Report Of The Joint National Committee On Prevention, Detection, Evaluation And Treatment Of High Blood Pressure JNC 2003.
2.2.3 Faktor Mempengaruhi Tekanan Darah
Antara faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah :
2.2.3.1 Olahraga
Saat berolahraga jalan cepat, bersepeda, joging, berenang, atau mengikuti aktivitas erobik lainnya, tekanan darah akan naik cukup banyak. Misalnya selama
melakukan latihan-latihan fisik yang keras, tekanan darah sistolik dapat naik menjadi 150 - 200 mmHg dari tekanan sistolik ketika istirahat sebesar 110 - 120
mmHg. Sebaliknya, segera setelah latihan selesai, tekanan darah akan turun sampai di bawah normal dan berlangsung selama 30 - 120 menit. Penurunan ini
terjadi karena pembuluh darah mengalami pelebaran dan relaksasi. Pada penderita hipertensi, penurunan itu akan nyata sekali. Kalau dilakukan berulang-ulang, lama
kelamaan penurunan tekanan darah tadi berlangsung lebih lama. Itulah sebabnya latihan olahraga secara teratur akan dapat menurunkan tekanan darah.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.2 Konsumsi Garam
Pembatasan garam dapat menurunkan tekanan darah serta dapat mencegah kenaikan tekanan darah terkait dengan bertambahnya usia. Jika asupan garam
kurang dari 3 gram sehari prevalensi hipertensi persentasenya rendah, tetapi jika asupan garam 5-15 gram per hari akan meningkatkan prevalensi menjadi 15-20
Sudjaswadi Wiryo Widagdo, 2002:19.
2.2.3.3 Tidur yang Cukup
Menurut Dr Susan Redline dari Case Western Reserve 2008, dokter jantung perlu memberikan perhatian khusus terhadap pasien yang mengalami
gangguan tidur, karena gangguan tidur dianggap sebagai salah satu faktor risiko hipertensi, baik pada pasien dewasa maupun pada pasien anak dan remaja.
Kualitas dan kuantitas tidur dapat mempengaruhi proses hemostasis dan bila proses ini terganggu, dapat menjadi salah satu faktor meningkatnya risiko
penyakit kardiovaskular. Jadi, selain modifikasi gaya hidup pengaturan diet dan olah raga, kualitas tidur sangatlah penting dalam mempertahankan kesehatan.
2.2.4 Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu metode lansung dengan menggunakan jarum atau kanula yang dimasukkan ke
dalam pembuluh darah dan dihubungkan dengan manometer. Metode Tidak Lansung dengan menggunakan sphygmomanometer atau tensimeter. Tekanan
darah dapat diukur dengan dua cara, yaitu :
2.2.4.1 Cara Perabaan Palpasi
Pengukuran tekanan darah secara palpasi hanya dapat menetapkan sistolik saja. Cara pengukurannya sebagai berikut: manset dibalutkan pada lengan sampel,
dengan cara memompa bola karet ditiupkan udara kedalamnya sambil memegang nadi sampel, pada suatu tekanan tertentu dimana nadi tidak teraba lagi tekanan
manometer diturunkan perlahan-lahan dengan jari tetap meraba nadi, pada suatu
Universitas Sumatera Utara
saat tertentu akan teraba nadi lagi ini disebut tekanan sistolik dengan mencatat berapa nilai dalam mmHg Oktia Woro K.H. dkk, 2005:11.
2.2.4.2 Cara Pendengaran Auskultasi
Cara auskultasi memerlukan tensimeter dan stetoskop dalam pemeriksaan. Cara pengukurannya adalah pompakan udara kedalam manset sehingga kolom air
raksa naik dan tangan pemeriksa yang meraba nadi sudah tidak merasakan denyut nadi lagi. Sesudah itu ujung stetoskop diletakan pada Fossa cubiti. Udara
dikeluarkan secara perlahan-lahan, sehingga suatu saat terdengar suara yang dapat dibedakan dalam lima fase, yaitu: fase I: suara gelombang nadi yang pertama yang
melalui manset, menyerupai suara pertama jantung yang lemah. Fase II: suara menjadi lebih keras dan diikuti oleh desingan seperti tiupan. Fase III: suara
menjadi maksimal, dan desingan mulai hilang. Fase IV: sekonyong-konyong suara menjadi kurang nyata, menjadi suara tertutup. Fase V: suara hilang Oktia
Woro K.H. dkk, 2005:11.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Variabel bebas : Olahraga
Variabel terikat : Perubahan tekanan darah
Variabel perantara : 1.
Jenis kelamin 2.
Usia 3.
Keturunan 4.
Olahraga 5.
Kebiasaan 6.
Pemakaian obat
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian
3.2 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional Cara Ukur
Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Olahraga Mahasiswai
stambuk 2007, 2008, dan 2009
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
yang berolahraga
seperti bermain futsal dan
bermain badminton.
Mahasiswa i akan
berolahraga secara
berterusan minimal 30
menit. Stopwatch.
Pengambila n tekanan
darah sebelum
dan sesudah berolahraga.
Nominal.
Perubahan tekanan
darah. Tekanan darah
sebelum dan sesudah
berolahraga diambil.
1. Tekanan darah
mahasiswai akan
diambil sebelum
Stetoskop merek
Littman dan Sphygmom
anometer air raksa
1. Tekanan darah
dikatakan normal
apabila tekanan
Ordinal.
Universitas Sumatera Utara
berolahraga.
2. Mahasiswa
i akan berolahraga
selama minimal 30
menit secara
berterusan. 3. Tekanan
darah mahasiswai
sesudah berolahraga
diambil. dengan
tingkat ketelitian
0,1 mmHg. sistoliknya
120-140 mmHg
manakala tekanan
diastoliknya 80-90
mmHg. 2. Hipotensi
apabila tekanan
darah mahasiswai
mencapai 9060
mmHg. 3.
Hipertensi apabila
tekanan darah
mahasiswai melebihi
14090 mmHg.
Universitas Sumatera Utara
3.3 Variabel
3.3.1 Variabel Bebas atau Variabel Independen
Variabel bebas independen adalah variabel yang bila dalam suatu saat berada bersama dengan variabel lain, variabel yang terakhir ini berubah atau
diduga berubah dalam variasinya. Variabel bebas independen dalam penelitian ini adalah olahraga.
3.3.2 Variabel Terikat atau Variabel Dependen
Variabel tergantung dependen adalah variabel yang berubah akibat variabel bebas. Variabel tergantung dependen dalam penelitian ini adalah
perubahan tekanan darah.
3.3.3 Variabel Perantara
Variabel perantara adalah variabel yang menjembatani pengaruh suatu variabel bebas dengan variabel tergantung. Variabel perantara pada penelitian ini
adalah jenis kelamin, usia, keturunan, olahraga, status gizi, kebiasaan, dan pemakaian obat. Variabel perantara pada penelitian ini harus dikendalikan agar
perubahan tekanan darah semata-mata dipengaruhi oleh olahraga. Ini karena banyak faktor yang mempengaruhi tekanan darah seseorang. Faktor-faktor seperti
jenis kelamin dan usia tidak perlu dikontrol karena faktor-faktor tersebut tidak akann berubah dalam jangka waktu penelitian. Manakala, faktor-faktor lain pula
harus dikontrol, karena faktor-faktor ini mungkin berubah dalam jangka waktu penelitian :
1. Keturunan
: dipilih responden yang tidak memiliki riwayat hipertensi dan penyakit jantung yang bisa mempengaruhi tekanan darah seseorang.
2. Olahraga
: berolahraga seperti bermain futsal dan badminton dalam jangka waktu minimal 30 menit secara berterusan. Responden juga
berolahraga sekurang-kurangnya 2 kaliseminggu.
Universitas Sumatera Utara
3. Kebiasaan
: tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, karena kedua-duanya bisa meningkatkan tekanan darah. Responden juga diminta
untuk tidak mengkonsumsi kopi 30 menit sebelum berolahraga. 4.
Pemakaian obat : tidak mengkonsumsi obat-obat tertentu saperti dekongestan hidung, obat flu, dan obat supresi nafsu makan yang dapat
meningkatkan tekanan darah.
3.4 Hipotesis
Tekanan darah akan meningkat sesudah berolahraga pada mahasiswa yang berolahraga.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah analitik, yakni melihat bagaimana olahraga dapat mempengaruhi tekanan darah seseorang.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross- sectional study, di mana pengumpulan data atau variabel yang diteliti dilakukan
secara bersamaan dan diambil pada satu waktu. Ini dilakukan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat point time approach.
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian