KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO SKATEPARK

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO SKATEPARK

5.1. Konsep Makro

5.1.1. Tampilan Bangunan

Tampilan bangunan menggunakan pendekatan arsitektur metafora dengan menganalogikan gerakan atraksi skateboard sebagai objek analogi untuk memunculkan bentuk atraktif olahraga skateboard dalam perancangan Solo Skatepark .

Terdapat dua hal yang menjadi inti dalam melakukan trik-trik skateboard, yaitu meluncur (skating) dan melompat (jumping). Kedua hal tersebut dijadikan sebagai objek analogi yang ditransformasikan ke dalam desain bentuk gubahan massa utama bangunan dan desain secondary skin pada tampilan bangunan Solo Skatepark .

Gambar V.1 metafora meluncur Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Gambar V.2 metafora melompat Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Gambar V.3 metafora bentuk dasar

5.1.2. Orientasi Bangunan

Gambar V.4 Orientasi Bangunan Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Orientasi bangunan diarahkan ke kedua arah jalan Slamet Riyadi untuk menangkap pengunjung.

5.1.3. Klimatologi

Terdapat empat respon terhadap analisa klimatologi site, yakni sebagai berikut.

1) Memaksimalkan pencahayaan dan penghawaan alami ke dalam bangunan yang direncanakan dengan mengaplikasikan bukaan, skylight, dan dinding kaca.

2) Penggunaan barrier angin berupa vegetasi pada sisi timur dan selatan site untuk menyaring polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan bermotor yang berlalu-lintas di jl. Brigadir Jenderal Slamet Riyadi dan jl. Hasanudin.

3) Pengolahan massa bangunan dengan menerapkan sistem cross circulation.

4) Meletakkan massa bangunan di sisi timur dan barat site untuk mendapatkan pembayangan guna kenyamanan aktivitas pada area outdoor.

5.1.4. Pencapaian

Gambar V.5 Entrance site Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Pencapaian ke dalam site kendaraan bermotor dan pejalan kaki didasarkan pada kondisi eksisting site. Untuk kendaraan bermotor, ME terletak di jl. Slamet Riyadi sebelah barat untuk menghindari cross circulation dan crowded di persimpangan jalan, dan SE terletak di jl. Hasanudin sebelah utara. Untuk pejalan kaki, akses ke dalam site berada di sepanjang jl. Slamet Riyadi.

5.1.5. Sirkulasi

Gambar V.6 Sirkulasi radial Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Penggunaan pola organisasi ruang radial pada sirkulasi di dalam site dengan menggunakan plaza penerima pada bagian selatan site sebagai titik sebar

5.1.6. Zoning

Gambar V.7 Zoning site Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Area penzoningan dibagi menjadi lima kelompok yaitu 1) Penerimaan; 2) Pengelolaan; 3) Pertunjukan; 4) Servis; dan 5) Penunjang.

5.2. Konsep Mikro

5.2.1. Kebutuhan Dan Besaran Ruang

Tabel V.1 Kebutuhan dan besaran ruang

Penerimaan R. Parkir pengelola

Luas = 809,4 m 2 = 810 m 2 Volume = 810 x 2,5 = 2.025 m 3

R. Informasi

Luas = 4,03 m 2 =5m 2

Volume = 5 x 2,5 = 12,5 m 3 Plaza

Luas = 281,6 m 2 = 282 m 2 Volume = 282 x 5 = 1.410 m 3

R. Parkir pengunjung

Total luas = 3.368,75 m 2 = 3.369 m 2 Volume = 3.369 x 2,5 = 8.422,5 m 3

Pengelolaan Hall

Luas = 38,4 m 2 = 39 m 2

Volume = 39 x 4 = 156 m 3 R. Direktur

Luas = 7,8 m 2 =8m 2

Volume = 8 x 3 = 24 m 3

R. Tamu direktur

Luas = 9.35 m2 = 10 m 2

Volume = 10 x 3 = 30 m 3 R. Sekretaris

Luas = 4,61 m 2 =5m 2

Volume = 5 x 3 = 15 m 3

R. Manajer operasional

Luas = 6,83 m 2 =7m 2

Volume = 7 x 3 = 21 m 3

R. Manajer prasarana

Luas = 6,83 m 2 =7m 2

R. Manajer umum

Volume = 7 x 3 = 21 m 3

R. Bag. Pemasaran

Luas = 12,94 m 2 = 13 m 2 Volume = 13 x 3 = 39 m 3

R. Bag. Humas

Luas = 12,94 m 2 = 13 m 2 Volume = 13 x 3 = 39 m 3

R. Bag. Pemeliharaan

Luas = 12,94 m 2 = 13 m 2 Volume = 13 x 3 = 39 m 3

R. Bag. Perlengkapan

Luas = 12,94 m 2 = 13 m 2 Volume = 13 x 3 = 39 m 3

R. Bag. Bendahara harian

Luas = 12,94 m 2 = 13 m 2 Volume = 13 x 3 = 39 m 3

R. Bag. Anggaran

Luas = 12,94 m 2 = 13 m 2 Volume = 13 x 3 = 39 m 3

R. Bag. Personalia

Luas = 12,94 m 2 = 13 m 2 Volume = 13 x 3 = 39 m 3

R. Bag. Administrasi

Luas = 12,94 m 2 = 13 m 2 Volume = 13 x 3 = 39 m 3

R. Rapat

Luas = 47, 06 m 2 = 48 m 2 Volume = 48 x 3 = 144 m 3

Lobby

Luas = 35 m 2

Volume = 35 x 4 = 140 m 3 Lavatory

Luas = 28,36 m 2 = 29 m 2 Volume = 29 x 2,5 = 72,5 m 3

Musholla

luas = 22,27 m 2 = 23 m 2

Volume = 23 x 3 = 69 m 3

Pertunjukan Ticket box

Luas = 8,06 m 2 =9m 2

Volume = 9 x 2,5 = 22,5 m 3 Performing space/stage

Luas = 414 m 2

Volume = 414 x 12 = 4.968 m 3 Backstage

Luas = 72 m 2

Volume = 72 x 4 = 288 m 3 R. Penyimpanan

Luas = 9 m 2

Volume = 9 x 3 = 27 m 3

R. Master control

Luas = 19,24 m 2 = 20 m 2 Volume = 20 x 3 = 60 m 3

R. CCTV

Luas = 6,76 m 2 =7m 2

Volume = 7 x 3 = 21 m 3

Seat/tribun

Luas = 270 m 2

Volume = 270 x 3 = 810 m 3 Lavatory

Luas = 2 x 29 = 58 m 2

Volume = 58 x 2,5 = 145 m 3

Servis

Luas = 64 m 2

R. Pompa

Volume = 4 x 3 = 12 m 3

Water tower

Luas = 4 m 2

Volume = 4 x 4 = 16 m 3

R. Water recycling

Luas = 18 m 2

Volume = 18 x 2,5 = 45 m 3 Ground tank grey water

Luas = 12 m 2

Volume = 12 x 8 = 96 m 3 R. Chiller

Luas = 25 m 2

Volume = 25 x 6 = 150 m 3 R. Teknisi

Luas total = 19,38 m2 = 20 m 2 Volume = 20 x 3 = 60 m 3

R. Loading

Luas = 15 m 2

Volume = 15 x 4 = 60 m 3 Gudang

Luas = 30 m 2

Volume = 30 x 3 = 90 m 3 Pantry

Luas = 9 m 2

Volume = 9 x 3 = 27 m 3

R. Ob

Luas = 10,75 m 2 = 11 m 2 Volume = 11 x 3 = 33 m 3

Lavatory

Luas = 9 m 2

Volume = 9 x 2,5 = 22,5 m 3 Musholla

Luas = 9,36 m 2 = 10 m 2

Volume = 10 x 3 = 30 m 3

Penunjang R. Jaga

Luas = 3 m 2

Volume = 3 x 2,5 = 7,5 m 3 Cafe & restoran

Luas = 303 m 2

Volume = 303 x 3 = 909 m 3 Skateshop

Luas = 64 m 2

Volume = 64 x 4 = 256 m 3 Lavatory

Luas = 29 m 2

Volume = 29 x 2,5 = 72,5 m 3 Klinik kesehatan

Luas = 23,92 m 2 = 24 m 2 Volume = 24 x 3 = 72 m 3

Musholla

Luas = 136,32 m 2 = 137 m 2 Volume = 137 x 3 = 411 m 3

R. Penyimpanan

Luas = 48 m 2

Volume = 48 x 2,5 = 120 m 3 R. Ganti

Luas = 7,32 m 2 =8m 2

Volume = 8 x 2,5 = 20 m 3 Skatepark

Luas = 828 m 2

Volume = 828 x 6 = 4.968 m 3 Taman/landscape

Luas = 1.434 m 2

Volume = 1.434 x 10 = 14.340 m 3

Luas = 7,2 m 2 =8m 2

Penerimaan

Volume = 11.870 m 3

Pengelolaan

Luas = 329 m 2

Volume = 1.046, 5 m 3

Pertunjukan

Luas = 859 m 2

Volume = 6.341,5 m 3

Servis

Luas = 247 m 2

Volume = 1.025,5 m 3

Penunjang

Luas = 2.886 m 2

Volume = 21.196 m 3

Luas total = 8.949 m 2 Volume total = 41.965,5 m 3

Sumber : Analisa Prasidha (2012)

5.2.2. Struktur Bangunan

Solo Skatepark merupakan bangunan dengan ketinggian 1-3 lantai untuk fungsi pengelolaan, pertunjukan, dan penunjang, dan 1-2 lantai basement untuk fungsi penerimaan dan servis. Struktur bangunan Solo Skatepark dibagi menjadi tiga. Pertama, upper struktur, menggunakan konstruksi space frame pada bagian atas bangunan karena fungsi pertunjukan dan restoran membutuhkan penutup dengan bentang yang lebar. Selain itu, desain bentuk konstruksi space frame yang fleksibel dapat disesuaikan dengan tampilan bangunan yang ingin dimunculkan.

Kedua , super struktur, pada fungsi pengelolaan, servis, penunjang, dan penerimaan menggunakan konstruksi rigrid frame yang disesuaikan dengan grid struktur bangunan karena fungsi-fungsi tersebut tidak membutuhkan ruang dengan bentang lebar. Pada fungsi pertunjukan menggunakan konstruksi rigrid frame dengan struktur yang diletakkan di bagian terluar dan langsung disambungkan dengan upper struktur. Selain fungsi pertunjukan, fungsi penunjang berupa restoran juga menjadi massa penangkap pada bangunan Solo Skatepark. Struktur pada fungsi ini didesain atraktif dengan menggunakan konstruksi pre-strecth yang Kedua , super struktur, pada fungsi pengelolaan, servis, penunjang, dan penerimaan menggunakan konstruksi rigrid frame yang disesuaikan dengan grid struktur bangunan karena fungsi-fungsi tersebut tidak membutuhkan ruang dengan bentang lebar. Pada fungsi pertunjukan menggunakan konstruksi rigrid frame dengan struktur yang diletakkan di bagian terluar dan langsung disambungkan dengan upper struktur. Selain fungsi pertunjukan, fungsi penunjang berupa restoran juga menjadi massa penangkap pada bangunan Solo Skatepark. Struktur pada fungsi ini didesain atraktif dengan menggunakan konstruksi pre-strecth yang

Ketiga, sub truktur, bangunan Solo Skatepark memiliki 1-2 lantai basement . Konstruksi bearing wall pada dinding basement dimanfaatkan sebagai sub struktur kemudian disalurkan ke pondasi bored pile. Pondasi bored pile digunakan dengan pertimbangan letak site yang berada di tengah kota sehingga tidak mengganggu kondisi lingkungan..

5.2.3. Arena Skateboard

5.2.4.1. Arena indoor Desain layout arena skateboard indoor untuk memberikan keamanan dan kenyamanan pengguna menggunakan desain layout 3. Desain seat/tribun untuk pengunjung yang menyaksikan pertunjukan menggunakan desain seat/tribun 2.

PERFORMING SPACE

IS

SEAT/TRIBUN

Gambar V.8 Desain layout 3 Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Gambar V.9 Desain seat/tribun 2 Sumber : Analisa Prasidha (2013)

5.2.4.2. Arena outdoor Desain pembatas antara skateboarder yang melakukan aktivitas olahraga skateboard di outdoor skatepark dengan pengunjung umum guna keamanan dan kenyamanan penggunanya menggunakan ketiga alternatif desain yang peletakannya disesuaikan dengan tata landscape Solo Skatepark.

Gambar V.10 Desain 1 Sumber : Analisa Prasidha (2013)

Gambar V.11 Desain 2

Sumber : Analisa

Prasidha (2013)

Gambar V.12 Desain 3 Sumber : Analisa Prasidha (2013)

5.2.4. Tata Landscape

5.2.5.1. Hardscape landscape Terdapat enam hasil analisa hardscape landscape, yakni sebagai berikut.

1) Penggunaan elemen street furniture landscape yang dapat digunakan sebagai obstacle bermain skateboard, dan memiliki dimensi berbeda-beda sesuai dengan tingkat kesulitan dan area bermainnya.

2) Jalur untuk bermain skateboard menggunakan beton bertulang yang halus (tanpa plesteran dan acian) sehingga memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para skateboarder.

3) Jalur pedestrian menggunakan batu alam andesit (bertekstur kasar) sehingga dapat memberikan batasan area permainan skateboard serta memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung umum.

4) Jalur kendaraan bermotor menggunakan perkerasan aspal.

5.2.5.2. Softscape landscape Di bawah ini merupakan tabel penggunaan jenis vegetasi yang digunakan sebagai softscape landscape Solo Skatepark.

Tabel V.2 Jenis vegetasi

Kelompok vegetasi

Pohon

Perdu

Penutup tanah

Sawo kecik

Pagar hijau

Rumput gajah

5.2.5. Pencahayaan

Berdasarkan analisa, diperoleh respon penggunaan pencahayaan buatan pada ruang-ruang di Solo Skatepark yang dijabarkan pada tabel di bawah ini. Tabel V.3 Jenis penerangan pada ruang-ruang Solo Skatepark

Kelompok

Ruang

Jenis penerangan Penerimaan

R. Parkir Pengelola; R. Parkir pengunjung; R. Informasi

Fluorescent

Plaza

Lampu Merkuri

Pengelolaan

Hall; Lobby; Musholla

Fluorescent Spot light

Seluruh ruang kerja; R. Rapat;

Fluorescent Spot light

Ticket box; Backstage; R. Penyimpanan; R. Master control; R. CCTV; Lavatory

LED

Performing space; Seat/tribun

Fluorescent Spot Light

Servis

R. Genset; Ground tank; Water tower; Ground tank grey water; R. Pompa; R. Water recycling; R. Chiller; R. Loading; Gudang; Pantry; R. OB; Lavatory

LED

R. Teknisi

Fluorescent

Penunjang

R. Jaga; R. Penyimpanan; R. Ganti; Lavatory; ATM center

LED

Cafe & restoran; Skateshop; Musholla

Fluorescent Spot light

Klinik kesehatan

Fluorescent

Skatepark

Lampu Merkuri

Taman

Lampu Merkuri

Sumber : analisa Prasidha (2012)

5.2.6. Penghawaan

Berdasarkan analisa, diperoleh respon penggunaan penghawaan buatan pada ruang-ruang di Solo Skatepark yang dijabarkan pada tabel di bawah ini. Tabel V.4 Jenis penghawaan buatan pada ruang-ruang Solo Skatepark

Kelompok

Ruang

Jenis penghawaan Penerimaan

R. Parkir pengelola; R. Parkir pengunjung

Exhaust fan

Lavatory

AC sentral dan exhaust fan

Pertunjukan

Hall; Ticket box; Performing space; Backstage; R. Master control; R. CCTV; Seat/tribun

AC sentral

R. Penyimpanan

Exhaust fan

Lavatory

AC sentral dan exhaust fan

Servis

R. Genset; R. Pompa; R. Chiller; Gudang; R. OB

Exhaust fan

Ground tank; Water tower; Ground tank grey water; R. Water recycling; R. Loading

Exhaust fan

R. Teknisi

AC split

Pantry

Exhaust fan

Lavatory

Exhaust fan

Penunjang

R. Jaga; R. Penyimpanan; R. Ganti; Musholla

Exhaust fan

Cafe & restoran; Skateshop; Klinik kesehatan; ATM center

AC split

Lavatory

Exhaust fan

Sumber : analisa Prasidha (2012)

5.2.7. Sistem Penyediaan Listrik

Listrik dari PLN dan genset dihubungkan dengan sebuah automatic switches yang secara otomatis akan menjalankan genset apabila aliran listrik dari PLN padam sehingga tetap memberikan kenyamanan aktivitas pengguna Solo Skatepark . Instalasi listrik di dalam bangunan secara umum dibagi menjadi 2 jenis, yakni sebagai berikut.

1) Instalasi untuk penerangan Instalasi yang mendistribusikan energi listrik untuk seluruh jaringan

peralatan penerangan baik di dalam maupun di luar bangunan Solo Skatepark.

2) Instalasi untuk power Instalasi yang mendistribusikan listrik untuk alat-alat elektronik lainnya

seperti pompa, alat elektronik, dan sebagainya.

Gardu Distribusi

Panel Utama

Trafo

Panel Pertunjukan

Panel Pengelolaan

Panel Servis

GENSET

Panel Penunjang

Panel Penerimaan

Gambar V.13 Skema sistem penyediaan listrik Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Distribusi listrik dari panel-panel zona didistribusikan ke seluruh ruang di zona tersebut.

5.2.8. Sistem Komunikasi

Sistem Telekomunikasi menggunakan sistem intercom antar ruang, penyediaan telepon yang disediakan dalam beberapa line, radio komunikasi, dan alat telepon.

TELKOM

PABX

Panel Box

Reception (Hall)

Intercom

Pengelolaan Penerimaan Pengelolaan

Servis

Penunjang

R. Informasi

R. Sub bag

Sekretaris

R. Manajer

R. Direktur

R. Loading

R. OB

R. Master

Control

R. Jaga Café

Skateshop Klinik

kesehatan

Gambar V.14 Skema sistem kerja telekomunikasi Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Sistem tata suara diatur melalui sebuah ruang khusus dengan petugas yang selalu standby di r. Informasi untuk memberitahukan informasi ataupun mengatur musik.

5.2.9. Sistem Peredam Petir

Penangkal petir menggunakan sistem radius yang dipasang pada bagian tertinggi bangunan Solo Skatepark. Melihat eksisting site, aplikasi sistem ini efisien untuk Solo Skatepark sehingga keterjagaan aktivitas di area luar (outdoor) maupun di area bangunan tetap dapat berjalan.

5.2.10. Sistem Air Bersih

Sumber air bersih berasal dari PDAM dan sumur yang ditampung pada bak penampungan dan didistribusikan melalui pipa-pipa saluran. Pendistribusian air bersih menggunakan sistem down feed distribution, air dari PDAM dan sumur disalurkan menuju ground tank kemudian dipompa menuju water tower dan didistibusikan ke fasilitas-fasilitas dengan memanfaatkan gaya gravitasi bumi.

Water Tower

Lavatory Musholla

Lavatory

Pantry R. OB

Lavatory

Musholla

Skateshop R. Ganti

Lavatory

Musholla Café &

Restoran Klinik

kesehatan

Gambar V.15 Skema sistem distribusi air bersih Sumber : Analisa Prasidha (2012)

5.2.11. Sistem Air Buangan

Sistem pembuangan air buangan terbagi menjadi dua, yakni sebagai berikut.

1) Air kotor, terdapat tiga sistem distribusi buangan air kotor, yakni sebagai berikut.

a) Air kotor dapur dan pantry dialirkan melalui saluran drainase melewati bak penyaring lemak menuju bak recycling.

b) Air kotor wastafel, bekas mandi, dan urinoir dialirkan melalui saluran drainase menuju bak recycling untuk kemudian diolah menjadi grey water . Grey water ditampung di ground tank grey water kemudian didistribusikan menggunakan pompa untuk kebutuhan pemadam b) Air kotor wastafel, bekas mandi, dan urinoir dialirkan melalui saluran drainase menuju bak recycling untuk kemudian diolah menjadi grey water . Grey water ditampung di ground tank grey water kemudian didistribusikan menggunakan pompa untuk kebutuhan pemadam

Pengelolaan

Pertunjukan Penunjang

Air Kotor

Gambar V.16 Skema pembuangan air kotor Sumber : Analisa Prasidha (2012)

2) Air hujan, terdapat tiga sistem distribusi buangan air hujan, yakni sebagai berikut.

a) Air hujan di area bangunan ditangkap melalui talang-talang air menuju bak recycling untuk kemudian diolah menjadi grey water. Grey water ditampung di ground tank grey water kemudian didistribusikan menggunakan pompa untuk kebutuhan pemadam kebakaran, sprinkler, dan menyiram tanaman.

b) Pada area taman diberi sumur peresapan hujan.

c) Pada area hardscape landscape, air hujan dialirkan melalui saluran drainase menuju bak kontrol kemudian dibuang ke saluran riol kota.

Air Kotor (wastafel,

bekas mandi, urinoir)

Air Kotor (dapur,

pantry)

Bak Penyaring

Lemak

Bak Kontrol

Bak Recycling

GROUND

TANK GREY

WATER

Bau Tidak

Sedap

Akar Wangi

Air Hujan

Musholla Lavatory Klinik R. Ganti

Gambar V.17 Skema pengolahan air buangan Sumber : Analisa Prasidha (2012)

5.2.12. Sistem Pengamanan Bahaya Kebakaran

Berdasarkan data dan analisa, maka sistem pengamanan bahaya kebakaran dibagi menjadi dua, yakni sebagai berikut.

1) Pengamanan pasif, terdapat tiga respon pengamanan pasif terhadap bahaya kebakaran, yakni sebagai berikut.

a) Tangga kebakaran mempunyai lebar tangga minimal 1,25 m dilengkapi pintu kebakaran selebar minimal 90 cm.

b) Terdapat area evakuasi bangunan terutama pada area pertunjukan.

c) Penerangan darurat (menggunakan sumber daya baterai untuk lampu penunjuk dan penerangan pada pintu keluar, tangga darurat, dan pada

2) Pengamanan aktif, terdapat empat peralatan untuk pengamanan aktif terhadap bahaya kebakaran, yakni sebagai berikut.

a) Alat pemadam kimia portable (daya layanan 200-250 m/unit, jarak antar alat 20-25 m).

b) Hidrant (daya layanan 800 m/unit, jarak antar alat maksimal 30 m).

c) Sprinkler ( daya layanan 25 m 2 /unit, jarak antar alat 6-9 m ).

d) Fire alarm ( berupa alat heat detector dan smoke detector,area pelayanan 75 m/alat ).

GROUND TANK

GREY WATER

Pompa

Panel Kontrol

Junction

Box

Smoke Detector

One Push Button

Sprinkler Hydrant Air

Gambar V.18 Skema sistem kerja sprinkler Sumber : Analisa Prasidha (2012)

Tabel V.5 Ruang yang mendapatkan distribusi air dari ground tank grey water

Kelompok Aktivitas

Ruang

Hydrant Sprinkler Penerimaan

R. Parkir pengelola

R. Parkir Pengunjung

√ Pengelolaan

Hall

R. Direktur

R. Tamu Direktur

R. Sekretaris

R. Manajer

R. Sub divisi

R. Rapat

Lobby

√ Pertunjukan

Ticket box

Performing space/stage

backstage

R. Penyimpanan

Seat/tribun

Servis

R. Genset

R. Pompa

R. Chiller

R. Teknisi

Pantry

R. OB

x Penunjang

Cafe & restoran

Skateshop

Klinik ksehatan

R. Penyimpanan

Taman

ATM center

Sumber : Analisa Prasidha (2012)