C. Prosedur Pemberian Kredit dengan Jaminan Perorangan
Bank merupakan salah satu sumber penyedia dana yang diantaranya dalam bentuk perkreditan bagi masyarakat atau perorangan dan badan usaha guna
memenuhi kebutuhan konsumsi atau untuk meningkatkan produksi. Seiring dengan semakin pesatnya persaingan usaha bank dalam penyaluran kredit,
sehingga bank dituntut untuk lebih kreatif dalam menciptakan produk kredit yang disesuaikan dengan perkembangan dan kondisi kebutuhan masyarakat. Dengan
beragamnya produk kredit ini, masyarakat konsumen mempunyai banyak kesempatan untuk memilih produk yang sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga
dengan demikian aktivitas perekonomian dalam masyarakat pun meningkat, yang juga akan mendorong peningkatan kinerja perbankan.
44
Berdasarkan penjelasan Pasal 11 ayat 3 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 sebagaimana diubah terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2009 tentang Bank Indonesia selanjutnya disebut Undang-Undang Bank Pemberian kredit adalah merupakan salah satu usaha dari bank, termasuk
juga usaha yang dilakukan oleh bank yaitu menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan tabungan, deposito dan giro yang kemudian disalurkan kembali
kepada masyarakat melalui pemberian kredit.Pasal 29 ayat 3 Undang-Undang Perbankan selanjutnya mengatur bahwa “dalam memberikan kredit, bank wajib
menempuh cara-cara yang tidak merugikan bank dan kepentingan nasabah yang mempercayakaan danaanya kepadanya.
44
Sutarno, Aspek-Aspek Perkreditan pada Bank Bandung: CV. Alfabeta, 2003, hlm. 1.
Indonesia menyebutkan bahwa “dalam pemberian kredit harus memenuhi dasar pokok-pokok ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Bank Indonesia yang
memuat antara lain: 1.
Persyaratan dan tata cara pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip kehati-hatian dan kepercayaan, termasuk didalamnya persyaratan bank
penerima. Dalam rangka meneliti pemenuhan kesehatan bank tersebut, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan bank calon penerima kredit atau
pembiayaan. 2.
Jangka waktu, tingkat suku bunga atau nisbah bagi hasil dan biaya lainnya. 3.
Jenis agunan berupa surat berharga danatau tagihan yang mempunyai peringkat tinggi.
4. Tata cara pengikatan agunan.
Prosedur pemberian kredit sebagaimana diatur dalam Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 1426DKBU tanggal 19 September 2012
dijelaskan sebagai berikut: 1.
Persyaratan bagi debitur berupa administrasi kredit yang terdiri dari dokumen kredit yang wajib didokumentasikan disesuaikan dengan kredit yang diberikan,
antara lain dokumen pengajuan kredit, dokumen analisis kredit, perjanjian kredit, warkat pencairan kredit, dan dokumen yang wajib dipenuhi debitur
yaitu berupa dokumen identitas debitur Fotocopi KTP, Kartu Keluarga, jumlah berapa kali mendapatkan pinjaman dari bank, keterangan pinjaman
terakhir, rencana penggunaan, cara pengembalian pinjaman, NPWP, legalitas usaha, dan dokumen terkait dengan agunan serta pengikatannya.
2. Tata cara dalam pemberian kredit paling tidak harus mengikuti beberapa
tahapan yaitu: a.
Untuk mendapatkan kredit terlebih dahulu calon nasabaah diharuskan mengajukan permohonan kredit. Pengajuan permohonan kredit harus
mencantumkan dan melengkapi dokumen administrasi kredit. b.
Setelah dokumen kredit diterima oleh bank, calon nasabah diminta untuk member keterangan-keterangan tambahan yang dapat menjelaskan isi dari
berbagai dokumen yang disampaikannya kepada bank. Keterangan- keterangan tersebut bisa disampaikan secara lisan maupun wawancara
tertulis sesuai dengan informasi maupun data yang diminta oleh petugas bank.
c. Selanjutnya petugas bank melakukan analisis kredit berdasarkan pedoman
yang sudah ditentukan oleh pihak bank. d.
Apabila sudah dilakukan analisis kredit yang dilakukan oleh bank, maka selanjutnya adalah mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui
danatau mengusulkan permohonan kredit kepada pejabat yang lebih tinggi. e.
Jika permohonan kredit disetujui maka dilakukan pencairan kredit. Pada umumnya pihak bank telah menyediakan formulir kredit tertentu
disertai syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon kredit.Meskipun pemohon kredit sudah memenuhi syarat-syarat yang diajukan, belum tentu pihak
bank memberikan fasilitas kredit.Pihak bank harus meneliti dan menganalisa keadaan pemohon kredit terlebih dahulu.
45
45
http:etd.eprints.ums.ac.id41081C100010123. di akses pada tanggal 2 Maret 2015
PT. Bank Mandiri Persero Tbk unit Credit Operations Regional I Medan dalam melaksanakan pemberian kredit kepada masyarakat telah mempunyai
standar yang harus dilaksanakan yaitu prosedur perkreditan yang sehat yang disusun sesuai SK Direksi Bank Indonesia Nomor 27162DIR tanggal 31 Maret
1995 tentang Pedoman Penyusunan Kebijaksanaan Perkreditan Bank PPKPB. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Arif Budi Agustanto selaku
Team Leader di PT. Bank Mandiri Persero Tbk unit Credit Operations Regional I Medan, prosedur pemberian kredit dengan jaminan perorangan adalah sebagai
berikut:
46
1. Permohonan aplikasi kredit
Agar suatu kredit dapat terealisasi dengan baik tentunya hal ini harus melalui prosedur yang dimulai dengan adanya suatu permohonan kredit dari pihak
calon debitur.Permohonan kredit ini merupakan tahap awal yang sangat penting sebelum dilakukan analisis kredit. Untuk menghindari kekeliruan yang dapat
menimbulkan masalah dikemudian hari, maka atas setiap permohonan kredit harus diperiksa dan diteliti tentang:
a. Kelengkapan data-data dan dokumen yang diperlukan
b. Kebenaran data-data dan dokumen yang diperlukan
c. Segi hukum dari dokumen yang diserahkan.
Calon debitur datang ke bank mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal.Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumen-
dokumen lainnya yang dipersyaratkan.Dokumen dimaksud penting bagi bank
46
Wawancara dengan Bapak Arif Budi Agustanto selaku Team Leader di PT. Bank Mandiri Persero Tbk unit Credit Operations Regional I Medan.
untuk menilai keadaan dan kemampuan debitur, sehingga menimbulkan rasa kepercayaan bank dalam member kreditnya. Yang perlu diperhatikan dalam setiap
pengajuan proposal suatu kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang: 1
Riwayat hidup dari calon debitur atau identitas calon debitur 2
Tujuan pengambilan kredit 3
Bidang usaha debitur 4
Besarnya kredit dan jangka waktu 5
Cara pemohon mengembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari
penghasilannya atau dengan cara lainnya 6
Jaminan kredit yang diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa
palsu dan sebagainya, biasanya setiap jaminan diikat dengan asuransi tertentu.
Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak Bank Mandiri seperti:
a Fotocopy Kartu Tanda Penduduk, Surat Nikah dan Kartu Keluarga
calon debitur, Kartu Tanda Penduduk SuamiIstri calon debitur. b
Fotocopy Nomor Pokok Wajib Pajak. c
Keterangan penghasilan calon debitur. d
Fotocopy sertifikat yang dijadikan jaminan: 1
Fotocopy Sertifikat Hak Milik Tanah apabila jaminan berupa tanah
2 Fotocopy Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor apabila jaminan
berupa kendaraan bermotor e
Fotocopy PBB f
Fotocopy SIUP g
Pas foto h
Neraca Rugi Laba Perusahaan 2.
Penyelidikan berkas pinjaman Setelah pengajuan proposal dan berkas-berkas, tahap selanjutnya adalah
penyelidikan dokumen-dokumen yang diajukan pemohon kredit.Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan lengkap sesuai dengan
persyaratan yang telah ditetapkan.Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau belum cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila
sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyelidikan berkas adalah membuktikan kebenarann dan keaslian dari berkas-berkas yang ada, seperti
kebenaran dan keaslian Akta Notaris, Tanda Daftar Perusahaan, Kartu Tanda Penduduk dan surat-surat jaminan seperti Sertifikat Tanah, Bukti Pemilikan
Kendaraan Bermotor ke instansi yang berwenang mengeluarkannya. Kemudian jika asli dan benar maka pihak Bank mencoba mengkalkulasi apakah jumlah
kredit yang diminta memang relevan dengan kemampuan nasabah untuk membayar.
3. Penilaian kelayakan kredit
Penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan maka perlu dilakukan suatu penilaian kredit. Penilaian kelayakan suatu kredit dapat dilakukan dengan
menggunakan analisis 5C’s namun untuk kredit yang lebih besar jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan studi kelayakan. Dalam studi kelayakan ini
setiap aspek dinilai apakah memenuhi syarat atau tidak. Adapun aspek-aspek tang dinilai dalam pemberian suatu kredit adalah:
a. Dari segi character Watak
Penilaiannya meliputi riwayat hidup calon debitur, mencakup reputasi calon debitur di lingkungan bisnisusahanya dan riwayat hubungan calon debitur
dengan bank, serta riwayat hubungan calon debitur dengan penjamin pihak ketiga.
b. Dari segi capacity Kemampuan
Penilaiannnya meliputi pengalaman dari calon debitur dan penjamin pihak ketiga dalam mengelola usahanya, termasuk sumber daya manusia yang
dimilikinya. c.
Dari segi capital Modal Penilaiannnya keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan
yaitu Neraca dan Laporan Rugi dan Laba 3 tahun terakhir. d.
Dari segi collateral jaminan Penilaiannya meliputi barang-barang jaminan yang diserahkan oleh calon
debitur kepada bank sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Adapun hasil wawancara dengan Bapak Fajar Syahputra selaku Pelaksana
Kredit di PT. Bank Mandiri Persero Tbk unit Credit Operations Regional I
Medan, bahwa kriteria barang jaminan yang harus diserahkan calon debitur adalah:
47
1 Benar-benar milik calon debitur atau penjaminpihak ketiga yang
bersedia menjaminkan kepada PT. Bank Mandiri Persero Tbk. 2
Tidak dalam kondisi dijaminkan kepada pihak lain, tidak dalam sengketa, atau disita dalam suatu kasus perkara di pengadilan.
3 Memiliki bukti kepemilikan yang sah dan masih berlaku serta telah
mempunyai kekuatan hukum. 4
Secara fisik tidak mudah rusak. 5
Secara legal diijinkan 6
Memiliki nilai yang lebih besar dari jumlah nilai fasilitas kredit. e.
Dari segi condition of economy keadaan ekonomi Menilai keadaan usaha dari calon debitur, serta keadaan penjaminpihak
ketiga pada masa kredit berlangsung. 4.
Wawancara Pertama Tahap pertama yang dilakukan kepada calon debitur dengan cara
berhadapan langsung dengan calon debitur. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang Bank
inginkan.Wawancara ini juga dimaksudkan untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.
5. Peninjauan ke lokasi On The Spot
47
Wawancara dengan Bapak Fajar Syahputra selaku Pelaksana Kredit di PT. Bank Mandiri Persero Tbk unit Credit Operations Regional I Medan.
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil penyelidikan dan wawancara maka langkah selanjutnya adalah melakukan
peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit.Kemudian hasil peinjauan ke lapangan dicocokkan dengan hasil wawancara pertama. Pada saat melakukan
peninjauan ke lapangan tidak dilakukan pemberitahuan terlebih dahulu kepada calon debitur agar apa yang dilihat dilapangan sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya. Tujuan peninjauan ke lapangan adalah untuk memastikan bahwa obyek yang dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam
proposal.
6. Wawancara Kedua
Hasil peninjauan ke lapangan dicocokkan dengan dokumen yang ada serta hasil wawancara pertama dalam wawancara kedua.Wawancara kedua merupakan
kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat dilakukan peninjauan ke lokasi di lapangan.
7. Keputusan kredit
Setelah melalui berbagai penilaian mulai dari kelengkapan dokumen keabsahan dan keaslian dokumen serta penilaian yang meliputi seluruh aspek
studi kelayakan kredit maka langkah selanjutnya adalah keputusan kredit. Keputusan kredit adalah menentukan apakah kredit layak untuk diberikan atau
ditolak, jika layak maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit akan mencakup:
a. Akadperjanjian kredit ynag akan ditandatangani
b. Jumlah uang yang diterima
c. Jangka waktu kredit
d. Dan biaya-biaya yang harus dibayar.
8. Penandatanganan akad kreditperjanjian lainnya
Sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon debitur menandatangani akad kredit, kemudian mengikat jaminan kredit dengan borgtocht
atau menandatangani perjanjian lain yang dianggap perlu. Penandatanganan akad kredit dilakukan antara bank dengan debitur dan penjaminpihak ketiga secara
langsung atau melalui notaris. 9.
Realisasi kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang
diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan pada PT. Bank Mandiri. Dengan demikian penarikan dana kredit dapat dilakukan melalui rekening yang
telah dibuka. Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dapat diambil sesuai dengan tujuan kredit.
D. Hak dan Kewajiban Para Pihak