Metode Bermain Peran Metode Inquiry

kemudian hasil pengamatan itu disampaikan dalam pelatihan dan dievaluasi oleh trainer Roestiyah, 1991. Kelebihan metode eksperimen : a. Peserta pelatihan terlatih menggunakan metode ilmiah dalam menghadapi segala masalah. b. Peserta pelatihan lebih aktif berfikir dan membuktikan sendiri kebenaran suatu teori. c. Peserta pelatihan dalam melaksanakan eksperimen selain memperoleh ilmu pengetahuan juga menemukan pengalaman praktis serta keterampilan menggunakan alat-alat percobaan. Kelemahan merode eksperimen : a. Seorang trainer harus benar-benar menguasi materi yang diamati dan harus mampu mengelola peserta pelatihannya. b. Memerlukan waktu dan biaya yang sedikit lebih dibandingkan metode yang lain.

8. Metode Bermain Peran

Role playing dilakukan dengan meminta peserta pelatihan untuk melakukan suatu peranan. Metode ini tentu menjamin keterlibatan peserta pelatihan dan juga mendayagunakan efek kinestetikgerakan. Role playing biasanya digunakan untuk mengembangkan kemampuan inter-personal atau kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Role playing dilakukan dengan terlebih dahulu merancang suatu kondisi yang harus dihadapi. Universitas Sumatera Utara Kelebihan metode bermain peran : a. Karena mereka bermain peran sendiri, maka mudah memahami masalah- masalah yang dihadapi. b. Bagi peserta pelatihan dengan bermain peran sebagai orang lain, maka ia dapat menempatkan diri seperti watak orang lain itu. c. Dapat merasakan perasaan orang lain sehingga menumbuhkan sikap saling perhatian. Kelemahan metode bermain peran : a. Bila trainer tidak menguasi penggunaan metode ini untuk sesuatu sesi pelatihan, maka bermain peran tidak akan berhasil. b. Bila trainer tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode ini, maka akan mengacaukan berlangsungnya sesi pelatigan.

9. Metode Inquiry

Metode inquiry adalah metode pelatihan dimana trainer membagi tugas meneliti sutau masalah kepada peserta pelatihan. Peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti, dan membahas tugasnya didalam kelompok kemudian dibuat laporan yang etrsusun baik dan kemudian didiskusikan secara luas atau melalui pleno sehingga diperoleh kesimpulan terakhir Roestiyah, 1991. Metode pelatihan inquiry menekankan kepada aktivitas peserta pelatrihan secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya metode ini menempatkan peserta pelatihan sebagai subjek belajar. Dalam proses pelatihan, Universitas Sumatera Utara peserta pelatihan tidak hanya berperan sebagai penerima materi melalui penjelasan trainer pelatihan secara verbal, tetapi peserta pelatihan berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelatihan. Dengan demikian, metode pelatihan inquiry menempatkan trainer bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagi fasilitator dan motivator. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara trainer peserta pelatihan. Tujuan dari penggunaan metode inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam metode inquiry peserta pelatihan tak hanya dituntut untuk menguasi materi pelatihan, akan tetapi bagaimana menggunakan potensi yang dimilikinya. Kelebihan metode inquiry : a. Mendorong peserta pelatihan untuk berfikir dan atas inisiatifnya sendiri, bersifat obyektif, jujur dan terbuka. b. Siatusi proses pelatihan menjadi lebing merangsang peserta pelatihan untuk berfikir secara sistematis, kritis dan logis. c. Dapat membentuk dan mengembangkan sel consept pada diri peserta pelatihan. d. Mendorong peserta pelatihan untuk berfikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri. Kelemahan metode inquiry : a. Peserta pelatihan perlu memerlukan waktu menggunakan daya otaknya untuk berfikir memperoleh pengertian tentang konsep. Universitas Sumatera Utara b. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga sering trainer sulit menyesuaikan dengan waktu yang ditentukan.

10. Metode Simulasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pelatihan Penggunaan Alat Pelindung Diri terhadap Pengetahuan dan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Karyawan Kilang Papan PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014

4 100 133

Analisa Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Karyawan Kilang Papan dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014

1 46 114

Pengaruh Pelatihan Penggunaan Alat Pelindung Diri terhadap Pengetahuan dan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Karyawan Kilang Papan PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014

0 0 16

Pengaruh Pelatihan Penggunaan Alat Pelindung Diri terhadap Pengetahuan dan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Karyawan Kilang Papan PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014

0 0 2

Pengaruh Pelatihan Penggunaan Alat Pelindung Diri terhadap Pengetahuan dan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Karyawan Kilang Papan PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014

0 0 13

Pengaruh Pelatihan Penggunaan Alat Pelindung Diri terhadap Pengetahuan dan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Karyawan Kilang Papan PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014

0 0 4

Pengaruh Pelatihan Penggunaan Alat Pelindung Diri terhadap Pengetahuan dan Tindakan Penggunaan Alat Pelindung Diri Karyawan Kilang Papan PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014

0 0 27

Analisa Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Karyawan Kilang Papan dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014

0 0 16

Analisa Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Karyawan Kilang Papan dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014

0 0 2

Analisa Faktor-faktor yang Memengaruhi Perilaku Karyawan Kilang Papan dalam Penggunaan Alat Pelindung Diri di PT Hidup Baru Kota Binjai Tahun 2014

1 1 10