Membantu menyelamatkan perekonomian bangsa melalui pengembangan sosialisasi perbankan syariah.

d. Membantu menyelamatkan perekonomian bangsa melalui pengembangan sosialisasi perbankan syariah.

Dari kajian tentang perkembangan pelaksanaan hukum syarak di era reformasi dalam bidang eknomi, dapat kita simpulakan beberapa perkara :

1. Sistem ekonomi Islam jelas mempunyai keistimewaan dibandingkan dengan sistem lainnya, kerana ianya megandungi nilai dan moral yang diimplementasikan dengan berdasarkan keimanan dan ketaqwaan telah memberikan kesedaran kepada mesyarakat untuk berusaha menerapkannya dalam kehidupan berekonomi.

2. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia yang kemudian menjadi krisis multidimensi telah membuktikan bahwa ekonomi Islam dengan perbankan syariahnya dengan prinsip bagi hasil tanpa bunga tetap tegak berdiri bahkan terus berkembang, dan adanya Undang-undang No. 10 tentang Perbankan tahun 1998 yang menyatakan Indonesia menganut dual sistem telah membuka kepada perbankan konvensional untuk membuka cabang bank syariahnya, dengan demikian dapat memberikan lebih banyak kemudahan kepada umat Islam untuk menggunakan khidmat bank dengan prinsip syariah.

3. Era reformasi telah disaksiskan dengan pelbagai penguatkuasaan Undang-undang yang mendukung ekonomi Islam seperti Undang-undang tentang pengurusan zakat, undang-undang tentang wakaf dan lain lainnya, hendaknya hal itu tetap menjadi perhatian kerajaan dan mesyarakat sehingga dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan ekonomi secara adil.

4. Tantangan dan masalah yang di hadapi dalam pembangunan ekonomi Indonesia selain kerana faktor sistem, juga dari sumber dayanya iaitu :

a. Pertama, lemahnya sumber daya manusia dengan praktek korupsi yang terjadi dalam berbagai tingkat dengan dilaksanakannya Undang-undang tentang Tindak Pidana Korupsi iaitu Undang-undang anti rasuah dan dengan terbentuknya Komisi Pemberantasan Rasuah diharapkan dapat terus bertindak dengan serius dalam memberantas praktek korupsi b. Kedua, sumber daya alam yang belum dapat diurus dengan baik sehingga penyelewengan masih berlaku dan manfaat kepada rakyat belum sepenuhnya dirasakan.

5. Terjadi perubahan paradigma dan arah tujuan dalam pembangunan ekonomi Indonesia, pada masa Orde Baru disebut dengan ekonomi konglomerasi dengan basisnya perusahan besar yang ternyat telah gagal dan kini beralih di era reformasi ini kepada sistem Ekonomi Kerakyatan dengan basis perkembangan kepada Usaha kecil, menengah dan koperasi, hal itu untuk mengikut sertakan rakyat dalam pembangunan ekonomi untuk mencapai pemerataan dan keadilan dalam pembangunan ekonomi.

6. Agenda reformasi ekonomi bertujuan untuk mencapai kemandirian ekonomi Indonesia, dalam pelaksanaannya dituangkan dengan Ketetapan Majlis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR) tahun 1999 dan Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) tahun 2000 yang mengandungi program dan langkah langkah praktis dalam pembangunan ekonomi jangka pendek dan menengah hendaknya menjadi dasar dan acuan oleh berbagai pihak baik pemerintah atau masyarakat untuk mensukseskannya sekaligus menjadi dasar penilaian.

Tidak ada alasan untuk melangkah ditempat lagi, semua elemen dan perangkat penyokong bagi pembangunan ekonomi sudahpun disiapkan, yang tinggal hanyalah kesedaran dan kemauan setiap anak bangsa dari semua lapisan lintas profesi, suku dan agama untuk melaksanakan pembangunan ekonomi dengan bekerja keras dan tetap berpegang kepada ajaran moral dan perilaku sehingga kejayaan yang akan dicapai nanti benar benar mendapatkankan ridha dan keberkahan Allah Swt, amin,

[193]Ibid, Hukum Ekonomi Islam, hlm. 47-49.

[194] Shuhrawardi K. Lubis, ibid, hlm. 57-60.

[195] Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani, 2001, hlm.29-34

[196] Naskah RUU Perankan Syariah masih diperdalam oleh BI, www.kompas.co.id/kompas-cetak/0402/18/finansial. Thn. 2004, hlm. 1.

[197]Ibid, hlm. 224-229.

[198] Husain Hamid Hisan, Asuransi Dalam Hukum Islam,, tinjauan atas Riba, Maisir dan Gharar, Jakarta; Penerbit Firdaus, thn, 1996, hlm. 3

[199] Rachmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang, Wawasan Islam dan Ekonomi, sebuah Bung a Rampai, Jakarta: Lembaga Penerbit Fakulti ekonomi Universitas Indonesia, 1997, hlm. 238-239.

[200] Muhammad Syafi’I antonio, Asuransi Dalam Perspektif Islam, Wawasan Islam dan Ekonomi Sebuah Bunga Rampai, Ibid, hlm. 255-260.

[201] Mohammad Daud Ali, Prof.H S>H dan Hj Habibah Daud S.H, Lembaga Lembaga Islam di Indonesia, Jakarta: PT RajaGafindo Persada, thn. 1995, Ed.1, Cet. 1, hlm. 241-256.

[202] Ibid, hlm. 256-260.

[203] Muhtar Sadili, Problem Undang undang Zakat di Indonesia, www. Portalinfak. Org, 2002, hlm. 1-2.

[204] Mohammad Daud Ali. Prof. SH, Lembaga lembaga Islam di Indonesia, hlm. 268-273.

[205] Zallum, Abdul Qadim, al-Amwāl fī al-Daulah al-Khilāfah, Beirut, Dārul cIlmi Lil Mamālayin, 1983, hlm. 1-2.

[206] Al-Anfāl 8: 1.

[207] Mahmud Yunus. Prof.DR.H, Tafsir Qur’an Karim, Selangor: Klang Book Centre, cet. Ketiga, thn 1998, hlm. 249.

[208] Muhammad Shidiq al-Jawi, Baitul Māl dalam Sistem ekonomi Islam, www. E-syariah.net/artikel. Thn 2004, hlm 1-9.

[209] Jimly Asshiddiqie, Reformasi Menuju Indonesia Baru : Agenda Restrukturisasi Organisasi Negara, Pembaharuan Hukum dan Keberdayaan Mesyarakat Madani, www.thecelli.com/dokumen/jurnal/jimly/j014.htm, hlm10.

[210] Anggito Abimayu, Ekonomi Indonesia Baru, ibid, hlm. 175-178.

[211] Dokumen Editorial, Politik Ekonomi Reformasi dan Mekanisme Pelaksanaannya, www. Korwilpdip.org/4editorial270502.htm, hlm. 1-7.