Pembaharuan dan pembentukan pelbagai perangkat peraturan perundang-undangan baru pada semua tingkatannya, reformasi ini disebut dengan agenda reformasi instrumental.

2. Pembaharuan dan pembentukan pelbagai perangkat peraturan perundang-undangan baru pada semua tingkatannya, reformasi ini disebut dengan agenda reformasi instrumental.

3. Keperluan untuk reorientasi sikap mental, cara berpikir dan metode kerja yang melanda hampir setiap peribadi warga mesyarakat, agenda ini disebut dengan agenda reformasi budaya yang menyangkut orientasi pemikiran, pola perilaku dan tradisi yang berkembang dalam kehidupan mesyarakat yang luas.

Agenda reformasi dalam bidang ekonomi adalah agenda kemandirian ekonomi, agenda ini adalah sangat penting dan hendaknya dijadikan dasar dalam pembangunan bangsa di masa hadapan, kerana Indonesia selalu menjadi sasaran yang sangat menguntungkan mereka untuk terus dipelihara sebagai konsumen yang patuh meskipun dengan aturan yang disadari sangat tidak adil, melalui jaringan sistem pasar bebas, bahkan dengan adanya agenda demokratisasi dan pemajuan hak hak asasi manusia seluruh dunia, telah membuka peluang untuk melakukan intervensi terang terangan bahkan intervensi yang legal ke dalam kedaulatan hukum negara negara yang lemah. Kerana itu tidak jalan lain kecuali membangun kemandirian, sama ada dari segi ekonomi ataupun kebudayaan iaitu kemandirian dengan basis ekonomi di daerah atau desa-desa atau dengan orientasi ekonomi kerakyatan.[209]

Berazaskan prinsip dasar pembangunan ekonomi Indonesia iaitu dari rakyat dan untuk rakyat, maka dapat diketahui bagaimana ekonomi Indonesia di jalankan kelemahan mendasar dari pelaksanaan pembagunan selama Orde Baru adalah kebijakan pemerintah yang menyimpang dari prinsip tersebut. Hal itu menyebabkan fundamental ekonomi sangat lemah, mudah di guncang. Pembangunan ekonomi mesti menjadikan mesyarakat penggerak utama dalam proses tersebut. Dasar inilah yang dilupakan selama Orde Baru. Maka ketika terjadi krisis mesyarakat tak mampu berbuat banyak kerana memang mereka tidak diikutsertakan dalam proses pembangunan ekonomi.

Supaya proses reformasi tidak mengulang kesalahan yang pernah dibuat selama Orde Baru, maka Indonesia mesti memperbaiki proses pengambilan keputusan. Selama masa itu dokumen perencanaan pembangunan nasional seperti Garis garis Besar Haluan Negara (GBHN) hanyalah produk MPR yang tingkat keterkaitannya dengan mesyarakat diragukan, maka agenda utama sekarang adalah membuat perencanaan pembangunan yang benar-benar menjadi produk yang mewakili kepentingan mesyarakat dan dinyatakan di dalam mesyarakat.

Khususnya dalam bidang eknomi kondisi sekarang masih di penuhi oleh praktik rasuah, kolusi dan nepotisme, maka proses demokratisasi ekonomi mesti dapat bersentuhan dengan persoalan-persoalan yang berkembang dalam bidang ekonomi, dengan kata lain demokratisasi ekonomi dapat memberikan peluang lebih besar bagi mesyarakat Indonesia untuk berusaha.

Krisis ekonomi yang telah melanda Indonesia itu hendaklah dijadikan momentum yang tepat untuk menggalang kesadaran dan opini bagi reformasi di segala bidang termasuk ekonomi, jumlah agenda persoalan Indonesia terlalu banyak dan besar, tantangannya adalah bagaimana supaya masyarakat boleh mendapat tempat yang cukup dalam pembangunan, mereka mesti benar-benar merasakan keadilan dalam pembangunan supaya boleh mendapatkan hasil yang sesuai dengan kemempuan mereka. Konsep pertumbuhan ekonomi yang berlaku selama Orde Baru dengan pertumbuhan yang tinggi ternyata tetap gagal memenuhi aspirasi mesyarakat, padahal sebenarnya pertumbuhan tinggi tetap diperlukan dan akan menjadi baik kalau di lakukan dengan melaluidan menghasilkan pemerataan, dengan kata lain kalau pertumbuhan eknomi di sokong oleh potensi terbesar mesyarakat, tidak akan ada yang menyalahkan pertumbuhan tinggi itu, kerana boleh sahaja pertumbuhan di mulai dari pemerataan dan boleh menghasilkan pemerataaan.[210]

Kalau disebut ekonomi Islam, maka kita menjadikan Islam sebagai suatu pedoman dan strategi untuk meningkatkan kesejateraan spiritual dan material semua rakyat dan menjadikan keadialan sosio-ekonomi yang merupakan tujuan utama pesan ajaran Islam, maka dalan pandangan Islam sisi priritual yaitu dengan ketenangan pikiran adalah sangat penting bagi kebahagian jiwa yang tidak dapat dicapai kecuali dengan menambah kedekatan manusia dengan Penciptanya, dan pada sisi material Islam menuntut alokasi dan distribusi semua sumber, amanat Tuhan dalam bentuk yang efisien dan adil sehingga dapat mewujudkan maqāshid dan memperoleh kehidupan yang baik. Hal ini menuntut penggunaan semua unsur asas strategi Islam yang seimbang dan efektif untuk melakukan penggunaan secara menyeluruh dalam memanfaatkan sumber daya dan merealisasikan tujuannya.

Sistem moral dalam ekonomi Islam menyedarkan bahawa sumberdaya itu adalah amanat Tuhan dan tidak mungkin seseorang dari pada mengelak dari pertanggungjawaban kepada Tuhan, dengan demikian berperan sebagai sebuah daya motivasi untuk tidak mengejar kepentingan pribadi saja, bagaimanapun suatu sistem moral boleh tidak efektif bila tidak diikuti dengan restrukturisasi ekonomi, dan restrukturisasi ini dapat dilakukan dengan lebih efektif bila pemerintah mendukungnya. Kerana itu Ekonomi Islam dapat membantu dengan reformasi moral yang diikuti dengan perencanaan kebijakan strategi dan restrukturisasi ekonomi dan keuangan akan mejadikan faktor manusia lebih berhati hati dalam penggunaan sumber daya sehingga kepentingan pribadi akan dapat di penuhi tanpa melanggar batas-batas kepentingan sosial, reformasi keuangan publik yang sesuai dengan ajaran Islam akan membantu mengenalkan efisiensi dan keadilan yang lebih besar.

Kerana itu dapat disimpulkan bahawa proses palaksanaan sistem ekonomi Islam dan Islamisasi masyarakatnya akan mampu menghapuskan ketidakseimbangan dalam realisasi pembangunan yang diinginkan, bagaimanapun proses Islamisasi ini adalah sebuah tugas yang lebih berat, ia menuntut upaya lebih besar dan tertib, dan proses ini adalah bertahap ia tidak dapat dicapai dengan serta merta melalui penggunaan kekuatan, tetapi dimulai dengan kebijksanaan dan pengertian dan kepahamanmenjadi tahap awal dalam proses ini.

Reformasi ekonomi Indonesia bila mengacu kepada perlembagaan yang telah dihasilkan seperti TAP MPR, GBHN dan PROPERNAS menjadi acuan bersama untuk melaksanakan reformasi dalam bidang ekonomi. Gerakan reformasi yang awalnya dipelopori oleh Mahasiswa dalam situasi krisis ekonomi telah berhasil mendesak kepada MPR supaya mengganti politik ekonomi konglomerasi Orde Baru dengan politik ekonomi Kerakyatan yang telah dikuatkan melalui dua Tap MPR RI :

1. TAP MPR RI Nombor XVI/MPR?1989 Tentang politik Ekonomi dalam rangka demokratissi ekonomi, mencakupi :

a. Tujuan politk ekonomi nasional : Untuik menciptakan struktur ekonomi Nasional supaya terwujud pengusaha menengah kuat dan besar jumlahnya dan terbentuknya kerjasama.

b. Pilar politik ekonomi nasional : Usaha Kecil, menengah dan koperasi

c. Anti monopoli, adalah dilarang penumpukan aset dan pemusatan kekuatan ekoomi pada seseorang atau kelompok.

2. TAP MPR RI Nombor IV/MPR/1999 Tentang Garis Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004 (Bab IV Bidang Ekonomi), mencakupi :

a. Sistem Ekonomi Kerakyatan dalam Sistem eknonomi Pasar

b. Mengakui ketidaksempurnaan pasar, iaitu mengembangkan persaingan yang sehat dan adil

c. Peranan Pemerintah mengoreksi ketidaksempurnaan Pasar.

Kalau dicermati kedua TAP MPR itu saling melengkapi sehingga Indonesia telah memiliki politik ekonomi pembangunan reformasi yang jelas yang dasar dasarnya :

1. Membanguan sistem ekonomiKerakyatan

2. Melaksanakan ekonomi pasar

3. Melaksanakan persaiangan yang sehat

4. Kerajaan mengoreksi ketidaksempurnaan Pasar

5. Menentang Monopoli

6. Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi sebagai basisi Ekonomi nasional

TAP MPR RI Nombor IV/MPR 1999 Tentang Garis Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004 merupakan arah dan pedoman bagi kebijakan penyelengaraan negara, termasuk Lembaga Tinggi dan seluruh Rakyat dalam melaksanakan penyelengaraan negara dan melakukan langkah langkah penyelamatan, pemulihan dan pengembangan pembangunan ekonomi khasnya, dan sesuai dengan amanat GBHN 1999-2004 arah kebijakan negara itu mesti dituangkan dalam program Pembangunan Nasional Lima tahun (Propenas) yang ditetapkan oleh Presiden bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Propenas telah pun disusun dan supaya Propenas mempunyai kekuatan hukum, maka Presiden dan DPR telah mengesahkan menjadi Undang undang NO. 25 Tahun 2000 Tentang Program pembangunan Nasional Tahun 2000-2004.

Bila dibandingkan dengan beberapa negara di Asia Timur yang dilanda krisis ekonomi, pemulihan ekonomi Indonesia berjalan lambat, hal itu bukan kerana ketiadaan konsep pemulihan ekonomi yang menyeluruh, tetapi hal itu kerana beberapa faktor :