Pembentukan Selat Sunda

Pembentukan Selat Sunda

Beberapa hal menarik dalam tulisan Keys, 1999, di antaranya adalah hasil pemodelan yang menyatakan bahwa Pulau Jawa dan Pulau Sumatra masih menyatu sebelum letusan Krakatau pada 535 M.

Gambar 4. Penampang berarah barat – timur yang menghipotesiskan runtuhnya kaldera akibat letusan Krakatau Purba dan menyebabkan terbentuknya Selat Sunda pada abad ke-6 (Keys, 1999).

Berikut sebuah kutipan dari buku tersebut: “A Pulau-pulau besar kecil masih banyak berserakan di mighty thunder which was answered by a furious Selat Sunda . Sumatra dan Jawa masih bergandeng shaking of the earth, pitch darkness, thunder and menjadi satu. Perbatasan antara Swarnadwipa lightning and then came forth a furious gale together (Sumatra) dan Jawadwipa (Jawa) pada masa itu with a hard rain, a deadly storm darkening the entire masih berupa suatu teluk yang menjorok jauh ke world, in no time there came a great flood. When pedalaman di daerah Jambi. Demikian menurut the water subsided it could be seen that the island of catatan para pelaut Arab dan Cina (van Bemmelen, Java had been split in two, thus creating the island of 1952, hal. 126-127). Sumatra.” David Keys from Javanese writings (Book of Kings).

The Dark Age (Abad Kegelapan)

(Petir menggelegar menyebabkan bumi bergetar, gelap gulita, guruh dan kilat sambar-menyambar

Istilah “Dark Age” selalu dikaitkan dengan masa disusul badai disertai dengan hujan deras, badai kegelapan bangsa Eropa yang dimulai sejak redupnya

kekaisaran Romawi pada 476 M akibat migrasi dan gelap mematikan seluruh dunia, dalam waktu singkat tekanan kaum Barbar. Keruntuhan Romawi terjadi banjir besar melanda. Ketika air surut dapat dilihat ketika kaisar terakhir dari kekaisaran Romawi Barat, bahwa pulau besar telah terbelah dua, menciptakan Romulus Augustus, diberhentikan oleh Odoacer, Pulau Jawa dan Pulau Sumatra). seorang Jerman (Julius Nepos) yang menjadi

Para ahli menyetarakan letusan dahsyat (violent penguasa Itali dan meninggal pada tahun 480 M. eruption) Krakatau yang mampu membentuk Selat Sejak saat itu dikatakan Eropa telah memasuki masa- Sunda tersebut dengan 2 milyar kali bom atom masa Kegelapan (Dark Ages). Masa-masa Kegelapan Hiroshima atau bisa 11,11 kalinya letusan Krakatau ini berlangsung kira-kira dari tahun 476 M itu hingga 1883 serta menghasilkan kaldera sebesar 5,7 - 8,5 masa Renaisans (1600). kalinya kaldera Krakatau 1883.

Apa penyebab migrasi kaum Barbar di awal periode Dark Age yang terjadi di Eropa itu? Banyak jawaban yang diberikan, tapi kini argumentasi yang menguatkannya adalah letusan besar Krakatau 535 M. K. Wohletz, seorang ahli vulkanologi di Los Alamos National Laboratory, Amerika Serikat, telah melakukan serangkaian penelitian letusan Krakatau 535. Hasil simulasinya menunjukkan betapa dahsyatnya letusan itu. Letusan sebesar itu telah melontarkan 200 km 3 magma (bandingkan dengan Krakatau 1883 yang

melontarkan magma sejumlah 18 km 3 ). Letusan Krakatau 535 M berlangsung selama sepuluh hari, tetapi letusan puncaknya berlangsung selama 34 jam dan menghasilkan kawah berukuran antara 40-60 km (Gambar 4). Kecepatan bahan yang dimuntahkan (mass discharge) sebesar 1 miliar kg/detik. Awan letusan (eruption plume) telah membentuk perisai di atmosfer setebal 20-150 m, dan menurunkan

temperatur 5 0 -10 0 C selama 10-20 tahun. Bencana tersebut telah mendatangkan wabah

sampar yang mendunia, gagal panen, dan revolusi. Kekurangan pangan membuat kaum Barbar bermigrasi dan menyerang kemana-mana. Pada saat

Gambar 5. Pulau Jawa dan Sumatra ketika masih bersatu, atas.

itu di Eropa terjadi transmutasi Kerajaan Romawi ke

Setelah letusan dahsyat Krakatau terbentuk kaldera besar yang

Kerajaan Bizantium, kejayaan Persia Purba, dan South

dan terbentuk dua pulau besar, masing-masing Pulau Sumatra

Arabian berakhir. Sementara di bagian dunia lainnya,

dan Pulau Jawa, bawah (Keys, 1999).

misalnya di Benua Amerika seperti peradaban Nazca yang penuh teka-teki, Metropolis Teotihuacan, dan

Hasil pemodelan Keys tersebut telah memperkuat kota besar Maya Tikal berakhir. Jadi pasca letusan teori Van Bemmelen (1952) dalam “De Geologische Krakatau 535 M tersebut membuat dunia dalam Geschiedenis van Indonesie” menyatakan; bahwa keadaan keos (chaos). Matahari dan bulan bersinar pada saat itu sebelum tahun 1175 Gunung Krakatau lebih redup karena tertutup debu vulkanik selama 18 belum merupakan pulau kecil seperti sekarang karena bulan, menyebabkan perubahan iklim global. kondisinya belum memungkinkan di lewati kapal laut.