Analisis Terhadap Gerakan Amar Makruf Nahi Mungkar di Indonesia

C. Analisis Terhadap Gerakan Amar Makruf Nahi Mungkar di Indonesia

Pada masa sekarang ini, pengemban amar makruf nahi mungkar tidak hanya berupa sekelompok orang yang berjuang sendiri-sendiri dan tidak terorganisir dengan baik seperti yang dilakukan oleh kelompok ulama pada umumnya, melainkan juga berupa kelompok-kelompok orang yang telah melebur dalam berbagai macam lembaga atau organisasi masyarakat, baik organisasi yang menggunakan label Islam ataupun tidak. Dalam hal ini, karakteristik-karakteristik pengemban amar makruf nahi mungkar -seperti yang telah dijelaskan di atas- harus diterjemahkan ke dalam bahasa visi dan misi lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi tersebut, untuk kemudian disosialisasikan kepada seluruh orang yang tergabung di dalamnya sehingga dapat menjadi acuan bagi mereka dalam Pada masa sekarang ini, pengemban amar makruf nahi mungkar tidak hanya berupa sekelompok orang yang berjuang sendiri-sendiri dan tidak terorganisir dengan baik seperti yang dilakukan oleh kelompok ulama pada umumnya, melainkan juga berupa kelompok-kelompok orang yang telah melebur dalam berbagai macam lembaga atau organisasi masyarakat, baik organisasi yang menggunakan label Islam ataupun tidak. Dalam hal ini, karakteristik-karakteristik pengemban amar makruf nahi mungkar -seperti yang telah dijelaskan di atas- harus diterjemahkan ke dalam bahasa visi dan misi lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi tersebut, untuk kemudian disosialisasikan kepada seluruh orang yang tergabung di dalamnya sehingga dapat menjadi acuan bagi mereka dalam

lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi yang memiliki perhatian khusus terhadap amar makruf nahi mungkar benar-benar dapat mengemban tugasnya dengan baik sesuai dengan tuntutan syariat Islam serta tidak akan melakukan

tindakan-tindakan gegabah yang justru akan merusak citra mereka sebagai pengemban amar makruf nahi mungkar dan juga citra agama Islam sendiri di mata umat lain atau bahkan di mata masyarakat internasional. Bila hal ini terwujud, maka –insya Allah- akan tercipta sebuah masyarakat yang menjunjung tinggi ajaran-ajaran Islam, yang pada akhirnya akan menjadi masyarakat Islam yang hidup sejahtera dan penuh kedamaian, persis seperti negeri Saba` yang telah mendapat pujian dari Allah Swt. karena negeri itu mendapatkan limpahan karunia-Nya serta ampunan dari-Nya tetapi hal itu terjadi sebelum mereka berpaling dari ajaran-ajaran Allah Swt.. 72

Dalam tataran masyarakat Indonesia, ada sejumlah lembaga atau organisasi yang memiliki perhatian khusus terhadap upaya penegakkan amar makruf nahi mungkar di Indonesia, seperti FPI (Front Pembela Islam, Jama'ah Tabligh, Hizbut Tahrir, Majlis Mujahidin Indonesia dan lain sebagainya. Meskipun secara umum organisasi-organisasi tersebut memiliki kesamaan salah satu misinya, yaitu menegakkan amar makruf nahi mungkar, akan tetapi dalam bagian analisis ini, penulis hanya akan menganalisa -tentunya karena keterbatasan waktu dan ruang- organisasi

72 Lihat Q.S. Saba` (34): 15.

FPI saja, karena FPI merupakan sebuah organisasi yang mengemban tugas amar makruf nahi mungkar, yang sangat terkenal di Indonesia karena aksi- aksinya yang dianggap kontroversial sejak tahun 1998. Terutama yang dilakukan oleh laskar paramiliternya yakni Laskar Pembela Islam. Rangkaian aksi penutupan klub malam, tempat-tempat pelacuran dan tempat-tempat yang diklaim sebagai tempat-tempat maksiat, ancaman terhadap warga negara tertentu, sweeping terhadap warga negara tertentu, konflik dengan organisasi berbasis agama lain, merupakan wajah FPI yang

paling sering diperlihatkan di media massa.

FPI dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus 1998 atau 24 Rabiuts Tsani 1419 H di halaman Pondok Pesantren al-Um, Kampung Utan, Ciputat, di selatan Jakarta oleh sejumlah habaib, ulama, mubaligh dan aktivis Muslim serta disaksikan ratusan santri yang berasal dari daerah Jabotabek. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan menjadi wadah kerja sama antara ulama dan umat dalam menegakkan amar makruf nahi mungkar di setiap aspek kehidupan. Adapun latar belakang pendirian FPI sebagaimana diklaim oleh organisasi tersebut antara lain:

1. Adanya penderitaan panjang umat Islam di Indonesia karena lemahnya kontrol sosial penguasa sipil maupun militer akibat banyaknya pelanggaran HAM yang dilakukan oleh oknum penguasa.

2. Adanya kemungkaran dan kemaksiatan yang semakin merajalela di seluruh sektor kehidupan.

3. Adanya kewajiban untuk menjaga dan mempertahankan harkat dan

Berbahasa Indonesia,

http://id.wikipedia.org, Front Pembela Islam, h. 2.

martabat Islam serta umat Islam. 74

Dalam menjalankan misinya menegakkan amar makruf nahi mungkar, FPI telah melakukan sejumlah aksi yang dimaksudkan untuk memberantas kemungkaran dan menegakkan syariat Islam di bumi Indonesia. Di awal-awal tahun 2006, FPI begitu bersemangat dalam menentang penerbitan majalah Playboy Indonesia. Aksi nekat Ponti Corolus, Erwin Arnada dan kawan-kawan dengan menerbitkan majalah Playboy Indonesia dianggap Front Pembela Islam (FPI) dan ormas-ormas

lainnya menantang kaum Muslimin. Maklum, di tengah debat sengit soal RUU APP, majalah Playboy Indonesia bernyali besar untuk hadir di tengah-tengah masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Terbitnya majalah cabul ini juga menampar wajah umat Islam Indonesia di kancah internasional, khususnya dunia Islam. Majalah gaya hidup pria yang berasal dari Amerika Serikat ini, tak lebih dari sekedar menjajakan pornografi, dengan tampilan tubuh-tubuh telanjang. Lebih jauh, masuknya Playboy merupakan penjajahan budaya yang tidak bisa dibiarkan. FPI menilai apa yang telah dilakukan Playboy sudah brutal. Karena itu, FPI menyatakan perang terhadap ikon majalah cabul tersebut. 75

Sejak berdiri, FPI tidak jarang melakukan aksi-aksi yang mengandung unsur kekerasan, pengrusakan ataupun intimidasi (ancaman). Sebagai contoh, pada tanggal 27 Agustus 2001, ratusan massa yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR

MPR/DPR RI untuk

74 Lihat Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org, Front Pembela Islam, h. 1.

75 Majalah Islam Sabili, edisi no. 21 th. XIII 4 Mei 2006, h. 33.

mengembalikan Pancasila sesuai dengan Piagam Jakarta. Lalu pada tanggal 09 Oktober, FPI membuat keributan dalam aksi demonstrasi di depan Kedutaan Amerika Serikat dengan merobohkan barikade kawat berduri dan aparat keamanan menembakkan gas air mata serta meriam air. Pada tanggal 15 Maret 2002, sekitar 300 masa FPI merusak sebuah tempat hiburan, Mekar Jaya Billiard, di Jl. Prof Dr. Satrio No.241, Karet, Jakarta. Kemudian pada tanggal 03 Oktober 2004, FPI menyerbu pekarangan Sekolah Sang Timur sambil mengacung-acungkan senjata dan memerintahkan para suster agar menutup gereja dan sekolah Sang Timur. Front Pembela Islam (FPI) menuduh orang-orang Katolik menyebarkan agama Katolik karena mereka mempergunakan ruang olahraga sekolah sebagai gereja sementara dan hal itu telah berjalan selama sepuluh tahun. Selain itu, masih banyak lagi tindakan-tindakan anarkis lainnya yang telah

dilakukan FPI. 76 Dalam hal ini, FPI memposisikan dirinya sebagai pengemban amar

makruf nahi mungkar. Sebagaimana telah dijelaskan pada latar belakang masalah, pengemban amar makruf nahi mungkar adalah sekelompok orang yang memiliki perhatian khusus terhadap tugas amar makruf nahi mungkar. Keberadaan kelompok orang seperti ini merupakan satu keharusan dalam masyarakat Islam, karena meskipun pada hakekatnya amar makruf nahi mungkar wajib hukumnya bagi setiap Muslim, sesuai dengan kemampuan masing-masing, akan tetapi seperti yang dikatakan oleh Ibn Katsîr ketika menafsirkan firman Allah pada Q.S. Âli 'Imrân (3): 104, harus ada sekelompok orang dari umat ini yang mau menekuni

76 Lihat Situs Kaum Kiri Indonesia, http://www.rumahkiri.org.

bidang amar makruf nahi mungkar. 77

Sebagai pengemban amar makruf nahi mungkar, FPI telah memperlihatkan salah satu karakteristik khusus pengemban amar makruf nahi mungkar yaitu memiliki semangat juang, sebuah karakteristik yang disimpulkan dari lafazh al-sâ`ihûn yang terdapat pada Q.S. al-Taubah (9): 112. Menurut hemat penulis, anggota-anggota FPI memiliki semangat juang yang tinggi, dan hal ini tercermin pada banyaknya aksi-aksi amar makruf nahi mungkar yang mereka lakukan sejak awal pendiriannya

hingga sekarang . Mereka cepat memberikan respon bila ada sesuatu yang dianggap mereka sebagai kemungkaran. Mereka tidak mau menunggu sampai kemungkaran itu merajalela ke seluruh lapisan masyarakat. Semangat juang anggota-anggota FPI juga ditunjukkan dengan melakukan berbagai aksi kemanusiaan antara lain pengiriman relawan ke daerah

bencana tsunami di Aceh. 79 Tetapi semangat juang yang tinggi ini tidak cukup bila tidak

dibarengi dengan karakteristik khusus lainnya yaitu menjaga nilai-nilai akhlak. Menurut

memperhatikan karakteristik menjaga nilai-nilai akhlak ini karena dalam mengemban tugas amar makruf nahi mungkar, FPI sering melakukan tindakan kekerasan atau anarkis. Menurut Habib Rizieq, Ketua FPI, tindakan-tindakan anarkis seperti itu disebabkan karena adanya "komunikasi yang tersumbat" dan

77 Ibn Kastîr, Tafsîr al-Qur`ân al-'Azhîm, (Beirut: al-Maktabah al-'Ashriyyah, 2002), jilid 1, h. 342.

78 Untuk mengetahui lebih rinci tentang aksi-aksi FPI, lihat Situs Kaum Kiri Indonesia, http://www.rumahkiri.org.

79 Lihat Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia, http://id.wikipedia.org, Front Pembela Islam, h. 2.

"letupan psikologis" dari ketidakberdayaan hukum di Indonesia dalam memberantas kemaksiatan. 80

Apapun alasannya, tindakan anarkis dalam menegakkan amar makruf nahi mungkar tidak dapat dibenarkan, karena ia bertentangan dengan karakteristik pengemban amar makruf nahi mungkar lainnya yaitu menjaga nilai-nilai akhlak. Pengemban amar makruf nahi mungkar harus tetap menjaga nilai-nilai akhlak ketika sedang menjalankan tugas mulia tersebut. Mereka tidak boleh bersikap gegabah, emosional dan tidak

mudah terprovokasi, terutama ketika aspirasi mereka tidak didengarkan atau ketika amar makruf nahi mungkar yang mereka lakukan tidak digubris. Dalam kondisi apapun, mereka harus tetap bersabar sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. Luqmân (31): 17 dan harus bersikap legowo sesuai dengan firman Allah dalam Q.S. al-A'râf (7): 199, seperti yang telah dijelaskan pada pembahasan tentang karakteristik khusus.

Dalam konteks masyarakat Indonesia, agar sebuah organisasi – apapun namanya- dapat tetap menjaga nilai-nilai akhlak sehingga tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis meskipun aspirasi mereka tidak didengarkan atau meskipun amar makruf nahi mungkar yang mereka lakukan tidak digubris, ada beberapa langkah alternatif yang dapat dilakukan, seperti dengan

memberdayakan wakil rakyat (legislatif), bekerja sama dengan penegak hukum, menempuh jalur hukum, atau dengan langkah-langkah positif lainnya. Menurut hemat penulis, langkah- langkah tersebut jauh lebih baik daripada harus melakukan tindakan- tindakan anarkis. Sebab, di samping langkah-langkah tersebut akan menambah harum citra agama Islam di mata masyarakat Indonesia

80 Majalah Islam Sabili, edisi no. 21 th. XIII 4 Mei 2006, h. 44.

khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya, serta citra para anggota organisasi tersebut sebagai pengemban amar makruf nahi mungkar, negara Indonesia adalah negara hukum sehingga tidak ada seorang pun atau satu organisasi pun yang dibolehkan untuk main hakim sendiri dengan menggunakan kekerasan fisik, apapun alasannya.