Keutamaan Menghafal al Qur'an

E. Keutamaan Menghafal al Qur'an

Menghafal al Qur'an adalah sebaik baiknya ibadah kepada Allah, karena orang yang menghafal al Qur'an berarti dia membaca, dan merenungkan kalam Allah dengan lisan dan pikirannya. Orang yang menjaga kalam Allah maka dia akan mendapatkan balasan yang sangat besar sekali. Dalam al Qur'an, Allah menyertakan orang orang yang membaca kitab sucinya dengan orang yang mengerjakan salat dan menginfakkan sebagian hartanya mereka akan mendapatkan sebuah perniagaan yang tidak akan merugi. Sebagaimana dilukiskan dalam surat Fâtir/35:32 yaitu:

§ΝèO $uΖøOu‘÷ρr& |=≈tGÅ3ø9$# tÏ%©!$# $uΖøŠx sÜô¹$# ôÏΒ $tΡÏŠ$t7Ïã ( óΟßγ÷ΨÏϑsù ÒΟÏ9$sß Ï Å¡ø uΖÏj9 Νåκ÷]ÏΒuρ Ó‰ÅÁtFø)•Β

öΝåκ÷]ÏΒuρ 7,Î/$y™ ÏN≡uŽöy‚ø9$$Î/ ÈβøŒÎ*Î/ «!$# 4 šÏ9≡sŒ uθèδ ã≅ôÒx ø9$# 玍Î7x6ø9$# ∩⊂⊄∪

Hadîts diriwayatkan al Hâkim, al Baihaqî, Ibn Khuzaimah dan al Tabrâni. Menurut al Hakim hadis ini sahih menurut syarat al Bukhâri dan Muslim. Lihat Abû 6Abdillah al Hâkim, " ,

& (Beirut: Dâr al Kutub al Ilmiyyah, 1990), juz 3, cet. ke I, h. 444. Al Baihaqi, Syu6ab al Imân, (Beirut: Dâr al Kutub al Ilmiyyah, 1410), juz 4, h. 255. Ibn Khuzaimah, %

' & (Beirut: al Maktab al Islami, 1070), juz 3, h. 51 dan Abû al Qâsim al Tabrâni, "

"' & (al Mausil, al Maktab al 6Ulûm wa al H ikam, 1983), juz. 9, h. 298.

“Kemudian Kitab itu kami wariskan kepada orang orang yang kami pilih di antara hamba hamba kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. yang demikian itu adalah karunia yang amat besar”.

karena besarnya keutamaan ini, Rasul menegaskan bahwa mereka adalah keluarga Allah yang ada di muka bumi ini, Rasulullah Saw. bersabda:

"Sesungguhnya Allah memiliki keluarga diantara makluknya", maka Rasulullah ditanya, "Siapakah mereka?. Rasul menjawab: "Ahli al Qur'an adalah keluarga Allah

dan orang yang istimewa di sisi Nya". 114

Keutamaan menghafal al Qur'an hemat penulis dapat dikelompokkan menjadi tiga hal, pertama, keutamaan membaca al Qur'an. Kedua, keutamaan ahli al Qur'an. Dan ketiga, keutamaan menjaga hafalan al Qur'an. Keutamaan keutamaan ini adalah satu kesatuan yang saling melengkapi bagi bagi ahli al Qur'an untuk menjadi orang yang istimewa di sisi Allah Swt., karena mereka yang menghafal al Qur'an sangat terkait dengan tiga hal pokok itu.

Pertama, keutamaan membaca al Qur'an. Menghafal al Qur'an berarti memba canya, baik dengan

, samar samar, maupun " / melihat

/tidak melihat

. Membaca al Qur'an yang baik yaitu dengan dan disertai , seorang yang membaca dengan hafalan dan mampu membacanya dengan dan

maka itu adalah yang terbaik, namun jika tidak, maka yang utama dengan melihat 115 sehingga dapat sambil mentadabburinya. Berikut hadis

hadis tentang keutamaan ini. Pertama, al Qur'an memberikan $ kepada para pembacanya. Rasulullah saw. bersabda:

114 Ha dis , riwayat A h mad , an Nasâi , Ibn Mâjah dan al Dârimi . Lihat A h mad bin H anbal , & juz 3 , h . 127 . Abû 6Abd al Ra h mân al Nasâi , S

" 8 & ( Beirut : Libanon, 1991), juz. 5, cet. ke I, h. 17. Abû 6Abdillâh al Qazwinî,

& (Beirut: Dâr al Fikr, t.th.), juz 1, h. 78, dan al Dârimi,

& (Cairo: Dâr al Rayyân, 1987), juz 2, cet. ke I, h. 433.

115 Al Suyûtî, "% +

A& h. 316.

"Dari Abû Umâmah al Bâhili berkata: Aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda: Bacalah al Qur'an, karena ia pada hari kiamat nanti akan datang untuk

memberikan 116 $ kepada para pembacanya".

Membaca al Qur'an merupakan sebaik baiknya ibadah yang dilakukan seorang kepada Allah Swt, Dia akan memberikan pahala yang berlipat kepada pembacanya, Rasulullah Saw. bersabda:

"Siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah, maka ia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan

" 117 " satu huruf, tapi satu huruf, satu huruf, dan satu huruf.

Kedua: Orang yang membaca al Qur'an akan bersama dan dilindungi malaikat, sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadîts:

"Perumpamaan orang yang membaca al Qur'an dan dia menghafalnya, ia akan bersama malaikat yang menjadi utusan yang mulia lagi suci. Sedangkan orang yang membaca al Qur'an tetapi ia terbata bata kesulitan ia akan mendapat dua pahala". 118

"Tidaklah seorang yang berniat tidur di kasurnya kemudain membaca surat dari al Qur'an, Allah akan mengutus malaikat yang menjaganya dari setiap sesuatu, ia

akan pergi sampai ia pergi. (H.R. Ahmad dan al Tirmidzi). 119

116 Hadis , riwayat Muslim. Lihat Muslim, & juz 4, h. 241. 117 Had is diriwayatkan al Tirmidz î dan al Dârim î , al Tirmidzî berkata : hadis ini

Lihat al Tirmidzî, "

& juz 4& h. 247 dan al Dârimi,

& juz 2, h. 429.

& juz 4, h. 267, dan Muslim, & juz 4, h. 219.

. Lihat al Bukhâri,

Hadis , , diriwayatkan oleh Ahmad, al Tirmidzî, al Nasâ6î dan al Baihaqî. Al Tirmidzî berkata: “Kami tidak mengetahui hadis ini kecuali dari jalur ini, nama asli al Jarîrî adalah Sa6îd bin Iyyâsy Abû Mas6ûd al Jarîrî, sedangkan Abû al ‘Alâ: Yazîd bin 6Abdullâh bin al Syakhîr”. Hadîts ini , karena terdapat perawi yang

antara Syidâd bin Aus (perawi hadis) dengan Abû Mas6ûd al Jarîrî. Abû Mas6ûd al Jarîrî menurut ulama

++ , namun tiga tahun menjelang wafatnya hafalan berubah, namun hal itu tidak

. Menurut Ibn Sa'ad, ia adalah: ++

, namun hafalannya berubah diakhir umur. Lihat Ibn Hajar al 6Asqalânî, " & (Beirut: Dâr al Fikr, 1984), juz 4, cet. ke I, h. 6,

& juz 4& h. 125, al Tirmidzî,

Ketiga, Bacaan al Qur'an mendatangkan rahmat dan ketenteraman. Rasulullah Saw. bersabda:

"Tidak ada orang orang yang berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca dan mempelajari al Qur'an, kecuali mereka akan memperoleh ketentraman, diliputi rahmat, dikitari para malaikat dan nama mereka disebut sebut oleh Allah

dikalangan malaikat". 120

Keempat, sibuk membaca al Qur'an mendatangkan anugerah Allah Swt. Rasulullah Saw. bersabda:

"Siapa yang selalu sibuk membaca al Qur'an dan dzikir kepada Ku, sehingga ia tidak sempat memohon apa apa kepada Ku, maka ia akan aku beri anugerah yang paling baik, yang diberikan kepada orang yang memohon kepadaku, dan keutamaan

kalam Allah atas kalam lain seperti keutamaan Allah kepada makhluknya". 121

Kelima, hadiah bagi orangtua yang anaknya membaca dan mengamalkan al Qur'an. Rasulullah Saw. bersabda:

" & juz 5& h. 476, al Nasâ'i, "8 $ & juz 6, h. 203, dan al Baihaqi, , " % , juz 2, h. 352.

Hadîts , diriwayatkan oleh Muslim, Abû Dâud, al Tirmidzî, Ibn Mâjah dan Ahmad. Lihat Muslim,

2 & juz 1, h. 544, al Tirmidzî, "

& juz 4, h. 212, Abû Dâud,

& juz 5, h. 195, Ibn Mâjah, Sunan Ibn Mâjah, juz 1, h. 82 dan Ahmad, ;& h. 252.

Hadîts , , diriwayatkan al Tirmidzî, al Dârimi dan al Baihaqî. Al Tirmidzî berkata: hadîts ini

& juz 5, h. 256, al Dârimî, " & juz 2, h. 532 dan al Baihaqî,

3 Lihat al Tirmidzî,

"% & juz 1, h. 513. Hadîts ini , karena terdapat Muhammad bin al Hasan al Hamdâni, ulama sepakat tentang keda6îfan beliau. Menurut al Dzahabî beliau )

(lemah sekali), menurut Ibn Hibbân: beliau " & beliau banyak meriwayatkan dari guru guru yang ++ 3 Ibn Hibban mengkategorikan perawi yang "

2 /cacat dalam kitabnya. Lihat al Dzahabi,

& (Beirut: Muassasah al Risâlah, 1993), juz 9, cet. ke VII, h. 304, Muhammad Ibn Hibbân, "

2 & (Cairo: Dâr al Kutub al Misriyyah, t.th.), juz 2, h. 276.

"Siapa yang membaca al Qur'an dan mengamalkan isinya, maka kedua orangtuanya pada hari kiamat nanti Allah akan memakaikan mahkota. Cahaya mahkota itu lebh bagus daripada sinar matahari di dunia. Kalau demikian halnya, maka pahala apakah gerangan yang dianugerahkan kepada yang mengamalkan al

Qur'an itu sendiri". 122

Keenam, orang yang membaca al Qur'an ibarat minyak wangi, baunya dimana mana. Rasulullah Saw. bersabda:

"Pelajarilah al Qur'an dan bacalah serta tidurlah kalian. Sebab perumpamaan al Qur'an dan orang yang mem pelajarinya kemudian ia mau membacanya, ibarat sebuah bejana yang berisi minyak wangi baunya selalu semerbak dimana mana. Sedangkan perumpamaan orang yang mempelajarinya tetapi tidur saja, al Qur'an hanya di dadanya saja; maka hal itu ibarat bejana yang berisi minyak wangi tetapi

tutupnya diikat rapat rapat". 123

Ketujuh, membaca al Qur'an adalah ibadah yang paling utama. Rasulullah Saw. bersabda:

"Yang paling utama dari ibadah umatku adalah membaca al Qur'an". 124

Hadîst , , diriwayatkan oleh Abû Dâud, Ahmad, al Baihaqî, Abû Ya'lâ al Mausili. Lihat Abû Dâud,

& juz 2, h. 440, al Baihaqî, ,

2 & juz 2, h. 70, Ahmad,

"% & juz 2, h. 329, Abû Ya'la al Maus ilî, D $ & (Dimasq, Dâr al Ma'mûn, 1984), cet. ke I, juz, 3, h. 65. dalam hadîts ini terdapat seorang perawi yang

, yaitu Zabân bin Fâid. Menurut Ibn Hajar, Zaban * hadisnya namun beliau ahli ibadah dan bagus akhlaknya. Dalam tingkatan perawi, beliau tingkatan yang keenam. Selain itu, Zabân jika menerima hadîts dari Sahal bin Muâdz al Juhani juga , . Lihat Ibn Hajar,

& (Beirut, Dâr al Fikr, 1995), juz 1, h. 178.

Hadîts , diriwayatkan al Tirmidzi, Ibn Majah dan al Baihaqi. Lihat al Tirmidzî, "

& juz 1, h. 78 dan al Baihaqi, , " % & juz 2, h. 554. H adîts ini terdapat Abû Sa6îd al Maqbûri, menurut ulama beliau berkualitas "

JK& h. 234, Ibn Mâjah,

/kurang hafalannya. Dengan demikian hadis ini berkualitas . Namun menurut al Bâni hadis ini

& juz 4, h. 93. Bandingkan Muhammad Nashiruddîn al Albânî,

, . Lihat Ibn H ajar,

, (Makkah: Maktabah al Islamiyyah, t.th.), juz. 1, h. 289.

Hadîts , , diriwayatkan al Baihaqî, al Qadâ'î dalam " . Lihat al Baihaqî, al

* "% & juz 2, h. 354 dan Abû 6Abdillâh al Qadâ'î, " & (Beirut: Muassasah al Risâlah, 1986), juz. 2, cet. ke II, h. 286. Menurut al Suyûti hadis ini * , diriwayatkan oleh Hujjiyah bin ‘Adi dari al Nu‘man bin Basyîr. Ibn Hajar mengatakan Hujjiyah bin ‘Addi;

2 tingkatan ketiga. Lihat Jalaluddîn al Suyûtî, "9 * "

& (Beirut, Dâr al Fikr, 1981), juz 1, h. 195, dan Ibn Hajar, +

& h. 191.

Kedua, yaitu keutamaan orang orang yang menghafal al Qur'an. Orang yang menghafal al Qur'an memiliki keistimewaan. Profesi ini sangat mulia dan agung, seorang yang diberikan keistimewaan menghafal al Qur'an seyogyanya tidak menjadikan al Qur'an sebagai mata pencarian hidupnya, atau ingin mencari

popularitas dan kenikmatan dunia. 125 Berikut hadis hadis tentang keutamaan keutamaan mereka. Pertama, tingkatan syurga yang tertinggi bagi para penghafal al

Qur'an. Rasulullah Saw. bersabda:

"Di akhirat nanti kepada ahli al Qur'an akan diperintahkan, "Bacalah dan naiklah ke syurga. Dan bacalah al Qur'an dengan tartil seperti engkau membaca dengan tartil di dunia. Sebab tempat tinggalmu di syurga adalah berdasarkan ayat

yang paling akhir yang engkau baca. 126

Dalam hadis yang lain, Rasulullah Saw juga menegaskan bahwa:

"Jumlah tingkatan tingkatan syurga itu sama dengan jumlah ayat al Qur'an, maka tingkatan syurga yang dimasuki para ahli al Qur'an itu adalah tingkatan yang

paling atas, dimana tidak ada tingkatan lagi setelahnya. 127

Kedua, menghormati penghafal al Qur'an berarti mengagungkan Allah Swt. Rasulullah Saw. bersabda:

"Diantara perbuatan mengagungkan Allah adalah menghormati orang islam yang lanjut usia, menghormati orang yang hafal al Qur'an yang tidak berlebih lebihan

125 Yahyâ bin Syaraf al Nawâwi, " "# $ & (Jaddah, Maktabah al Harâmain, t.th.), h. 26.

Hadîts , diriwayatkan oleh Abû Dâud, al Tirmidzî dan Ahmad. Al Tirmidzî berkata: hadis ini

2 & juz 2, h. 153, Ahmad, & juz 2, h. 192, dan al Tirmidzî,

. Lihat Abû Dâud

& juz 4, h. 250.

"% & juz 5, h. 10. Menurut al Hâkim hadis ini

Hadîts

diriwayatkan al Baihaqi. Lihat al Baihaqi

& namun matan hadîts ini tidak ditulis kecuali dari jalur ini, ia merupakan hadis

) . Sedangkan menurut al Suyûtî hadîts ini . Lihat al Suyûti, "9 $ " & juz 2, h. 151.

dalam mengamalkan isinya dan tidak membiarkan al Qur'an tidak diamalkan, serta menghormati penguasa yang adil. 128

Ketiga, penghafal al Qur'an tidak akan mendapat siksa di hari kiamat nanti. Rasulullah Saw. bersabda:

"Bacalah al Qur'an dan janganlah kalian tertipu dengan yang menggantung ini, karena sesungguhnya Allah tidak akan menyiksa hati orang yang

hafal al Qur'an. 129

Keempat, penghafal al Qur'an adalah lebih berhak menjadi Imam shalat. Rasulullah Saw. bersabda:

"Yang mengimami salat suatu kaum hendaknya yang paling pandai membaca al Qur'an dan paling pertama bacaannya dihadapan Rasul. 130

Kelima, penghafal al Qur'an dapat memberikan $ pada sepuluh keluarganya. Rasulullah Saw. bersabda:

"Puasa dan al Qur'an dapat memberikan syafa'at pada seseorang di hari kiamat. Puasa akan berkata: wahai Tuhanku aku telah mencegahnya dari makanan dan syahwat syahwat di siang hari, maka syafatkanlah aku. Al Qur'an berkata: aku telah

mencegahnya tidur di malam hari maka berilah aku syafa‘at". 131

128 Hadîts , diriwayatkan Abû Dâud, al Baihaqâ. Lihat Abû Dâud& 2 & juz 4, h. 261. Al Baihaqî,

& (Makkah: Maktabah Dâr al Bâz, 1994), juz 8, h. 164. hadis ini terdapat Abû Kinânah al Qurasyî, menurut Ibn Hajar:

"'

2 " 3 Selain itu terdapat perawi yang bernama 6Abdullâh bin Himrân. Menurut Ibn Hajar:

+ & (kadang kadang salah hafalannya), tingkatan kesembilan. Lihat Ibn Hajar, +

& juz 1, h. 487.

Hadîts & diriwayatkan al Dârimî dan Ibn Abi Syaibah. Lihat 'Abd al Rahmân al Dârimi&

" ;& (Cairo: Dâr al Rayyan, 1987), cet. 1, h. 524, dan Ibn Abî Syaibah, & (Riyâd: Maktabah al Rusyd, 1409 H.), juz 13, h. 358. Menurut al Suyûti hadîts ini

& juz 1, h. 200.

diriwayatkan Tamâm dari Abû Umâmah. Lihat al Suyûti, "9 $ "

Hadîts , diriwayatkan Muslim, al Tirmidzi, Abu Dâud dan Ahmad. Lihat Muslim, & juz 1, h. 465, al Tirmidzî,

& juz 1& h. 459, Abû Dâud, 2 & juz 1, h. 159 dan Ahmad,

& juz 4, h. 118.

Hadîts , , diriwayatkan oleh Ahmad, al Hâkim, dan Ibn Mubârak. Al Hakim berkata: hadis ini

menurut syarat Muslim, tetapi tidak diriwayatkan dalam , lihat Ahmad, ;& h. 174, Abû ‘Abdillâh al Hâkim,

;& (Beirut: Dâr al kutub al ‘Ilmiyyah, 1990), cet. ke 1, h. 219 dan Ibn Mubârak,

& (Beirut: Dâr al

Dalam riwayat lain juga dijelaskan bahwa:

"Siapa yang membaca al Qur'an dan menghafalnya, kemudian menghalalkan yang halal dan mengharamkan yang haram, maka Allah akan memasukkan ke syurga dan mem berikan syafa‘at pada sepuluh orang keluarganya yang berhak masuk

neraka". 132

Keenam, penghafal al Qur'an lebih diutamakan sampai meninggal. Sebagaimana yang dilakukan Rasulullah Saw. kepada sahabatnya yang gugur dalam perang uhud, yaitu:

"Menyatukan dua orang dari orang orang yang gugur dalam perang uhud dalam satu liang lahad, kemudian Beliau bersabda: "Siapakah diantara mereka yang paling hafal al Qur'an?", jika ditunjukan kepada salah satunya, maka Beliau mendahulukan menguburnya keliang lahad, sambil berkata: aku adalah saksi atas mereka semua, kemudian Beliau menyuruh sahabatnya untuk mengubur mereka

dengan darah darahnya, dan mereka tidak dishalatkan dan juga tidak dimandikan". 133

Sedangkan ketiga adalah keutamaan menjaga hafalan al Qur'an. Menjaga hafalan al Qur'an merupakan sebuah kewajiban bagi seorang yang menghafal, karena al Qur'an bisa hilang jika tidak diulangi. Begitupun seorang yang sudah hafal al Qur'an potensi hilangnya sangat cepat sekali, lebih cepat dari seekor unta yang diikat dalam cancangnya. Orang yang tidak memelihara hafalan dengan berbagai macam

Fikr, t.th.), juz 1, h. 99. Setelah diteliti terdapat beberapa rawi yang lemah, yaitu Hayyi bin 6Abdillâh, Ibn Lahi6ah dan Mûsâ bin Dâud. Menurut Ibn Hajar, Hayyi bin 6Abdillâh:

2+& . Menurut al Bukhâri:

(hadisnya diteliti), bahkan menurut al Râzi hadis hadisnya munkar. Sedangkan Ibn Lahi'ah:

2+, hadis hadisnya suka tertukar setelah kitabny terbakar. Sedangkan Musa bin Dâud: +, ahli ibadah. Lihat Ibn Hajar,

& juz 2, h. 207, dan Abî Hâtim al Râzi, "9 )

" $ & (Beirut: Dâr Ihyâ al Turats al Arabi, t.th.), juz 3, h. 271. Kami tidak mengetahui sumber perkataan al Hâkim yang mengatakan hadis ini

Hadîts , , diriwayatkan al Tirmidzi dan Ahmad. Al Tirmidzi berkata hadis diriwayatkan dari satu jalur, dan sanadnya tidak

, karena hafs bin Sulaimân * dalam periwayatan hadis. Lihat al Tirmidzi,

K& h. 171. juga Ahmad, >& h. 287.

133 Hadîts , diriwayatkan al Bukhâri, Abû Dâud, dan al Tirmidzî. Lihat al Bukhâri "

& juz 1, h. 450, Abû Dâud, 2 & juz 3, h. 501, al Tirmidzî, " & juz 3, h. 354.

kesibukan, hal itu tidak dibenarkan karena sama saja dia menduakan al Qur'an dengan urusan yang kurang penting. 134 Sehingga, sekali lagi penghafal al Qur'an memiliki

kewajiban untuk menjaga hafalannya. Berikut hadîts hadîts tentang hal ini. Pertama, Hafalan al Qur'an itu mudah hilang. Rasulullah Saw. bersabda:

"Peliharalah hafalan al Qur'an itu, sebab demi dzat yang menguasai jiwa Muhammad, al Qur'an itu lebih cepat terlepas daripada unta yang terikat dalam

ikatannya". 135

Dalam riwayat lain, beliau menjelaskan pentingnya memelihara hafalan, yaitu;

"Orang yang hafal al Qur'an itu tidak ubahnya pemilik unta yang diikat. Apabila ia mau menjaga unta itu ia dapat memegangnya dan apabila unta itu dibiarkan terlepas ia juga pergi". 136

Kedua, larangan berkata; "Saya lupa al Qur'an". Rasulullah Saw. bersabda:

"Sangat tidak baik apabila ada seorang berkata: Saya lupa ayat ini ayat itu, tetapi hendaknya ia berkata: "Saya dilupakan". Dan ingatlah kembali hafalan al Qur'an itu, karena ia akan mudah terlepas dari dada orang yang menghafalnya

daripada hewan yang digembala". 137

Ketiga, melupakan hafalan al Qur'an adalah dosa besar. Rasulullah Saw. bersabda:

134 Al Nawâwi, "

"# $ & h. 27 28.

& juz 3, h. 233 dan Muslim, & juz 1, h. 317.

. Lihat al Bukhâri,

& juz 3, h. 233 dan Muslim, & juz 1& h. 316.

. Lihat al Bukhâri,

Hadis , diriwayatkan al Bukhârî dan al Tirmidzî. Lihat al Bukhâri, " & juz 3, h. 233 dan al Tirmidzî,

& juz 4, h. 263.

"Semua pahala umatku diperlihatkan kepadaku, sampai kotoran orang yang membuang kotoran (debu) dari dalam masjid. Dan semua dosa dosa umatku juga diperlihatkan kepadaku. Maka aku tidak melihat dosa yang paling besar, daripada

dosa orang yang hafal surat atau ayat al Qur'an kemudian dia melupakannya". 138

Hadîts hadîts keutamaan memelihara hafalan al Qur'an sangat penting bagi penghafal, karena memang persoalan dalam menghafal al Qur'an yang terberat adalah

menjaga atau memelihara hafalan tersebut sampai akhir kehidupan. 139 Karena itu /mengulangi hafalan merupakan kewajiban dan pekerjaan yang tidak boleh

ditinggalkan bagi penghafal al Qur'an. Adapun ancaman Rasulullah saw. bahwa orang yang melupakan hafalan al Qur'an termasuk dosa besar dalam hadis ketiga ini

menurut para ulama hadis tersebut 140 , & karena itu tidak dapat dijadikan . Namun Badruddin al 6Aini ketika menjelaskan hadîts ini mengatakan bahwa:

"Bagaimana mungkin kita bisa mengatakan dosa ini (melupakan hafalan al Qur'an) termasuk dosa besar, padahal dalam hadîts

Rasulullah menegaskan bahwa dosa besar itua adalah "engkau menjadikan tandingan Allah Swt., padahal Allah yang menciptakan Mu, membunuh anak kerena takut fakir, zina dengan istri tetangga". Kalau kita menganggap ini sebagai dosa, maka ia dihubungkan dengan dosa dosa tersebut, karena setiap dosa di dibawahnya terdapat dosa lagi, sehingga hal tersebut dengan melihat bahwa dibawah dosa dosa itu masih terdapat dosa dosa besar lain. Seperti kufur adalah dosa yang paling besar, karena tidak ada dosa yang lebih tinggi darinya, dosa dosa yang di bawahnya tingkatannya masih dibawah kufur. Karena itu, hal ini sesuai dengan kondisi, pribadi seorang dan waktunya". 141

Jika dijelaskan dengan hadîts hadits di atas, maka hal itu sangat jelas sekali menunjukan larangan seorang penghafal untuk berkata: "Aku lupa ayat ini dan ini", akan tetapi seharus ia berkata: "Aku dilupakan ayat ini dan ini". Sebagaimana dalam

Hadîts , , diriwayatkan oleh Abû Dâud, al Tirmidzî, al Baihaqi. Lihat Abû Dâud,

J& h. 251 dan al Baihaqi, " +

2 A, h. 126, al Tirmidzî,

"' & juz 2, h. 440. dalam hadis ini terdapat perawi yang lemah, yaitu: al Mut allib bin 6Abdullâh bin Hantab. Menurut ulama beliau banyak memursalkan hadîts kepada Nabi padahal beliau belum pernah bertemu dengannya, sehingga menurut Ibn Sa6ad tidak dapat dijadikan Hujjah. Selain beliau, ada juga perawi yang lemah yaitu 6Abdul Majîd bin 6Abdul al Azîz bin Abî Rawâd, menurut Ibn Hajar:

$ , dari tingkatan sembilan. Menurut Ibn Hibbân:

3 Dia termasuk kelompok

) "7 , (Beirut: Dâr al Fikr, t.th.), juz 1, h. 629, juga Ibn Hajar, +

. Lihat Yahyâ bin Syaraf al Nawâwî,

, juz 1, h. 612.

Menurut Muhaimin Zen, ada beberapa faktor yang menyebabkan hilangnya hafalan seorang, yang paling sering yaitu karena ayat ayat yang sudah dihafal lupa lagi. Faktor ini disebabakan intensitas takrir kurang disebabkan kesibukan dan aktifitas aktifitas lain. Lihat Muhaimin Zein,

E .:

"# $ , (Jakarta: al Husna, 1985), h. 39.

Menurut al Bukhari hadis ini lemah, karena al Mutthallib bin Abdullah bin Hantab tidak pernah mendengar hadis hadis dari salah seorang sahabatpun, bahkan hadîts ini asing baginya. Ali al Madînî menganggap munkar riwayat al Muthallib mendengar hadis hadis dari sahabat Nabi. tidak Badruddin al 6Aini,

& (Riyâd: Maktabah al Rusyd, 1999), cet. ke I, juz 2, h. 367.

141 al 6Aini,

& h. 369.

firman Allah ~ َU ُآ ْذ َأ ْن َأ نs َ{ ْu yzjا ّx ِإ ِ\ ْu ِqs َt ْqأ s َc َو "Dan tidak adalah yang melupakan Aku

untuk menceritakannya kecuali syaitan". 142 Lupa yang dilarang dalam ayat ini adalah karena perbuatan melupakan/meninggalkan ayat ayat yang telah dihafal, artinya

intensitas yang kurang sementara hafalan tidak begitu lancar, sehingga hafalan al Qur'an menjadi hilang, sedangkan aktifitas harian juga semakin menumpuk. Adapun lemahnya hafalan disebabkan faktor

dan kemampuan yang kurang, maka hal itu tidak apa apa, karena ia sudah berusaha mengulangi hafalannya. Dalam al Qur'an Allah menegaskan bahwa ْgُ•َuِtَ€َl َ•ا اbُtَq (mereka melupakan Allah, maka Allahpun melupakan mereka), 143 artinya mereka meninggalkan keta'atan kepada

Allah Swt., mereka meninggalkan perintah Allah dan melakuakan larangan larangannya, maka Allah Swt. menjauhkan mereka dari rahmat dan kasih sayang Nya. 144 Dengan demikian yang dimaksud dosa besar di sini adalah dosa seorang yang

menghafal al Qur'an karena meninggalkan hafalan al Qur'an disebabkan faktor faktor internal dan eksternal pribadinya.

Pada pembahasan selanjutnya akan dijelaskan kajian kajian , 2 al Qur'an yang berkaitan tentang

, karena kajian kajian ini sangat penting untuk mendukung teori teori metode menghafal al Qur'an di bab keempat nanti dan sebagai pembahasan lanjutan dari bab kedua ini.