Selain penelitian di atas, Duff yang meneliti kembali penelitiannya pada tahun 2004 mengenai kualitas auditor. Dalam penelitiannya yang kedua Duff
mengembangkan kualitas auditor yang selanjutnya disebut Auditqual model kualitas auditor. Auditqual dikategorikan menjadi dua elemen yaitu kualitas
teknis dan kualitas pelayanan. Kualitas teknis berkaitan dengan dua faktor yang diidentifikasi oleh De Angelo yaitu kompetensi dan independensi. Sedangkan
kualitas pelayanan, yaitu perbedaan yang ada antara harapan klien dan persepsi dari kinerja aktual. Duff mengukur kualitas auditor tersebut dengan sembilan
elemen yaitu reputasi, kapabilitas, jaminan assurance, independensi, keahlian, pengalaman, empati, kemampuan merespon, dan jasa bukan audit.
Nining Wahyuningsih 2010 dalam thesisnya mengukur kualitas audit melalui 4 indikator yaitu kemampuan auditor untuk :
1. Melaporkan seluruh pelanggaran yang terjadi
2. Komitmen yang kuat dalam menyelesaikan audit
3. Berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntansi berterima umum
dalam melakukan pekerjaan audit 4.
Sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan
2.1.5 Akuntan Publik
Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercayakan masyarakat. Menurut Mulyadi dan Puradiredja 1998: 3 dari profesi akuntan publik,
masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan.
Auditor dalam melaksanakan auditnya harus berpedoman pada Standar Auditing
yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Publik Indonesia IAPI yang dirinci dalam Pernyataan Standar Auditing PSA. Standar auditing merupakan bagian dari
SPAP Standar Profesional Akuntan Publik. SPAP adalah kodifikasi pernyataan standar teknis yang merupakan panduan dalam memberikan jasa bagi akuntan
publik di Indonesia. Dalam melakukan pekerjaan auditing seorang auditor harus berpedoman pada SPAP. Standar auditing ini meliputi yakni standar umum,
standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Ketiga standar tersebut menurut SPAP dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Standar Umum.
a.
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor
.
b.
Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan
, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c.
Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya. b.
Pemahaman memadai atas pengendalian intern
harus diperoleh unutk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan. c.
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keungan yang diaudit
3. Standar Pelaporan
a.
Laporan auditor harus menyatakan apakah
laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia .
b.
Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c.
Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d.
Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan.
Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat
pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.
Akuntan publik juga harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian, kerahasiaan,
perilaku profesional serta standar teknis bagi seorang auditor dalam menjalankan
profesinya. Pelaksanaan audit oleh akuntan publik mempunyai izin praktek sebagai akuntan publik dari Menteri Keuangan. Akuntan publik ini meliputi
auditor yang menjabat pada berbagai posisi di dalam hierarki Kantor Akuntan Publik. Masing-masing Kantor Akuntan Publik KAP memiliki struktur
organisasi beserta tugas yang beranekaragam antara lain : 1.
Managing Partner dan Partner a.
Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan tugas- tugas di KAP.
b. Memimpin pelaksanaan pekerjaan audit dan konsultasi.
c. Memimpin pelaksanaan tugas lain berkenaan dengan pekerjaan audit
dan konsultasi. 2.
Auditor Director a.
Membantu managing
partnerpartner melaksananan
kegiatan manajemen operasional di divisi audit.
b. Merencanakan dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan manajer dan
supervisor. c.
Membahas permasalahan yang timbul di lapangan. 3.
Auditor Manager a.
Merencanakan dan mengawasi pekerjaan supervisor dan tim dalam bidang audit
b. Mereview konsep laporan auditor independen atau lainnya dan
membahas dengan managing partnerpartner dan supervisor sebelum konsep laporan tersebut dibahas dengan pihak klien.
c. Membahas laporan auditor independen dengan pihak klien dan
memonitor penyelesaian
laporan tersebut
sampai laporan
ditandatangani managing partner untuk dikirimkan pada klien. 4.
Auditor supervisor a.
Mempersiapkan kontrak kerjasama audit b.
Merencanakan dan menyusun program audit c.
Mengawasi dan melaksanakan proses audit d.
Membuat laporan kepada manajer mengenai hasil pekerjaan audit dan permasalahan yang ditemukan
5. Tim Auditor
Tim Auditor terdiri dari Senior Auditor dan Junior Auditor. Selain struktur organisasi di atas,terdapat juga bagian HRD Human
Resource Development yang menunjang dalam pengelolaan sumber daya manusia yakni human capital. HRD Kantor Akuntan Publik memiliki fungsi
dalam pengembangan sumber daya manusia dan human capital dari auditor sebagai salah satu aset yang harus ditingkatkan kualitasnya. Manajemen sumber
daya manusia didefinisikan sebagai pendekatan strategis dan koheren untuk mengelola aset paling berharga milik organisasi orang-orang yang bekerja di
dalam organisasi baik secara individu maupun kolektif untuk memberikan sumbangan mencapai sasaran organisasi Michael Amstrong 1999 . HRD
memiliki kewenangan untuk mengelola sumber daya manusia dan human capital dalam KAP melakukan berbagai macam fungsinya, antara lain HR planning, HR
budgeting, Assesment, Recruitment and selection, Hiring and termination, career
development, organization development, performance management, pension training dan system development. Semua fungsi tersebut dilakukan dalam
mengolah human capital auditor dan akuntan publik lainnya supaya lebih berkualitas dan meningkatkan kinerjanya.
Banyaknya kebutuhan akan staff HRD menyimpulkan bahwa human capital sudah menjadi fokus yang penting bagi keberlangsungan Kantor Akuntan
Publik dan diperlukan adanya staff HRD untuk mengolah dan mengembangkan human capital auditor supaya dapat meningkatkan kualitas dirinya. Kesadaran
akan pentingnya peningkatan terhadap tingkat pendidikan formal, pengalaman kerja, tingkat kualifikasi profesi dan continuing professional development
diperlukan sebagai investasi auditor yang nantinya akan menghasilkan pengembalian di masa datang yang akan bermanfaat bagi Kantor Akuntan Publik.
2.2 Penelitian terdahulu