dari  perusahaan  yang  memanfaatkan  jasa  akuntan  publik  dalam  menangani laporan keuangannya.
2.1.4   Kualitas Auditor
Definisi  kualitas  menurut  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia  yaitu tingkatkadar baik buruknya sesuatu. Secara umum, kualitas auditor berarti kadar
baik  buruknya  auditor  dalam  melaksanakan  kegiatan  audit.  Kini,  audit  memiliki peran  penting  tidak  hanya  di  dunia  perekonomian  saja,  tetapi  juga  pada
pemerintahan  dan  pada  masyarakat.  Hasil  audit  akan  mempengaruhi  keputusan yang diambil oleh suatu pihak.
Audit    tidak  hanya  sebagai  proses  evaluasi  atau  review  terhadap  laporan keuangan  yang  ada,  melainkan  juga  mengenai  pengkomunikasian  yang  tepat
terhadap  pihak  –  pihak  yang  berkepentingan.  Hal  itu  menjadi  dasar  pengukuran kualitas  auditor.  AAA  Financial  Accounting  Standard  Comitte  2000  dalam
Pradita  2010  menyatakan  bahwa  kualitas  audit  ditentukan  oleh  dua  hal  yaitu kompetensi  keahlian  dan  independensi.  Angelo,  1981  yang  telah  meneliti
mengenai “Audit Size dan Audit Quality” mendefinisikan “auditor quality as the joint probability for an auditor to :
1. discover a breach in the client’s accounting system and 2. report the breach.”
Penelitian mengenai kualitas auditor yang cukup dikenal adalah penelitian De  Angelo  mengenai  “Auditor  Quality  and  Auditor  Size  bahwa  kualitas  auditor
ditentukan  oleh  2  komponen  yaitu  kompetensi  dan  independensi.  Kualitas  dari audit  sebagai  probabilitas  di  mana  seorang  auditor  menemukan  dan  melaporkan
tentang  adanya  suatu  pelanggaran  dalam  sistem  akuntansi  kliennya  Auditor dikatakan  kompeten  jika  dapat  menemukan  pelanggaran  dan  auditor  yang
independen  jika  dapat  melaporkan  pelanggaran  tersebut  dengan  baik. Kemungkinan auditor untuk menemukan pelanggaran atau kesalahan pada sistem
akuntansi klien berkaitan erat dengan human capital dimiliki oleh auditor melalui 4  variabel  yang  menjadi  variabel  independen  dalam  penelitian  ini  yaitu  tingkat
pendidikan  formal,  pengalaman  kerja,  tingkat  kualifikasi  profesi  dan  Continuing Professional Development pada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di
Kota Semarang. Pendapat  De  Angelo  didukung  pula  oleh  Deis  dan  Giroux.  Deis  dan
Giroux  1992  menjelaskan  bahwa  probabilitas  untuk  menemukan  pelanggaran tergantung  pada  kemampuan  teknis  auditor  dan  probabilitas  melaporkan
pelanggaran  tergantung  pada  independensi  auditor.  Deis  dan  Giroux  1992 melakukan  penelitian  dengan  dua  variabel    yang  mempengaruhi  kualitas  audit,
dari  dau  variabel  tersebut  melahirkan  4  hipotesis  yaitu  1  lama  waktu  auditor telah  melakukan  pemeriksaan  terhadap  perusahaan  tenure  bahwa  semakin  lama
auditor  melakukan  audit,  kualitas  audit  semakin  rendah,  2    jumlah  klien,  Deis dan  Giroux    berasumsi  bahwa  semakin  banyak  jumlah  klien  maka  kualitas  audit
semakin  baik,  3  kesehatan  keuangan  klien,  korelasi  menunjukkan  hubungan yang negatif bahwa semakin sehat keuangan klien maka ada kecenderungan klien
menekan auditor untuk tidak mengikuti standar, 4 kualitas audit akan meningkat jika  auditor  tersebut  meengetahui  bahwa  hasil  pekerjaannya  akan  direview  oleh
pihak ketiga.
Selain  penelitian  di  atas,  Duff  yang  meneliti  kembali  penelitiannya  pada tahun  2004  mengenai  kualitas  auditor.  Dalam  penelitiannya  yang  kedua  Duff
mengembangkan  kualitas  auditor  yang  selanjutnya  disebut  Auditqual  model kualitas  auditor.  Auditqual  dikategorikan  menjadi  dua  elemen  yaitu  kualitas
teknis  dan  kualitas  pelayanan.  Kualitas  teknis  berkaitan  dengan  dua  faktor  yang diidentifikasi  oleh  De  Angelo    yaitu  kompetensi  dan  independensi.  Sedangkan
kualitas  pelayanan,  yaitu  perbedaan  yang  ada  antara  harapan  klien  dan  persepsi dari  kinerja  aktual.  Duff    mengukur  kualitas  auditor  tersebut  dengan  sembilan
elemen  yaitu  reputasi,  kapabilitas,  jaminan  assurance,  independensi,  keahlian, pengalaman, empati, kemampuan merespon, dan jasa bukan audit.
Nining  Wahyuningsih  2010  dalam  thesisnya  mengukur  kualitas  audit melalui 4 indikator yaitu kemampuan auditor untuk :
1. Melaporkan seluruh pelanggaran yang terjadi
2. Komitmen yang kuat dalam menyelesaikan audit
3. Berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntansi berterima umum
dalam melakukan pekerjaan audit 4.
Sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan
2.1.5  Akuntan Publik