bahwa dirinya tidak bersalah. Jika pelaku usaha gagal untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah maka secara otomatis ia harus bertanggungjawab
dengan memberikan ganti kerugian kepada konsumen atau penggugat. Dalam proses pembuktian harus diupayakan untuk menghadirkan saksi ahli yang ahli
dalam bidangnya dan berposisi netral serta harus disertakan pula standar produk yang akan menjadi ukuran bagi sebuah produk yang baik.
8. Asas, Tujuan dan Manfaat Perlindungan Konsumen
Pasal 2 UUPK menyebutkan “ Perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen serta
kepastian hukum “. Di dalam penjelasan Pasal 2 UUPK menyebutkan perlindungan konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan
5 lima asas yang relevan dalam pembangunan nasional, yaitu : Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala
upaya dalam penyelenggaran perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebasar – besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha
secara keseluruhan. a.
Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada
konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil.
b. Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan
kepentingan konsumen, pelaku usaha dan pemerintah dalam arti materiil maupun secara spiritual.
c. Asas keamanan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk
memberikan jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan atau jasa
yang dikonsumsi atau digunakan. d.
Asas kepastian hukum dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam
penyelenggaraan perlindungan konsumen, serta negara menjamin kepastian hukum.
Menurut Pasal 3 UUPK perlindungan konsumen bertujuan : a.
Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri ;
b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya
dari akses negatif pemakaian barang dan atau jasa ; c.
Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak – haknya sebagai konsumen ;
d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi ;
e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggungjawab dalam berusaha.
f. Meningkatkan kualitas barang dan atau jasa yang menjamin kelangsungan
usaha produksi barang dan atau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen .
Manfaat Perlindungan konsumen adalah : a.
Balancing Position Perlindungan konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian
hukum untuk memberikan perlindungan kepada konsumen. Dengan diterapkan perlindungan konsumen di Indonesia diharapkan kedudukan
konsumen yang tadinya cenderung menjadi sasaran pelaku usaha untuk mendapatkan keuntungan sebesar – besarnya menjadi sebyek yang sejajar
dengan pelaku usaha. Dengan posisi konsumen yang demikian maka akan tercipta kondisi pasar yang sehat dan saling menguntungkan bagi konsumen
karena dapat menikmati produk – produk yang berkualitas dan bagi produsen karena tetap mendapatkan kepercayaan pasar yang tentunya akan mendukung
kelangsungan usahanya di masa mendatang. b.
Memberdayakan Konsumen Faktor utama yang menjadi kelemahan konsumen adalah tingkat kesadaran
konsumen akan hak – haknya yang masih rendah, sehingga perlu adanya upaya pemberdayaan. Proses pemberdayaan harus dilakukan secara integral
baik melibatkan peran aktif dari pemerintah, lembaga perlindungan konsumen
swadaya masyarakat maupun dari kemampuan masyarakat sebagai konsumen untuk lebih mengetahui hak – haknya. Jika kesadaran konsumen akan hak –
haknya semakin baik maka konsumen dapat ditempatkan pada posisi yang sejajar yaitu sebagai pasangan yang saling membutuhkan dan
menguntungkan.
c. Meningkatkan Profesionalisme Pelaku Usaha
Perkembangan dunia industrialisasi dan kesadaran kosumen yang semakin baik menuntut pelaku usaha untuk lebih baik dalam menjalankan usahanya
secara professional. Hal itu harus dijalankan dalam keseluruhan proses produksi. Pelaku usaha juga harus mengubah orientasi usahanya yang selam
ini cenderung untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek dengan memperdaya konsumen sehingga dalam jangka panjang hal tersebut akan
mematikan usahanya. Selain itu pelaku usaha dalam menjalankan usahanya harus memperhatikan kejujuran, keadilan serta etika dalam menjalankan
usahanya. Semua itu dilakukan agar pelaku usaha dapat tetap eksis dalam menjalankan usahanya.
9. Aspek – aspek Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Perlindungan Konsumen