Hasil Penelitian

4.3 Hasil Penelitian

Strategi merupakan proses penentuan kerangka kerja dari aktivitas sebuah organisasi dan memberikan pedoman untuk mengkoordinasikan aktivitas, sehingga organisasi dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh organisasi. Untuk itu perencanaan strategi sangatlah penting dalam menunjang kelangsungan pembangunan yang terdapat pada suatu daerah terutama dibidang perekonomian. Dalam penilitian Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat, Strategi merupakan proses penentuan kerangka kerja dari aktivitas sebuah organisasi dan memberikan pedoman untuk mengkoordinasikan aktivitas, sehingga organisasi dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh organisasi. Untuk itu perencanaan strategi sangatlah penting dalam menunjang kelangsungan pembangunan yang terdapat pada suatu daerah terutama dibidang perekonomian. Dalam penilitian Strategi Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat,

4.3.1 Penciptaan Iklim Usaha Bagi UMKM

Keberadaan Dinas Perindustrian dan Perdangan Kabupaten Sumenep dengan tugas dan fungsinya diharapkan mampu menciptakan iklim usaha yang baik bagi perkembangan usaha mikro kecil dan menengah yang ada di Kabupaten Sumenep.

Berdasarkan hasil wawancara yang peniliti lakukan dengan pihak Sekretaris Dinas Perindustrian dan perdangan Kabupaten Sumenep, Bapak Drs. Erfandi, mengungkapkan bahwa :

“iklim sebuah usaha yang ada di Sumenep, usaha kecil maupun usaha menengah harus dijaga agar selalu kondusif, karena apabila iklim usaha yang ada dikabupaten Sumenep berjalan dengan baik maka perekonomian masyarakat juga akan baik. Oleh sebab itu kami (Disperindag) perlu menyusun rencana atau strategi untuk tetap menjaga kondusifitas tersebut. Dari beberapa program yang kami rencanakan, hingga sampai saat ini yang paling memiliki dampak besar terhadap dunia usaha kecil di sumenep adalah pemberdayaan bagi usaha baru yang berupa pelatihan keterampilan atau penggunaan tehnologi dan pengadaan tehnologi “iklim sebuah usaha yang ada di Sumenep, usaha kecil maupun usaha menengah harus dijaga agar selalu kondusif, karena apabila iklim usaha yang ada dikabupaten Sumenep berjalan dengan baik maka perekonomian masyarakat juga akan baik. Oleh sebab itu kami (Disperindag) perlu menyusun rencana atau strategi untuk tetap menjaga kondusifitas tersebut. Dari beberapa program yang kami rencanakan, hingga sampai saat ini yang paling memiliki dampak besar terhadap dunia usaha kecil di sumenep adalah pemberdayaan bagi usaha baru yang berupa pelatihan keterampilan atau penggunaan tehnologi dan pengadaan tehnologi

Sedangkan Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Sumenep atas nama Bapak Agus Eka Hariyadi, SE yang juga merupakan responden dalam penelitian ini menyatakan bahwa:

“iklim usaha di kabupaten Sumenep sejauh ini masih kondusif, hal ini dilihat dari produksi yang dihasilkan oleh pelaku UKM, namun semua itu tidak lepas dari strategi yang selalu kami gunakan, salah satunya adalah dengan pembinaan dan pelatihan yang bertujuan untuk menciptakan produk unggulan dan meningkatkan daya saing bagi UKM itu sendiri. Penciptaan iklim usaha dengan cara pembinaan dan pelatihan terhadap para pelaku UKM di Kabupaten Sumenep merupakan tugas dan fungsi Disperindag dalam mengembangkan dan memperluas lapangan kerja bagi masyarakat” (Agus Eka Hariyadi, SE, 11 Februari 2014 di Disperindag Kabupaten Sumenep).

Strategi dalam menciptakan iklim usaha yang baik pada lingkungan usaha kecil mikro ataupun menengah penting untuk tetap menjaga kondusifitas sumbe daya yang dimiliki dengan hasil produksi yang dicapai. Kasi Informasi Kerjasama Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep atas nama saudara Agus Wahyudi, ST, mengatakan bahwa:

“dengan menerapkan strategi untuk kondusifitas iklim usaha dikabupaten Sumenep bermanfaat pada siklus ekonomi yang baik bagi masyarakat karena apabila iklim usaha berjalan dengan baik maka peluang kerja akan terus terbuka dan hal tersebut berdampak terhadap meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat. Tentu dengan hal tersebut masyarakat tidak akan sepenuhnya tergantung kepada Negara untuk mencari peluang kerja, seperti dikabupaten Sumenep ini mas yang rata-rata orang banyak menginginkan “dengan menerapkan strategi untuk kondusifitas iklim usaha dikabupaten Sumenep bermanfaat pada siklus ekonomi yang baik bagi masyarakat karena apabila iklim usaha berjalan dengan baik maka peluang kerja akan terus terbuka dan hal tersebut berdampak terhadap meningkatnya pendapatan perkapita masyarakat. Tentu dengan hal tersebut masyarakat tidak akan sepenuhnya tergantung kepada Negara untuk mencari peluang kerja, seperti dikabupaten Sumenep ini mas yang rata-rata orang banyak menginginkan

UMKM dikabupaten Sumenep apabila dilihat dari data IKM tahun 2012 dan data IKM 2013 mengalami peningkatan atau perkembangan dimana pada tahun 2012 data IKM mencapai 221 yang tersebar di semua kecamatan kabupaten Sumenep dan yang memiliki legalitas izin usaha hanya 50 IKM saja sedangkan 171 IKM belum memiliki legalitas izin usaha. Sedangkan pada tahun 2013 jumlah IKM bertambah 98 IKM dan

36 IKM yang memiliki legalitas izin usaha da 62 IKM belum memiliki legalitas izin usaha. Secara keseluruhan data dari tahun 2012 dan tahun 2013 IKM Kabupaten Sumenep mencapai 314 dengan 86 IKM yang memiliki legalitas izin usaha.

Tabel 4.3.1

Jumlah IKM (Industri Kecil Menengah) Kabupaten Sumenep Tahun

2012 s/d 2013

JENIS IZIN IKM

NO TAHUN

319 Sumber: (Data IKM 2012 dan Data IKM 2013 diperoleh dari kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep).

JUMLAH

Adapun salah satu pengusaha yang juga merupakan responden pada penelitian ini, dengan atas nama Almanfaluthi (36 tahun) yang merupakan salah satu pemilik usaha percetakan Nur cahya Gusti di Kecamatan Pragaan Kabupaten Sumenep, memberikan pandangan tentang iklim usaha yang terdapat di kabupaten sumenep, bahwa:

“iklim usaha dikabupaten sumenep masih kalah jauh dengan kabupaten-kabupaten yang ada diluar jawa, padahal dilihat dari jumlah penduduk dan kekayaan alamnya sumenep paling unggul dari 4 Kabupaten yang ada dimadura. Menurut saya factor penghambat iklim usaha tersebut adalah pola pikir masyarakatnya. Masyarakat disini sulit untuk menghargai karya cipta orang lain. Kalau hal ini tetap terjadi pada masyarakat kita dan tetap dibiarkan begitu saja, bukan tidak mungkin perkembangan dunia usaha dikabupaten Sumenep juga akan sulit untuk berkembang, kecuali bagi mereka yang berani untuk terjun kepasar luar Madura. Berbicara peran Pemerintah, menurut saya pemerintah itu harus mampu mencari peluang dan network (jaringan) pasar sebanyak- banyaknya bagi pengusaha kecil dan besar untuk berkompetisi diluar daerah” (wawancara, 16, februari 2014 di Pragaan).

Tabel 4.3.1.a

Pembagian Jenis Usaha di Kabupaten Sumenep No

Jenis Usaha Keterangan 1 Pengolahan Hasil Laut Petis

Ikan, Terasi,

Krupuk Ikan,

Rengginang

2 Pelestarian Budaya Batik Tulis, Keris, Ukir kayu, 3 Industri Agro

Kripik (Singkong, Talas, Pisang), Gula Merah, Kerupuk Paruh

Sumber: (wawancara Agus Eka Hariadi Kepala Bidang Industri Disperindag, 11 Februari 2014).

Industri yang terdapat di Kabupaten Sumenep bertumpu pada penggunaan bahan baku local/pengolahan sumber daya alam. Berdasar data Dinas Perindustrian, dan Perdagangan Tahun 2013 Industri Kecil Menengah di Kabupaten Sumenep berjumlah 30.930 Unit Usaha. Dari jumlah industri yang ada terbagi menjadi kelompok Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) Formal sebesar 1.015 Unit Usaha, Industri Hasil Pertanian dan Kehutanan (IHPK) Non Formal sebesar 25.850 Unit Usaha sedangkan untuk kelompok Industri Logam Mesin dan Kimia (ILMK) Formal sejumlah 565 Unit Usaha. dan Industri Logam Mesin dan Kimia (ILMK) Non Formal sejumlah 3.500 Unit Usaha.

Tabel 4.3.1.b

(Data Dinas Perindustrian, dan Perdagangan Tahun 2013 Industri Kecil

Menengah di Kabupaten Sumenep).

NO JENIS INDUSTRI

UNIT USAHA

UNIT USAHA

FORMAL

NON FORMAL

25.850 Pertanian dan Kehutanan (IHPK)

1 Industri Hasil

2 kelompok Industri

3.500 Logam Mesin dan Kimia (ILMK)

29.350 JUMLAH 30.930 Unit Usaha

Sumber: (LPPD Tahun 2013 Disperindag Kabupaten Sumenep).

4.3.2 Pembuatan Informasi Terpadu

Informasi merupakan hal penting yang harus tetap dimiliki oleh pelaku UKM. Informasi sebagai factor pendukung bagi pelaku UKM untuk lebih mengembangkan usaha yang dimilikinya. Selain memperoleh pelatihan dan pembinaan para pelaku UKM di sumenep juga menginginkan adanya informasi yang dapat menunjang perkembangan UKM di Kabupaten Sumenep.

Sedangkan strategi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep agar para pelaku UKM dan masyarakat agar dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan, yaitu diungkapkan oleh, Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten Sumenep mengungkapkan bahwa :

“untuk kemudahan informasi yang kami sediakan disini yaitu dengan menyediakan website bagi masyarakat agar lebih gampang memperoleh informasi. Kami, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep, tidak lagi memasang papan informasi sebagai tempat penempelan informasi untuk masyarakat karena apa? Karena masyarakat sulit untuk membaca dan melihatnya, sering diabaikan. Nah dengan website ini masyarakat dan pelaku UKM bisa dimana saja mengunjungi kami dengan mengakses website kami di disperindag-co.id. dengan menggunakan system akses internet ini kami berharap masyarakat juga akan lebih mudah terhadap dunia tehnologi” (wawancara, Drs. Erfandi, 13 Februari 2014).

Selanjutnya, Kabid Pemberdayaan Industri dan Perdagangan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep yang merupakan responden dalam penelitian ini, menjelaskan bahwa:

“apabila kami memperoleh informasi untuk kepentingan usaha dikabupaten Sumenep atau informasi bagi UKM dan sifatnya sangat penting, maka kami mendatangi langsung tempat produksi atau pelaku UKM. Metode ini juga dapat memudahkan kami untuk mengetahui secara langsung kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh para pelaku UKM di Kabupaten Sumenep” (Fathorrohem, SH, MH, 12 februari 2014).

Pernyataan Kabid Pemberdayaan Industri dan Perdagangan di Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep, hampir sama dengan yang diungkapkan oleh Kabid Perindustrian, bahwa:

“semua informasi terkait pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang tidak ada di website maka kami informasikan melalui kontak langsung kepada pelaku UKM terutama informasi tentang pemasaran hasil produksi dan adanya pameran dan pelatihan” (Agus Eka Hariyadi, SE, 11 Februari 2014 di Disperindag Kabupaten Sumenep).

Kemudahan informasi tentu menjadi harapan bagi masyarakat sebagai penerima informasi. Karena suatu informasi selain sebagai alat untuk berhubungan dengan pemerintah juga dapat dijadikan suatu penggalian pengetahuan terkait pengembangan usaha yang dimiliki oleh individu-individu seperti halnya, tentang perizinan, pengembangan sumber daya manusia, dan pemasaran dari hasil produksi.

Dan seperti yang disampaikan oleh responden berikutnya atas nama Fadlurrosi (35 tahun) penduduk Desa Pekandangan Timur yang merupakan ketua Asosiasi Pajjer Lagghu, Batik tulis Pewarnaan Alam mengatakan bahwa:

“pelayanan yang diberikan oleh Disperindag kepada para pelaku UKM hingga saat ini masih berjalan baik, namun sarana dan “pelayanan yang diberikan oleh Disperindag kepada para pelaku UKM hingga saat ini masih berjalan baik, namun sarana dan

4.3.3 Pendirian Pusat Konsultasi Dan Pengembangan UMKM

Adanya kantor yang menyediakan pusat informasi dan konsultasi bagi masyarakat terkait dengan pengembangan UKM di Dinas Perindustrian dan Perdangan Kabupaten Sumenep tidak berjalan sesuai dengan rencana. Seperti yang disebutkan oleh Kasi Informasi Kerjasama Perdagangan Disperindag kabupaten Sumenep yang mengatakan bahwa:

“untuk pusat konsultasi disini kami telah menyediakan, namun jarang bagi pelaku UKM yang mendatangi kantor kami untuk melakukan konsultasi, padahal selama masih menjadi binaan kami apapun yang menjadi permasalahan mereka (pelaku UKM) harus di konsultasikan dengan kami. Sedangkan pengunjung yang banyak mendatangi kantor kami hanya masyarakat yang ingin melakukan proses legalitas izin usahanya yang sebenarnya wewenang untuk mengeluarkan legalitas atau izin usaha sekarang sudah ditangani oleh BPPT (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu) Kabupaten Sumenep” (wawancara, Agus Wahyudi, 11 Februari 2014 di Disperindag Sumenep).

Selanjutnya, responden atas nama Moh. Erfan (38) pemilik butik Dermaga di Kecamatan Pragaan dan anggota dari Arah Naga Tresna yang bergerak dibidang usaha Aksesoris dan Batik Tulis mengatakan bahwa:

“untuk pusat konsultasi di Disperindag menurut saya menerapkan system kekeluargaan, dimana bagi mereka yang sudah akrab dan dikenal lama dengan beberapa pegawai disana, maka ia lebih mudah untuk menggali informasi. Tata cara berkonsultasipun berbeda dengan mereka yang masih baru, baru dalam artian bergabung di dunia usaha atas naungan pemerintah daerah atau Disperindag. Untuk mereka yang telah akrab dengan mudah mereka langsung bertemu dan konsultasi dengan kabag ataupun pimpinan sedangkan untuk yang baru bergabung biasanya masih ditangani oleh pegwai yang lain.” “Selama ini saya untuk melakukan konsultasi harus mendatangi kantor Disperindag, dan tentang pusat konsultasi melalui jejaring social atau internet saya belum pernah melakukannya” (wawancara, 20 februari 2014).

Selama satu bulan kegiatan penelitian ini, dari hasil observasi peneliti di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep, peneliti jarang melihat masyarakat pengunjung yang mendatangi kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep.

Terkait dengan strategi yang dilakukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep agar tetap dekat dengan masyarakat atau memperoleh aspirasi masyarakat yaitu diungkapkan oleh Sekretaris Disperindag Kabupaten Sumenep, bahwa:

”kami selain menyediakan pusat konsultasi juga melakukan pendekatan melalui partisipasi masyarakat, yang dimulai dengan menghimpun aspirasi masyarakat, melalui Musrenbang dari Tingkat Kecamatan sampai pada Tingkat Kabupaten yang dimotori oleh Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Sumenep, agar memperoleh prioritas kegiatan yang diperlukan. Dari hasil perolehan Musrenbang masing-masing kecamatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan memandang perlu melakukan upaya sinkronisasi sekaligus mempertajam prioritas kegiatan hasil serap aspirasi tersebut. Hal ini dilakukan agar perencanaan ”kami selain menyediakan pusat konsultasi juga melakukan pendekatan melalui partisipasi masyarakat, yang dimulai dengan menghimpun aspirasi masyarakat, melalui Musrenbang dari Tingkat Kecamatan sampai pada Tingkat Kabupaten yang dimotori oleh Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Sumenep, agar memperoleh prioritas kegiatan yang diperlukan. Dari hasil perolehan Musrenbang masing-masing kecamatan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan memandang perlu melakukan upaya sinkronisasi sekaligus mempertajam prioritas kegiatan hasil serap aspirasi tersebut. Hal ini dilakukan agar perencanaan

Selain pusat konsultasi, factor yang penting yang harus dilaukan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep adalah pengembangan usaha kecil dan menengah yang ada di Kabupaten Sumenep. Adapun strategi yang dilakuakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep dalam mengembangakan industri dan perdagangan usaha kecil yang ada dikabupaten Sumenep diungkapkan oleh Agus Eka Hariyadi, bahwa :

“untuk mengembangakan usaha kecil yang ada dikabupaten sumenep kami melihat dulu apa yang menjadi kendala bagi pemilik usaha, kalau misalkan pemilik usaha menginginkan adanya pelatihan maka kami datangkan pelatih untuk memberikan pelatihan kepada mereka. Tetapi kalau mengenai kelengkapan peralatan, maka yang kami lakukan yaitu dengan memberikan bantuan peralatan. Pada pemasaran hasil produksinya kami juga ikut membantu mengembangkan, dengan cara melakukan kerja sama dengan Disperindag daerah lain dan dengan mengikutsertakan pameran (wawancara, 11 Februari 2014 di Disperindag Kabupaten Sumenep).

Salah satu pemilik usaha keris yang mendapatkan bantuan peralatan adalah Moh. Sabit (32 tahun) warga Aeng Tong-tong Kecamatan Saronggi dengan nama usaha Sumber Pusaka, mengatakan bahwa:

“bantuan yang selalu diberikan oleh Disperindag dalam mengembangkan usaha yang saya miliki yaitu berupa peralatan keris. Kebetulan usaha yang saya miliki yaitu keris atau pusaka

Madura asli. Bantuan yang diberikan seperti, Boor, Palu, Borcun, Pengapit, Gerenda dan alat ukir keris. Dan untuk pengembangan dibidang permodalan, pihak Disperindag hanya memberikan arahan kepada kami melalui peminjaman bank,salah satunya bank BPRS kabupaten Sumenep” (wawancara, 27 Februari 2014) .

Pelatihan dan pengembangan merupakan faktor terpenting dalam melakukan perbaikan sumber daya yang dimiliki oleh UKM dan kualitas produksi yang dihasilkan oleh UKM itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Siswanto dari Probolinggo yang merupakan instruktur pelatihan yang diadakan oleh Disperindag Jawa Timur bekerjasama dengan Disperindag Kabupaten Sumenep, dengan tema pelatihan ”Bimbingan Teknis Peningkatan Mutu Pewarnaan Alam Batik Tulis di Kabupaten Sumenep” mengatakan bahwa:

”pelatihan bagi usaha kecil harus terus dilakukan, karena dengan pelatihan, hasil produksi akan lebih baik dan meningkat. Apabila hasil produksinya sudah bagus maka selanjutnya akan menaikkan harga jual dari produk tersebut dan tentu apabila ini dijaga dengan baik masyarakat sumenep akan mudah untuk membuka peluang kerja dan mendapatkan pekerjaan. Contohnya di batik tulis yang telah berjalan sekarang, pemasaran usaha dibidang batik tulis untuk lingkup jatim dan Pusat cukup baik, bersaing dalam negeri atau luar negeri masih sangat mungkin karena ciri khas yang tetap dijaga dan kualitas yang semakin baik. Tentu semua itu tidak terlepas dari Skill Training And Companny Management” (wawancara, 17 Februari 2014 di Sumenep).

Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pembinaan dan pengembangan industri kecil Bidang Perindustrian dikabupaten sumenep dilihat dari LPPD Tahun 2013 yaitu (Sumber: LPPD Tahun 2013 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep): Adapun permasalahan yang dihadapi dalam pembinaan dan pengembangan industri kecil Bidang Perindustrian dikabupaten sumenep dilihat dari LPPD Tahun 2013 yaitu (Sumber: LPPD Tahun 2013 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep):

b) Tingkat kewirausahaan para pengrajin pada umumnya masih rendah, lemahnya permodalan, peralatan tradisional sehingga memberi hasil produksi yang kurang dapat bersaing dan factor kualitas banyak diabaikan.

c) Kurangnya pengetahuan dalam pemasaran produk dan saluran pemasaran belum dapat dimanfaatkan dengan baik sementara itu koperasi atau wadah persatuan pengrajin yang lain belum berfungsi sebagaimana mestinya.

d) Persaingan antar pengrajin seringkali menghambat berkembangnya usaha itu sendiri. Langkah antisipasif yang perlu diambil untuk menanggulangi permasalahan-permasalahan di atas yang mungkin akan terjadi pada tahun berikutnya yaitu dengan:

a) Perlu adanya pelatihan untuk staff dalam rangka pendataan industri kecil menengah sebagai pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan tersebut dapat tepat sasaran, a) Perlu adanya pelatihan untuk staff dalam rangka pendataan industri kecil menengah sebagai pertimbangan dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan sehingga kegiatan tersebut dapat tepat sasaran,

b) Perlu adanya pelatihan untuk staff dalam rangka pendataan industri kecil menengah dengan serta meningkatkan ketrampilan teknis para penyuluh staf atau petugas teknis sehingga dapat memenuhi kebutuhan produk yang sesuai dengan selera konsumen dan meningkatkan kualitas produksi, yang pada akhirnya dapat meningkatkan daya saing produk lokal.

c) Lebih mengintensifkan pembinaan pada pengrajin/pengusaha industri kecil melalui pendidikan dan latihan, study banding, bantuan stimulant dan penggunaan teknologi tepat guna.

d) Perlu diadakan koordinasi dengan instansi terkait dalam pembinaan sistem pemasaran dengan melalui jalur koperasi atau wadah persatuan pengrajin lainnya sehingga dengan demikian jangkauan pemasaran akan lebih luas dan menghilangkan atau paling tidak dapat mengurangi persaingan yang tidak sehat antar pengrajin.

e) Perlu diajukan kembali program penguatan modal untuk membantu permodalan usaha industri kecil dan menengah dengan membuat petunjuk teknis dan pelaksanaan yang tepat, fleksibel dan sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku sehingga terhindar dari kredit macet.

Adapun keluhan yang sering diungkapkan oleh para pelaku UKM dikabupaten Sumenep, disebutkan oleh Kepala Bidang Industri, bahwa: “permasalahan dan kendala yang sering menjadi keluhan para

pelaku UKM dalam mengembangkan usahanya yaitu modal dan pemasaran. kami (Disperindag) dalam menangani permasalahan yang dihadapi oleh pelaku UKM untuk modal kami memberikan informasi tentang peminjaman modal kepada bank yang ada di daerah salah satunya seperti Bank BPRS Kabupaten Sumenep, dan untuk pemasaran kami menyediakan pasar lelang, promosi produk unggulan dan kerjasama dengan Disperindag Provinsi Jawa Timur. ” (wawancara, Agus Eka Hariadi Kepala Bidang Industri Disperindag, 11 Februari 2014).

Dalam pelaksanaan pembinaan dan pelatihan kepada para pelaku UKM disumenep tidak sepenuhnya berjalan dengan baik, seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Disperindag Kabupaten Sumenep bahwa:

“dalam pelaksanaan pembinaan dan pelatihan yang diberikan kepada para pelaku UKM sering mengalami kendala baik itu internal ataupun eksternal. Kendala internal yaitu kualitas sumber daya manusia atau SDM yang dimiliki oleh instansi ini (Disperindag) masih jauh dengan apa yang menjadi harapan atau kurang mampu dalam bidang yang dijalankan. Sedangkan permasalahan eksternal yaitu adanya kecemburuan oleh pelaku UKM yang tidak mendapatkan giliran bantuan peralatan ataupun pelatihan, factor ini disebabkan oleh sedikitnya dana APBD yang dialokasikan kepada instansi kami (Disperindag) sehingga kami tidak bisa merangkul semua pelaku UKM yang ada disumenep (wawancara, Drs. Erfandi, Sekretaris Disperindag, 13 Februari 2014).

Adapun program yang diberikan oleh disperindag Kabupaten Sumenep dalam menunjang pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM), dapat dilihat dari data ditabel berikut ini:

Tabel 4.3.3

Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

No Jenis Program Wilayah

1 Penumbuhan usaha baru industri kecil Kec. Batang dan Kec. dan menengah Pande Besi.

Dungkek

2 Penumbuhan usaha baru industry kecil Ds. Longos Kec. dan menengah Gula Siwalan.

Gapura dan Ds. Bicabbi Kec. Dungkek

3 Penumbuhan usaha baru industry kecil Kec. Ambunten dan dan menengah Terasi.

Kec. Batu Putih

4 Pemberdayaan unit usaha IRT dan IK non Kabupaten Sumenep formal

(Maintenance Service).

5 Penumbuhan wirausaha baru dibidang Ds. Ellak Laok kec. industry kasur

dilingkungan daerah Lenteng, Ds. Ellak penghasil tembakau.

Daya Kec. Lenteng, Ds. Belluk

Ares Kec. Ambunten,

Ds. Panaongan

Kec. Pasongsongan

6 Penumbuhan usaha baru industry kecil Kab. Sumenep dan menengah Las Karbit.

(Kepulauan)

7 Penumbuhan usaha baru industry kecil Kec. Batu Putih dan dan menengah Selai Buah.

Kec. Lenteng

8 Penumbuhan usaha baru industry kecil Ds.Geddungan Kec. dan menengah Keripik.

Batuan, Ds. Parsanga Kec. Kota, Desa Jabaan

Kec. Manding

9 Penumbuhan usaha baru industry kecil Ds. Langsar Kec.

dan menengah Batik. Saronggi

10 Penumbuhan wirausaha baru dibidang Ds. Lenteng Barat Kec. industry kerupuk ikan dilingkungan daerah Lenteng,

penghasil tembakau. Ds.Pekandangan tengah Kec. Bluto, Ds. Ambunten Tengah Kec. Ambunten, dan Kec. Pragaan

11 Pemberdayaan unit usaha IRT dan IK non Kabupaten Sumenep formal jasa penjahitan. 12 Penumbuhan wirausaha baru dibidang Ds.

Slopeng Kec.

industry Petis Ikan dilingkungan daerah Dasuk, Ds. Ambunten penghasil tembakau.

Timur Kec. Ambunten, Kec. Pragaan dan Kec. Pasongsongan

13 Program pembinaan Pedagang Kaki Lima Kabupaten Sumenep (PKL) dan Asongan berupa sarana dan prasarana.

Sumber: (LPPD Tahun 2013 Disperindag Kabupaten Sumenep).

4.3.4 Pembuatan Sistem Pemasaran Bersama

Adapun strategi yang dilakukan oleh Disperindag Kabupaten Sumenep dalam menciptakan pemasaran bagi Usaha Kecil dan menengah yang ada di Kabupaten sumenep dilihat dari hasil wawancara yang peniliti lakukan, salah satunya oleh Sekretaris Disperindag Kabupaten Sumenep mengatakan bahwa:

“untuk menciptakan pemasaran bersama bagi UKM di Kabupaten Sumenep kami (Disperindag) menyediakan Sorum bagi hasil produksi UKM yang ada, sorum tersebut berada dikabupaten sumenep dengan nama DESGRANASDA. Sorum ini menampung semua hasil produksi UKM di Kabupaten Sumenep yang merupakan binaan kami. Selain sorum tersebut bentuk bantuan dalam memasarkan hasil produksi UKM yang kami lakukan adalah dengan memberikan peluang kepada para pelaku UKM untuk mengikuti pameran tingkat lokal, regional dan nasional. Untuk tingkat local setiap hari jadi Kabupaten Sumenep kami selalu mengikut sertakan hasil produksi dari tiap UKM. Tingkat regional dengan mengikuti pasar lelang yang diadakan setiap 1 bulan sekali di Surabaya, sedangkan untuk pemasaran nasional kami melakukan kerja sama denga Disperindag diluar daerah. Kami untuk mengikut sertakan hasil produksi UKM ditingkat regional maupun nasional selain dari produk yang dihasilkan juga dilihat dari proaktif pelaku UKM kepada Disperindag” (wawancara, Drs. Erfandi, Sekretaris Disperindag, 13 Februari 2014).

Sedangkan Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep menambahkan bahwa: “informasi terkait dengan adanya pameran yang ada diluar daerah

didapatkan melalui panitia EO (Event Organizer) atau penyelenggara pameran, sedangkan output yang diperoleh oleh instansi sendiri yaitu mempersembahkan nama baik daerah melalui produk unggulan yang dimiliki oleh kabupaten Sumenep, seperti halnya Keris, Batik Pewarna Alam dan Industri Agro atau Kulinernya” (wawancara, Agus Eka Hariyadi Kepala Bidang Industri Disperindag, 11 Februari 2014).

System pemasaran usaha mikro, kecil ataupun menengah yang ada dikabupaten Sumenep dalam memasarkan produknya cukup bervariatif, salah satunya yang peneliti mampu dimintai keterangan melalui wawancara adalah Didik (38 tahun) warga Pangarangan Kota Sumenep pemilik usaha bidang Batik tulis Canteng Koneng, yang mengungkapkan bahwa:

“factor terpenting yang harus difikirkan oleh pemilik usaha selain sumber daya manusia yaitu segmen pasar yang tepat, dimana kita harus mampu melihat segmen pasar yang tepat untuk hasil produksi yang kita miliki, pasar merupakan hal terpenting yang harus difikirkan oleh pemilik usaha. pengalaman pribadi saya tentang pemasaran hasil produksi yang saya miliki mudah dan sulit, mudah diangankan namun sulit untuk dilaksanakan. Banyak orang bilang bahwa kunci termudah untuk memasarkan hasil produksi batik tulis yaitu dengan memanfaatkan internet. Saya pun mencobanya dan alhasil nol persen, malah motif saya dijiplak. Dari pengalaman tersebut saya mencoba utuk mencoba kerjasama dengan pemerintah dengan sebanyak-banyaknya produktifitas dan disetor kepada pemerintah untuk dipasarkan dan alhamdulilah hingga saat ini saya masih bisa bertahan di bisnis ini, pemerintah yang membantu saya dalam menyediakan pasar produksi saya adalah Disperindag. Event dan pameran sering saya ikuti karena dibawa oleh Disperindag” (wawancara, 21 februari 2014).

Hal tersebut berbeda dengan apa yang diungkapkan oleh salah satu responden dalam penelitian ini, atas nama Hartono (38 tahun) warga pekandangan tengah yang mengatakan, bahwa:

“sejauh ini pemasaran dari hasil produksi saya dipasarkan melalui teman ke teman saja, dan sampai detik ini lingkup pasar saya masih di dalam daerah. Pernah satu kali ikut serta pameran nasional di Jakarta, itupun saya harus numpang kepada pengrajin yang lain, karena untuk ikut pameran atas nama pribadi harus mengelurkan biaya yang tidak sedikit”. “menurut saya, Disperindag kabupaten sumenep dalam menyediakan peluang pasar bagi UKM masih pilih kasih, saya pribadi jarang diikut sertakan ke pameran daerah ataupun nasional, padahal saya sering melakukan konsultasi dengan pegawai disana, menurut saya untuk dapat memiliki peluang ikut serta dipemasaran yang disediakan oleh Disperindag harus mengenal orang yang berpengaruh di Disperindag. (wawancara,

25 februari 2014).

Selanjutnya Agus Wahyudi, ST, Kasi Kerjasama Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep, menambahkan tentang hal yang harus dilakukan oleh UKM dalam memasarkan hasil produksinya, bahwa:

“Kami menyediakan pasar local berupa pameran dan sorum karya UKM, Pasar Regional berupa pasar lelang dan Pasar Nasional dengan bekerja sama. seharusnya para wirausahawan disumenep tidak menggantungkan dirinya kepada pemerintah saja, karena pemerintah tidak sepenuhnya bisa dan dapat merangkul semua yang menjadi beban atau permasalahan mereka. Seharusnya para pelaku UKM harus lebih kreatif dalam mencari peluang di luar daerah, karena apabila UKM yang ada dikabupaten ini hanya menggantungkan diri kepada pemerintah, maka sulit untuk berkembang pesat” (wawancara, Agus Wahyudi, 11 Februari 2014 di Disperindag Kabupaten Sumenep).

Permasalahan yang sering dihadapi pada produksi dan pemasaran dari data LPPD Tahun 2013 yang dimiliki oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep yaitu (Sumber: LPPD Tahun 2013 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep):

a) Masih sering terjadi kelangkaan stock dan kenaikan harga yang cukup tajam atas barang penting/strategis serta masih sulitnya menginformasikan data mengenai informasi harga dan stock pada masyarakat secara umum.

b) Kurangnya kemampuan dan kemauan pengusaha untuk memperkenalkan produknya melalui pameran.

c) Tidak ada eksportir yang berkedudukan di Sumenep sehingga sulit untuk memasarkan produk-produk unggulan Kabupaten Sumenep ke luar Negeri.

d) Ada kekhawatiran para pengusaha kecil IKM terhadap kebijakan Pasar Global. Langkah antisipasif yang diambil oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sumenep untuk menanggulangi permasalahan- permasalahan perdangan pada industry kecil menengah maupun besar yang mungkin akan terjadi pada tahun berikutnya yitu dengan:

a) Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penstabilan stock dan harga atas barang penting/strategis.

b) Meningkatkan pembinaan kemampuan dan kemauan pengusaha untuk mengikutsertakan dan memperkenalkan produknya melalui pameran sehingga muncul produk-produk unggulan baru.

c) Meningkatkan pembinaan serta pelatihan ketrampilan dalam peningkatan kualitas produk-produk unggulan lokal agar dapat bersaing dengan produk luar.

d) Meningkatkan kesadaran masyarakat agar menggunakan produk dalam negeri khususnya barang lokal, agar barang lokal bisa menjadi andalan daearah dan dapat bertahan sebagai produk lokal.

Tabel 4.3.4

Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

No

Jenis Program

Pelaksana

1 Pengembangan pasar lelang daerah Disperindag

2 Pameran dan kontak dagang produk Disperindag unggulan

3 Peningkatan fasilitas terwujudnya kerja Kabupaten Sumenep sama strategis

4 Operasional gudang SRG Disperindag

5 Fasilitasi

dan Disperindag pengembangan pasar industri hasil tembakau dan hasil produk diversifikasi

peningkatan

6 Pembinaan dan fasilitasi dalam rangka Kabupaten Sumenep penguatan pedagang jasa perbengkelan di lingkungan daerah penghasil

tembakau

7 Kemitraan UKM dan Usaha Besar Disperindag dalam pengadaan bahan baku Sumber: (LPPD Tahun 2013 Disperindag Kabupaten Sumenep) Industri andalan yang merupakan produk unggulan Kabupaten Sumenep

dilihat dari data LPPD Disperindag Kabupaten Sumenep Tahun 2013, diantaranya sebagai berikut :

a) Industri Garam Kabupaten Sumenep terkenal dengan industri garamnya. Adapun pengelola lahan untuk proses pembuatan garam di Kabupaten Sumenep tersebar pada beberapa kecamatan. Kapasitas produksi tertinggi terjadi di

Kecamatan Kalianget dengan produksi 73.030 ton per tahun di susul oleh Kecamatan Gapura dengan produksi 43.331 ton dan Kecamatan peragaan dengan produksi 30.612 ton.

Tabel 4.3.4.a (Jumlah Luas Lahan dan Produksi Industri Garam tahun 2012)

No Kecamatan Jumlah Luas

Produksi Ton

Rata-Rata

Lahan/ ha

Produksi/ ha

29.80 9 Ra’as

Sumber: (LPPD Dinas Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2013).

b) Industri Meubel Kayu Industri Meubel Kayu yang berlokasi di Kabupaten Sumenep merupakan industri kecil dan menengah yang menyebar hampir di semua Kecamatan. Sentra Industri Meubel Kayu yang cukup besar yaitu berlokasi di Desa Karduluk Kecamatan Pragaan dan produksi Meubel Kayu Antik/Repro terkonsentrasi hanya di Kecamatan Kota dan Kalianget. Adapun jenis hasil produksi dibedakan menjadi meubel kayu komersial biasa dan meubel kayu b) Industri Meubel Kayu Industri Meubel Kayu yang berlokasi di Kabupaten Sumenep merupakan industri kecil dan menengah yang menyebar hampir di semua Kecamatan. Sentra Industri Meubel Kayu yang cukup besar yaitu berlokasi di Desa Karduluk Kecamatan Pragaan dan produksi Meubel Kayu Antik/Repro terkonsentrasi hanya di Kecamatan Kota dan Kalianget. Adapun jenis hasil produksi dibedakan menjadi meubel kayu komersial biasa dan meubel kayu

c) Industri Batik Tulis Industri Batik Tulis merupakan salah satu produk unggulan Kabupaten Sumenep. Produk yang dihasilkan mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri yang membedakan dengan baik-batik tulis luar. Bahan yang diproduksi terbuat dari jenis kain primissima dan sutra dengan metode batik tulis dan pewarnaan dilakukan dengan cara kimia dan alami sehingga menghasilkan jenis dan corak yang beraneka ragam. Industri ini terkonsentrasi di Desa Pakandangan Barat Kecamatan Bluto dan mempunyai pangsa pasar lokal, regional/nasional dan peluang ekspor luar negeri.

d) Industri Keris Produk unggulan Kabupaten Sumenep berupa kerajinan yang memiliki nilai sejarah yaitu kerajinan keris. Industri ini berlokasi di Desa Aeng Tong-Tong Kecamatan Saronggi dan Palongan Kecamatan Bluto. Produski yang dihasilkan terdiri dari berbagai macam jenis produk keris. Pangsa pasarnya lokal, Nasional dan Internasional.

e) Industri Makanan Industri makanan yang ada di Kabupaten Sumenep bertumpu pada hasil pertanian dan perkebunan serta hasil laut. Jenis dan macam industri makanan yang merupakan produk unggulan; Kripik singkong, Kripik ikan,

Petis ikan, Terasi, Rengginang, Mente, Juwadah, Man Reman, dan Kripik Pisang.

f) Industri Gula Siwalan Industri ini hanya diproduksi pada musim kemarau dikarenakan bahan bakunya berupa nira pohon siwalan yang banyak dan melimpah yang bisa diambil pada musim kemarau. Lokasi industri Gula Siwalan berada di Kecamatan Dungkek, Batang-Batang, Gapura, Lenteng, Pragaan dan Bluto.

g) Industri Kerajinan Kerang- Kerangan Kabupaten Sumenep dengan wilayah kepulauan dan laut yang luas menghasilkan banyak potensi kelautan yang bisa diolah menjadi hasil industri, diantaranya adalah kerang-kerangan. Lokasi industri ini yaitu di Kecamatan Ra’as dengan pangsa pasar Bali dan Yogyakarta.

h) Industri Rokok Industri Rokok di Kabupaten Sumenep sangat didukung oleh tersedianya bahan baku lokal yang cukup serta kwalitas yang baik sehingga mampu menghasilkan produk rokok dengan cita rasa dan aroma yang khas. Lokasi industri ini berada di Kecamatan Bluto, Pasongsongan, Pragaan dan Lenteng.

i) Industri Perahu Kayu Industri Perahu Kayu sangat diperlukan sebagai daya dukung alat transportasi laut yang efisien untuk menghubungkan pulau-pulau serta keperluan para nelayan untuk mengeksploitasi hasil kekayaan laut dimana

Kabupaten Sumenep mempunyai wilayah kepulauan dan perairan yang sangat luas. Industri perahu kayu tersebar di Kecamatan Saronggi, Talango dan Masalembu.