METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Unit Analisis, Populasi dan Prosedur Penentuan Sampel Penelitian
Unit analisis penelitian ini adalah perusahaan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Penentuan sampel dilakukan dengan purposive random sampling dengan kriteria, yaitu: (1) Perusahaan merupakan kelompok manufaktur, (2) Terdaftar di BEJ dan menerbitkan laporan keuangan tahunan 2001, 2002, (3) Memiliki tahun buku yang berakhir 31 Desember, dan (4) Memiliki data mengenai kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit.
Pada periode pengamatan yaitu tahun 2001 dan 2002 terdapat 155 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Pada penelitian ini perusahaan perbankan, lembaga keuangan lainnya dan perusahaan jasa tidak dipilih sebagai sampel karena perusahaan tersebut memiliki karakteristik khusus, terutama peraturan-peraturan pemerintah yang berkaitan dengan pelaporan keuangan yang harus dipenuhi oleh perusahaan tersebut. Perusahaan yang tanggal laporan keuangannya bukan 31 Desember pada periode pengamatan ada 3 perusahaan sehingga harus dikeluarkan dari sampel. perusahaan yang datanya tidak lengkap dan harus dikeluarkan dari sampel ada
18 perusahaan. Dengan demikian tinggal 134 perusahaan yang dapat dipakai sebagai sampel. Distribusi sampel penelitian diringkas dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 Pemilihan sampel penelitian Keterangan Jumlah
Perusasahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ 2001-2002
Perusahaan yang memiliki tahun buku bukan 31 Desember
Perusahaan yang datanya tidak lengkap
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian
Sumber: Data sekunder diolah (2007)
3.2. Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu laporan keuangan auditan dan nama emiten. Data tentang kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, discretionary dan non discretionary accrual, semua data ini diperoleh dari Galeri Efek Rifan Financindo Cabang Fakultas Ekonomi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, laporan tahunan publikasi Pusat Data Bisnis Indonesia (PDBI), Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan publikasi BEJ lainnya.
3.3. Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Manajemen Laba
Discretionary accrual (DA) sebagai proksi dari manajemen laba (earning management). Jones Model (1992) digunakan untuk mendeteksi adanya praktik manajemen laba. Model ini menggunakan total accrual (TA) yang diklasifikasikan menjadi discretionary (DA) dan non discretionary accrual (NDA).
TAit = NIit - CFOit ............................. (1)
TAit : total akrual perusahaan i pada periode t NIit : laba bersih perusahaan i pada periode t CFOit : aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada periode t Total akrual ini dapat digunakan untuk mencari jumlah discresionary accrual yang menjadi proksi untuk manajemen laba. Nilai total akrual diestimasi dengan persamaan berikut;
TAit/Ait-1 = a 1 (1/Ait-1) + a 2 ( ∆Revit /Ait-1) + a 3 (PPEit/Ait-1) + εi ............(2)
TAit : total akrual perusahaan i pada periode t Ait-1 : total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1
∆Revit : perubahan pendapatan perusahaan i pada periode t PPEit : aktiva tetap perusahaan i periode t εit adalah error term perusahaan i periode t Total akrual dapat dicari dengan persamaan:
TAit = NDAit+ DAit .......................(3)
TAit : total accrual perusahaan i pada periode t NDAit : non discretionary accrual perusahaan i pada periode t DAit : discretionary accrual perusahaan i pada periode t
Untuk menentukan jumlah non-decretionary accrual dengan menggunakan persamaan:
NDAit = a l (1/Ait-1) + a 2 ( ∆Revit/Ait-1) + a 3 (PPEit/Ait-1) .........(4)
Dengan demikian untuk mengestimasi decretionary accrual digunakan persamaan:
DAit = TAit/Ait-1 – [ a l (1/Ait-1) + a 2 ( ∆Revit/Ait-1) + a 3 (PPEit/Ait-1)] .......(5)
Nilai DA it positif mencerminkan adanya income increasing dan sebaliknya maka ada income decresing.
2. Kepemilikan Manajerial Kepemilikan manajerial yaitu persentase saham yang dimiliki oleh manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (komisaris dan direksi). Kepemilikan manajerial = jumlah saham yang dimiliki manajemen : jumlah keseluruhan saham yang beredar x 100%
3. Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional yaitu persentase saham yang dimiliki oleh investor institusional. Kepemilikan institusional = jumlah saham yang dimiliki investor institusional : jumlah keseluruhan saham yang beredar x 100%
4. Komisaris Independen Komisaris independen yaitu persentase anggota komisaris perusahaan yang berasal dari pihak luar (bukan manajemen dan pemilik). Komisaris independen = jumlah anggota komisaris yang berasal dari pihak luar : jumlah keseluruhan anggota komisaris.
5. Komite Audit Komite audit merupakan variabel dummy, apabila perusahaan membentuk susunan Komite Audit sesuai dengan aturan BEJ (terdiri dari tiga orang, dipimpin oleh seorang komisaris independen) diberi nilai satu. Apabila tidak sesuai dengan aturan BEJ, diberi nilai nol.
3.4. Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan alat statistik yang tediri dari:
3.4.1. Statistik Deskriptif
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui gambaran deskriptif dari variabel-variabel yang diteliti, ditunjukkan dalam tabel deskriptif statistik yang di dalamnya menunjukkan angka minimum, maksimum, mean dan standar deviasi. Sedangkan analisis variabel dummy ditunjukkan dengan tabel frekuensi yang menunjukkan jumlah perusahaan yang memiliki komite audit sesuai dengan aturan BEJ dan sebaliknya.
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian multikolinearitas atas model regresi didasarkan pada besarnya nilai VIF (Varian Inflation Factor). Jika nilai VIF yang dihasilkan di atas 10 maka model regresi mengandung gejala multikolinearitas. Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot dengan dasar analisis sebagai Pengujian multikolinearitas atas model regresi didasarkan pada besarnya nilai VIF (Varian Inflation Factor). Jika nilai VIF yang dihasilkan di atas 10 maka model regresi mengandung gejala multikolinearitas. Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot dengan dasar analisis sebagai
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur( bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas,serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan metode Breusch-Godfrey. Model regresi tidak mengandung atau tidak terjadi autokorelasi apabila koefisien parameter untuk variabel residual (Res_2) memberikan probabilitas tidak signifikan (> 5%) Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan analisis grafik yaitu dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Cara lain dengan melihat grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif distribusi normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2005) adalah, jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas begitu sebaliknya..
3.4.3 . Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis 1, 2, 3, dan 4 dilakukan dengan menggunakan model Jones cross sectional yaitu dengan rumus:
DAit = TAit/Ait-1 – [a l (1/Ait-1) +a 2 ( ∆Revit/Ait-1) + a 3 (PPEit/Ait-1)]
Kemudian dengan menggunakan persamaan regresi berganda sebagai berikut:
DA it = a+ β1MANJit+ β2INSTit+ β3KIit+ β4KMit+ εi
DA it : discretionary accrual perusahaan i pada periode t
a : intercept, β1,2,3,4 : koefisien
MANJit : persentase kepemilikan manajerial perusahaan i pada periode t INSTit : persentase kepemilikan institusional perusahaan i pada periode t KIit : persentase komisaris independen perusahaan i pada periode KMit : komite audit merupakan variabel dummy, mempunyai nilai 1 jika
perusahaan memiliki komite audit sesuai dengan aturan BEJ dan 0 jika sebaliknya.
εi : error term. Pengujian signifikansi untuk menguji pengaruh mekanisme corporate govenance terhadap manajemen laba dilakukan secara parsial maupun secara simultan. Uji signifikansi parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila uji t dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan tingkat signifikansi α = 5%. Apabila nilai sig t (p-value) < 0,05 Uji t digunakan untuk menguji signifikansi konstanta setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila uji t dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan tingkat signifikansi α = 5%. Apabila nilai sig t (p-value) < 0,05
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi semua variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Apabila uji F dilakukan dengan menggunakan program SPSS, dengan tingkat signifikansi α = 5%. Apabila nilai sig F (p-value) < 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh semua variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen
__________________