Pembahasan Hasil Analisis Data

E. Pembahasan Hasil Analisis Data

1. Hipotesis Pertama

Dari pengujian hipotesis pertama diputuskan bahwa H 0A (Tidak ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dan model Number heads together terhadap kemampuan kognitif siswa.) ditolak (F A = 18.69 > F 0.05; 1.71 = 3,98). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dan model Number Heads Together terhadap kemampuan kognitif Fisika siswa pada pokok bahasan kalor.

Pembelajaran dengan model Think Pair Share dan Number Heads Together , keduanya sama–sama mempunyai kelebihan yang mampu membuat siswa untuk aktif dalam belajar. Penggunaan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share ternyata memberikan hasil yang lebih baik , hal ini dikarenakan dalam pembelajaran model Think Pair Share siswa terlibat langsung. Siswa terlebih dahulu harus menyelesaikan masalahnya secara individu, maka setidaknya siswa telah mengerti mengenai masalah tersebut, dan telah mencoba menyelesaikannya dengan cara yang dianggapnya benar. Hal ini telah memberikan sedikit gambaran dibenak siswa tentang alur penyelesainya masalahnya. Kalaupun hasil pekerjaan siswa tesebut belum sempurna , masih ada kesempatan untuk berdiskusi dengan pasangannya. Dengan hal ini siswa akan belajar terlebih dahulu sebelum menggantungkan dirinya pada pasangannya. Dalam diskusi dengan pasangannya ini, pekerjaan yang tadinya salah diharapkan bisa diperbaiki. Satu nilai lebih adalah siswa dengan pekerjaan yang kurang sempurna , akan mengetahui letak kesalahannya dan setelah dibenarkan saat berdiskusi dengan pasangannya diharapkan siswa tersebut bisa mengingat kesalahannya dan untuk kemudian hari tidak akan jatuh lagi pada jenis soal yang sama. Siswa akan lebih paham konsepnya karena mereka menyelesaikan masalah lebih dari sekali pengerjaan.

Guru dalam proses belajar dengan menggunakan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share berperan sebagai fasilitator yang memberikan bahan-bahan sebagai latihan, dan juga sebagai stabilisator agar suasana kelas benar-benar terkendali. Hal ini mengingat pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dalam salah satu langkah pembelajarannya menggunakan diskusi, sehingga ditakutkan siswa memanfaatkan saat seperti itu untuk kegiatan di luar pelajaran dan membuat suasana kelas gaduh dan tidak terarah.

Dalam penggunaan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share ini, pertama siswa harus mengerjakan permasalahan yang diberikan secara individu, kemudian setelah itu siswa berdiskusi dengan pasangan masing-masing. Sehingga siswa membutuhkan dua kali kerja namun diharapkan mendapatkan hasil yang baik. Selain itu waktu pembelajaran yang ditentukan , waktu diskusi yang terjadi Dalam penggunaan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share ini, pertama siswa harus mengerjakan permasalahan yang diberikan secara individu, kemudian setelah itu siswa berdiskusi dengan pasangan masing-masing. Sehingga siswa membutuhkan dua kali kerja namun diharapkan mendapatkan hasil yang baik. Selain itu waktu pembelajaran yang ditentukan , waktu diskusi yang terjadi

Pada kelas kontrol Number Heads Together, melibatkan siswa dalam melihat kembali bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek serta memeriksa pemahaman siswa mengenai isi pelajaran tersebut melalui pertanyaan. Tingkat kematangan siswa pada kelas kontrol tergolong kurang bila dibandingkan dengan kelas eksperimen. Hal ini disebabkan karena siswa pada pembelajaran kooperatif model Number Heads Together dalam menyelesaikan masalah langsung berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing, jadi siswa tidak perlu mengerjakan soal yang ada secara individu. Sehingga sebagian siswa yang kurang memahami tujuan belajar menggantung pada kemampuan kelompoknya. Kelompok tersebut memang telah sukses menyelasikan permasalahan yang yang diberikan, namun beberapa siswa atau anggotanya secara individu tidak berfikir untuk mencari jawaban dari permasalahan yang ada. Sehingga jika lain kali soal dengan tipe yang sama keluar, siswa-siswa tersebut tidak ingat telah mengerjakan soal jenis tersebut sehingga akan mengalami kesulitan dan akhirnya akan berdampak pada nilai mereka.

Waktu diskusi yang dibutuhkan untuk pembelajaran kooperatif model Number Heads Together relatif lebih lama, karena pengerjaan permasalahan yang diberikan dari awal sampai akhir selalu dilakukan dalam kelompok. Peran guru adalah pada waktu menjawab pertanyaan, dimana guru menunjuk salah satu nomor secara acak, dan masing-masing anggota kelompok dengan nomor yang disebut memberikan jawaban pada seluruh kelas. Untuk siswa yang sulit menerima pelajaran akan kesulitan menerima pelajaran yang diberikan. Jadi berpengaruh pada nilai kognitifnya yang menjadi rendah.

2 Hipotesis Kedua

Dari hasil hipotesis kedua diputuskan bahwa H 0B (Tidak ada perbedaan pengaruh antara motivasi belajar siswa kategori tinggi dan rendah terhadap kemampuan kognitif Fisika bagi siswa pada pokok bahasan Kalor ditolak(F B =

36.92 > F 0.05; 1.71 = 3,98 ). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh 36.92 > F 0.05; 1.71 = 3,98 ). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh

Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadi suatu perubahan atau tindakan tertentu. Perbuatan belajar terjadi karena adanya motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Dorongan itu dapat timbul dari dalam subyek yang belajar yang bersumber dari kebutuhan tertentu yang ingin mendapat pemuasan.

Motivasi dapat menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan. Karena semakin tinggi motivasi belajar siswa maka usaha yang dilakukan siswa juga semakin besar dan frekuensi belajarnya juga lebih banyak sehingga berakibat pada pencapaian prestasi yang lebih baik. Sedangkan siswa yang mempunyai motivasi belajar rendah, usaha dalam belajarnya kurang optimal dan frekuensi belajarnya sedikit sehingga pencapaian prestasi juga kurang optimal. Siswa yang mempunyai motivasi rendah dalam mengikuti pelajaran malas dan kurang menanggapi suatu permasalahan yang diberikan

Pada pelaksanaan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share siswa akan termotivasi untuk belajar karena mereka harus menyelesaikan permasalah secara individu terlebih dahulu, setelah itu baru berdiskusi dengan pasangannya. Jika setiap siswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi maka mereka akan cepat menerima dan memahami pelajaran dan akibatnya nilai meraka akan menjadi baik juga. Ditambah mereka melakukan diskusi dengan pasangannya, itu akan menjadi menambah motivasi belajarnya.

Pada pelaksanaan pembelajaran kooperatif model Number Heads Togehter siswa mempunyai motivasi rendah dan motivasi tinggi. Karena pada metode ini dilakukan secara diskusi kelompok. Ada siswa yang termotivasi untuk belajar dan ada juga siswa yang malah tidak termotivasi. Untuk siswa yang motivasi belajarnya tinggi, dia akan mengikuti pelajaran dengan baik serta menyelesaikan tugasnya dengan benar. Tetapi bagi siswa yang motivasi belajarnya rendah, mereka akan mengikuti pelajaran dengan malas-malasan dan meraka akan tergantung pada teman yang pintar dalam kelompoknya. Jadi mereka Pada pelaksanaan pembelajaran kooperatif model Number Heads Togehter siswa mempunyai motivasi rendah dan motivasi tinggi. Karena pada metode ini dilakukan secara diskusi kelompok. Ada siswa yang termotivasi untuk belajar dan ada juga siswa yang malah tidak termotivasi. Untuk siswa yang motivasi belajarnya tinggi, dia akan mengikuti pelajaran dengan baik serta menyelesaikan tugasnya dengan benar. Tetapi bagi siswa yang motivasi belajarnya rendah, mereka akan mengikuti pelajaran dengan malas-malasan dan meraka akan tergantung pada teman yang pintar dalam kelompoknya. Jadi mereka

3 Hipotesis Ketiga

Dari hasil hipotesis ketiga diputuskan bahwa H 0AB (Tidak ada interaksi pengaruh antara model pembelajaran kooperatif dan motivasi belajar terhadap kemampuan kognitif Fisika bagi siswa pada pokok bahasan Kalor) diterima (F AB = 0.49 < F 0.05; 1.71 = 3,98). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada interaksi pengaruh antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap kemampuan kognitif Fisika bagi siswa pada pokok bahasan Kalor.

Kedua variabel yaitu model mengajar dan motivasi belajar secara terpisah mampu memberikan pengaruh pada pencapaian prestasi kognitif siswa pada materi kalor tetapi keduanya tidak ada interaksi. Tidak adanya interaksi antara penggunaan pembelajaran kooperatif model Think Pair Share dan Number Heads Together dengan motivasi belajar siswa dimungkinkan karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar baik dari dalam maupun luar dari siwa selain faktor model pembelajaran dan motivasi belajar siswa yang digunakan dalam penelitian ini, faktor-faktor lain yang mungkin berpengaruh tersebut antara lain : faktor intelegensi, kedisiplinan dalam belajar, dan latar belakang keluarga.