SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantiifolium L.) memberikan efek antipiretik pada tikus putih yang telah diinduksi demam menggunakan vaksin DPT.

2. Efek antipiretik yang ditimbulkan oleh ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantiifolium L.) setara dengan efek antipiretik asetaminofen.

3. Ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantiifolium L.) dosis II (2,52 mg/100 gr BB) merupakan dosis yang paling efektif dibandingkan dosis I (1,26 mg/100 gr BB) dan dosis III (5,04 mg/100 gr BB).

B. Saran

1. Mengingat adanya keterbatasan dalam penelitian ini, maka diperlukan penelitian lebih lanjut, yaitu suatu penelitian serupa dengan sampel, kontrol dan metode yang lebih baik (seperti pengambilan sampel secara random) serta penelitian uji klinis untuk mengetahui secara lebih terperinci efek antipiretik ekstrak daun jeruk nipis (Citrus aurantiifolium L.).

2. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi komponen- komponen kimia daun jeruk nipis (Citrus aurantiifolium L.) yang berperan dalam menimbulkan efek antipiretik.

Afdhal A. 1996. Pengembangan dan prospek industri jamu di Indonesia. Warta

Tanaman Obat Indonesia . Vol.3(1).

Agricultural Research Service USDA. 1999. Survey of Phenolic Compounds Produced in Citrus.

http://www.ars.usda.gov/is/np/phenolics/tab2/caura.htm?pf=1 (6 Desember 2010)

Aiache J.M . 1993. Farmasetika 2. Airlangga University Press, hal: 87-89

Amili, Rusnaidi, Lukmayani Y. 2008. Uji Efek Antipiretik Jus Jeruk Nipis pada

Tikus Putih Galur Sprague Dawley Sel kelamin. MIMBAR Vol. XXIV, No. 1:27-35.

Dalal S. and Zhukovsky D.S. 2006. Pathophysiology and management of fever. J

Support Oncol 2006. 4: 009–016.

Dubois R.N., Abramson S.B., Crofford L., Gupta R.A., Simon L.S., van de Putte

L.B.A., Lipsky P.E. 1998. Cyclooxygenase in biology and disease. Faseb J . 12: 1063-73.

Ernitawati, B. 2004. Efek antipiretik air rebusan batang brotowali (Tinospora

crispa Miers.) pada tikus putih . Universitas Sebelas Maret. Skripsi.

Farmasi UGM. 2008. Jeruk nipis (Citrus aurantiifolia L.) http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com/ensiklopedia/ensiklopedia-tanaman- anti-kanker/j/jeruk-nipis/ (27 November 2010)

Freddy I. dan Wilmana. 2007. “Analgesik, antipiretik, Anti Inflamasi Non Steroid

dan Obat Pirai”. Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, hal : 209-217

Ganiswara S. G. 2003. Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi Universitas Indonesia, pp: 207-14

Ganong W.F. 2005. Pengaturan sentral fungsi visera. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Edisi 22. Alih bahasa: M. Djauhari W. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp: 236-7.

Gelfand J.A. 2005. Fever and hyperthermia. In: Kasper DL, Fauci AS, Longo DL,

Braunwald E, Hauser SL, Jameson JL (eds). Harrison’s Principles of Internal Medicine. 16 th Ed. Vol II. New York: The McGraw-Hill Companies.

Fisiologi Kedokteran . Edisi 11. Alih bahasa: Petrus Adrianto. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp: 944-5.

Harborne J.B. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuha n. Terbitan kedua. Penerjemah: K. Padmawinata dan I. Soediro. Bandung: Penerbit ITB, pp: 68-76.

Hargono D. 1992. Tumbuhan obat dan pelayanan kesehatan. Antropologi

Kesehatan Indonesia . Jilid 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp: 13-52.

Imono A.D. dan Nurlaila. 1986. Obat Tradisional dan Fitoterapi Uji Toksikologi.

Yogyakarta : Fakultas Farmasi UGM, pp : 8-11.

Katzung B.G. dan Payan D.G. 1998. Obat antiinflamasi nonsteroid; analgetik nonopioid; obat yang digunakan pada gout. Dalam: Azwar Agoes, dkk (eds). Farmakologi Dasar dan Klinik Bertram G. Katzung. Edisi 6. Jakarta: Penerbit Kedokteran EGC, pp: 293-5.

Kumar B.S.A., Lakshman K., Jayaveera K.K.N., Shekar D.S., Muragan C.S., Manoj B. 2009. Antinociceptive and antipyretic activities of Amaranthus viridis Linn in different experimental models. Avicenna J Med Biotech. 1(3): 167-71.

Lucas L., Warner T.D., Vojnovic I., Mitchell J.A. 2005. Cellular mechanisms of

acetaminophen: role of cyclooxygenase. Faseb J express article 10.1096/fj.04-2437fje.

Mackowiak P.A., Bartlett J.G., Borden E.C. 1997. Concepts of fever: recent

advances and lingering dogma. J Clin Infect Dis. 25: 119-38.

Mansjoer A., Suprohaita, Wardhani W.I., Setiowulan W. (eds). 2000. Kapita

Selekta Kedokteran . Jilid 2. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius, pp: 590-1

Manthey J.A. 2002. Analysis of Flavonoids and Hydroxynnamates in Citrus Processing Byproducts by High Performance Liquid Chromatography- Electrospray Ionization-Mass Spectrometry. Proc. Fla. State Hort. Soc. 115:292-297. 2002.

Markum A.H. 2002. Imunisasi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Moriguchi T., Kita M., Ogawa K., Tomono Y., Endo T., Omura M. 2003. Flavonol synthase gene expression during citrus fruit development. Phys. Plant. volume 114, 2002, pp: 251–258.

Morton, Miami, FL.

Murakami M. and Kudo I. 2004. Recent advances in molecular biology and physiology of the prostaglandin E 2 -biosynthetic pathway. Prog Lipid Res.

Murti B. 1994. Penerapan Metode Statistik Non Parametrik Dalam Ilmu-Ilmu Kesehatan . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Nelwan R.H.H. 2006. Demam: tipe dan pendekatan. Dalam: A.W. Sudoyo, dkk

(eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, p: 1697.

Ngatidjan. 1991. Petunjuk Laboratorium, Metode Laboratorium dalam

Toksikologi . Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.

Nijveldt R.J., van Nood E., van Hoorn D.E.C. 2001. Flavonoids: a review of probable mechanisms of action and potential applications. Am J Clinical Nutrition . 74: 418–25.

Notosiswoyo M., Supardi S., Winarsih. 1998. Pengobatan sendiri terhadap demam, batuk, pilek, dan pusing dengan obat kimia dan tradisional di pedesaan. Media Litbangkes. Vol. 7(2).

Owoyele B.V., Oguntoye S.O., Dare K., Ogunbiyi B.K., Aruboula E.A, Soladoye

A.O. 2008. Analgesic, anti-inflammatory and antipyretic activities from flavonoid fractions of Chromolaena odorata. J Med Plants Research. 2(9): 219-25.

Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Penerbit ITB, pp : 191-3

Sajuthi

D. 2003.

Efek Antipiretik Ekstrak Cacing Tanah.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0305/29/ilpeng/336450.htm

(4 September 2009)

Setiyawan D. 2005. Efek Antipiretik Air Perasan Umbi Bawang Merah (Allium

ascalonicum Linn.) pada Tikus Putih Jantan. Universitas Sebelas Maret. Skripsi

Sherwood L. 2001. Keseimbangan tubuh dan pengaturan suhu. Fisiologi Manusia

: dari sel ke sistem . Edisi 2. Alih bahasa: Brahm U.P. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, pp: 604-7.

prostaglandin synthesis and inhibition. Pharmacol rev. 56:387-437.

Sitompul B. 2003. Antioksidan dan penyakit aterosklerosis. Medika XXIX(6), pp:

373-7.

Smith J.B. dan Mangkoewidjojo S. 1998. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis . Jakarta: Indonesia University Press.

Sudarti. 2010. 11 Manfaat jeruk nipis. http://id.shvoong.com/medicine-and-health/nutrition/2053394-11-manfaat- jeruk-nipis/. (27 November 2010)

Thompson H.J. 2005. Fever: a concept analysis. J Adv Nurs 2005. 51(5): 484–92.

Tjay T.H. dan Rahardja K. 2002. Obat-obat Penting Khasiat dan Penggunannya. Edisi 5. Jakarta : PT. Elex Media Computindo, pp: 297-303.

Triayu S. I. 2009. Formulasi Krim Obat Jerawat Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis

(Citrus aurantifolia, Swingle) dan Uji Daya Antibakteri Secara In Vitro . Universitas Muhammadiyah Surakarta. Skripsi

Tumbelaka A. R. dan Hadinegoro S. R. S. 2005. Difteria, Pertusis, Tetanus. Dalam: Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pedoman Imunisasi di Indonesia . Edisi Kedua. Jakarta: Badan Penerbit Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, pp: 102-8

Wijayakusuma H. 1995. Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia. Jakarta: Pustaka

Kartini, pp: 28-9.

Wilmana P.F. dan Gan S. 2007. Analgesik-antipiretik, analgesik-antiinflamasi nonsteroid dan obat gangguan sendi lainnya. Dalam: Farmakologi dan Terapi . Edisi 5. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI, pp: 230-4.