HASIL PEMBAHASAN
3. HASIL PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian di 4 Titik Pengamatan diketahui bahwa jenis sampah terbanyak adalah sampah organik sebesar 60% dan sampah anorganik sebesar 40%.Jumlah sampah mengalami peningkatan dan bulan September sampai Nopember baik sampah organik maupun sampah anorganik ini dikarena perubahan musim dan musim kemarau ke musim penghujan dimana peningkatan debit air menyebabkan peningkatan jumlah sampah yang hanyut ke saluran irigasi subak. Jenis dan sumber sampah yang mencemari Saluran irigasi tersaji pada Tabel Analisis sampah yang hanyut per hari di saluran irigasi suibak Ayunan. Dari Tabel tersebut ternyata jumlah sampah organik yang berasal dari sampah alam lebih banyak dibandingkan dengan jumlah sampah anorganik yang berasal dari rumah tangga dan industri.
a. Titik Pengamatan 1 yaitu Dam Irigasi Subak Ayunan Analisa sampah yang hanyut pada jaringan irigasi Subak Ayunan (per hari)
No Jenis Sampah
1 Sampah Alam
1.2 m3 Ranting pohon dan Dedaunan
2 Sampah Rumah Tangga 0.02 m3 Kertas makanan, plastik snake, kaleng
3 Sampah Warung/jalanan 0.12 m3 Kaleng plastik, bungkus rokok, plastik 4 Sampah sisa Peternakan
0.92 m3 Batang rumput, sisa makanan ternak
5 Sampah Plastik, Botol, dll 0.14 m3 Ember, botol kaca, pecahan kaca, kain
Sumber : Data primer 2016
Gambar 1. Titik Pengamatan I Dam Subak Ayunan (Sumber: Hasil Dokumentasi)
Dari Tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa jenis sampah yang ditemukan saat pengamatan di Dam Subak Ayunan selarna hulan September-Nopember 2016 yaitu sampah organik berupa rumput, daun, kayu atau ranting, sisa upacara (canang lamas, slongsong daksina, kelapa, kranjang), buah, kain,bambu. Sedangkan sampah anorganik berupa bungkus detergen, bungkus sabun, bungkus shampo, bungkus mie instan, bungkus snack steroform pop mie, kaleng soft drink dan botol air mineral. Sedangkan berdasarkan pengamatan bulanan diperoleh data bahwa pada bulan September dengan 3 kali pengamatan yaitu tanggal 9, 21 dan 30 September 2012 diketahui bahwa sampah yang ada di Dam Subak Ayunan bervariasi dikarenakan dalam musim peralihan antara musim kemarau ke musim hujan sehingga debit air pun kadang banyak kadang sedikit. Sampah juga banyak berasal dan bagian hulu sungai yang merupakan daerah pemukìman dan tegalan sehingga banyak sumbangan sampah selain yang berasal dan Obyek Pura. Pada pengamatan bulan Oktober yaitu tanggal 13, 19 dan 27 Oktober 2012 sampah mulai bertambah walaupun tidak signifikan terlihat meningkat. Hal ini dikarenakan sudah mutai memasuki musim penghujan dimana debit air dari hulu sungai juga semakin besar. Sampah sampah sisa upacara, bungkus mie instan, detergen, shampo, steroform pop me, kaleng minuman dan botol air mineral”
(Wawancara tanggal 4 September 2012). Selain informasi dan 2 informan kunci diatas ada juga hasilwawancara yang dilakukan dengan informan pendukung yaitu seorang pedagang Ni Nyoman Murni yang mengatakan bahwa: saya sudah lama berjulan di hulu saluran irigasi yaitu di sekitar pura Tirta Empul, responden ini menyatakan bahwa jika hari libur atau hari keagamaan pengunjung akan rneningkat. Mereka datang untuk berwisata sekaligus bersembahyang. Pengunjung biasanya makan di areal pura sehingga sampah juga ikut mengotori taman dan halaman parkir. Sampah juga kadang dibuang ke sungai dan di tempat p emandian umum” (Wawancara tanggal 2 Oktober 2012). Informasi yang sama juga diberikan oleh 5 informan pendukung lainnya yaitu Ni Nyoman Tresni (pedagang/penyewa kios), Jero Rathi (pedagang/penyewa kios), I Ketut Yasa (pengunj ung/wisatawan dan Denpasar), Made Aryani (pedagang keliling) dan I Ketut Arnawa (guide/driver). Mereka j uga memberikan informasi serupa yaitutentang sampah yang menceman sungai sampai Dam Subak Ayunan antara lain berasal dan canang atau banten bekas pemedek (umat) yang datang bersembahyang, canang atau banten di perempatan jalan menuju Obyek Wisata yang hanyut ke bendungan di bawahnya serta sampah daun yang hanyut dan jalan saat hujan. Selain itu sampah berasal dan para pengunjung yang mandi di pemandian umum kemudian membuang sembarangan sampah pembungkus shampo dan sabun mandi ke saluran air.Sampah inilah yang cukup banvak mencemani saluran air yang masuk ke saluran irigasi subak.
b. Titik Pengamatan 2 Bangunan Bagi Gunung Kawi Berdasarkan basil pengamatan sampah yang mencemari Dam Bantas hampir sama dengan b. Titik Pengamatan 2 Bangunan Bagi Gunung Kawi Berdasarkan basil pengamatan sampah yang mencemari Dam Bantas hampir sama dengan
Sampah ini tetap ada walaupun musim hujan ataupun musim kemarau dengan sampahseperti sainpah canang, kayu dan bambu, adapula bungkus mie, detergen dan botol air mineral” (Wawancara tanggal 9 September 2012). Selam informan diatas ada juga informan kunci lainnya yaitu Staf Pengamat Dinas PU Daerah Kepengamatan Abiansemal, Gusti Ngurah Semarajaya yang menyatakan bahwa: “sampah yang mencemari saluran irigasi Subak Pulagan semakin banyak. Sampah mi berasal dan huhi,
berupa sampah canang, kayu, bambu maupun daun pisang, kelapa dan yangbanyak terlihat adalah sampah anorganik seperti plastik kresek, plastik bungkus kue, detergen, bungkus makanan ringan, botol air mineral” (Wawancara tanggal 9 September 2016).Saat musim hujan sampah yang berasal dan tegalan
di DesaSobangan sebagian besar hanyut sehingga hampir 60% sampah masuk ke saluran irigasi.Hal ini diinformasikan oleh Pekaseh Ageng Subak Pulagan Sang Made Astika selaku informan kunci.yaitu: sampah yang masuk ke saluran irigasi Subak Ayunan tidak hanya berasal dan daerah sekitar subak saja, tapi lebih banyak berasal dan Desa Sobangan dan Desa Cau belayu.
Sedangkan sampah dan Desa Sobangan akan ikut hanyut saat musim hujan tiba. Sampah inilah yang masuk ke saluran ingasi subak. Karena aliran air itu datangnya dari Gunung maka sebagian besar sampah masuk ke saluran irigasi, sisanya akan dibuang ke sungai saat pengurasan. Namun pengurasan jarang dilakukan sehingga sampah hampir 60% masu k kesaluran inigasi” (Wawancara tanggal 2 Oktober 2016).Informasi dan informan kunci diatas didukung pula oleh 4 orang informan pendukung yang memberikan informasi serupa.vaitu I Made Kadet (petani pemilik dan Banjar Badung), Sang Ketut Oka (petani, pengrajin dan Banjar Gria), Ni Made Sari (masyarakat yang sembahyang saat penelitian), Dewa Ketut Suarbawa (petani, pemilik dan Banjar Badung yang sedang membersihkan saluran air). Menurut mereka pencemaran saluran irigasi oleh sampah ini tidak hanya terjadi pada musim hujan saja tapi juga saat musim kemarau.Sampah ini tidak banyak yang mengumpul di Banguna Bagi air munduk, lebih banyak yang hanyut sehingga jumlah sampah yang tercatat lebih sedikit daripada di Dam Subak Ayunan.
Titik Pengamatan 3 Bangunan Pelimpah atau Sekundan (empelan bantas).Titik Pengamatan 3 Bangunan Pelimpah atau Sekundan merupakan tempat berkumpulnya sarnpah yang biasa disebut banguanan bagi air oleh anggota Subak Ayunan.Disinilah sampah dikumpulkan lebih dahulu untuk dikuras dan dialirkan ke sungai sampai air kembali bersih untuk dialirkan kembali ke Subak Ayunan. Dan analisa data jenis sampah di Titik Pengamatan 3 diperoleh gambaran bahwa persentase sampah organik lebih banyak danipada sampah anorganìk.Sampah ini berasal dan sumber sampah kedua yaitupemukiman penduduk di Desa Sobangan, Desa Cau belayu dan Desa Ayunan, sampah yang yang terlihat dan diambil saat penelitiankebanyakan adalah sampah anorganik. Sekundan ini berbentuksegitiga seperti delta di muara sungai dimana karena banyaknya endapan sampah hingga membentuk daratan sampah.Sampah yang terlihat di Sekundan merupakan campuran sampah anorganik seperti bungkus detergen, bungkus mie, botol air mineral.kaleng soft drink, bungkus snack, plastik Titik Pengamatan 3 Bangunan Pelimpah atau Sekundan (empelan bantas).Titik Pengamatan 3 Bangunan Pelimpah atau Sekundan merupakan tempat berkumpulnya sarnpah yang biasa disebut banguanan bagi air oleh anggota Subak Ayunan.Disinilah sampah dikumpulkan lebih dahulu untuk dikuras dan dialirkan ke sungai sampai air kembali bersih untuk dialirkan kembali ke Subak Ayunan. Dan analisa data jenis sampah di Titik Pengamatan 3 diperoleh gambaran bahwa persentase sampah organik lebih banyak danipada sampah anorganìk.Sampah ini berasal dan sumber sampah kedua yaitupemukiman penduduk di Desa Sobangan, Desa Cau belayu dan Desa Ayunan, sampah yang yang terlihat dan diambil saat penelitiankebanyakan adalah sampah anorganik. Sekundan ini berbentuksegitiga seperti delta di muara sungai dimana karena banyaknya endapan sampah hingga membentuk daratan sampah.Sampah yang terlihat di Sekundan merupakan campuran sampah anorganik seperti bungkus detergen, bungkus mie, botol air mineral.kaleng soft drink, bungkus snack, plastik
Berdasarkan pengamatan bulanan yang dilakukan diperoleh data bahwa pada bulan September di Bangunan Pelimpah/Sekundan atau yang biasa disebut para anggota Subak Ayunan sebagai Empelan Bantas, jumlah sarnpah sudah cukup banyak, dengan jumlah sampah organik lebih banyak danpada sampah anorganik. Sedangkan padabulan Oktober yang mulai memasuki musim hujan dengan intensitas hujan akan semakin sering sehingga jumlah sampah yang dihanyutkan bujan akan semakin banyak memasuki saluran irigasi subak. Saat ini komposisi sampah organik tetap lebih banyak daripada sampah anorganik.Hal ini dikarenakan saat hujan deras banyak daun dan ranting pohon yang hanyut.banyak pula gulma tanaman yang hanyutsaat air sawah meluap atau kadang petani banyak menyiangi tanamanpengganggu yang tumbuh subur di musim bujan. Selain itu jumlah sampah juga bertambah dan sampah rumah tangga dan sampah perdagangan yang hanyut bersama air hujan.Begitu pula pada bulan Nopember yang merupakan musim penghujan, jumlah sampah yang ada di Bangunan Pelimpah/Sekundan semakin banyak. Jumlah ini terus meningkat seiring bujan yang makin sering turun sehingga debitair semakin besar untuk menghanyutkan sampah yang berasal dan sumber sampah di Obyek serta sumber sarnpah dari Desa Sobangan, Desa Cau belayu dan Desa Ayunan. Untuk memperoleh gambaran yang sama dengan basil observasi maka dilakukan pula wawancara dengan informan kunci yang salahsatunya yaitu Staf Pengamat Dinas PU Daerah Kepengamatan Abiansemal, Gusti Ngurah Semarajaya menyatakan bahwa: banyak keluhan dan petani subak tentang meningkatnyasampah yang masuk ke saluran irigasi. Apalagi sampah yang mengumpul di Sekundan, semakin han semakin banyak, baik sampah dan sampah dan pemukiman penduduk Sampah yang ada disini sudah bercampurtanah sehingga sulit diketahui secara pasti jumlahnya, namun terlihat lebih banyak sampah organik daripada sampah anorganik (Wawancara tanggal 9 September 2012).Selain itu informasi juga dibenkan oleh informan kunci lainnya yaitu Pekaseh Ageng Subak Ayunan, I Ketut Parwata yang menyatakan bahwa: sampah yang masuk ke Sekundan (Empelan Bantas ini jumlahnva cukup banyak. Dapat diperkirakan persentase sampah organik sekitar 70% dibandingkan sampah anorganik.Dimanakarena sampah organik biasanya lebih cepat membusuk apalagi bercampur tanah, sehingga sampah di Empelan Bantas ini lebih mirip daratan sampah” (Wawancara tanggal 2 Oktober
2016). Informasi yang disampaikan oleh informan kunci juga didukung oleh informasi dan 5 orang informan pendukung yang diperoleh saatpenelitian, antara lain: Sang Made Tu (petani dan Banjar Gria), Dewa Nyoman Rajin (petani dan Banjar Ambengan), Ni Ketut Suci (ibu pemanen padi dan Banjar Tegal Suci). I Made Leneng (masyarakat yang akan mandi saal penelitian), Ni Made Sari (masyarakat yang mengantar bekal makanan ke sawah). Mereka mengatakan bahwa sampah yang mengumpul di Empelan Bantas ini semakin banyak saja, seperti sampah daun, kayu, bambu dan rumput bungkus mie, detergen, plastik dan botol plastik dan Obyek Wisata Tirta Empul dan pemukiman penduduk.il. Titik Pengamatan
4 Bangunan Sadap Subak Ayunan Bangunan Sadap terletak di Subak Ayunan.Berdasarkan pengamatan di lapangan sampah tetap saja ditemui walaupunjumlahnya tidak sebanyak di Empelan Becing. Berdasarkan hasil pengarnatan bulanan di Bangunan Sadap Subak Pulagan diperoleh data pada bulan September jumlah sampah yang ada di Bangunan Sadap Subak Ayunan tidak sebanyak di Empelan Becing.Hal ini dikarenakan sampah yang berasal dan sumber sampah telah dikuras terlebih dahulu di Sekundan sehingga sampah yang masuk ke saluran irigasi Subak Pulagan jumlahnya sedikit. Sampah hanya berasal dan masyarakat yang kadang membawa sampah saat bekerja ke sawah, para wisatawan yang melewati jalur tracking bersepeda, para petaniyang membersihkan sampab ataupun tanaman gulma di sawahnya kemudian sampahnya ditumpuk di pernarang sawab namun tidak sedikit yang jatuh ke saluran irigasi. Sampah orgimik berupa kayu, bambu, rumput, canang.daun. tanaman gulma di sawah sedangkan sampah anorganik berupa tau plastik, plastik kresek, botol air mineral. Bungkus sabun, shampo dan deterjen, dengan perbandingan sampahorganik lebih banyak daripada 4 Bangunan Sadap Subak Ayunan Bangunan Sadap terletak di Subak Ayunan.Berdasarkan pengamatan di lapangan sampah tetap saja ditemui walaupunjumlahnya tidak sebanyak di Empelan Becing. Berdasarkan hasil pengarnatan bulanan di Bangunan Sadap Subak Pulagan diperoleh data pada bulan September jumlah sampah yang ada di Bangunan Sadap Subak Ayunan tidak sebanyak di Empelan Becing.Hal ini dikarenakan sampah yang berasal dan sumber sampah telah dikuras terlebih dahulu di Sekundan sehingga sampah yang masuk ke saluran irigasi Subak Pulagan jumlahnya sedikit. Sampah hanya berasal dan masyarakat yang kadang membawa sampah saat bekerja ke sawah, para wisatawan yang melewati jalur tracking bersepeda, para petaniyang membersihkan sampab ataupun tanaman gulma di sawahnya kemudian sampahnya ditumpuk di pernarang sawab namun tidak sedikit yang jatuh ke saluran irigasi. Sampah orgimik berupa kayu, bambu, rumput, canang.daun. tanaman gulma di sawah sedangkan sampah anorganik berupa tau plastik, plastik kresek, botol air mineral. Bungkus sabun, shampo dan deterjen, dengan perbandingan sampahorganik lebih banyak daripada