1 Langkah Pemecahan Masalah

III. 1 Langkah Pemecahan Masalah

Langkah – langkah pemecahan masalah yang dilakukan adalah sebagai berikut :  Perumusan dan Pembatasan Masalah Dalam tahap ini, Penulis memutuskan untuk menganalisis Magnetik Separ ator dengan

menggunakan standar manufaktur serta efektifitas PM menggunakan pendekatan hasil maintenance sebelumnya

 Studi Literatur Dalam tahap ini ini, Penulis mempelajari teori yang berhubungan dengan

permasalahan yang diambil. Dalam tahap ini pula, Penulis melakukan identifikasi data untuk pemecahan masalah.

 Studi Kasus Setelah melakukan identifikasi data, maka studi kasus ini terbagi mejadi beberapa

tahap :

a. Pengambilan data melalui wiring diagram Magnetik Separator unit 1 – 4

b. Analisis One Line Diagram Power 6 kV unit 1 – 4 ( 03/04 ), disesuaikan dengan kondisi lapangan di MCC room.

c. Mengetahui jadwal Preventive Maintenance di Magnetik Separator unit 1 – 4.

d. Pengambilan data PM yang diperoleh dari hasil wawancara karena keterbatasan wa ktu jika dilakukan sampling seca ra langsung di lapangan, serta melalui data schedule yang ada.

 Pengolahan Data Studi Kasus Dalam tahap ini, data data yang telah diambil a kan diolah untuk melihat tingkat

pencapaian bagian pemeliharaan, efektifitas PM da n perkiraan besar work order fault jika diketahui work order rutinnya.

 Analisis Pengolahan Data Dalam tahap ini, dilakukan analisis lebih lanjut terhadap hasil pengolahan data

pencapaian bagian serta efektifitas dan perkiraan nilai work order  Kesimpulan dan Saran

Dalam tahap ini, penulis mengambil kesimpulan akhir atas analisis yang dilakukan serta pemberian saran sebagai masukan bagi peruahaan khususnya maintenance harian Magnetic Separator Unit 1 – 4.

III. 2 Sistem Penanganan Batu bara ( Coal Handling System )

PLTU batubara adalah suatu pembangkit listrik yang menggunakan batubara sebagai bahan bakar utamanya. UBP Suralaya adalah salah satu pembangkit yang menggunakan bahan bakar batubara dengan ka pasitas pembangkitan 3400 MW. Untuk mencukupi kapa sitas pembangkitan yang cukup besar tersebut dibutuhkan batubara dalam jumlah yang sangat banyak. Oleh karenanya diperlukan suatu penanganan khusus terhadap bahan bakar batubara tersebut yang dinamakan coal handling system.

Coal handling system berfungsi menangani mulai dari pembongka ran batubara dari kapal/tongkang (unloading area), penimbunan/penyimpanan di stock area atapun pengisian ke bunker (power plant). yang digunakan untuk pembakaran di Boiler. Sistem penanganan batu bara ( Coal Handling System ) di PLTU Suralaya terdiri dari peralatan bongkar muat batu ba ra dari kapal ( Ship Unloader ) dan peralatan transportasi da ri Coal handling system berfungsi menangani mulai dari pembongka ran batubara dari kapal/tongkang (unloading area), penimbunan/penyimpanan di stock area atapun pengisian ke bunker (power plant). yang digunakan untuk pembakaran di Boiler. Sistem penanganan batu bara ( Coal Handling System ) di PLTU Suralaya terdiri dari peralatan bongkar muat batu ba ra dari kapal ( Ship Unloader ) dan peralatan transportasi da ri

1. Menurunkan biaya dan wa ktu pada saat memindahkan batubara.

2. Menigkatkan efisiensi pemindahan material.

3. Menghemat ruang.

4. Meningkatkan kondisi lingkungan kerja (bersahabat denga n lingkungan).:

a. Tidak berisik

b. Menurunkan tingkat polusi udara

Berikut ini adalah lay out dari coal handling system Suralaya Power Plant Unit 1 –

7 dapat kita liat pada Gambar III. 1.

Gambar III. 1. Coal Handling System Suralaya Power Plant Unit 1-7

Secara operasional, Coal Handling System dibedakan menjadi dua sistem :

a. Sistem pembongka ran yaitu sistem yang diopera sikan untuk menyalurkan batu bara dari kapal ( Coal Jetty ) ke penampungan sementara ( Stock Area ) dan atau Coal Bunker.

b. Sistem pengisian yaitu sistem yang dioperasikan untuk menyalurkan batu bara dari area cadangan ( Stock Area ) ke Coal Bunker. Sistem ini terutama menggunakan Stacker Reclaimer yang digunakan baik untuk menyetok ( Stock ) batu bara ke Stock Pile maupun untuk mengambil ( Reclaim ) batu bara dari Stock Pile.

Selain fungsi utama untuk menyalurkan batu bara, Coal Handling System dilengkapi dengan sistem AMDAL, untuk meminimalisir polusi udara dari debu batu bara yaitu berupa sistem penyiraman batu ba ra dengan media air ta war ( Dust Suppression ), sistem penangkapan debu batu bara ( Dust Collector ) dan pelindung curahan batu bara dari angin yaitu berupa corong yang bisa dinaik – turunkan ( Telescopic Chute )

Agar batu bara yang dibongka r da ri kapal da n batu bara yang di salurkan ke penampungan utama unit pembangkit listrik tidak tercampur dengan material yang tidak di kehendaki terutama pada jenis logam, maka pada system penyaluran batu bara ini dilengkapi dengan sarana pemisah antara batu bara dengan logam ( Fe ) yang tercampur pada batu bara yang disalurkan denga n system magnetisa si ( Magnet Separator ).

Selain hal di atas, pada system penanganan batu bara juga dilengkapi sarana untuk mengambil contoh dari batu bara yang sedang dibongkar da ri kapal guna keperluan laboratorium untuk mengetahui kualitasnya.

III.3. Coal handling Area

Secara ga ris besar, coal handling area di PLTU Suralaya dapat dikelompokkan menjadi :

Unloading Area III. 3. 1.

• Pelabuhan/Dermaga I Merupakan pelabuhan yang digunakan oleh kapal yang sudah mempunyai sistim

bongkar sendiri (Conveyor). Pelabuhan I dilengkapi dengan hopper A yang berkapasitas 100 ton dan belt feeder yang berkapasitas 2000 ton/jam. Biasanya pelabuhan I digunakan untuk pengisian ke unit 1-4.

Gambar III. 2. Pelabuhan/Dermaga I Batubara

• Pelabuhan/Dermaga II

Merupakan pelabuhan yang digunakan yang tidak mempunyai alat bongkar sendiri. Dilengkapi dengan 2 buah ship unloader yang berkapasitas masing-masing 1750 ton/jam. Selain itu pelabuhan II juga dilengkapi dengan movable hopper untuk pembongkaran dari kapal yang punya alat bongkar sendiri.

Gambar III. 3. menunjukan pelabuhan / dermaga II di PLTU Suralaya.

Gambar III. 3 . Dermaga II Batubara

• Semi Permanent Jetty (SPJ)

Tempat pembongkaran batubara da ri tongka ng dalam kondisi emergency. Pembongkaran dilakukan secara manual dengan menggunakan excavator dan dump truck untuk selanjutnya diba wa ke stock area.

Gambar III. 4. Pelabuhan Semi Permanent Jetty (SPJ)

• Semi Permanent Oil Jetty (SPOJ)

Tempat pembongkaran batubara dari tongkang yang sudah dilengkapi dengan fasilitas Float Discharging Equipment (FDE).

Gambar III. 5. Facility Discharging Equipment (FDE)

Coal Stock Area III. 3. 2.

Merupakan tempat penimbunan batubara sementara yang dikirim dari unloading area sebelum dilanjutkan ke power plant. Coal stock area ini dilengkapi Stacker Reclaimer, Telescopic Chute, dan Under Ground Hopper.