102123757 Kerja Praktek UBP Suralaya
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini, laporan TE - kerja praktek yang disusun oleh :
Nama/Nim
: Achmad Makki / 414 060 10014
Progra m Studi
: Teknik Elektro
Perguruan tinggi
: Universitas Mercu Buana
Tempat kerja praktek
: PT. Indonesia Power UBP Suralaya
Waktu pelaksanaan
: 3 Agustus s/d 28 Agustus 2010
Telah disetujui dan disahkan oleh PT. Indonesia Power UBP Suralaya
PEMBIMBING :
MANAJER BIDANG SUPERVISOR SENIOR PEP
PIB
ADE HENDRATNO, BE H SIMARMATA MENGETAHUI, DEPUTY GENERAL MANAGER BIDANG UMUM RIDWAN SUWARNO, S.E.
LEMBAR PENGESAHAN
Dengan ini, laporan TE - kerja praktek yang disusun oleh :
Nama/Nim
: Dian Novira / 414 060 10005
Progra m Studi
: Teknik Elektro
Perguruan tinggi
: Universitas Mercu Buana
Tempat kerja praktek
: PT. Indonesia Power UBP Suralaya
Waktu pelaksanaan
: 3 Agustus s/d 28 Agustus 2009
Telah disetujui dan disahkan oleh PT. Indonesia Power UBP Suralaya
PEMBIMBING :
MANAJER BIDANG SUPERVISOR SENIOR PEP
PIB
ADE HENDRATNO, BE H SIMARMATA MENGETAHUI, DEPUTY GENERAL MANAGER BIDANG UMUM RIDWAN SUWARNO, S.E. KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan Karunianya sehingga penulis da pat menyelesaikan kerja praktek yang dilikukan di PT. Indonesia Power UBP Suralaya yang ditandai dengan selesainya penuliusan laporan ini. Penulisan laporan kerja praktek ini merupakan persya ratan akademis yang wajib dipenuhi oleh setiap mahasiswa P rogram Studi Teknik Elektro Universita s Mercu Buana.
Selama pelaksanaan kerja praktek dan penulisan laporan, penulis memperoleh banyak mendapatkan bimbingan serta pengaraha n dari berbagai pihak, selain itu penulis mendapatkan kesempatan untuk mera sakan situasi dan kondisi di dunia kerja yang cukup berbeda dengan lingkungan di kampus saat menjalani peruses perkuliahan. Selain itu penulis juga diberi kesempatan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada sehingga penulis dapat mencoba menyimpulkan serta melakukan analisis permasalahan yang terjadi dengan menggunakan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah, meskipun kondisi dilapangan tidak selalu sesuai dengan teori yang ada.
Dalam penulisan praktek kerja praktek ini serta pelaksanaan ker ja pra ktek ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, bantuan serta pantauan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kerja praktek serta penyusunan laporan ini, khususnya kepada :
1. Orang tua tercinta serta kakak-kaka kku yang selama ini telah memberikan semangat, dukungan serta bantuan dan doa sehingga penulis dapat melakukan kerja praktek dengan lancar.
2. Bpk. Ir. Yudhi Gunardhi, selaku dosen pembimbing dan Kepala Program Studi Teknik Elektro Universita s Mercu Buana yang telah memberikan motivasi serta masukan selama proses sosialisa si kerja praktek.
3. Bpk. Ir. Sudirmanto, MM selaku General Manajer PT. Indonesia Power UBP Suralaya dimana saya menunaikan kerja praktek.
4. Bpk. Ridwan Suwarno, SE selaku Deputi General Manager bidang Umum PT. Indonesia Power UBP Suralaya.
5. Bpk. Endang Hidayat selaku Manager SDM dan HUMAS PT. Indonesia Power UBP Suralaya.
6. Bpk. Ade Hendratno, BE selaku Manager Bidang PEP PT. Indonesia Power UBP Suralaya.
7. Bpk. Agus Tresma, A.Md. selaku Supervisor Pemeliharaan Listrik Energi Primer yang telah membimbing baik diruang kerja dan pengarahan langsung di lapangan Unit 1-7.
8. Bpk. Tatang Sahmadi selaku SPS KAM&MAS.
9. Bpk. M. Kurnia wan dan Bpk. Mulyadi selaku senior teknisi senior energi primer UNIT 1-7 yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan permasalahan yang belum penulis pahami dari awal kerja praktek.
10. Bpk. Joko Mulyono, S.Sos. yang telah memberikan masukan serta dorongan
agar mengikuti kegiatan layaknya karya wan yang berada di Suralaya.
11. Bpk. Cutarya selaku pelaksana publikasi, yang telah memberikan banyak masukan, penjelasan serta pengetahuan mengenai UBP Suralaya, serta bimbingan ketika pertama kali memulai kerja praktek.
12. Teman – teman Teknik Elektro UMB : Dian Novira, Ridwan, Vicky, Ga lih, B’dhu, Janu, Anton, Rijal dan Sumardi yang selalu memberikan motivasi untuk
tidak tertinggal rekan satu angkatan.
13. Teman – teman PKL di Lingkungan Suralaya : Abi, Deden, Faisal, Adit, Randa, Hafizz, Arie dkk.
14. Seluruh Staff Suralaya yang bersedia bersenda gurau ketika jam makan siang serta istirahat.
15. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan kerja praktek ini.
Penulis berha rap laporan kerja praktek ini tidak menjadi sesuatu yang sia – sia karena penulis berha rap agar kerja praktek ini dapat menjadi bekal untuk kedepannya. Keritik dan saran membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di kemudian hari.
Akhir kata semoga ha sil penulisan laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Suralaya, 5 Agustus 2010
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
II.1 Proses Pembangunan dan Pengoperasian UBP Suralaya # 1 – 8 18 ...................
II.2 Kapasitas Terpasang P er Unit Bisnis Pembangkitan
19 ......................................
II.3 Daya Mampu Per – Unit Bisnis Pembangkitan .............................................. 19
II.4 Produksi Listrik (GWh) Per – Unit Bisnis Pembangkit .................................. 20
II.5 Daya Terpasang ( MW ) System Ja wa Bali .................................................... 20
II.6 Luas Area PLTU Suralaya .............................................................................. 21
DAFTAR GAMBAR
Gambar II. 1. Lokasi PLTU Suralaya ...................................................................... 20 Gambar II. 2. Denah PLTU Suralaya
21 ....................................................................... Gambar II. 3. Rute Transportasi Batubara dari Tanjung Enim ke PLTU Suralaya 22 . Gambar II. 4. Proses Tenaga Listrik Pada Sistem PLTU Suralaya ......................... 22 Gambar II. 5. Struktur Organisa si PT. Indonesia Power UBP Suralaya
25 ................. Gambar III.
Coal Handling System Suralaya Power Plant Unit 1 – 7 33
1. .................. Gambar III.
Pelabuhan / dermaga I Batubara
2. ........................................................ Gambar III.
Dermaga II Batubara
3. ......................................................................... Gambar III.
Pelabuhan Semi Permanent Jetty ( SPJ )
4. ........................................... Gambar III.
Facility Discharging Equipment ( FDE ) .......................................... 36
5. Gambar III.
Belt Conveyer System ....................................................................... 37
6. Gambar III.
Konstruksi Motor, Fluid Coupling, dan Reducer 38
7. Gambar III.
Hopper ............................................................................................... 39
8. Gambar III.
Konstruksi Belt Feeder ...................................................................... 40
9. Gambar
Stacker/Reclaimer ( Stire ) ................................................................ 41 III.10
Gambar Konstruksi Junction House ................................................................ 41 III.11 Gambar
III.12 .......................................................... Gambar
Ship Unloader .................................................................................... 42 III.13 Gambar
Telescopic Chut ................................................................................. 43 III.14 Gambar
Diverter Gate ..................................................................................... 44 III.15 Gambar
Dust Collector 45
III.16 .................................................................................... Gambar
III.17 .............................................................................. Gambar
Belt Swa y .......................................................................................... 46 III.18 Gambar
III.19 ........................................................................... Gambar
Instalasi Penyaluran Bahan Bakar Unit 1, 2, 3, dan 4 47
III.20 ....................... Gambar IV.1. Flow
Separator 50 ......................................... Gambar IV.2. Control Board MS03/04 .................................................................... 51 Gambar IV.3. Suspended Magnet ............................................................................ 56 Gambar IV.4. One Line Diagram 6 kV # 1 – 4 ........................................................ 58 Gambar IV.5. Proses
Order 59 .................................................. Gambar IV.6. Diagram Jenis P emeliharaan MCC
J unction House 61 ..........................
DAFTAR LAMPIRAN
Wiring Diagram Magnetic Separator ( MS03/04 ) - Tabel Preventive Maintenance dan Uraian Pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Energi merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi keberlangsungan aktivitas manusia terutama untuk kesejahteraan hidupnya serta memenuhi kebutuhan seha ri-hari.
Salah satu energi pada era teknologi dan globalisasi seperti seka rang inni sulit dipisahkan dari kehidupan manusia ialah kebutuhan akan energi listrik. Kemudahan energi listrik untuk diubah menjadi energi lain membuat pemanfaatanya telah mencangkup hampir keseluruh aspek kehidupan baik rumah tangga, industri, pemerintahan, pertahanan dan sebagainya. Perkembangan pertumbuhan industri serta bertambahnya jumlah penduduk menuntun penyediaan energi yang semakin banyak. Oleh karena itu didirikanlah pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhsn konsumen. Dari berbagai jenis pembangkit yang ada maka penulis memfokuskan pembahasan pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ). Untuk mendukung keberlanggsungan proses produksi PLTU dalam jangka waktu yang lama maka dibutuhkan bagian pemeliharaan ( maintenance ) agar tercipta efisiensi pada perusahaan serta menjamin berjalanya proses keseluruhan sistem dalam waktu yang lama.
Pentinganya fungsi maintenance dalam industri merupa kan hal yang tidak terbantahkan. Meskipun tidak segemerlap fungsi pemasaran a tau penelitian serta tidak terlalu diperhatikan sebagaimana fungsi produksi. Akan tetapi akan banyak permasalahan yang akan timbul jika maintenance tidak dilakukan, antara lain ialah opera si yang tidak aman, kerugian daya, terhambatnya produksi, kegagalan sistem seca ra keseluruhan dan lain sebagainya. Jika ditinjau lebih lanjut maka maintenance mencakup terhadap dua jenis konsep yaitu pemeliharaan dan pera watan. P emeliharaan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk menjaga suatu barang agar tetap baik dan sehat selama mungkin, Sedangkan pemeliharaan dapat diartikan seba gai kegiatan mengembalikan/mera wat barang yang telah rusak agar dapat kembali berfungsi seperti semula. Pada lokasi sistem yang ditinjau yaitu UBP Surala ya, memiliki beberapa unit pembangkit sehingga penanggung ja wab pemeliharaan dibagi menjadi dua, yaitu untuk unit 1-4 dan untuk 5-7. Pada unit 5-7 memiliki bagian maintenance haria n yang dikepalai oleh manager ha rian 5-
7 yang disusun oleh supervisor senior harian pada bidang dan bagian masing-masing, yaitu turbin,listrik,boiler, control serta Auxiliary. Penelitian yang dilakukan kali ini difokuskan pada bagian Magnetic Separator ( MS ) karena dari proses pemeliharaan serta pera watan, ma ka magnetic separator merupakan salah satu bagian terpenting dari PLTU Suralaya. Hal ini dikarenakan jika dilihat dari proses pemeliha raan baik mingguan atau bulanan Magnetic Separator cukup sederhana dan memiliki peranan yang cukup besar dalam berjalannya seluruh sistem tanpa harus merusak mill ( penghalus batu bara ). Jika hal tersebut terjadi atau dengan kata lain pasokan batu bara yang akan ma suk ke dalam boiler akan terganggu. Kegiatan maintenance magnetic separator unit 1 –
4 dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya maintenance periodok, serta work order preventif maintenance. Supervisor senior harian magnetik separator memba wahi tiga bidang str room, teknisi ahli, serta elektro magnet. Analisa akan difokuskan terhadap Magnetic Separator ( M.S.), jika ditinjau lebih dalam banyak terdapat ka sus yang mena rik. Mulai dari analisa di Kontaktor, Fuse, Motor AC dan AC. Apakah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap produksi sistem di unit 1 – 4 maupun antara status work ordernya sendiri serta apakah kinerja para pega wai masih dapat ditingkatkan agar efektifitas preventif dapat dioptimalkan.
I.2 Batasan Permasalahan
Karena sistem instalasi Coal Handling ini sangat luas dan terdiri dari banyak peralatan dan keterbatasan waktu dalam kerja praktek ini, maka penulis membatasi topik permasalahan pada Magnetic Separator Unit 1 – 4 PT. INDONESIA POWER.
I.3 Tujuan
Tujuan Umum Mengetahui kondisi eksisting bagian pemeliha raa n Magnetik Separator unit 1 – 4 khususnya work order serta efektifitas Preventif Maintenance ( PM )
Tujuan Khusus
a. Mengetahui tren kerusakan yang terjadi pada masa PKL mulai 3 Agustus 2010 – 28 Agustus 2010.
b. Mengetahui waktu efektif pekerja pada bagian pemeliharaan Magnetik Separator unit 1 – 4.
c. Membandingkan kriteria performasi kinerja bida ng yang ditetapkan oleh SPS ( Supervisor Ha rian ) dengan performansi pada literatur mengenai maintenance manajemen dengan standar manufaktur.
d. Mengetahui korelasi antara work out M.S antara :
1. 60 VDC atau 15 %
2. 220 VDC atau 55 %
3. 400 VDC atau 100 %
e. Menganalisa apabila ada trouble shoot baik di Junction House B maupun di MCC room
I.4 Manfaat
Bagi mahasiswa
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kerja Praktek berupa laporan yang mana penulis memilih jenis laporan dengan konten berupa analisa troubleshooting serta proses analisa terhadap kondisi eksisting perusahaa n yang kemudian memberikan usulan perbaikan dari kondisi yang ada saat ini.
b. Memperoleh pengalaman seca ra langsung penera pan ilmu yang diperoleh saat kuliah pada kondisi nyata di dunia industri.
c. Menambah wa wasan serta pengalaman mengenai situasi dunia kerja yang sebenarnya.
d. Melatih kemampuan analisa permasalahan menggunakan tools – tools yang telah dipelajari ( wiring diagram ).
Bagi institusi pendidikan
a. mendapatkan masukan mengenai sistem pengajaran yang sesuai dengan lingkungan kerja yang sebenarnya.
b. meningkatkan kualitas dan pengalaman lulusan yang dihasilkan.
I.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan penjelasan mengenai susunan penulisan laporan yang menjelaskan susunan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Sistematika penulisan dalam laporan ini ialah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, batasan permasalahan tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II Data Umum Perusahaan
Bab ini berisikan data umum perusahaan seperti seja rah singkat perusahaan, profil perusahaan, jadwal dan lokasi kerja praktek, makna bentuk dan warna logo perusahaan, visi, misi, tujuan dan lingkup perusahaan.
Bab III Metodologi Pemecahan Masalah
Bab ini berisi dasar teori yang digunakan dan langkah – langkah pemecahan masalah yang dilakukan.
Bab IV Analisis Pemecahan Masalah
Bab ini berisi pengolahan data baik sistem operasi sampai pada maintenance Magnetik Separator unit 1 –
4, data waktu pemeriksaan rutin setiap bulannya sampa i akhir tahun 2010 yang dilakukan berdasarkan teori – teori yang ada diantaranya teori maintenance yang digunakan pada bagian pemeliharaan pada perusahaan ini.
Bab V Kesimpulan dan Saran
Bab ini merupakan bab terakhir, berisi kesimpulan dan saran yang berhubungan dengan penelitian ini yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang akan dicapai, baik untuk pihak yang terlibat dengan ha sil penelitian yang akan dicapai, baik untuk pihak yang terlibat dengan hasil penelitian maupun bagi pengembangan penelitia n lebih lanjut.
BAB II DATA UMUM PT. INDONESIA POWER SURALAYA
II. 1 Jadwal Kerja Peraktek
Kerja Peraktek dilaksanakan di PT. Indonesia Power Unit Bisnis P embangkitan Suralaya Jl. Komplek PLTU Suralaya kotak pos 15 Serang, Merak 42456, Indonesia. Pelaksanaan Kerja Praktek dilaksana kan selama 1 bulan mulai tanggal 03 Agustus 2009 Kerja Peraktek dilaksanakan di PT. Indonesia Power Unit Bisnis P embangkitan Suralaya Jl. Komplek PLTU Suralaya kotak pos 15 Serang, Merak 42456, Indonesia. Pelaksanaan Kerja Praktek dilaksana kan selama 1 bulan mulai tanggal 03 Agustus 2009
Minggu ke –
1 : Proses orienta si perusahaa n, dengan diberikan penjelasan mengenai keseluruhan sistem di perusahaan serta peninjauan terhadap lokasi – lokasi keseluruh bagian perusahaan, menuju lokasi penempatan dibagian untuk Kerja Pra ktek
Minggu ke –
2 : Menuju ke lapangan untuk mengetahui peroses sesuai dengan bidang yang difokuskan, yaitu pemeliharaan Magnetik Separator unit 1 – 4. melaksanakan tugas yang diberikan SP V haria n Coal Handling, serta belaja r mengenai maintenance, mengumpulkan data dari ruang kerja SPS, serta da ri lapangan.
Minggu ke – 3 dan 4 : penyusunan dan penyelesa ian laporan serta pengumpulan data yang diambil dari data perusahaan. Mmempelajari ilmu maintenance lainnya
yang diberikan SPS harian mengenai Magnetik Separator.
II. 2 Lingkup Pekerjaan Perusahaan PT. INDONESIA POWER
Indonesia Power ialah salah satu ana k perusa haan PT. PLN ( Persero ) yang didirikan pada 3 Oktober 1995 dengan nama PT. PLN P embangkitan Ja wa Bali I. Sejak 3 Oktober 2000 berganti nama dengan Indonesia Power sebagai penegasan ata s tujuan perusahaan untuk menjadi perusahaan pembangkitan tenaga Listrik independen yang berorienta si bisnis murni. Indonersia Power merupakan perusahaan pembangkitan tenaga listrik terbesar yang mensupplai sekitar 40 % kebutuhan listrik di pulau ja wa dan bali. Untuk mengelola 133 mesin pembangkitan denga n total kapasitas terpasang sekitar 8.987 MW, Indonesia Power memiliki delapan Unit Bisnis Pembangkitan di berbagai loka si di Pulau Ja wa dan Bali dan satu unit Bisnis Jasa Pemeliharaan. Indonesia Power terus melakukan upaya – upaya penambahan kapasita s pembangkit listrik, baik di pulau ja wa maupun di luar pulau jawa antara lain Kalimantan Barat , Kalimantan Timur, Sumatera Selatan, Jambi, dan Nusa Tenggara Timur. Dengan identitas baru, Indonesia Power mendeklarasikan Visi dan Misi yang terintegra si dengan rencana baru untuk menjadi perusahaan publik dan meningkatkan diri menjadi pembangkit kelas dunia.Untuk mendukung terealisasikannya keinginan tersebut, Indonesia Power dan seluruh Unit Bisnisnya telah berbenah diri. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya berbagai penghargaan Na sional dan Internasional oleh 8 Unit Bisnis antara lain, ISO 14001 : 2000 (Sertifikat Manajemen Lingkungan ), ISO 9001 : 2004 ( Sertifikat Manajemen Mutu ), SMK3 dari Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia, Pengha rgaan Padma untuk bidang Pengembangan Masyarakat, dan ASEAN Renewable Energy Awa rd.
II. 3. Makna Bentuk dan Warna Logo
Logo mencerminkan identitas dari PT. Indonesia Power sebagai Power Utility Company terbesa r di Indonesia.
Gambar II. 1. Logo PT. Indonesia Power
II. 3. 1. Bentuk
A. INDONESIA dan POWER ditampilkan dengan menggunakan dasar jenis huruf FUTURA BOOK / REGULAR dan FUTURA BOLD menandakan font yang kuat dan tegas.
B. Aplikasi bentuk kilatan petir pada hur uf “O” melambangkan “ TENAGA LISTRIK “ yang merupakan lingkup usaha utama perusahaan.
C. Titik / bulatan merah ( red dot ) diujung kilatan petir merupakan simbol perusahaan yang telah digunakan sejak masih bernama PT. PLN PJB I . Titik ini merupakan simbol yang diguna kan di sebagian besar materi komunika si perusahaan. Dengan simbol yang kecil ini, diharapkan identitas perusahaan dapat langsung terwakili.
II. 3. 2 Warna
A. Merah, diaplikasikan pada kata INDONESIA , menunjukan identitas yang kuat dan kokoh sebagai pemilik sumber daya untuk memproduksi tenaga listrik, guna dimanfaatkan di Indonesia dan juga di luar negeri.
B. Biru, diaplikasikan pada kata POWER . P ada dasarnya warna biru menggambarkan sifat pintar dan bijaksana, dengan aplikasi pada kata
POWER, maka war na ini menunjukkan produk tenaga listrik yang dihasilkan perusahaan memiliki ciri-ciri : - Berteknologi tinggi. - Efisien. - Aman. - Ramah lingkungan.
II.4 Visi, Misi, Motto, Tujuan, dan Paradigma PT. INDONESIA POWER
Sebagai perusahaan pembangkit listrik yang terbesa r di Indonesia dan dalam rangka menyongsong era persaingan global maka PT. Indonesia Power mempunyai visi yaitu menjadi perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat dengan lingkungan. Untuk mewujudkan visi ini PT. Indonesia Power telah melakukan langkah- langkah antara lain melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha-usaha lainnya yang berkaitan, berdasarkan kaidah industri dan niaga sehat, guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusahaan dalam jangka panjang.
Dalam pengembangan usaha penunjang di dalam bidang pembangkit tenaga listrik, PT. Indonesia Power telah membentuk anak perusahaan yaitu PT. Cogindo Daya Bersama dan PT. Artha Daya Coalindo. PT. Cogindo Daya Bersama bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan menejemen energi dengan penerapan konsep cogeneration, energy outsourcing, energy efficiency assessment package dan distributed generation. Sedangkan PT. Artha Daya Coalindo bergerak dalam bidang perdagangan batuba ra sebagai bisnis utamanya dan bahan bakar lainya yang diharapkan menjadi perusahaan trading batubara yang menangani kegiatan terintegrasi di dalam rantai pasokan batubara, selain kegiatan lainnya yang bernilai tambah, ba ik sendiri maupun bekerjasama dengan pihak lain yang mempunyai potensi sinergis. Selain itu PT. Indonesia Power juga menanamkan saham di PT. Artha Daya Coalindo yang bergera k di bidang usaha perdagangan batubara sebesa r 60%.
Visi
“Menjadi Perusahaan publik dengan kinerja kelas dunia dan bersahabat denga n lingkungan” .
Misi “Melakukan usaha dalam bidang ketenagalistrikan dan mengembangkan usaha lainnya yang berkaitan berdasarkan kaidah industri dan niaga yang sehat guna menjamin keberadaan dan pengembangan perusa haan dalam jangka panjang”.
Motto “ Bersama kita maju “.
Tujuan
A. Menciptakan mekanisme peningkatan efisiensi yang terus menerus dalam penggunaan sumber daya perusahaan.
B. Meningkatkan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan dengan bertumpu pada usaha penyediaan tenaga listrik dan sarana penunjang yang berorienta si pada permintaan pasar yang berwa wasan lingkungan.
C. Menciptakan kemampuan dan peluang untuk memperoleh pendanaan dari berbagai sumber yang saling menguntungkan.
D. Mengoperasikan pembangkit tenaga listrik secara kompetitif serta mencapai standar kela s dunia dalam hal keamanan, kehandalan, efisiensi, maupun kelestarian lingkungan.
E. Mengembangkan budaya perusahaan yang sehat diatas saling menghargai antar karya wan dan mitra serta mendorong terus kekokohan integritas pribadi dan profesionalisme.
II. 4. 1. Paradigma
“Hari ini lebih baik dari hari kemarin, hari esok lebih baik dari hari ini”.
II. 5. Budaya perusahaan, Lima filosofi Perusahaan, dan Tujuh nilai Perusahaan PT. INDONESIA POWER (IP-HaPPPI)
II. 5. 1. Budaya Perusahaan
Salah satu aspek dari pengembangan sumber daya manusia perusahaan adalah pembentukan budaya perusahaan. Unsur-unsur budaya perusahaan :
A. Perilaku akan ditunjukkan seseorang akibat a danya suatu keyakinan akan nilai-nilai atau filosofi.
B. Nilai adalah bagian daripada budaya/culture perusahaan yang dirumuskan untuk membantu upaya mewujudkan budaya perusahaa n tersebut. Di PT. Indonesia Power, nilai ini disebut dengan “Filosofi Perusahaan”.
C. Paradigma adalah suatu kerangka berpikir yang melandasi cara seseorang menilai sesuatu. Budaya perusahaan diarahkan untuk membentuk sikap dan perilaku yang didasarkan pada 5 filosofi dasar dan lebih lanjut, filosofi dasar ini diwujudkan dalam tujuh nilai perusahaan PT. Indonesia Power (IP-HaPP PI).
II. 5. 2. Lima Filosofi Perusahaan
Mengutamakan pasar dan pelanggan. Berorientasi kepada pasar serta memberikan pelayanan yang terbaik dan nilai tambah kepada pelanggan. Menciptakan keunggulan untuk memenangkan persaingan. Menciptakan keunggulan melalui sumber daya manusia, teknologi financial dan proses bisnis
yang handal dengan semangat untuk memenangkan persaingan.
Mempelopori pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terdepan dalam memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara optimal.
Menjunjung tinggi etika bisnis. Menerapkan etika bisnis sesuai standar etika bisnis internasional. Memberi pengha rgaan atas prestasi. Memberi penghargaan atas prestasi untuk mencapai kinerja perusahaan yang maksimal.
II. 5. 3. Tujuh Nilai Perusahaan PT. INDONESIA POWER (IP - HaPPPI):
A. Integritas Sikap moral yang mewujudkan tekad untuk memberikan yang terbaik kepada perusahaan.
B. Profesional Menguasai pengetahuan, keterampilan, dan kode etik sesuai bidang.
C. Harmoni sera si, selaras, seimbang, dalam : - Pengembangan kualitas pribadi, - Hubungan dengan stakeholder (pihak terkait) - Hubungan dengan lingkungan hidup
D. Pelayanan Prima Memberi pelayanan yang memenuhi kepuasan melebihi harapan stakeholder.
E. Peduli Peka-tanggap dan bertindak untuk melayani stakeholder serta memelihara lingkungan sekitar.
F. Pembelajar Terus menerus meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta kualitas diri yang mencakup fisik, mental, sosial, agama, dan kemudian berbagi dengan orang lain.
G. Inovatif Terus menerus dan berkesinambungan menghasilkan gagasan baru dalam usaha melakukan pembaha ruan untuk penyempurnaan baik proses maupun produk dengan tujuan peningkatan kinerja.
II. 6. Sasaran dan Program Kerja Bidang Produksi
Sasaran dari bidang ini adalah mendukung pemenuhan rencana penjualan dengan biaya yang optimal dan kompetitif serta meningkatkan pelayanan pasokan. Untuk mencapai sasaran tersebut, strateginya adalah sebagai berikut :
1. Melakukan optimalisasi kemampuan produksi terutama pembangkit beban dasar dengan biaya murah.
2. Meningkatkan efisiensi operasi pembangkit baik biaya bahan maupun biaya pemeliharaan.
3. Meningkatkan optimalisasi pola operasi pembangkit.
4. Meningkatkan kehandalan pola pembangkit.
5. Meningkatkan keandalan dengan meningkatkan availability, menekan gangguan dan memperpendek waktu pemeliharaan.
Adapun program kerja di bidang produksi :
A. Mengoptimalkan kemampuan produksi.
B. Meningkatkan efisiensi operasi dan pemeliharaan pembangkit : - Efisiensi termal. - Efisiensi pemeliharaan.
- Penga wa san volume dan mutu bahan bakar.
C. Melakukan optimasi bia ya bahan bakar.
D. Meningkatkan keandalan pembangkit.
E. Meningkatkan wa ktu operasi pemeliharaan. Dalam rangka memenuhi peningkatan kebutuhan akan tenaga listrik khususnya di Pulau Ja wa yang sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah untuk meningkatkan pemanfaatan sumber energi primer dan diversifikasi sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik, maka PLTU Suralaya telah dibangun dengan menggunakan batubara sebagai bahan bakar utama. Beberapa alasan mengapa Suralaya dipilih sebagai lokasi yang paling baik diantaranya adalah:
1. Tersedianya tanah dataran yang cukup luas, di mana tanah tersebut dipandang tidak produktif untuk pertanian.
2. Tersedianya pantai dan laut yang cukup dalam, tenang dan bersih, hal ini baik untuk dapat dijadikan pelebuhan guna pemasoka n bahan baku, dan ketersediaan pasokan air, baik itu air pendingin maupun air proses.
3. Karena faktor nomor dua di atas, maka akan membantu/memperlancar
4. pengangkutan bahan bakar dan berbagai macam peralatan berat yang masih di
5. impor dari luar negeri.
6. Jalan masuk ke lokasi tidak terlalu jauh dan sebelumnya sudah ada jalan namun dengan kondisi yang belum begitu baik.
7. Karena jumlah penduduk di sekitar loka si masih relatif sedikit sehingga tida k perlu adanya pembebasan tanah milik penduduk guna pemasangan saluran transmisi kelistrikan.
8. Dari hasil survey sebelumnya, diketahui bahwa tanah di Suralaya memungkinkan untuk didirikan bangunan yang besar dan bertingkat.
9. Tersedianya tempat yang cukup untuk penimbunan limbah abu dari sisa pembakaran batubara.
10. Tersedianya tenaga kerja yang cukup untuk memperlanca r pelaksanaan pembamgunan.
11. Dampak lingkungan yang baik karena terletak diantara pelabuhan dan laut.
12. Menimbamg kebutuhan beban di Pulau Ja wa merupakan yang terbesar, maka tepat apabila dibangun suatu pembangkit listrik dengan daya yang besar di Pulau Ja wa.
UBP Suralaya merupakan salah satu unit pembangkit yang dimiliki oleh PT Indonesia Power. Diantara pusat pembangkit yang lain, UBP Suralaya memiliki kapasitas daya terbesar dan juga merupakan pembangkit paling besar di Indonesia. PLTU Suralaya dibangun melalui tiga tahapan yaitu :
Tahap I
Membangun dua unit PLTU, yaitu unit 1 dan 2 yang masing-masing berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai pada bulan Mei 1980 sampai dengan bulan Juni 1985 dan telah beropera si sejak tahun 1984, tepa tnya pada tanggal 4 April 1984 untuk unit 1 dan 26 Maret 1985 untuk unit 2.
Tahap II
Membangun dua unit PLTU yaitu unit 3 dan 4 yang masing-masing berkapasitas 400 MW. Dimana pembangunannya dimulai paada bulan Juni 1985 dan berakhir sampai dengan bulan Desember 1989. dan telah beroperasi sejak 6 Februari 1989 untuk unit 3 dan 6 November 1989 untuk unit 4.
Tahap III Membangun tiga unit PLTU, yaitu unit 5,6, dan 7 yang masing-masing berkapasita s 600 MW. Pembangunannya dimulai sejak bulan Januari 1993 dan telah beroperasi pada bulan Oktober 1996 untuk 5. untuk unit 6 pada bulan April 1997 dan Oktober 1997 untuk unit 7.
Peroses pembangunan UBP Suralaya
No. Item
Unit 7 Unit 8
1 CONSTRUCTION
PROSSES 2 FIRST FIRING
PROSES 3 SYNCHRONIZE
26-06-84
11-03-85
28-05-88
04-02-89
22-06-96
26-01-97
14-07-97
PROSES 4 COMMERCIAL
24-08-84
11-06-85
25-08-88
24-04-89
16-12-96
26-03-97
19-09-97
OPERATOR
04-04-85
26-03-86
06-02-89
06-11-89
25-06-97
25-06-97
19-12-97
PROSES
5 LOUNCHING BY
10-08-1985
17-05-1990
PROSES
PRESIDENT
Tabel II. 1 . Proses pembangunan dan pengoperasian UBP Suralaya # 1 – 8
Dalam pembangunannya secara keseluruhan dibangun oleh PLN Proyek Induk Pembangkit Thermal Ja wa Barat dan Jakarta Raya dengan konsultan asing dari Montreal Engineering Company (Monenco) Canada untuk Unit 1 s/d Unit 4 sedangkan untuk Unit 5 s/d Unit 7 dari Black & Veatch Iternational (BVI) Amerika Serikat. Dalam melaksanakan pembangunan Proyek PLTU Suralaya dibantu oleh beberapa kontraktor lokal dan kontraktor asing.
Saat ini telah terpasang dan siap beropera si PLTG (Pembangkit listrik Tenaga Ga s) dengan kontraktor pembuat yaitu John Brown Engineering, England. PLTG ini dimaksudkan untuk mempercepat suplai catu da ya sebagai penggerak peralatan Bantu PLTU, apabila terjadi ‘ black out ’ pada sistem kelistrikan Jawa - Bali.
Beroperasinya PLTU Suralaya diha rapkan akan menambah kapasitas dan keandalan tenaga listrik di Pulau Ja wa -Bali yang terhubung dalam sistem interkoneksi se- Ja wa dan Bali. Mensukseskan program pemerintah dalam rangka penganekaragaman sumber energi primer untuk pembangkit tenaga listrik sehingga lebih menghemat BBM, juga meningkatkan kemampuan bangsa Indonesia dalam menyerap teknologi maju, penyediaan lapangan kerja, peningkatan taraf hidup masayarakat dan pengembangan wilayah sekitarnya sekaligus meningkatkan produksi dalam negeri.
Total Aset Indonesia Power
Indonesia Power memiliki 133 Unit pembangkitan yang tersebar diberbagai lokasi stateggis di Pulau Ja wa dan Bali yang dikelola melalui delapan Unit Bisnis Pembangkitan ( UBP ) yaitu UBP Suralaya, UBP P riok, UBP Saguling, UBP Kamojang, UBP Mrica, UBP Semarang, UBP Perak Grati, dan UBP Bali. Unit-Unit Bisnis Pembangkitan tersebut mengoperasikan Pusat Listrik Tenaga Air ( PLTA ), Tenaga Uap ( PLTU ), Tenaga Gas – Uap ( PLTGU ), Tenaga Panas Bumi ( PLTP ), Tenaga Gas ( PLTG ), dan Tenaga Diesel ( PLTD ), dengan total aset Indonesia Power sekitar Rp 60 Triliun.
Pada tahun 2002 keseluruhan unit-unit pembangkitan tersebut menghasilkan tenaga listrik hampir 41.000 GWh yang mema sok lebih dari 50 % kebutuhan listrik Ja wa Bali. Secara keseluruhan di Indonesia total kapasita s terpasang sebesar 9.039 MW tahun 2002 dan 9.047 untuk tahun 2003 serta menghasilkan tenaga listrik sebesar 41.253 GWh.
PT. Indonesia Power sendiri mempunyai kapasitas yang terpasang per -unit bisnis pembangkit yang dapat dilihat pada Tabel II.2.
Tabel II. 2. Kapasitas Terpasang Per – unit Bisnis Pembangkit
Sesuai dengan tujuan pembentukannya, PT. Indonesia Power menjalankan bisnis pembangkit tenaga listrik sebagai bisnis utama di Ja wa dan Bali. Pada Tahun 2004, PT Indonesia Power telah memasok sebesar 44.417 GWh atau sekita r 46,51% dari produksi Sistem Ja wa dan Bali.
Tabel II. 3. Daya Mampu per-Unit Bisnis Pembangkit
Untuk produksi listrik pada unit-unit bisnis pembangkitan dari tahun 1999 sampai dengan Triwulan pertama tahun 2005 dapat di lihat pada Tabel II.4.
Tabel II. 4. Produksi Listrik (GWh) per – Unit Bisnis Pembangkit
Sedangkan dalam menyuplai kebutuhan akan tenaga listrik dari Ja wa Bali dari tahun 1998 sampai 2004 tidak hanya PT. Indonesia Power yang menyuplai tetapi juga pembangkit yang lain yaitu IPP dan PJB, seperti diperlihatkan pada Tabel II.4.
Tabel II 5. Daya Terpasang (MW) Sistem Ja wa Bali
II. 7. Lokasi PLTU Suralaya
PLTU Suralaya terletak di desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak, Serang, Banten. 120 km ke a rah barat da ri Jaka rta menuju pela buhan Ferry Mera k, dan 7 km ke arah utara dari Pelabuhan Merak tersebut.
Lokasi PLTU Suralaya dapat dilihat pada gambar II. 1.
Gambar II. 1. Lokasi PLTU Suralaya
Berikut ini adalah denah
PLTU Suralaya.
Dapat dilihat
pada gambar II.
Gambar II. 2. Denah PLTU Suralaya
Luas area PLTU Suralaya adala h ±254 ha, terdiri dari :
Tabel II. 6. Luas Area PLTU Suralaya
II. 8. Proses Produksi Tenaga Listrik PLTU
PLTU Suralaya telah direncanakan dan dibangun untuk mengguna kan batubara sebagai bahan ba kar utamanya. Sedangkan sebagai bahan bakar cadangan menggunakan bahan bakar residu, Main Fuel Oil (MFO) dan juga menggunakan solar, High Speed Diesel (HSD) sebagai bahan bakar ignitor atau pemantik pada penyalaan awal dengan bantuan udara panas bertekanan. Batubara diperoleh dari tambang Bukit Asam, Sumatera Selatan dari jenis subbituminous dengan nilai kalor 5000-5500 kkal/kg.
Transportasi batubara dari mulut tambang Tanjung Enim ke pelabuhan. Tarahan dilakukan dengan kereta api. Selanjutnya dibawa dengan kapal laut ke Jetty Suralaya.
Gambar II. 3. Rute Transportasi Batubara dari Tanjung Enim ke PLTU Suralaya
Batubara yang dibongkar dari kapal di Coal Jetty dengan menggunakan Ship Unloader atau dengan peralatan pembongkaran kapal itu sendiri, dipindahkan ke hopper dan selanjutnya diangkut dengan conveyor menuju penyimpanan sementara (temporary stock) dengan melalui Telescopic Chute (2) atau dengan menggunakan Stacker/Reclaimer (1) atau langsung batubara tersebut ditransfer malalui Junction House (3) ke Scrapper Conveyor (4) lalu ke Coal Bunker (5), seterusnya ke Coal Feeder (6) yang berfungsi mengatur jumlah aliran ke Pulverizer (7) dimana batubara digiling dengan ukuran yang sesuai kebutuhan menjadi serbuk yang halus.
Gambar II . 4. Peroses Tenaga Listrik pada Sistem PLTU Suralaya
Keterangan :
1. Stacker Reclaimer
6. Coal Feeder
2. Telescopic Chute
7. Pulverizer
3. Junction House
8. Primary Air Fan
4. Scraper Conveyor
9. Coal Burner
5. Coal Bunker
10. Forced Draft Fan
11. Air heater
23. Condenser
18. Intermediate Pressure Turbin
24. Condensate Excraction Pump
19. Low P ressure Turbine
25. Low P ressure Heater
20. Rotor Generator
26. Sea Water
21. Stator Generator
27. Deaerat
22. Generator Transformer
28. Boiller Feed Pump
12. Induced Draft Fan
29. High Pressure Heater
13. Electrostatic Precipitator
30. Economizer
14. Stack
31. Steam Drum
15. Superheater
32. Circulating Water Pump
16. High Pressure Turbine
17. Reheater
Serbuk batubara ini dicampur dengan uda ra pa nas dari Prima ry Air Fan (8) dan diba wa ke Coal Burner (9) yang menyemburkan batubara tersebut ke dalam ruang baka r untuk proses pembaka ran dan terbakar seperti gas untuk mengubah air menjadi uap. Udara pembakaran yang digunakan pada ruanga n bakar dipasok dari Forced Draft Fan (FDF) (10) yang mengalirkan uda ra pembaka ra n melalui Air Heater (11). Hasil proses pembakaran yang terjadi menghasilkan limbah berupa abu dalam perbandingan 14:1. Abu yang jatuh ke bagian bawah boiler secara periodik dikeluarkan dan dikirim ke Ash Valley. Gas hasil pembaka ran dihisap keluar dari boiler oleh Induce Draft Fan (IDF) (12) dan dilewatkan melalui Electric Precipitator (13) yang menyerap 99,5% abu terbang dan debu dengan sistem elektroda, lalu dihembuskan ke uda ra melalui cerobong/Stak (14). Abu dan debu kemudian dikumpulkan dan diambil dengan alat pneumatic gravity conveyor yang digunakan sebagai material pembuat jalan, semen dan bahan bangunan (conblok).
Panas yang diha silkan dari pemba karan baha n bakar, diserap oleh pipa pipa penguap (water walls) menjadi uap jenuh atau uap basah yang kemudian dipanaskan di Super Heater (SH) (15) yang menghasilkan uap kering. Kemudian uap tersebut dialirkan ke Turbin tekanan tinggi High Pressure Turbine (16), dimana uap tersebut diexpansikan melalui Nozzles ke sudu-sudu turbin. Tenaga dari uap mendorong sudu-sudu turbin dan membuat turbin berputar. Setelah melalui HP Turbine, uap dikembalikan kedalam Boiler untuk dipanaskan ulang di Reheater (17) guna menambah kualitas panas uap sebelum uap tersebut digunakan kembali di Intermediate P ressure (IP) Turbine (18) dan Low Pressure (LP) Turbine (19).
Sementara itu, uap bekas dikembalikan menjadi air di Condenser (23) dengan pendinginan air laut (26) yang dipasok oleh Circulating Water Pump (32). Air kondensa si akan digunakan kembali sebagai air pengisi Boiler. Air dipompakan dari kondenser dengan menggunakan Condensate Extraction Pump (24), pada a walnya dipanaskan melalui Low Pressure Heater (25), dinaikkan ke Deaerator (27) untuk menghilangkan ga s- gas yang terkandung didalam air. Air tersebut kemudian dipompakan oleh Boiler Feed Pump (28) melalui High Pressure Heater (29), dimana air tersebut dipanaskan lebih lanjut sebelum masuk kedalam Boiler pada Economizer (30), kemudian air ma suk ke Steam Drum (31). Siklus air dan uap ini berulang seca ra terus menerus selama unit beropera si. Poros turbin dikopel dengan Rotor Generator (20), maka kedua poros memiliki jumlah putaran yang sama. Ketika telah mencapai putaran nominal 3000 rpm, pada Rotor generator dibuatlah magnetasi dengan Brushless Exitation System dengan demikian Stator Generator (21) akan membangkitkan tenaga listrik dengan tegangan 23 kV. Listrik yang dihasilkan kemudian disalurkan ke Generator Transformer (22) untuk dinaikan
Achmad Makki ( 41406010014 ) Achmad Makki ( 41406010014 )
II. 9. Dampak Lingkungan
Untuk menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, dilakukan pengendalian dan pemantauan seca ra terus menerus agar memenuhi persya ratan yang ditentukan oleh Pemerintah dalam hal ini Keputusan Menteri Nega ra Lingkungan Hidup no. 02/MENLH/1988 tanggal 19-01-1988 tentang Nilai Ambang Batas dan no. 13/MENLH/3/1995 tanggal 07-03-1995 tentang Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak. Untuk itu PLTU Suralaya dilengkapi peralatan antara lain :
A. Electrostatic Precipitator, yaitu alat penangkap abu hasil sisa pembakaran dengan efisiensi 99,5%.
B. Cerobong asap setinggi 218 m dan 275 m, agar kandungan debu dan gas sisa pembakaran sampai ground level masih diba wah ambang batas.
C. Sewage Treatment dan Neutralizing Basin yaitu pengolahan limbah cair agar air buangan tidak mencemari lingkungan.
D. Peredam suara untuk mengurangi kebisingan oleh suara mesin produksi. Di unit 5-
7 kebisingan suara mencapai 85-90 dB.
E. Alat-alat pemantau lingkungan hidup yang ditempatkan di sekitar PLTU Suralaya.
F. CW Discha rge Cannel sepanjang 1,9 km dengan sistem sa luran terbuka.
G. Pemasangan Stack Emmision.
H. Penggunaan Low NOx Burners.
II. 10. Struktur Organisasi.
Struktur organisa si yang baik sangat diperlukan dalam suatu perusahaan, semakin besar perusahaan tersebut semakin kompleks organisasinya. Secara umum dapat dikatakan, struktur organisa si merupakan suatu gambaran secara skematis yang menjelaskan tentang hubungan kerja, pembagian kerja, serta tanggung jawab dan wewenang dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan semula.
Dapat dilihat pada Gambar II. 5. berikut.
Gambar II.5. Struktur Organisasi PT. Indonesia Power UBP Suralaya
PT Indonesia Power Unit Bisnis P embangkitan Suralaya, secara structural puncak pimpinannya dipegang oleh seorang General Ma najer yang dibantu oleh Deputi General Manajer dan Manajer Bidang. Secara lengkap, struktur organisasi PT Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkitan Suralaya diperlihatkan pada Gambar II.5.
II. 11. Data Teknik Komponen Utama PLTU Suralaya.
A. Data Teknik Peralatan PLTU Suralaya Unit 1 –4
1. Ketel (Boiler)
Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada Tipe
: Natural Circulation Single Drum
Radiant Wall Outdoor
Kapasitas
: 1168 ton uap/jam
Tekanan uap keluar superheater
: 174 kg/cm2
Suhu uap keluar superheater
: 540oC
Tekanan uap keluar reheater
: 39,9 kg/cm2
Bahan bakar utama
: Batubara
Bahan bakar cadangan
: Minyak residu
Bahan bakar untuk penyalaan a wal : Minyak solar
2. Turbin
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Japan
Tipe : Tandem Compound Double
Exhaust
Kapasitas
: 400 MW
Tekanan uap masuk
: 169 kg/cm2
Temperatur uap masuk
: 538oC
Tekanan uap keluar
: 56 mmHg
Kecepatan putaran
: 3000 rpm
Jumlah tingkat
: 3 tingkat
- Turbin tekanan tinggi
: 12 sudu
- Turbin tekanan menengah
: 10 sudu
- Turbin tekanan rendah 1
: 2 x 8 sudu
- Turbin tekanan rendah 2
: 2 x 8 sudu
3. Generator
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Kecepatan putaran
: 3000 rpm
Jumlah fasa
Frekuensi
: 50 Hz
Tegangan
: 23 kV
KVA keluaran
: 471 MVA
kW
: 400.350 kW
Arus
: 11.823 A
Faktor daya
Rasio hubung singkat
Media pendingin
: Gas Hidrogen
Tekanan gas H2
: 4 kg/cm2
Volume gas
: 80 m3
Tegangan penguat medan
: 500 V
Kumparan
:Y
4. Sistem Eksitasi
a. Penguat Medan Tanpa Sikat ( Brushless Exciter )
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe
: Totally enclosed
kW keluaran
: 2400 kW
Tegangan
: 500 V
Arus
: 4800 A
Kecepatan putaran
: 3000 rpm
b. Penyearah ( Rotating rectifier )
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe
: Penyearah silicon (silicon rectifier) kW keluaran
: 2400 kW
Tegangan
: 500 V
Arus
: 400 A : 400 A
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe
: Rotating Armature
kVA keluaran
: 2700 kVA
Tegangan
: 410 V
Jumlah fasa
Frekuensi
: 250 Hz
d. Penguat Medan Bantu ( Pilot Exciter )
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe
: Permanet Magnetic Field
kVA keluaran
: 30 kVA
Tegangan
: 170 V
Arus
: 102 A
Frekuensi
: 400 Hz
Jumlah fasa
Faktor daya
e. Lain-lain
Dioda silicon
: SR 200 DM
Sekering
: 1200 A, 1 detik
Kondenser
: 0,6 μF
5. Pulverizer (Penggiling Batubara)
Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada Tipe
: MPS-89
Kapasitas : 63.000 kg/jam, kelembaban
batubara 23,6%
Kelembutan hasil penggilingan
: 200 Mesh
Kecepatan putaran
: 23,5 rpm
Motor penggerak : 522 kW/6 kV/706 A/ 50 Hz
6. Pompa Pengisi Ketel ( Boiler Feedwater Pump )
Pabrik pembuat
: Ingersollrand, Canada
Tipe
: 65 CHTA – 5 stage
Kapasitas
: 725 ton/jam
N.P.S.H
: 22,2 m
Tekanan
: 216 kg/cm2
Motor penggerak
: 6338,5 kW/6 kV/50 Hz/3 fasa
7. Pompa Air Pendingin
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Japan Tipe
: Vertical Mixed Flow
Kapasitas
: 31.500 m3/jam
Discharge head
: 12,5 m
Tekanan
: 0,8 kg/cm2
Motor penggerak
: 1300 kW/6 kV/50 Hz/3 fasa
8. Transformator Generator
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe
: Oil Immersed Two Winding Out door Daya semu
: 282.000/376.000/470.000 kVA
Tegangan primer
: 23 kV
Arus primer
: 7080/9440/11.800 A
Tegangan skunder
: 500 kV
Arus skunder
: 326/434/543 A
Frekuensi
: 50 Hz
Jumlah fasa
Uji tegangan tinggi saluran : 1550 kV Uji tegangan rendah
: 125 kV
Uji tegangan netral
: 125 kV
Prosentasi impedansi
9. Penangkap Abu ( Electrostatic Precipitator )
Pabrik pembuat : Wheelabarator, Canada Jumlah aliran gas
: 1.347.823 Nm3/jam
Temperatur gas
: 195oC
Kecepatan aliran gas
: 1,47 m/detik
Tipe elektroda : Isodyne & Star Type Unit 1&2, Coil
Unit 3&4
Tegangan elektroda
: 55 kV DC
Arus elektroda
: 1250 – 1700 mA
Efisiensi
Jumlah abu hasil penangkapan
: 11,2 ton/jam
10. Cerobong ( Stack )
Jumlah
: 2 buah (4 unit)
Tinggi
: 200 m
Diameter luar bagian ba wah
: 22,3 m
Diameter luar bagian atas
: 14 m
Diameter pipa saluran gas buang
: 5,5 m
Suhu gas masuk cerobong
: ± 140oC
Kecepatan aliran gas
: ± 2 m/detik
Material cerobong : Beton dan di bagian dalamnya terdapat 2 pipa aluran gas berdiameter 5,5 meter
B. Data Teknik Peralatan PLTU Suralaya Unit 5 –7
1. Ketel (Boiler)
Pabrik pembuat : Babcock & Wilcox, Canada Tipe
: Radian Boiler, Balance Draft. Natural Circulation, Single Reheat. Top Supported with Single Drum.
Kapasitas
: 1.953.866 kg uap/jam
Tekanan uap keluar superheater
: 174 kg/cm2
Suhu uap keluar superheater
: 540oC
Tekanan uap keluar reheater
: 59 kg/cm2 design.
Bahan bakar utama
: Batubara
Bahan bakar untuk penyalaan a wal : Minyak solar
2. Turbin
Pabrik pembuat : Mitsubishi Heavy Industries, Japan
Tipe : Tandem Compound Quadruple Exhaust Condensing Reheat
Kapasitas
: 600 MW
Tekanan uap masuk
: 169 kg/cm2
Temperatur uap masuk
: 538oC
Tekanan uap keluar
: 68 mmHg. Abs
Kecepatan putaran
: 3000 rpm
Jumlah tingkat
: 3 tingkat
Turbin tekanan tinggi
: 10 sudu
Turbin tekanan menengah
: 7 sudu
Turbin tekanan rendah 1
: 2 x 7 sudu
Turbin tekanan rendah 2
: 2 x 7 sudu
3. Generator
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation,
Japan
Kecepatan putaran
: 3000 rpm
Jumlah fasa
Frekuensi
: 50 Hz
Tegangan
: 23 kV
KVA keluaran
: 767 MVA
kW
: 651.950 kW
Arus
: 19.253 A
Faktor daya
Rasio hubung singkat
: 0,58 pada 706 MVA
Media pendingin
: Gas Hidrogen
Tekanan gas H2
: 5 kg/cm2
Volume gas
: 125 m3
Tegangan penguat medan
: 590 V
Kumparan
:Y
4. Sistem Eksitasi
a. Penguat Medan Tanpa Sikat ( Brushless Exciter )
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe
: Totally enclosed
kW keluaran
: 30 kW
Tegangan
: 590 V
Arus
: 5593 A
Kecepatan putaran
: 3000 rpm
b. Penyearah ( Rotating rectifier )
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe
: Penyearah silicon (silicon rectifier) kW keluaran
: 330 kW
Tegangan
: 590 V
Arus
: 550 A
c. Penguat Medan AC ( AC Exciter )
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe
: Rotating Armature
kVA keluaran
: 3680 kVA
Tegangan
: 480 V
Jumlah fasa
Frekuensi
: 200 Hz
d. Penguat Medan Bantu ( Pilot Exciter )
Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Corporation, Japan Tipe
: Permanet Magnetic Field
kVA keluaran
: 20 kVA
Tegangan
: 125 V
Arus
: 160 A
Frekuensi
: 400 Hz
Jumlah fasa
Faktor daya
e. Lain-lain
Dioda silicon
: FD 500 DH 60
Sekering
: 800 A, 1 detik
Kondenser
: 0,6 μF
5. Pulverizer (Penggiling Batubara)