18
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
mengevaluasi dan melaporkan urusan kegiatan Pakan Ternak dan Kawasan Peternakan.
b. Seksi Bibit Ternak; mempunyai tugas pokok membantu Kepala Bidang
Budidaya Peternakan
merencanakan kegiatan,
melaksanakan, mengkoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan
urusan kegiatan Bibit Ternak.
c. Seksi Penyebaran dan Pengembangan Ternak; mempunyai tugas
pokok membantu Kepala Bidang Budidaya Peternakan merencanakan kegiatan,
melaksanakan, mengkoordinasikan,
mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan kegiatan Penyebaran dan
Pengembangan Ternak.
4. Bidang Bina Usaha Peternakan
1 Bidang Bina Usaha Peternakan mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas menyusun kebijakan dan perencanaan operasional serta
melaksanakan program dan kegiatan dibidang bina usaha peternakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Dalam melaksanakan
tugasnya sebagaimana tersebut pada ayat 1 diatas Bidang Bina Usaha Peternakan mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Perencanaan kegiatan urusan bidang penyuluhan peternakan; b. Pelaksanaan urusan bidang Bina Usaha Peternakan;
c. Pengkoordinasian kegiatan Bidang Bina Usaha Peternakan; d. Pembagian pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan Bina Usaha
Peternakan e. Pelaksanaan kegiatan sesuai sasaran yang ditetapkan;
f. Pengawasan pelaksanaan tugas penyelenggaraan urusan bidang Bina Usaha Peternakan
2 Bidang Bina Usaha Peternakan terdiri dari :
a. Seksi Pengembangan Kelembagaan dan Usaha Peternakan; yang
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Bina Usaha Peternakan
19
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
merencanakan kegiatan,
melaksanakan, mengkoordinasikan,
mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan kegiatan pengembangan kelembagaan dan usaha peternakan
b. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan; yang
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang Bina Usaha Peternakan merencanakan
kegiatan, melaksanakan,
mengkoordinasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan kegiatan
pengolahan dan pemasaran hasil peternakan peternakan
c. Seksi Sarana dan Prasarana Penunjang; yang mempunyai tugas
membantu Kepala Bidang Bina Usaha Peternakan merencanakan kegiatan,
melaksanakan, mengkoordinasikan,
mengendalikan, mengevaluasi dan melaporkan urusan kegiatan sarana dan prasarana
penunjang 5 Unit Pelaksana Teknis
Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas teknis operasionalatau kegiatan teknis penunjang di lapangan, maka dilingkungan Dinas
Peternakan dan Kesehatan Hewan dibentuk Unit Pelaksanaan Teknis sesuai kebutuhan dan beban kerja atas usul Kepala Dinas.
2.2. Sumber Daya Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
1. Keadaan Sumber Daya Alam
Kabupaten Pesisir Selatan merupakan produsen sapi terbesar di Sumatera Barat serta memiliki ternak yang beragam seperti kerbau,ayam buras,itik
dan kambing. Meskipun baru pada tahap usaha sampingan, sebagian besar
masyarakatpetani mengusahakan ternak. Masih banyak lahan terlantar yang bisa dimanfaatkan untuk
pengembangan usaha peternakan
20
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
Limbah Pertanian seperti padi dan jagung belum dimanfaatkan secara optimal sebagai pakan ternak.
2. Keadaan Sumber Daya Manusia SDM
Sumber daya aparatur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan berjumlah 49 orang PNS dan 25 orang tenaga honorsukarela dengan klasifikasi sebagai
berikut : a. Berdasarkan golongan ruang
1 Golongan IV : 6 orang 2 Golongan III : 35 orang
3 Golongan II : 8 orang b. Berdasarkan pendidikan
1 Pasca Sarjana : 6 orang
2 Dokter Hewan : 6 orang
3 Sarjana peternakan : 18 orang 4 Sarjana hukum
: 2 orang 5 D3
: 1 orang 6 SLTA
: 15 orang 7 SD
: 1 orang
c. Berdasarkan jabatan 1 Eselon II
: 1 orang 2 Eselon III A
: 1 orang 3 Eselon III B
: 3 orang 4 Eselon IVA
: 12 orang 5 Medis lapangan
: 4 orang 6 Paramedis
: 16 orang 7 Inseminator
: 20 orang
21
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
8 Tenaga administrasi : 33 orang
9 Tenaga kebersihan : 1 orang
10 Penjaga kantormalam : 2 orang 11 Sopir
: 1 orang
3. Keadaan Sumber Daya Buatan SDB
a. Jumlah alat mesin peternakan yang tersebar di Kabupaten Pesisir Selatan adalah Chopper 7 unit, Alat USG 2 unit, biogas 5 unit, GPS 4 unit,
pengukur suhu 1 unit b. Jumlah UPPO Unit Pengolahan Pupuk Organik sebanyak 13 unit
tersebar seluruh Kecamatan. c. Puskeswan 6 Unit Puskeswan Api-api, Puskeswan Painan, Puskeswan
Sutera, Puskeswan Padang Laban, Puskeswan Inderapura dan Puskeswan Lunang
d. Rumah Potong Hewan 1 unit RPH Painan e. Pos IB sebanyak 20 unit Pos IB Tarusan 1 , Bayang 2, IV Nagari
Bayang Utara1, IV Jurai 4, Batang Kapas 1, Sutera 2, Lengayang 2, Ranah Pesisir 2, Air Haji 2, Pancung Soal 2, Lunang dan Silaut
1. f. Pusat Perbibitan dan Pengembangan Peternakan 2 unit P4 Lengayang
seluas 10 Ha dan P4 Air Haji seluas 5 Ha g. Pasar Ternak 1 unit Pasar Ternak Lengayang
h. Jumlah kelompok tani 786 kelompok dengan klasifikasi kelompok pemula 250 kelompok, kelompok lanjut 356 kelompok, kelompok madya 175
kelompok dan kelompok utama 5 kelompok
4. Keadaan Sumber Daya lainnya
a. Adanya teknologi spesifik lokasi yang potensi untuk dikembangkan untuk peningkatan pendapatan petani ternak yaitu unit pengolah pupuk organik
UPPO dan biogas. b. Adanya teknologi Inseminasi Buatan IB di bidang peternakan
22
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
A. Kondisi hasil yang dicapai tahun 2015 1. Populasi Ternak Tahun 2015
No Jenis Ternak
Jumlah ekor Ternak Besar dan Kecil
1 Sapi
80.146 2
Kerbau 8.271
3 Kambing
41.669 4
Kuda 21
Unggas
1 Ayam Buras
779.819 2
Ayam Ras Petelur 85.300
3 Ayam Ras Pedaging
552.500 4
Itik 147.921
5 Puyuh
44.550
2. Jumlah Ternak yang di Potong Tahun 2015 No
Jenis Ternak Jumlah ekor
1 Sapi
6.442 2
Kerbau 213
3 Kambing
2.466 4
Kuda
Unggas
1 Ayam Buras
1.069.729 2
Ayam Ras Petelur 42.650
3 Ayam Ras Pedaging 535.925
4 Itik
73.961
3. Produksi Daging,Telur dan Produktivitas ternak Tahun 2015
23
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
No Jenis Ternak
Produksi Kg
Produktivitas Kgekor
Daging
1 Sapi
1.173.571 173,5
2 Kerbau
46.204 197,2
3 Kambing
40.073 12,5
4 Ayam Buras
836.356 0,715
5 Ayam Ras Petelur
35.186 0,825
6 Ayam Ras Pedaging
442.138 0,825
7 Itik
61.017 0,825
Telur
1 Ayam buras
327.524 1,4
2 Ayam Ras Petelur
327.524 10,6
3 Itik
674.520 7,6
4. Tingkat Kelahiran dan Kematian Ternak
No Jenis
Ternak Tingkat Kelahiran
ekor Tingkat Kematian
ekor
Ternak Besar dan kecil 1
Sapi 11.187
14 690
0,86 2
Kerbau 867
269 3,25
3 Kambing
2421 28
639 1,53
4 Kuda
2 9,52
24
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
No Jenis Ternak
Tingkat Kematian ekor Unggas
1 Ayam Buras
12.786 1,64
2 Ayam Ras Petelur
746 0,88
3 Ayam Ras Pedaging
4.113 0,74
4 Itik
2.745 1,86
2.3. Kinerja Pelayanan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
Jenis pelayanan di Dinas Peternakan Kabupaten Pesisir Selatan meliputi: 2.3.1. Pelayanan Inseminasi Buatan
Inseminasi Buatan merupakan tehnologi tepat guna dalam rangka meningkatkan kualitas bibit ternak terutama ternak sapi dan kerbau. Dengan
teknologi ini diharapkan produktifitas ternak dapat meningkat dimana dengan ternak lokal berat hidup ternak sapi siap potong hanya mencapai paling tinggi
350 kg , sedangkan ternak hasil inseminasi buatan berat badanya dapat mencapai 600 kg sampai dengan 800 Kg. Realisasi pelayanan Inseminasi
Buatan pada tahun 2015 mencapai 4.290 ekor 2.3.2. Pemeriksaan Kebuntingan
Pemeriksaan kebuntingan merupakan pelayanan lanjutan dari Inseminasi Buatan dimana ternak yang telah di lakukan Inseminasi Buatan minimal 2
bulan perlu dilaksanakan Pemeriksaan kebuntingan PKB untuk mengetahui ternak tersebut sudah bunting atau belum. Dengan demikian peternak segera
tahu dan yakin bahwa ternak yang dipelihara sudah bunting atau belum. Pada tahun 2015 jumlah ternak yang di PKB adalah 3.113 ekor
25
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
2.3.3. Pelayanan Kesehatan Hewan Pelayanan Kesehatan Hewan perupakan pelayanan medik maupun paramedik
veteriner baik yang dilakukan oleh Dokter Hewan di Pos Kesehatan hewan maupun oleh Petugas teknis peternakan yang ada di Kecamatan. Pelayanan
ini bersifat aktif maupun pasif, dimana untuk pelayanan aktif petugas memberikan pelayanan percotohan sedangkan yang pasif sesuai dengan
permintaan oleh masyarakat yang membutuhkan pelayanan. Pada tahun 2015 jumlah pelayanan yang dilakukan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan
Hewan Kabupaten Pesisir Selatan mencapai 3.036 ekor. 2.3.4. Penanganan Gangguan Reproduksi
Gangguan reproduksi merupakan masalah yang cukup penting untuk diatasi karena bila ternak mengalami gangguan reproduksi akan sulit untuk bunting
dan melahirkan anak, keadaan ini akan menurukan jumlah kelahiran ternak yang pada gilirannya juga akan menurunkan produktifitas ternak. Banyak
faktor yang dapat menyebabkan timbulnya ganggguan reproduksi antara lain karena pemberian pakan yang kurang berkualitas maupun karena perawatan
pasca melahirkan yang tidak baik. Kesadaran peternak untuk memeriksakan ternaknya yang mengalami kesulitan bunting ini masih rendah, peternak
cenderung menjual ternaknya bila dikawinkan beberapa kali tidak segera bunting. Oleh sebab itu pelayanan ini cenderung bersifat aktif dimana petugas
harus sering memberikan percontohan untuk menangani gangguan reproduksi. Pada tahun 2015 jumlah penanganan gangguan reproduksi
sebanyak 487 Ekor. 2.3.5. Pelayanan Rumah Potong Hewan
Pemotongan hewan ternak merupakan kegiatan yang harus dikontrol dan di awasi oleh pemerintah dalam hal ini Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
karena proses pemotongan hewan berpotensi menularkan penyakit yang bersifat Zoonosis menular dari ternak ke manusia, disamping itu juga agar
dapat tersedia daging yang hygienis dan berkualitas baik. Di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat 1 Rumah Potong Hewan RPH yang melayani
26
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
pemotongan hewan untuk memenuhi kebutuhan daging di kota Painan. Peraturan daerah yang mengatur tentang retribusi Rumah Potong Hewan
adalah berdasarkan Perda No. 2 tahun 2012 tentang retribusi Jasa Usaha salah satunya retribusi Rumah Potong Hewan . Pada tahun 2015 jumlah
ternak yang dipotong di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 6.442 ekor.
2.3.6. Surat Keterangan Kesehatan Hewan Untuk menjamin Kesehatan Hewan dan produk asal hewan masuk dan keluar
darike Pesisir Selatan maka diperlukan adanya surat kesehatan hewan dari petuhas peternakandokter hewan dan petugas cek point. Untuk kabupaten
Pesisir Selatan saat ini ada 2 cek poin yaitu Siguntur dan Silaut. Pada tahun 2015 Surat Keterangan Kesehatan Hewan SKKH yang dikeluarkan dari
Pesisir Selatan antara lain:
- Ternak sapi : 131 SKKH
- Ternak Ayam : 204 SKKH - Ternak kerbau : 9 SKKH
- Telur : 17.500 Kg 5 SKKH
- Daging babi : 21 SKKH - Burung
: 22 SKKH - Anjing
: 3 SKKH
27
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
Kinerja pelayanan yang dicapai pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : No
Jenis Pelayanan Realisasi 2015
1 Inseminasi Buatan
4.290 dosis 2
Pemeriksaan Kebuntingan 3.113 ekor
3 Kesehatan Hewan
3.036 ekor 4
Penanganan Gangguan Reproduksi ATR 487 Ekor
5 Pemotongan Hewan
6.442 ekor. 6
Surat Keterangan Kesehatan Hewan Ternak sapi : 131 SKKH
Ternak ayam : 204 SKKH Ternak kerbau : 9 SKKH
Telur : 5 SKKH Daging babi : 21 SKKH
burung : 22 SKKH Anjing : 3 SKKH
28
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
TANTANGAN DAN
PELUANG A. TANTANGAN
1. Adanya MEA 2016\ 2. Masih adanya penyebaran penyakit menular ternak
3. Masih terjadinya kasus rabies 4. Masih rendahnya kualitas produksi ternak
5. Banyaknya permintaan untuk produk hasil olahan peternakan
B. PELUANG
a. Kerjasama regional segitiga pertumbuhan IMS – GT dan IMT – GT yang
melibatkan Sumatera Barat sangat berpeluang kerjasama MOU di sub sektor peternakan baik dalam bentuk investasi maupun pemasaran produksi
peternakan. b. Pertambahan penduduk yang semakin besar akan mendorong peningkatan
kebutuhan pangan, khususnya hewani. c. Semakin tingginya sumberdaya manusia masyarakat melalui jalur pendidikan
formal khususnya ilmu peternakan akan membuka peluang untuk mengembangkan subsektor peternakan.
d. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kebutuhan sumber protein hewani yang ASUH
e. Daya tarik masyarakat untuk melakukan usaha peternakan yang berpeluang memberikan penghasilan lebih sekaligus membuka peluang kerja
f. Permintaan terhadap sapi qurban yang meningkat setiap tahun
29
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pesisir Selatan
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Issu
– issu dalam Pembangunan Sektor Peternakan
1. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Pesisir Selatan yang cukup pesat 0,86 per tahun , dengan konsentrasi tempat tinggal penduduk sebagian
besar berada di pedesaan. 2. Sebagian besar penduduk berumur 15 tahun keatas bekerja di sektor
Pertanian 75.603 orang atau 48,50 dari jumlah penduduk Pessel. 3. Produktivitas ternak sapi potong yang rendah dengan berat karkas ± 135
kgekor bandingkan dengan berat karkas sapi potong di daerah lain ± 180 kgekor. data statistik peternakan propinsi
4. Perbaikan mutu genetika melalui IB belum terealisasi optimal 5. Masih belum adanya industri pengolahan hasil peternakan
6.
Masih adanya ancaman penyakit hewan menular flu burung, SEngorok, rabies dan jembrana yang merupakan penyakit endemis
7.
Masih tingginya angka penjualan dan pemotongan betina produktif
8.
Masih rendahnya kemampuan Puskeswan dalam melayani masyarakat
9.
Masih ada usaha peternakan yang belum sesuai aspek lingkungan
PERMASALAHAN
a. Populasi sapi di Pesisir Selatan didominasi oleh sapi pesisir yang berbadan kecil akibat terjadinya inbreeding dan pemeliharaan yang sebagian besar
masih ektensif. b. Usaha ternak masyarakat masih berskala kecil, umumnya memelihara ternak
sebagai usaha tambahan. c. Sebagian pemeliharaan ternak masih menggunakan sistem tradisional yaitu
banyak yang dilepas tanpa dikandangkan, walaupun banyak juga yang melepaskan disiang hari dan mengandangkan di malam hari.