Reflective Inquiry Model Pembelajaran PKn yang Berbasis Active Learning

9 Makalah Disampaikan Dalam Kegiatan “International Seminar – Educational Comparative In Curriculum For Active Learning Between Indonesia And Malaysia”, Bandung June 9th-10th 2011 Lecture of Sriwijaya University, Study Program PPKn sesuai dengan nilai pilihannya. Artinya, nilai yang menjadi pilihan itu harus tercermin dalam kehidupannya sehari-hari. Kelemahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran nilai atau sikap adalah proses pembelajaran dilakukan secara langsung oleh guru, artinya guru menanamkan nilai-nilai yang dianggapnya baik tanpa memerhatikan nilai yang sudah tertanam dalam diri siswa. Akibatnya, sering terjadi benturan atau konflik dalam diri siswa karena ketidakcocokan antara nilai lama yang sudah terbentuk dengan nilai baru yang ditanamkan oleh guru. Siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelaraskan nilai lama dan nilai baru.

3.2 Reflective Inquiry

Sebenarnya model ini merupakan basis model program “We The People...Project Citizen and the Constitution” yang dikembangkan atas dasar merupakan suatu program pembelajaran tentang sejarah dan prinsip-prinsip demokrasi di Amerika, dimana reflective inquiry menjadi dasar dari program tersebut. Reflective inquiry berkenaan dengan kemampuan individu dalam mengkonstruksi suatu makna. Inkuiri itu sendiri menyatu dengan reflektif dan kolaboratif sebagai aspek dari berpikir dan belajar. Dewey 1938 mengatakan, bahwa reflektif inkuiri dibuat penting, sebagaimana sebuah pengetahuan, ia bukanlah pada posisi yang tetap, untuk itu siswa harus aktif dan menjadi peserta yang bertanggung jawab. Winataputra dan Budimansyah 2007:241 mengatakan bahwa secara generik reflective inquiry memiliki langkah-langkah belajar sebagai berikut : a Identifikasi masalah kebijakan publik yang ada dalam masyarakat b Pemilihan masalah sebagai fokus kajian kelas c Pengumpulan informasi terkait masalah yang menjadi fokus kajian kelas d Pengembangan suatu portofolio kelas, dan e Menyajikan portofolio kelas dalam suatu simulasi dengar pendapat. f Melakukan kajian pengendapan atas pengalaman belajar yang dilakukan. Pada langkah terakhir, kembali ke kelas untuk melakukan refleksi atau pengendapan dan perenungan mengenai hasil belajar yang dicapai melalui seluruh kegiatan tersebut. Kemudian dijelaskan bahwa titik berat paket pembelajaran ini adalah peserta didik dalam keseluruhan proses, dan dengan proses itu peserta didik difasilitasi untuk 10 Makalah Disampaikan Dalam Kegiatan “International Seminar – Educational Comparative In Curriculum For Active Learning Between Indonesia And Malaysia”, Bandung June 9th-10th 2011 Lecture of Sriwijaya University, Study Program PPKn mendapatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan” Selanjutnya Winataputra dan Budimansyah 2007:249, untuk model pembelajaran demokrasi dan HAM di sekolah-sekolah rintisan Ditjen Dikdasmen dan Center for Civic Education Indonesia CCEI adalah Model Praktik-Belajar Kewarganegaraan...Kami Bangsa Indonesia” PKKBI. 3.3 Model Praktik-Belajar Kewarganegaraan....Kami Bangsa Indonesia” PKKBI Model ini lebih sesuai jika digunakan pada pembahasan tentang tatanegara Republik Indonesia, demokrasi, partisipasi dalam pemerintahan, hak dan kewajiban warganegara. Secara pedagogik model ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik mengenai langkah-langkah dan metode yang digunakan di dalam proses politik. Winataputra dan Budimansyah 2007:250 menyebutkan bahwa : secara khusus kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan komitmen peserta didik terhadap kewarganegaraan dan pemerintahan dengan cara :  Memfasilitasi peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan agar dapat berpartisipasi secra efektif dan bermakna  Memberikan pengalaman praktis yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi kewarganegaraan yang demokratis  Mengembangkan pemahaman tentang pentingnya partisipasi warganegara secara demokratis  Program belajar ini diyakini akan menambah pengetahuan peserta didik, meningkatkan keterampilan dan memperdalam pengertian dan hakekat “rakyat” sehingga dapat bekerja bersama-sama menciptakan masyarakat Indonesia yang lebih baik.

3.4 Pembelajaran Inquiry Sosial