Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
yang bermakna dalam pengambilan keputusan Depdiknas, 2003, hlm. 20. Menurut
Djahiri, 2005,
hlm. 2
evaluasi pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan momentuminstrument untuk mengukurmenilai
tingkat keberhasilan, kegagalan, kelebihan atau kekurangan proses dan hasil belajar serta momentum untuk melakukan relearning yang bersifat kontinyu,
multidimensional dan terbuka. Dengan kata lain evaluasi merupakan media untuk mengukur ketercapaian kompetensi pembelajaran yang telah ditetapkan. Evaluasi
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan harus bersifat utuh, artinya evaluasi pembelajaran dilakukan baik dalam proses maupun hasil belajar yang menyangkut
aspek kognitif, afektif maupun psikomotor Al Muchtar, 2001, hlm. 373. Dengan demikian semua ranah kehidupan siswa menjadi subjek evaluasi pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Evaluasi pembelajaran ini dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah
diperoleh dari setiap proses pembelajaran. Dengan adanya evaluasi ini dapat dijadikan bahan koreksi bagi guru untuk melakukan proses pembelajaran
selanjutnya.
2.4.4 Kompetensi yang Dibentuk Melalui Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Kata kompetensi diartikan sebagai kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Menurut Gordon, 1988, hlm. 43 bahwa kompetensi meliputi
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nila, sikap dan minat. Dalam pengertian yang lebih konseptual McAsham dalam Komalasari, 2009 merumuskan
kompetensi sebagai berikut “
competency is knowledge, skill and abilities that a person can learn and develop, which become parts of his or her being the extent
he or she can satisfactorily perform particular cognitive, affective and psykomotor behavior
”. Pengertian di atas sejalan dengan pendapat Debling, 1995, hlm. 80, Kupper dan Palthe Wolf, 1995, hlm. 40 yang mengatakan bahwa
esensi dari pe ngertian kompetensi “
is the ability to perform
”. Lebih lanjut Debling, 1995, hlm. 80 mengatakan “
competence pertains to the ability to perform the activities within a function or an occupational area to the level of
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
performance expected in employment
”. Kupper dan Palthe Wolf,1995, hlm. 40 mengatakan “
competencies as the ability of a studentworker enabling him to accomplish tasks adequately, to find solutions and to realize them in work
situations
”. Berdasarkan berbagai pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kompetensi adalah pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan siswa yang berguna untuk kehidupan di masyarakat. Kompetensi ini diantaranya dihasilkan
dari proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
civics education
menghasilkan kompetensi
kewarganegaraan
civics kompetences
yang member bekal menuju “
to be a good citizens
” terbentuknya warganegara yang baik. Dengan demikian kompetensi kewarganegaraan adalah
pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan siswa yang mendukungnya menjadi warganegara yang partisipatif dan bertanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Menurut Branson 1999, hlm. 8-9 menegaskan tujuan
civics education
adalah partisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik ditingkat lokal maupun nasional. Partisipasi semacam itu
memerlukan kompetensi kewarganegaraan sebagai berikut: 1 penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman tertentu; 2 mengembangkan kemampuan
intelektual dan partisipatoris; 3 mengembangkan karakter atau sikap mental tertentu; 4 komitmen yang benar terhadapnilai dan prinsip fundamental
demokrasi konstitusional. Terkait dengan hal di atas, dapat dirumuskan komponen-komponen utama
civics competences
yang merupakan tujuan
civic education
meliputi pengetahuan kewarganegaraan
civic knowledge
, kecakapan kewarganegaraan
civic skills
dan watak kewarganegaraan
civic disposition
. a.
Pengetahuan kewarganegaraan
civic knowledge
Pengetahuan kewarganegaraan
civic knowledge
berkaitan dengan materi materi substansi yang seharusnya diketahui oleh warganegara berkaitan dengan
hak dan kewajiban sebagai warganegara. Pengetahuan ini bersifat mendasar tentang struktur dan sistem politik, pemerintah sistem sosial yang ideal
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
sebagaimana terdokumentasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta nilai-nilai universal dalam masyarakat demokratis serta cara-cara kerjasama untuk
mewujudkan kemajuan bersama dan hidup berdampingan secara damai dalam masyarakat global.
Komponen pengetahuan kewarganegaraan ini diwujudkan dalam bentuk lima pertanyaan penting yang secaraterus menerus harus diajukan sebagai sumber
belajar Pendidikan Kewarganegaraan Branson, 1999, hlm. 9. Lima pertanyaan yang dimaksud adalah 1 apa kehidupan kewarganegaraan, politik dan
pemerintahan; 2 apa dasar-dasar sistem politik; 3 bagaimana pemerintahan yang dibentuk oleh konstitusi; 4 bagaimana hubungan antara suatu negara
dengan negara lain; 5 apa peran warganegra dalam pemerintahan. Cara yang dipilih untuk mengorganisasikan komponen pengetahuan
kewarganegaraan ke dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan bukan tanpa alasan dan kebetulan belaka. Kegunaan pertanyaan-pertanyaan tadi adalah menunjukan
bahwa proses perenungannya tidak pernah berakhir, tempat pemasaran ide-ide, suatu pencarian cara baru dan sebagai cara terbaik untuk merealisasikan cita-cita
demokrasi. Sangatlah penting bahwa setiap orang memiliki kesempatan untuk menuangkan pertanyaan-pertanyaan pokok mengenai pemerintahan dan
masyarakat sipil
civil society
yang akan merangsang orang berpikir. b.
Kecakapan kewarganegaraan
civic skills
Kecakapan kewarganegaraan
civic skills
merupakan keterampilan yang dikembangkan dari pengetahuan kewarganegaraan, agar pengetahuan yang
diperoleh menjadi suatu yang bermakna, karena dapat dimanfaatkan dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Kecakapan
kewarganegaraan
civic skills
mencakup keterampilan intelektual
intelektual skill
dan keterampilan partisipasi
participation skill
. Keterampilan yang terpenting bagi terbentuknya warganegara yang berwawasan luas, efektif dan
bertanggung jawab antara lain adalah keterampilan berpikir kritis.
The national standards for civics and government and the civics framework for 1988 national assessment of educational progress
CCE, 1994 , hlm. 127-135 menegaskan bahwa keterampilan berpikir kritis meliputi
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
keterampilan mengidentifikasi, mendeskripsikan menjelaskan, menganalisis, mengevaluasi, menentukan dan mempertahankan pendapat yang berkenaan
dengan masalah-masalah publik. Sedangkan keterampilan berpartisipasi meliputi keterampilan berinteraksi, memantau dan mempengaruhi.
c. Watak kewarganegaraan
civic disposition
Menurut Buchanan dan Bahmueller 1991, hlm. 11 bahwa watak kewarganegaraan
civic disposition
adalah “…those attitudes and habit of mind
of citizen that the citizen that are conducive to the healthy functioning and common good of the democratic system
” atau sikap dan kebiasaan berpikir warganegara yang menopang berkembangnya fungsi sosial yang sehat dan
jaminan kepentingan umum. Secara konseptual watak kewarganegaraan
civic disposition
meliputi sejumlah karakteristik kepribadian diantaranya: “Civility respect and civil discourse, individual responbility, self
discipline, civic mindedness, open mindedness openness, skepticism, recognition of ambiguity, compromise, conflict of principles, compassion,
generosity and loyalty to the nation and its principles” Buchanan dan Bahmueller, 1991, hlm. 13-14.
Maksud semua itu adalah kesopanan yang mencakup penghormatan dan interaksi manusiawi, tanggung jawab individual, disiplin diri, kepedulian terhadap
masyarakat, keterbukaan pikiran yang mencakup
skeptisme
, sikap kompromi yang mencakup prinsip-prinsip konflik dan batas-batas kompromi, toleransi pada
keragaman, kesabaran, kemurahan hati, kesetiaan terhadap bangsa dan negaranya. Pengembangan
civic disposition
akan memungkinkan proses politik berjalan dengan evektif untuk memajukan kepentingan umum dan member kontribusi
terhadap perwujudan ide fundamental dari sistem politik termasuk di dalamnya perlindungan terhadap hak-hak pribadi.
Menurut Branson 1999, hlm. 23 bahwa
civic disposition
mengisaratkan pada karakter publik maupun karakter privat yang penting bagi pemeliharaan dan
pengembangan demokrasi konstitusional. Watak kewarganegaraan sebagaimana kecakapan kewarganegaraan berkembang secara berlahan sebagai akibat dari apa
yang telah dipelajari di rumah, sekolah, komunitas dan organisasi
civil society
. Karakter privat seperti tanggung jawab moral, disiplin diri dan penghargaan
Nurul Fadilah, 2015 KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM PEMBELAJARAN PPKN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI SIKAP SPIRITUAL DAN SOSIAL PESERTA DIDIK
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
terhadap harkat dan martabat manusia. Karakter publik juga tidak kalah penting, kepedulian sebagai warganegara, kesopanan, mengindahkan aturan main
rule of law
, berpikir kritis dan kemauan untuk mendengar, bernegosiasi dan berkompromi merupakan karakter yang sangat diperlukan.
2.5 Pengertian, Ciri-ciri, Faktor-taktor yang Mempengaruhi Sikap 2.5.1 Pengertian Sikap