4.3.2. Sampel
Penelitian ini mengambil sampel dengan menggunakan cara total sampling
dimana seluruh rekam medis pasien-pasien dengan kasus refraksi di Rumah Sakit
Umum Dr. Pirngadi pada 1 Januari 2012 hingga 31 Desember 2012.
4.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi .
Sampel penelitian ini telah ditentukan kriteria inklusi dan eksklusinya. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah semua data yang
tercatatlengkap diisi dengan jenis kelamin, dan umur serta terdiagnosis jenis kelainan refraksinya, dan kriteria eksklusi dalam penelitian ini ialah presbyopia,
katarak, emetropia dan asthenopia, dan data yang tidak tercantum didalamnya kriteria inklusi.
4.5. Metode pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang diperolehi dari pencatatan rekam medis. Pencatatan data
yang diambil dari rekam medis kasus berupa jenis-jenis refraksi, usia pasien, dan jenis kelamin pasien dimulai dari 1 Januari 2012 hingga 31 Desember 2012.
4.6. Pengolahan dan analisa Data
Data yang di peroleh dari rekam medis akan diteliti agar tidak terjadi kesalahan membaca data dari rekam medis. Informasi dan data yang didapat
kemudian akan di masukkan ke komputer untuk dianalisa dengan menggunakan statistical package for the social sciences SPSS. Data akan dianalisa secara
deskriptif dan hasilnya akan di tampilkan dalam bentuk tabel distribusi.
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan 5.1.1. Deskripsi lokasi penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. Pirngadi Medan yang merupakan suatu unit pelayanan kesehatan milik Pemerintah Kota Medan yang berada di
Jalan Prof. H.M Yamin SH No. 47 Medan Sumatera Utara. Rumah sakit ini didirikan pada tahun 1928 oleh Pemerintah Hindia Belanda dan selesai pada tahun
1930 dengan nama Rumah Sakit Kota. RSUD Dr. Pirngadi Medan merupakan rumah sakit Pendidikan kelas B berdasarkan keputusan Mentri Kesehatan RI
Nomor : 433MenkesSKIV2007. Sebagai rumah sakit pendidikan kelas B, RSUD Dr. Pirngadi yang
merupakan salah satu rumah sakit rujukan dari seluruh Sumatera Utara dan Aceh ini mempunyai sekitar 20 jenis poliklinik dalam berbagai bidang spesialis dan
sumber daya manusia yang berjumlah lebih kurang 1748 orang dalam bidangnya masing-masing.
5.1.2. Sejarah Singkat RSUD Dr. Pirngadi Medan
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi didirikan tanggal 11 Agustus 1928 oleh pemerintah kolonial Belanda dengan nama “GEMENTE ZIEKEN HUIS”
yang peletakan batu pertamanya dilakukan oleh seorang anak berumur 10 tahun
bernama Maria Constantia Macky anak dari Walikota Medan saat itu dan diangkat sebagai Direktur adalah dr. W. Bays.
Pada masa masuknya Jepang ke Indonesia, Rumah Sakit ini diambil alih dan berganti nama
dengan “SYURITSU BYUSONO INCE” dan sebagai direktur dipercayakan kepada seorang putra Indonesia “ dr. Raden Pirngadi Gonggo Putro”.
Dan pada akhirnya sampai saat ini namanya menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
Dr.Pirngadi.
5.1.3. Deskripsi Karakteristik Sampel
Sampel yang diteliti selama priode 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2012 sebanyak 2925 pasien. Sampel didapat dari data sekunder pasien kelainan refraksi
yaitu melalui rekam medik. Kelainan refraksi yang dimaksud adalah miopia, hipermetropia dan astigmatisma.
5.1.4 Diskripsi Sampel berdasarkan Jenis Kelainan Refraksi
Berdasarkan penelitian, diperoleh jenis kelainan refraksi yang paling banyak adalah miopia dimana terdapat 1416 pasien 48,4, kemudian diikuti dengan
astigmatisma dan hipermetropia dengan masing-masing berjumlah 790 pasien 27, dan 719 24.6. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.1
Tabel 5.1. Distribusi Jenis Kelainan Refraksi
No Jenis kelainan Refraksi Jumlah
Persentase 1.
Miopia 1.416
48,4 2.
Astigmatisma 790
27 3.
Hipermetropia 719
24,6 Jumlah
2.925 100,0
5.1.5 Diskripsi Sampel berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan penelitian, jenis kelamin pasien kelainan refraksi yang paling banyak adalah perempuan yaitu sebanyak 1.943 66,4 pasien dan laki-laki sebanyak
982 33,6 pasien. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.2..
Tabel 5.2. Distribusi Jenis Kelamin Pasien Kelainan Refraksi
No Jenis kelamin Jumlah
Persentase 1.
Laki-laki 982
33,6 2.
Perempuan 1.943
66,4 Jumlah
2.925 100,0
5
.1.6 Diskripsi Sampel Kelainan Refraksi berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan penelitian, diperolehi data jumlah penderita kelainan refraksi pada laki-laki ada 442 orang miopia, 259 orang hipermetropia dan 281 astigmatisma.
Pada perempuan diperolehi 974 orang miopia, 460 orang hipermetropia dan 509 orang astigmatisma. Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3.
Tabel 5.3. Distribusi Kelainan Refraksi Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelainan refraksi Laki-laki
Perempuan Jumlah
1. Miopia
442 974
1.416 2.
Hipermetropia 259
460 719
3. Astigatisma
281 509
790 Jumlah
982 1.943
2.925
5.1.7 Diskripsi Sampel berdasarkan Kelompok Umur
Berdasarkan penelitian, diperoleh data penderita kelainan refraksi yang paling banyak adalah kelompok berumur 45 tahun
– 54 tahun dimana terdapat 707 pasien 24,2, kemudian diikuti dengan kelompok usia 55 tahun
– 64 tahun sebanyak 700 pasien 23,9, kelompok usia 15 tahun
– 24 tahun sebanyak 537 pasien 18,4, kelompok umur 65 tahun ke atas sebanyak 299 pasien 10,2,
kelompok umur 35 tahun – 44 tahun sebanyak 289 pasien 9,9, kelompok 5
tahun – 14 tahun sebanyak 230 pasien 7.9, dan yang paling sedikit di jumpai
pada 25 tahun – 34 tahun sebanyak 163 pasien 5,6. Hal ini dapat dilihat pada
tabel 5.4. di bawah.
Tabel 5.4. Distribusi Kelompok Umur Pasien Kelainan Refraksi
No Kelompok Umur Jumlah
Persentase 1.
0 tahun – 4 tahun
2. 5 tahun
– 14 tahun 230
7,9 3.
15 tahun – 24 tahun
537 18,4
4. 25 tahun
– 34 tahun 163
5,6 5.
35 tahun – 44 tahun
289 9,9
6. 45 tahun
– 54 tahun 707
24,2 7.
55 tahun – 64 tahun
700 23,9
8. 65 tahun dan keatas
299 10,2
Jumlah 2.925
100,00
5.2. Pembahasan