contoh, air yang diambil dari air di pegunungan dan air hujan. Keduanya dapat dianggap sebagai air yang bersih, namun senyawa atau mineral unsur yang
terdapat didalamnya berlainan. Air hujan mengandung: SO
4,
Cl, NH
3,
CO
2,
N
2,
C, O
2,
debu. Air dari mata air mengandung: Na, Mg, Ca, Fe, O
2
. Wardhana, 2004 Pencemaran air dapat berasal dari beberapa sumber. Sumber pencemaran
yang paling utama di negara kita adalah limbah rumah tangga. Dengan meningkatnya kegiatan ekonomi kita, kasus pencemaran oleh industri juga makin
meningkat. Industri yang mengalirkan air limbah mereka ke aliran kali di seputar mereka akan membuat air semakin tercemar dan menjadi tidak layak sebagai
sumber persediaan air minum.Mahida, 1993
2.9. Persiapan Pengambilan Sampel
Botol yang akan digunakan untuk mengambil sampel harus bersih, telah dibilas dengan air suling dahulu, kemudian dengan air yang akan mengisi botol
tersebut. Kontaminasi pada pengambilan sampel harus dicegah. Pada umumnya pengambilan sampel harus diisi dengan air di dalam botol
hingga penuh dan botol tersebut harus ditutup dengan baik untuk menghindari kontak dengan udara.
2.10. Flourida
Fluorida adalah suatu zat yang dapat memberikan kekerasan dan daya tahan pada enamel gigi dan mencegah terjadinya karies gigi. Fluorida yang
Universitas Sumatera Utara
dipereaya berguna mencegah karies gigi ini dapat juga membahayakan kesehatan jika digunakan dalam jumlah melebihi dosis normal yang telah ditetapkan.
Fluor adalah unsur yang paling elektronegatif dan reaktif bila dibandingkan dengan semua unsur. Berwarna kuning pucat, gas korosif, yang
bereaksi dengan banyak senyawa organik dan anorganik. Logam, kaca, keramik, karbon, bahkan air terbakar dalam fluor dengan nyala yang terang. Pintauli,
2008
Senyawa flourida merupakan senyawa–senyawa umum yang terdapat pada perairan alami dan merupakan salah satu unsur yang melimpah pada kerak bumi.
Flourida hanya sedikit sekali terdapat di dalam tubuh manusia namun peranannya penting. Flour dianggap zat gizi esensial karena peranannya dalam mineralisasi
tulang dan pengerasan email gigi. Pada saat gigi dan tulang dibentuk, flour akan membentuk flouroapatit. Pembentukan flouroapatit ini menjadikan gigi dan tulang
tahan terhadap kerusakan. Sunita, 2002
Produk makanan banyak yang mengandung fluorida, namun sebagai fluorida alami seperti mie, kentang, beras, bayam, spaghetti dan saus, sosis kue
cokelat dan roti gandum.
2.10.1. Kekurangan dan Kelebihan Flour
Makanan sehari- hari mengandung flour, namun sumber utama adalah air minum. US Public health memberi batasan konsumsi flour yang cukup aman
adalah sebesar 1,5 ppm sebagai standard maksimal. Kekurangan flour akan
Universitas Sumatera Utara
menyebabkan kerusakan gigi, gigi berlubang atau dikenal dengan istilah karies gigi Kekurangan flour terjadi di daerah dimana air minum kurang mengandung
flour. Akibatnya adalah kerusakan gigi dan keropos tulang pada orang dewasa. Kelebihan flour dapat menyebabkan keracunan. Konsentrasi yang besar
dapat menyebabkan “fluoresis” pada gigi, yaitu terbentuknya noda–noda coklat yang tidak mudah hilang pada gigi. Sutrisno, 2006
Karies Gigi
Karies adalah suatu penyakit pada jaringan keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas jasad renik Penambahan flourida pada pasta gigi juga melindungi
masyarakat dari karies gigi Pintauli, 2008 .
2.11. Teori Umum Spektrofotometri
Spektrofotometri adalah pengukuran absorbsi energi cahaya oleh suatu molekul dengan panjang gelombang tertentu untuk tujuan analisa kualitatif dan
kuantitatif. Spektrofotometri sinar tampak mempunyai panjang gelombang 400- 750 nm Rohman, 2007.
Suatu spekrofotometer tersusun dari sumber cahaya, monokromator, sel pengabsorpsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur
perbedaan absorpsi antara sampel dan blangko ataupun pembanding. 1.
Sumber cahaya
Universitas Sumatera Utara
Sumber cahaya yang biasa digunakan pada spektroskopi absorpsi adalah lampu wolfarm. Kebaikan lampu wolfarm adalah energi radiasi yang
dibebaskan tidak bervariasipada berbagai panjang gelombang. 2.
Monokromator Digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis. Alatnya
dapat berupa prisma atau grating, yang dirotasikan untuk mendapatkan panjang gelombang yang diinginkan.
3. Sel absorpsi
Pada pengukuran di daerah tampak digunakan kuvet kaca. Umumnya tebal kuvet adalah 10 mm.
4. Detektor
Peranan detektor adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang. Khopkar, 2007
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat
- Spektrofotometer DR 5000
- Termometer 10
o
C-110
o
C -
Pipet volume 10 ml -
Kuvet 10 ml -
Reagen SPADNS
3.1.2 Bahan
- Sampel: Air Reservoir Sungai Hamparan Perak
- Air demineralisasi
- Larutan Standard Flourida
3.2 Pengambilan Sampel dan Penyimpanan Sampel:
Sampel dapat disimpan dalam botol plastik atau kaca selama ± 7 hari. Jika didinginkan pada suhu 4
o
C atau kurang, sebelum melakukan analisa, diamkan sampel pada suhu kamar.
3.3 Prosedur Kerja
1. Pastikan analis telah memakai masker dan sarung tangan.
2. Sebelum melakukan pengujian, pastikan suhu sampel dan air demineralisasi
sama ± 1
o
C. Pengaturan suhu dapat dilakukan sebelum dan sesudah penambahan reagen. Reagen SPADNS bersifat beracun dan korosi gunakan
Universitas Sumatera Utara
secara hati-hati. Untuk hasil terbaik ukur volume reagen SPADNS seakurat mungkin.
3. Tekan POWER pada alat spektrofotometer DR 5000, pilih nomor program
190 dan layar akan menunjukan 190 flourida. 4.
Ubah multi cell Adapter dengan holder persegi untuk kuvet ukuran 10 ml. 5.
Pipet 10 ml sampel kedalam kuvet pertama sebagai sampel. 6. Pipet 10 ml air demin kedalam kuvet kedua sebagai blanko.
7. Pipet 2,0 ml reagen SPADNS ke dalam masing- masing kuvet dengan hati- hati kocok merata.
8. Tekan tombol TIMER OK, waktu reaksi akan berjalan selama 1 menit.
9. Setelah waktu reaksi selesai, persiapkan kuvet blanco dan masukkan ke dalam Spektrofotometer dengan posisi garis batas isi kearah analis. Tekan
tombol ZERO layar akan menunjukkan 0,00 mgLF
-
. 10.
Kemudian masukkan kuvet sampel dengan posisi garis batas isi menghadap kearah analis. Hasil pengujian akan tampil sebagai mgLF
-
.
Cek Akurasi :
Metode larutan standard Bermacam konsentrasi larutan standard tersedia untuk memverifikasi
teknik pengujian.Gunakan ini untuk menggantikan sampel dalam hal verifikasi teknik
pengujian. Perbedaan-perbedaan kecil diantara reagent-reagent menyebabkan pengukuran diatas 1,5 mgL. Bila hasil pada daerah ini digunakan
untuk tujuan tertentu, hasil akurat dapat diperoleh dengan mengencerkan sampel yang masih segar dengan air demineralisasi dengan perbandingan 1:1 dan ulangi
pengujian. Kalikan hasil yang diperoleh dengan 2. Untuk mengatur Kurva Kalibrasi gunakan hasil pembacaan dengan larutan
Standard: 1.
Tekan tombol OPTIONS MOKE pada menu program sebelumnya . Tekan tombol STANDARD ADJUST OFF.
Universitas Sumatera Utara
2. Tekan tombol ON. Tekan tombol ADJUST untuk menyetujui konsentrasi
yang ditampilkan. Jika menggunakan alternatif konsentrasi yang lain, pilih angka yang lain, pilih angka yang diinginkan, kemudian tekan tombol OK
dan ADJUST.
Gangguan :
Pengujian ini sensitive terhadap sejumlah kecil senyawa pengganggu. Peralatan yang digunakan harus sangat bersih bilas dengan asam sebelum digunakan.
Ulangi langkah pengujian dengan peralatan yang sama untuk memastikan hasil yang akurat.
No Senyawa Pengganggu Batasan dan Perlakuan
1.
2.
3. 4.
5.
6. Alkalinitas
CaCO
3
Aluminium
Klorida Klorin
Besi, Ferric
Fosfat ,Orthoodium Pada 5000 mgL dapat menyebabkan kesalahan – 0,1
mg L F. Pada 0,1 mgL dapat menyebabkan kesalahan -0,1
mgL.Untuk memeriksa bahan penggangggu aluminium lakukan pembacaan konsentrasi 1 menit
setelah penambahan reagent kemudian lakukan kembali setelah 15 menit .Peningkatan konsentrasi
dapat menyebabkan bahan penggangu aluminium. Waktu tunggu selama 2 jam sebelum pembacaan
akan menghilangkan lebih dari 3,0 mg L Aluminium Pada 7000 mgL dapat menyebabkan kesalahan +0,1
mg L. Reagent SPADNS mengandung sejumlah arsenit
yang cukup untuk menghilangkan lebih dari 5 mg L klorin.Untuk batas klorin yang lebih tinggi,
tambahkan 1 tetes larutan sodium arsenit kedalam 25 ml untuk setiap 25 mg L klorin.
Pada 10 mgL dapat menyebabkan kesalahan -0,1 mgL F
-
. Pada 16 mg L dapat menyebabkan kesalahan ± 0,1
mg L.
Universitas Sumatera Utara
7.
8. Sodium Hexametafosfat
Sulfat Pada 1,0 mgL dapat menyebabkan kesalahan ± 0,1
mgL. Pada 200 mgL dapat menyebabkan kesalahan + 0,1
mgL F
-
.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil