Analisis Potensi Ekonomi Rencana Pemekaran Kabupaten Simalungun Hataran

(1)

Data Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Simalungun dan Simalungun Hataran

2006

No Lapangan Usaha

Tenaga Kerja Simalungun

Hataran

Kabupaten Simalungun

1 Pertambangan & Penggalian 380 541

2 Industri Pengolahan 16.507 19.702

3 Listrik, Gas dan Air 439 582

4 Konstruksi 917 1.163

5 Perdagangan Besar dan Eceran 32.108 47.013

6 Akomodasi dan Makan Minum 12.006 19.867

7 Transportasi, Penggudangan dan Komunikasi

2.440 3.990

8 Perantara Keuangan 640 1.109

9 Real Estate, Usaha Persewaan 1.775 2.648

10 Jasa Pendidikan 8.614 13.543

11 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.304 1.934

12 Jasa Kemasyarakatan Sosbud, Hiburan

dan Perorangan Lainnya 6.352 8.288

13 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga

577 658

14 Jumlah 84.059 121.038

Hasil Analisis LQ Simalungun Hataran Menurut Sektor dan Subsektor Tahun 2009-2013 (Tenaga Kerja)

No Lapangan Usaha Hasil Analisis LQ

1 Pertambangan & Penggalian 1,0114

2 Industri Pengolahan 1,2064

3 Listrik, Gas & Air 1,0861

4 Konstruksi 1,1353

5 Perdagangan Besar & Eceran 0,9834

6 Akomodasi & Makan Minum 0,8701

7 Transportasi, Penggudangan & Komunikasi 0,8805

8 Perantara Keuangan 0,8309

9 Real Estate, Usaha Persewaan 0,9652

10 Jasa Pendidikan 0,9158


(2)

12 Jasa Kemasyarakatan Sosbud, Hiburan & Perorangan Lainnya

1,1035

13 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 1,2626

Hasil Analisis LQ Kabupaten Simalungun Menurut Sektor dan Subsektor Tahun 2009-2013

Lapangan Usaha Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 10.Pertanian 2,431 2,445 2,484 2,500 2,521

b. Tanaman Bahan Makanan

3,223 3,25 3,37 3,44 3,516

b. Tanaman Perkebunan 2,907 2,915 2,910 2,911 2,93

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya

1,191 1,206 1,203 1,178 1,177

d. Kehutanan 0,524 0,561 0,574 0,580 0,582 e. Perikanan 0,298 0,283 0,287 0,289 0,289

11.Pertambangan dan Penggalian

0,309 0,309 0,060 0,323 0,334

12.Industri Pengolahan 0,675 0,676 0,695 0,716 0,727 b. Industri Tanpa Migas 0,675 0,676 0,695 0,716 0,727

13.Listrik, Gas & Air Bersih

0,676 0,683 0,689 0,729 0,768 c. Listrik 0,920 0,936 0,955 0,989 1,02

d. Air Bersih 0,207 0,207 0,213 0,215 0,218

14.Konstruksi 0.249 0,249 0.254 0,260 0,268

15.Perdagangan, Hotel &Restoran

0,439 0,444 0,440 0,441 0,440 d. Perdagangan besar dan

eceran

0,460 0,464 0,461 0,461 0,461

e. Hotel 1,693 1,68 1,621 1,576 1,575

f. Restoran 0,042 0,046 0,046 0,046 0,047

16.Pengangkutan dan Komunikasi

0,264 0.258 0,252 0,249 0,250 c. Pengangkutan 0,191 0,186 0,181 0,180 0,18 d. Komunikasi 0,57 0,562 0,552 0,583 0,53

17.Keuangan, Persewaan dan Jasa Persewaan

0,271 0,269 0,121 0,285 0,288

e. Bank 0,41 0,385 0,412 0,405 0,408

f. Lembaga Keuangan Bukan Bank

0,67 0,681 0,66 0,688 0,708 g. Sewa Bangunan 0,209 0,211 0,205 0,206 0,205 h. Jasa Perusahaan 0,065 0,063 0,061 0,06 0,060

18.Jasa-Jasa 1,208 1,204 1,183 1,174 1.189 c. Pemerintahan Umum 1,62 1,619 1,59 1,58 1,603


(3)

No Sektor Eij rij rin rn

Nij Eij (rn)

Mij Eij(rin-rn)

Cij E’ij(rij-rin)

Dij

E’ij Ej(Ein/En)

1 Pertanian 3.064.001,89 0,207 0,207 0,278 851.792,525 (217.544,134) 0 1.260.178,265

2 Pertambangan dan Penggalian

19.461,00 0,266 0,216 0,278 5.410,158 (1.206,582) 3.142,456 62.849,125

3 Industri Pengolahan 790.724,33 0,204 0,146 0,278 219.821,364 (104.375,612) 68.820,088 1.186.553,245 4 Listrik, Gas dan Air

Bersih

26.189,67 0,358 0,238 0,278 7.280,728 (1.047,587) 4.651,779 38.764,823

5 Konstruksi 89.458,66 0,376 0,326 0,278 24.869,507 4.294,016 17.943,742 358.874,847

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran

430.048,46 0,284 0,331 0,278 119.553,472 22.792,568 (45.940,096) 977.448,842

7 Pengangkutan dan Komunikasi

133.458,47 0,283 0,403 0,278 37.101,455 16.682,309 (60.600,708) 505.005,901

8 Keuangan,

Persewaan dan Jasa Perusahaan


(4)

Hasil Analisis Shift-Share Kabupaten Simalungun Tahun 2009 dan Tahun 2013

Tabulasi Data Hasil Penelitian I.Identitas Responden

No. Rsp

Nama Responden

Usia (Thn)

Pendidikan Terakhir

Pekerjaan Persepsi Pemekaran Harapan Utama (Pertanyaan No.25)

1 Budiaman 40 SMA Wiraswasta Setuju Pembangunan jalan ke nagori ini (kec. Bosar Maligas) diperhatikan karena jal sangat rusak, terjadi kemajuan dan Simalungun Hataran semakin berkembang 2 Ponijem 55 SD Bertani Tidak tahu informasi Jalan dan jembatan segera diperbaiki

3 Nani 34 SMA Wiraswasta Setuju Sarana dan prasarana lebih diperhatikan, pengadaan transportasi dan kemajuan 4 Citra Dewi 34 SMP IRT Tidak tahu informasi Wilayah pelosok agar lebih diperhatikan

5 Rika 29 SMP IRT Tidak tahu informasi Lapangan pekerjaan bertambah, pembangunan jalan 6 Suyati 50 SD IRT Tidak tahu informasi Adanya pembangunan agar lebih maju di wilayah ini

7 Hasan 51 SMP Wiraswasta Setuju Sarana jalan diperbaiki

8 Firman S 23 SMA Pengusaha

sawit

Setuju Jalan dan jembatan antar kampung diperbaiki

9 Fendi S 40 SMA Bengkel Tidak tahu informasi Segera dimekarkan, bertambah lapangan pekerjaan, pembangunan diperhatikan 10 Ponisi 40 SD Wiraswasta Tidak tahu informasi Jembatan harus diperhatikan

11 Rohayani 48 SMA IRT Tidak tahu informasi Meningkatkan kemajuan di daerah dan menambah KAVLING 12 M.Sayid 23 PT Karyawan Setuju Pembangunan segera dilakukan dan terjadi kemajuan di Hataran

13 Nur Aisyah 51 PT Guru Setuju Memajukan daerah dan pembangunan

14 Linawati 40 SMA Wiraswasta Setuju Rencana pemekaran segera direalisasikan supaya pembangunan lebih cepat 15 Sapitriani 32 SMA Guru PAUD Setuju Urusan administrasi lebih mudah dan dekat

16 Masdiati 44 SMA Wiraswasta Setuju Lapangan pekerjaan bertambah

17 Imam 17 SMA Pelajar Setuju Jalan agar diperhatikan


(5)

18 Lamayah 35 SMA IRT Tidak tahu informasi Terjadi pembangunan dan wilayah Hataran semakin maju 19 Yanti 44 SD IRT Tidak tahu informasi Mengurus administrasi agar lebih dekat

20 Sugiadi 38 SD Usaha Mebel Setuju Pembangunan infrastruktur lebih diperhatikan dan lebih maju 21 Rowiyah 52 - IRT Tidak tahu informasi Pengurusan administrasi(KTP) lebih dekat dan mudah 22 Jumilah 65 SD IRT Tidak tahu informasi Jalan dan jembatan diperhatikan

23 Kayat 65 SD Buruh Tidak tahu informasi Adanya keamanan dan ketentraman

24 K.Kaban 50 PT Karyawan

BUMN

setuju Pelayanan pemerintah terhadap masyarakat, infrastruktur jalan, jangan berbelit belit dalam urusan administrasi

25 Christina 30 PT IRT Setuju Lebih bermutu yang dimekarkan dan mudah-mudahan lebih maju

26 Amriansyah 33 SMA Petani Setuju Pemekaran ini akan mempercepat pembangunan di Hataran dan aka mempercepat pengolahan potensi di Hataran

27 Heru 26 PT BUMN Setuju Pembanguna sarana dan prasarana

28 Rajian 62 SMP Wiraswasta Setuju Segala urusan dekat dan meningkatnya pembangunan 29 Misman 62 SD Wiraswasta Setuju Kemajuan daerah, jalan dan pembangunan jembatan 30 Rusmiati 48 SD Wiraswasta Setuju Semakin maju dan jembatan diperbaiki

31 Ahmad S 60 SD Petani Setuju Harapan agar orang yang berpendidikan semakin mengabdikan diri untu Simalungun Hataran

32 Siholniata 38 PT PNS Setuju Pembangunan akan lebih merata dan dapat dirasakan oleh masyarakat sampai lapisan yang paling bawah

33 Sopoyono 45 SMP Wiraswasta Tidak tahu informasi Infrastruktur jalan lebih diperhatikan 34 Sariyatni 33 SMP IRT Tidak tahu informasi Infrastruktur agar diperhatikan

35 Rubianto 42 SMP Wiraswasta Setuju Jalan diperbaiki, peraturan tentang perekonomian diperbaiki, jembatan diperbaiki antara Dolok Batu Nanggar

36 Ardiansyah 21 SMA Wiraswasta Tidak tahu informasi Jalan dan jembatan diperbaiki

37 Nursyah 32 SMA IRT Tidak tahu informasi Pembangunan jembatan segera dilakukan 38 Samsul 36 SMA Wiraswasta Tidak tahu informasi Pembangunan jalan dan infrastruktur 39 Rusli 40 SMP Usaha Grosir Setuju Jalan dan jembatan diperbaiki

40 Suwarni 43 SD IRT Setuju Pembangunan jalan, transportasi diperbaiki agar hubungan ke kota lancar 41 Samiatun 42 SD IRT Tidak tahu informasi Angkutan dan transportasi diperbaiki


(6)

43 Karsimin 69 SD Petani Setuju Rencana pemekaran segera direalisasi dan terjadi pembangunan bagi daerah tertinggal

44 Tukiyah 33 SD Wiraswasta Tidak tahu informasi Pembangunan dilakukan terutama pembangunan jalan 45 Kristinawati 29 SMA Usaha Grosir Tidak tahu informasi Perekonomian masyarakat lebih diperhatikan lagi 46 Vina 25 SMP IRT Tidak tahu informasi Agar terjadi pembangunan di daerah ini

47 Nina 32 SD IRT Tidak tahu informasi Lebih banyak lapangan pekerjaan, jalan segera diperbaiki, ada transportasi ke daerah

48 Santianim 62 SD IRT Tidak tahu informasi Lebih banyak lapangan pekerjaan dan lebih dekat dan mudah mengurus KTP 49 Suryadi 30 SMP Wiraswasta Tidak tahu informasi Pembangunan lebih merata

50 Noto 29 SMA Usaha Tani setuju Pengelolaan potensi Simalungun Bawah, perbaiki jalan dan menyediakan transportasi ke desa


(7)

II. Jawaban Responden No

Rsp

Jawaban

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 19 21 22 23 24

1 B C D A B B A A A A B A C B D A B B A A A C

2 D D D D D C A A A A A C C A D A A A B A A C

3 C C D C C C A A A A B C C A D A A A B A A C

4 D D D D C C A A A A A C C A D A A A B A A C

5 D D D D C C A A A A B C C A D A A A B A A C

6 D D D D C C A A A A B C C A D A A A A A A C

7 B C D C B B A A A A B C C A D A A A B A A C

8 B C D A C A C A A A A B C D D A B A B B A C

9 D D D D C C A A A A A C C A D A A A B A B B

10 D D D D C C A A A A A C C A D A A A B A A C

11 D D D D C C A A A A B C C A D A A A A A A C

12 B C D B C C A A A A A C C A D A A A A A A C

13 A C D A A B A A A A A C C A D A A A B A A C

14 A C D B C C A A A A B C C A D A A A B A A C


(8)

16 B C D C C C A A A A A B C A D A A A B A A C

17 C B C B B C A A A A A C C A D A A A B A A C

18 D D D B C D A A A A A C C D D A A A B A A C

19 D D D D C C C A A A A C C A D A A A A A A C

20 C C D C C C C A A A A C C A D A A A B A A C

21 D D D C C C C B A A B C C A D A A A A A A C

22 D D D C C C D D B D A C C A A B B C B B B C

23 D C D C C D A A A A B C A A D B A C B B B A

24 B B D A A B C A A B D C C C D A A A B A A C

25 B C D A B A A A A A A C B A D A A A A A A B

26 A A C B A C A A A A A C C A D A A A A A A C

27 A B C A B A A A A A A C C A D A A A A B A C

28 A A C B B B A A A B B C C A D A A A A A A C

29 B C D C C C A A A C B C C A D A A A B A A C

30 A C D C C B A A A A B C C A D A A A B A A C

31 B C D A A B A A A A A C C A A A A A B A A C

32 B B D C C C A A A B B C C A D A A A B A A C


(9)

34 D D D D C C B A A A B C C A D A A A B A A C

35 C C D C B C A A A A A C C A D A A A B B A B

36 D D D D C C A A A A A C C A D A A A B A A D

37 D D D D C C A A A A A C C A D A A A B A A C

38 D D D D C C A A A A A C C A D A A A B A A C

39 C C D B C C B A A A A C C A D B A A B A A C

40 C C D C C C C A A A B C C A D B A A B A B C

41 D D D C D C A A A A A C C A D A A A B A A C

42 A C D B B C A A A A B C C A D A A A B B A C

43 B C D B B A A A A A B C C A D A A A B B A C

44 D D D C D C A A A A B C C D D A A A B B A C

45 D D D C D D A A A A A C C A D A A A B B A C

46 D D D C D D A A A A A C C A D A A A B B A C

47 D D D C C D D A A A A C C D D A A B B B B C

48 D D D D D C C A A A A C C A D A A B A A A C

49 D D D C C C A A A A B C C A D A A A B A A C


(10)

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS POTENSI EKONOMI UNTUK PEMEKARAN SIMALUNGUN HATARAN

Kepada :

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/Saudari Di Tempat

Dengan hormat,

Berkenaan dengan adanya penelitian dalam rangka penyusunan skripsi dengan judul

ANALISIS POTENSI EKONOMI UNTUK PEMEKARAN SIMALUNGUN HATARAN” , saya mohon kesediaan Anda untuk meluangkan waktu sejenak untuk mengisi angket ini. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Sesuai dengan kode etik penelitian, maka semua data dan informasi dijamin kerahasiaannya. Anda tidak perlu berpikir terlalu rumit, saya berharap anda akan menjawab dengan lebih leluasa sesuai dengan pengetahuan, pengamatan, pendapat dan harapan Anda mengenai rencana pemekaran Simalungun Hataran. Saya harap Anda menjawab dengan jujur dan terbuka. Saya sangat menghargai segala partisipasi dan ketulusan Anda dalam menjawab kuesioner ini dan saya sangat mengucapkan banyak terima kasih atas semua kerjasamanya.

Petunjuk Pengisian

1. Isilah Identitas Responden dengan data diri anda dengan benar dan lengkap pada tempat yang telah disediakan.

2. Setiap nomor dalam kuesioner ini berisi pertanyaan dan 4 (empat) pilihan jawaban.

Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan pandangan anda.

3. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang anda pilih dan jangan sampai ada nomor

yang terlewatkan.

Hormat Saya Melrytio Junita Sitio


(11)

I. Identitas Responden

Nama :

Usia : ... Tahun Jenis Kelamin : Wanita/Pria (Pilih salah satu)

Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA/Perguruan Tinggi (Pilih salah satu) Pekerjaan : ... Desa/Kecamatan :... II. Pengetahuan Masyarakat mengenai Rencana Pemekaran Simalungun

Hataran

1) Apakah Anda sudah pernah mendengar rencana pemekaran Simalungun Hataran? Kapan Anda mendengar berita tersebut?

A. Sudah, sekitar tahun 2007 C. Sudah , beberapa bulan terakhir B. Sudah , sekitar dua tahun D. Tidak pernah mendengar

2) Bagaimana Anda mendengar atau mengetahui rencana pemekaran Simalungun Hataran ini?

A. Melalui sosialisasi pemerintah C. Melalui kerabat dan masyarakat B. Melalui media massa D. Lain-lain

3) Apakah masyarakat pernah diberikan sosialisasi mengenai rencana pemekaran Simalungun Hataran? Berapa kali sosialisasi telah dilakukan?

A. Ya, lebih dari 3 kali C. Ya, hanya sekali B. Ya, antara 2-3 kali D. Tidak pernah

4) Seberapa banyak masyarakat yang mengetahui informasi mengenai rencana pemekaran ini?

A. Sebagian besar masyarakat C. Sedikit masyarakat B. Cukup banyak masyarakat D. Tidak ada

5) Bagaimana pemahaman Saudara mengenai rencana pemekaran Simalungun Hataran ini?

A. Paham C. Kurang paham

B. Cukup paham D. Tidak paham

6) Apakah Anda mengetahui kecamatan mana saja yang direncanakan bergabung dalam Simalungun Hataran?

A. Mengetahui C. Kurang mengetahui B. Cukup mengetahui D. Tidak mengetahui

7) Apakah Anda setuju kota Perdagangan dijadikan sebagai calon ibukota Simalungun Hataran?

A. Setuju C. Kuran setuju

B. Agak setuju D. Tidak setuju

Alasan:... ... ...

III. Persepsi Masyarakat mengenai Rencana Pemekaran Simalungun Hataran 8) Bagaimana pendapat Saudara mengenai rencana pemekaran ini?

A. Setuju C. Kurang setuju


(12)

Pilih alasan Anda apabila menyatakan setuju mengenai pemekaran ini (boleh lebih dari satu)

1. Infrastruktur tidak diperhatikan 2. Pelayanan publik kurang maksimal 3. Pengurusan administrasi terlalu jauh 4. Alasan

lainnya:... a. Alasan 1,2,3 dan 4 c. Alasan 3 dan 4

b. Alasan 1,2 dan 3 d. Alasan 4

9) Menurut Anda apakah Kabupaten Simalungun perlu dimekarkan?

A. Perlu B. Tidak perlu

Alasan:

... ... ... ...

10)Seberapa pentingkah rencana pemekaran Simalungun Hataran ini terealisasi ?

A. Penting C. Kurang penting

B. Cukup penting D. Tidak penting

11)Bagaimana pendapat Saudara mengenai kemampuan ekonomi di Simalungun Hataran?

A. Mandiri C. Kurang mandiri

B. Cukup mandiri D. Tidak dapat dipisahkan dari kabupaten induk

12) Bagaimana pendapat Saudara mengenai pelayanan publik di wilayah Simalungun Hataran?

A. Maksimal C. Kurang maksimal

B. Cukup maksimal D. Tidak maksimal

13)Bagaimana pendapat saudara mengenai ketersediaan infrastruktur ( jalan, jembatan, sekolah, puskemas, listrik ) di wilayah Simalungun hataran? A. Tersedia dan baik C. Tersedia namun kurang baik B. Tersedia dan cukup baik D. Tidak tersedia

14)Sarana apa saja yang perlu diperbaiki dan difasilitasi agar Simalungun Hataran kelak semakin mandiri menjadi sebuah kabupaten?

A. Jalan, jembatan dan listrik C. Pengurusan administrasi B. Pendidikan dan kesehatan D. Transportasi


(13)

A. Antara 2-3 tahun kemudian C. Tahun ini

B. Tahun depan D. Secepatnya

16)Bagaimana dugaan Saudara terhadap perekonomian masyarakat apabila rencana pemekaran Simalungun Hataran ini terealisasi?

A. Pemekaran ini akan meningkatkan perekonomian masyarakat/daerah B. Pemekaran ini tidak akan mempengaruhi perekonomian masyarakat/daerah C. Pemekaran ini akan menurunkan perekonomian masyarakat/daerah

D. Pemekaran ini akan menyebabkan perekonomian masyarakat turun drastis

17)Bagaimana dugaaan Saudara terhadap pelayanan publik apabila rencana pemekaran ini terealisasi?

A. Pemekaran ini akan meningkatkan pelayanan publik B. Pemekaran ini tidak akan mempengaruhi pelayanan publik C. Pemekaran ini akan menurunkan pelayanan publik

D. Pemekaran ini akan menyebabkan pelayanan publik semakin buruk 18)Bagaimana dugaan Saudara terhadap pembangunan daerah/kemajuan daerah

Hataran apabila pemekaran ini terealisasi?

A. Pemekaran ini akan mempercepat pembangunan di Hataran B. Pemekaran ini akan membangun daerah Hataran

C. Pemekaran ini tidak mempengaruhi pembangunan Hataran D. Pemekaran ini akan menghambat pembangunan daerah Hataran

19)Bagaimana dugaan Saudara terhadap kebebasan menyatakan aspirasi kepada pemerintah apabila pemekaran ini terealisasi?

A. Pemekaran ini akan meningkatkan kebebasan menyatakan aspirasi B. Pemekaran ini tidak mempengaruhi kebebasan aspirasi rakyat C. Pemekaran ini akan menurunkan kebebasan menyatakan aspirasi D. Pemekaran ini akan menghambat kebebasan menyatakan aspirasi

20)Bagaimana dugaan Saudara terhadap pengelolaan potensi daerah apabila pemekaran ini terealisasi?

A. Pemekaran ini akan mempercepat pengelolaan potensi daerah hataran B. Pemekaran ini tidak akan mempengaruhi pengelolaan potensi daerah C. Pemekaran ini akan memperlambat pengelolaan potensi daerah


(14)

D. Pemekaran ini akan menghambat pengelolaan potensi daerah 21)Bagaimana dugaan Saudara terhadap keamanan dan ketertiban apabila

pemekaran ini terealisasi?

A. Pemekaran akan meningkatkan keamanan dan ketertiban B. Pemekaran tidak mempengaruhi keamanan dan ketertiban C. Pemekaran akan menurunkan keamanan dan ketertiban D. Pemekaran akan menimbulkan konflik atau kekacauan

22) Apakah sarana dan prasarana di wilayah Hataran diperhatikan pemerintah? A. Diperhatikan C. Kurang diperhatikan

B. Cukup diperhatikan D. Tidak diperhatikan

23)Sebutkan apa yang paling Anda harapkan dengan adanya rencana pemekaran Simalungun Hataran ini:

... ... ... ...

Daftar Pertanyaan Wawancara Persepsi Masyarakat mengenai Rencana Pemekaran Simalungun Hataran

I. Responden Pengusaha

1) Bagaimana menurut Saudara pengaruh pemekaran Simalungun Hataran terhadap kegiatan ekonomi/usaha Saudara?

2) Apakah Saudara optimis bahwa pemekaran ini akan mengembangkan kegiatan ekonomi/usaha yang Anda tekuni? 3) Bagaimana pendapat Saudara pengaruh pemekaran Simalungun

Hataran terhadap perekonomian masyarakat secara umum? II. Responden Tokoh Agama/Adat

1) Menurut Saudara apakah kecamatan yang direncanakan bergabung menjadi Kabupaten Simalungun Hataran dapat disatukan tanpa ada konflik?

2) Menurut Saudara apakah Pemekaran Simalungun Hataran ini berpotensi menimbulkan konflik antar daerah? Mengapa?


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Adhitama, 2012. “Pengembangan Sektor-Sektor Ekonomi di Tiap Kecamatan di

Kabupaten Magelang”, Economics Development Analysis Journal,

EDAJ (1) (2) (2012).

Adisasmita, Rahardjo, 2010. Pembangunan Kawasan dan Tata Ruang, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Ambardi, Urbanus M dan Socia Prihawantoro, 2002. Pengembangan Wilayah dan

Otonomi Daerah : Kajian Konsep dan Pengembangan, Pusat

Pengkajian Kebijakan Teknologi Pengembangan Wilayah BPPT, Jakarta. Arsyad, Lincoln, 2002. Ekonomi Daerah, Edisi Kedua, BPFE-Yogyakarta,

Yogyakarta.

Badan Pusat Statistik, 2014. Simalungun Dalam Angka. Kabupaten Simalungun. , 2013. Profil Kependudukan Kabupaten Simalungun Tahun 2013.

Kabupaten Simalungun.

, 2013. Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan Usaha 2009-2013. Kabupaten Simalungun.

, 2013. Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sumatera Utara 2009-2013. Provinsi Sumatera Utara.

Balitbang Kota Medan, 2013. Identifikasi Sektor Industri Unggulan di Kota Medan Tahun Anggaran 2013. Kota Medan.

Dewi Savitri, 2008. “Analisis Identifikasi Sektor Unggulan dan Struktur Ekonomi Pulau Sumatera”. (Skripsi S1, Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor).

Djoko Harmantyo (...). “Desentralisasi, Otonomi, Pemekaran Daerah dan Pola Perkembangan Wilayah di Indonesia” : Makalah Disampaikan dalam Seminar Nasional dan PIT – IGI tanggal 21-23 Oktober 2011 di Bali. Doriani Lingga, 2013. “Persepsi Masyarakat Terhadap Pengembangan Kawasan

Ekonomi Khusus Sei Mangkei Sebagai Klaster Industri”. Jurnal Ekonomi dan Keuangan, Vol 1.No.2, Januari 2013.

Nugroho D, Riant, 2000. Otonomi Daerah Desentralisasi Tanpa Revolusi : Kajian Kritik atas Kebijakan Desentralisasi di Indonesia, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.


(16)

Panca Dian Savitri (2009). “Analisis Potensi Ekonomi Daerah Kabupaten Pati Pada Periode Sebelum dan Selama Pelaksanaan Otonomi Daerah (1995-2006)”. Skripsi S1, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Puri Wuryandari (2003). “Analisisis Potensi Ekonomi Sektoral Propinsi Jawa Tengah Tahun 1993-2000”. (Skripsi S1, Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Putra, 2013. “Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta”, Skripsi Ekonomi dan Studi Pembangunan UIN, Yogyakarta.

Richardson, Harry W, 2001. Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional, Edisi Revisi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Binar Rudatin, 2003. “Analisis Sektor Basis dalam Rangka Pengembangan

Pembangunan Wilayah Studi Kasus: Kabupaten Kabupaten di Jawa Tengah Tahun 1996-2001”, Tesis Universitas Diponegoro, Semarang.

Safi’I, H.M, 2007. Strategi dan Kebijakan Pembangunan Ekonomi Daerah Perspektif Teoritik, Averroes Press, Malang.

Sirojuzilam dan Kasyful Mahalli, 2010. REGIONAL: Pembangunan, Perencanaan, dan Ekonomi, USU Press, Medan.

Sukirno, Sadono, 2006. Ekonomi Pembangunan : Proses, Masalah, dan Dasar Kebjakan, Prenada Media Group, Jakarta.

Tarigan, Robinson, 2005. Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Teguh, Muhammad, 1999. Metodologi Penelitian Ekonomi: Teori dan Aplikasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Todaro, Michael P, 1995. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah wilayah Kabupaten Simalungun dan Wilayah Hataran yang terdiri dari 15 kecamatan yaitu : Siantar, Gunung Maligas, Gunung Malela, Dolok Batu Nanggar, Pematang Bandar, Bandar Huluan, Bandar Masilam, Bandar, Ujung Padang, Bosar Maligas, Huta Bayu Raja, Jawa Maraja Bah Jambi, Tapian Dolok, Tanah Jawa dan Hatonduhan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data time series dari tahun 2009-2013.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dan digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian lapangannya. Data sekunder yang digunakan antara lain:

 Data PDRB Kabupaten Simalungun berdasarkan harga berlaku dan harga

konstan mulai tahun 2009 sampai 2013

 Data PDRB Provinsi Sumatera Utara berdasarkan harga berlaku dan harga

konstan mulai tahun 2009 sampai 2013

 Data yang dipublikasikan oleh BPS melalui Simalungun Dalam Angka

2014

 Data lain yang dipublikasikan oleh BPS ( profil kependudukan Kabupaten

Simalungun, Pertumbuhan Ekonomi dan data Tenaga Kerja Kabupaten Simalungun)


(18)

Sebaliknya data primer merupakan jenis data yang diperoleh dan digali dari sumber utamanya, baik berupa data kuantitatif maupun data kualitatif (Teguh, 1999). Data primer diperoleh melalui kuesioner dan wawancara. Populasi penelitian adalah seluruh penduduk yang berada di wilayah Simalungun Hataran. Penentuan dan pemilihan sampel yang akan digunakan pada dasarnya selalu diawali dengan pengamatan luas topik, masalah yang akan diselidiki dan tujuan penelitian (Teguh, 1999). Jumlah sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah 50 responden dengan pertimbangan mampu mewakili pendapat masyarakat mengenai rencana pemekaran ini.

3.3 Definisi Operasional Variabel a. Potensi Ekonomi

Merupakan kemampuan ekonomi yang dimiliki daerah yang mungkin atau layak dikembangkan sehingga akan terus berkembang menjadi sumber penghidupan rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan sendirinya dan berkesinambungan (Soeparmoko, 2002 dalam Nudiatulhuda Mangun:2007). b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi tersebut dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 sektor ( BPS 2014). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi yang sangat diperlukan untuk mengukur kinerja pertumbuhan ekonomi suatu daerah.


(19)

c. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan peningkatan produksi barang dan jasa yang diukur melalui Produk Domestik Bruto (PDB) pada tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada tingkat daerah baik provinsi, kabupaten maupun kota. Pertumbuhan yang dimaksudkan adalah pertumbuhan PDRB rata-rata sejak tahun 2009–2013.

d. Pendapatan Perkapita

Merupakan perkiraan pendapatan perorangan yang dihasilkan dari PDRB pertahun dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun atau dengan kata lain pendapatan perkapita merupakan hasil bagi pendapatan regional dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

e. Sektor – Sektor Ekonomi

Terdapat sembilan sektor - sektor perekonomian dimaksud yakni : 1. Pertanian

2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Konstruksi

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkuan dan Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa


(20)

f. Kegiatan Ekonomi

Dalam perekonomian regional terdapat kegiatan-kegiatan ekonomi yang digolongkan kedalam 2 bagian yakni : Kegiatan basis /unggulan dan kegiatan Non basis.

3.4 Metode Analisis

3.4.1. Metode Location Quotient (LQ)

Location Quotient (LQ), yaitu usaha mengukur konsentrasi dari suatu kegiatan (industri) dalam suatu daerah dengan cara membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah itu dengan peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional atau nasional (Arsyad, 2002:141). Berikut ini yang digunakan adalah nilai tambah (tingkat pendapatan). Rumusnya adalah sebagai berikut:

V1R ⁄ VR LQ = ---

V1 / V Dimana :

V1R = Jumlah PDRB suatu sektor kabupaten / kota VR = Jumlah PDRB seluruh sektor kabupaten/kota V1 = Jumlah PDRB suatu sektor tingkat propinsi V = Jumlah PDRB seluruh sektor tingkat propinsi

Berdasarkan hasil perhitungan LQ tersebut dapat dianalisis dan disimpulkan sebagai berikut :

• Jika LQ > 1, merupakan sektor basis, artinya tingkat spesialisasi Kabupaten / kota lebih tinggi dari tingkat provinsi


(21)

• Jika LQ =1 , berarti tingkat spesialisasi kabupaten / kota sama dengan di tingkat provinsi

• Jika LQ <1, adalah merupakan sektor non basis, yaitu sektor yang tingkat Spesialisasi kabupaten/kota lebih rendah dari tingkat provinsi.

Istilah wilayah nasional dapat diartikan untuk wilayah induk/wilaya atasan. Misalnya, apabila diperbandingkan antara wilayah kabupaten dengan provinsi, maka provinsi memegang peran sebagai wilayah nasional, dan seterusnya.

Apabila LQ > 1 artinya peranan sektor tersebut di daerah itu lebih menonjol daripada peranan sektor itu secara nasional. Sebaliknya, apabila LQ < 1 maka peranan sektor itu di daerah tersebut lebih kecil daripada peranan sektor tersebut secara nasional. LQ > 1 menunjukkan bahwa peranan sektor i cukup menonjol di daerah tersebut dan sering kali sebagai petunjuk bahwa daerah tersebut surplus akan produk sektor I dan mengekspornya ke daerah lain. Daerah itu hanya mungkin mengekspor produk ke daerah lain atau luar negeri karena mampu menghasilkan produk tersebut secara lebih murah atau lebih efisien. Atas dasar itu LQ > 1 secara tidak langsung memberi petunjuk bahwa daerah tersebut memiliki keunggulan komparatif untuk sektor i dimaksud.

Menggunakan LQ sebagai petunjuk adanya keunggulan komparatif dapat digunakan bagi sektor-sektor yang telah lama berkembang, sedangkan bagi sektor yang baru atau sedang tumbuh apalagi yang selama ini belum pernah ada, LQ tidak dapat digunakan karena produk totalnya belum menggambarkan kapasitas riil daerah tersebut. Adalah lebih tepat untuk


(22)

melihat secara langsung apakah komoditi itu memiliki prospek untuk diekspor atau tidak, dengan catatan terhadap produk tersebut tidak diberikan subsidi atau bantuan khusus oleh daerah yang bersangkutan melebihi yang diberikan daerah-daerah lain.

3.4.2 Analisis Shift-Share

Analisis shift share merupakan teknik yang sangat berguna dalam menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah dibandingkan perekonomian nasional. Tujuan analisis ini adalah untuk menentukan kinerja atau produktivitas kerja perekonomian daerah dengan membandingkannya dengan daerah yang lebih besar (regional atau nasional) (Arsyad, 2002:139).

Menurut (Tarigan, 2005:86 dalam Rifki Adhitama : 2012) analisis Shift- Share dapat membandingkan perbedaan laju pertumbuhan berbagai sektor (industri) di daerah (kecamatan) dengan wilayah yang lebih besar (kabupaten). Jika nilai hasil analisis Shift Share berdasarkan nilai Cij bernilai positif maka sektor tersebut memiliki keunggulan kompetitif dan sebaliknya jika Shift Share berdasarkan nilai Cij bernilai negatif maka sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif.

Jika suatu wilayah mempunyai industri-industri yang menguntungkan yang tumbuh lebih cepat daripada laju pertumbuhan daerah diatasnya disebut sebagai pengaruh bauran industri (Mij). Sedangkan untuk pengaruh persaingan adalah jika suatu industri tertentu di wilayah tertentu tumbuh lebih cepat disuatu wilayah daripada industri yang sama ditingkat yang lebih tinggi, maka untuk sektor tertentu diwilayah tertentu perubahan variabel dapat dirumuskan sebagai berikut :


(23)

Dij = Nij + Mij + Cij Keterangan :

Nij = Eij ( rn ) adalah pertumbuhan nasional sektor I di wilayah j Mij = Eij ( rin – rn ) adalah bauran industri sektor I di wilayah j

Cij = Eij ( rij – rin ) adalah keunggulan kompetitif sektor I di wilayah j rn dan rin adalah laju pertumbuhan nasional persektor sedangkan rij adalah laju pertumbuhan wilayah persektor yang masing-masing diformulasikan sebagai berikut :

rn = ( E*n - En ) / En rin = ( E*in - Ein ) / Ein

rij = ( E*ij - Eij ) / Eij Keterangan :

Eij : adalah Nilai tambah sektor i diwilayah j ( Kabupaten/Kota ) Ein : adalah Nilai tambah sektor i diwilayah nasional

En : adalah Nilai tambah Nasional

Tanda * menunjukkan tahun akhir analisis.

Maka analisis S-S dapat dirumuskan sebagai berikut : Dij = Eij (rn ) + Eij ( rin – rn ) + Eij ( rij – rn )

Untuk mengetahui keunggulan kompetitif dan spesialisasi maka analisis S-S yang terpakai adalah analisis S-S yang telah dimodifikasi dari Estaban Marquillas (lihat Soepono, 1993) yaitu komponen ketiga dengan persamaan :

Cij = Eij ( rij – rn ) Disempurnakan menjadi :


(24)

Keterangan :

C’ij adalah persaingan atau ketidakunggulan kompetitif disektor i pada perekonomian suatu wilayah menurut analisis S-S tradisional.

E’ij adalah Eij yang diharapkan dan diperoleh dari : E’ij = Ej ( Ein / En)

Sedangkan pengaruh alokasi sebagai bagian yang belum dijelaskan dari suatu variabel wilayah ( Aij ) dapat dirumuskan sebagai :

Aij = (Eij –E’ij ) ( rij – rin ) Keterangan :

 Aij = Pengaruh alokasi dibagi menjadi dua bagian yaitu adanya tingkat

spesialisasi sektor i diwilayah j dikalikan dengan keunggulan kompetitif.  ( Eij –E’ij ) = Tingkat spesialisasi terjadi apabila variabel wilayah nyata (Eij ) lebih besar dari variabel yang diharapkan ( Eij )

 (rij – rin) = Keunggulan kompetitif terjadi bila laju pertumbuhan sektor di daerah lebih besar daripada laju pertumbuhan sektor nasional/regional Maka pengaruh alokasi ini disubtitusikan dalam analisis S-S tradisional menjadi persamaan S-S yang dimodifikasi oleh Estaban Marquillas ( E-M ) menjadi persamaan:

Dij =Eij (rn) + Eij (rin) –rn) + E’ij (rij – rin) + (Eij - E’ij) (rij – rin) Berdasarkan analisa ini diharapkan dimasing–masing Kabupaten/Kota dapat ditentukan sektor-sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi.


(25)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Geografis

Simalungun Hataran merupakan kabupaten yang direncanakan mekar dari Kabupaten Simalungun. Letak Kabupaten Simalungun diapit oleh 8 kabupaten yaitu Kabupaten Serdang Bedagai, Deli Serdang, Karo, Tobasa, Samosir, Asahan, Batu Bara, dan Kota Pematangsiantar. Letak astronomisnya antara 02°36'-03°18' Lintang Utara dan 98°32'-99°35' Bujur Timur dengan luas 4.386,60 km2 berada pada ketinggian 0-1.400 meter di atas permukaan laut dimana 75 persen lahannya berada pada kemiringan 0-15% sehingga Kabupaten Simalungun merupakan Kabupaten terluas ke-3 setelah Kabupaten Madina dan Kabupaten Langkat di Sumatera Utara dan memiliki letak yang cukup strategis serta berada di kawasan wisata Danau Toba-Parapat. Berikut adalah peta wilayah Kabupaten Simalungun :


(26)

Kabupaten Simalungun memiliki wilayah yang luas dan secara administratif terdiri dari 31 kecamatan. Kabupaten Simalungun dikenal dengan dua pembagian wilayah yaitu “Simalungun Atas” yang terdiri dari 16 kecamatan dan “Simalungun Bawah” yang terdiri dari 15 kecamatan. Simalungun Hataran merupakan nama yang digunakan untuk menunjukkan “Simalungun Bawah” yang sejak lama direncanakan akan dimekarkan dari Kabupaten Simalungun. 15 kecamatan yang terdapat dalam wilayah Simalungun Hataran antara lain :

Siantar, Gunung Maligas, Gunung Malela, Dolok Batu Nanggar, Pematang Bandar, Bandar Huluan, Bandar Masilam, Bandar, Ujung Padang, Bosar Maligas, Huta Bayu Raja, Jawa Maraja Bah Jambi, Tapian Dolok, Tanah Jawa dan Hatonduhan. Berikut adalah peta pembagian wilayah Simalungun :

Gambar 4.2

Kabupaten Simalungun Hataran

Letak Simalungun Hataran berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan Batubara dan dibatasi Kecamatan Jorlang Hataran, Panombeian Panei, Dolok


(27)

Panribuan dan Girsang Sipangan Bolon. Berikut adalah keterangan mengenai jumlah desa, kelurahan dan luas wilayah menurut kecamatan yang terdapat di wilayah Simalungun Hataran :

Tabel 4.1

Luas Daerah Menurut Kecamatan di Simalungun Hataran

No Kecamatan

Luas ( Km2 )

[1] [2] [3]

1 Tanah Jawa 174,33

2 Hotonduhan 336,26

3 Tapian Dolok 119,89

4 Dolok Batu Nanggar 106,91

5 S i a n t a r 73,99

6 Gunung Malela 96,74

7 Gunung Maligas 51,39

8 Hutabayu Raja 191,43

9 Jawa Maraja Bah Jambi 38,97

10 Pematang Bandar 88,16

11 Bandar Huluan 107,33

12 B a n d a r 100,69

13 Bandar Masilam 91,22

14 Bosar Maligas 285,88

15 Ujung Padang 228,49

Simalungun Hataran 2,091,68

Sumber : BPS, Simalungun Dalam Angka 2014

Luas wilayah Simalungun Hataran adalah 2,091,68 Km2 (47,84%) dari total luas Kabupaten Simalungun yaitu 4.372,50 Km2. Luas daerah yang akan dimekarkan hampir setengah dari luas wilayah Kabupaten Simalungun.

Berdasarkan data dari Badan Meteorologi dan Geofisika (MRS) Pematangsiantar, Kabupaten Simalungun memiliki iklim tropis dengan suhu udara rata-rata adalah 25,20C, suhu terendah 21,10C dan suhu tertinggi 30,40C . Curah hujan pada tahun 2010 adalah 3.229 mm/tahun dengan rata-rata 269 mm/bulan dengan kelembapan udara 85%. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Simalungun merupakan daerah yang cocok untuk pertanian.


(28)

4.1.2 Demografi

Jumlah penduduk Kabupaten Simalungun pada tahun 2013 adalah 833.251 jiwa dengan kepadatan penduduk 189,95 jiwa/ Km2. Setiap tahun jumlah penduduk di Kabupaten Simalungun terus meningkat. Berikut jumlah penduduk di Kabupaten Simalungun dalam 4 tahun terakhir (2010-2013) :

Grafik 4.3

Jumlah Penduduk dan Kepadatannya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 – 2013 (Jiwa)

Sumber: BPS, Profil Kependudukan Kab.Simalungun

Berdasarkan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa Kabupaten Simalungun mengalami pertumbuhan jumlah penduduk setiap tahun. Jumlah penduduk pada tahun 2010 adalah sebesar 817.720 jiwa dengan kepadatan penduduk 187 jiwa/Km2. Peningkatan jumlah penduduk pada tahun 2013 sangat signifikan yang menyebabkan semakin padatnya jumlah penduduk di Kabupaten Simalungun. Demikian halnya dengan persebaran penduduk yang tidak merata.

Jumlah penduduk di wilayah Simalungun Hataran pada tahun 2013 adalah 551.040 jiwa (66,13 %) dari total penduduk Kabupaten Simalungun. Tingkat kepadatan penduduk di wilayah Simalungun Hataran adalah 263,25 jiwa/ Km2.


(29)

Berdasarkan grafik dapat dilihat bahwa tingkat penyebaran penduduk di Simalungun Hataran tidak merata. Hal ini tercermin dari adanya kecamatan yang tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi dan ada kecamatan yang tingkat kepadatannya sangat rendah. Misalnya, pada kota Siantar kepadatannya 870 orang/Km2 dan Bandar kepadatannya 654 orang/Km2, sangat berbeda jauh dengan tingkat kepadatan penduduk pada kecamatan Hatonduhan yakni sebesar 63 orang/Km2.

Penyebaran penduduk di tiap-tiap kecamatan yang tidak merata mengindikasikan adanya penyebaran pembangunan yang tidak merata. Penduduk pada umumnya akan bermukim di sekitar tempat – tempat yang memberikan mata pencarian dan kemudahan fasilitas lainnya kepada mereka. Ditinjau dari segi pekerjaannya, sebagian besar penduduk di Simalungun Hataran bekerja pada sektor pertanian. Hal ini sejalan dengan bahwa dalam lima tahun terakhir sektor pertanian memberikan kontribusi yang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Simalungun.

Komposisi penduduk Simalungun Hataran adalah jumlah penduduk laki-laki sebesar 274.144 jiwa dan perempuan sebesar 276.896 jiwa dengan seks ratio 99. Hal ini berarti bahwa setiap terdapat 100 penduduk perempuan , terdapat 99 penduduk laki-laki. Jumlah penduduk Simalungun Hataran dominan berada pada umur 0-4 tahun sebesar 59.819 jiwa.

Komposisi penduduk di Simalungun Hataran dapat ditujukkan oleh tabel berikut ini :


(30)

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Simalungun Hataran Tahun 2013

Kelompok Umur Jenis Kelamin Jumlah

Lk Pr

00 – 04 30.462 29.357 59.819

05 – 09 28.265 26.660 54.925

10 – 14 27.735 26.523 54.258

15 – 19 25.117 24.193 49.310

20 – 24 19.967 18.796 38.763

25 – 29 21.493 20.619 42.112

30 – 34 19.447 19.446 38.893

35 – 39 19.072 19.181 38.253

40 – 44 17.825 18.711 36.536

45 – 49 16.547 18.420 34.967

50 – 54 16.063 17.007 33.070

55 – 59 12.827 13.013 25.840

60 – 64 7485 8042 15.527

65 – 69 5051 6253 11.304

70 – 74 2969 4145 7.114

75+ 3864 6530 10.394

Sumber : Profil Kependudukan Kab.Simalungun 2013

4.1.3 Kondisi Perekonomian 1. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah proses laju kenaikan output yang dihasilkan suatu daerah dalam kurun waktu tertentu. Adanya kenaikan output yang terjadi menunjukkan bahwa produksi masyarakat setempat meningkat sehingga pendapatan yang diterima juga meningkat. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi merupakan faktor yang sangat penting di dalam pembangunan suatu daerah. Semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu daerah semakin sejahtera masyarakat daerah tersebut.

Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun selama tahun 2009-2013 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini terlihat dari


(31)

peningkatan PDRB nya setiap tahun, baik berdasarkan harga berlaku maupun berdasarkan harga konstan. Secara lebih rinci, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3

PDRB Kabupaten Simalungun Tahun 2009-2013 (Juta rupiah)

Tahun Atas Dasar Harga

Berlaku Atas Dasar Harga Konstan

2009 9.272.018,38 5.299.691,11

2010 10.360.954,37 5.571.105,01

2011 11.627.583,32 5.894.588,30

2012* 13.055.301,75 6.251.833,13

2013** 14.694.525,37 6.531.900,75

Catatan :

*) angka Sementara

**) angka Sangat Sementara

Sumber : BPS Kabupaten Simalungun, 2013

Berdasarkan harga berlaku, PDRB Kabupaten Simalungun pada tahun 2013 mengalami peningkatan setiap tahun. Dapat dilihat dari tahun 2009-2013, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun berdasarkan harga berlaku mengalami peningkatan masing-masing 11,74 %, 12,22 %, 12,27 % dan 12,55 % atau diatas 10% setiap tahunnya. Demikian halnya dengan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Simalungun berdasarkan harga konstan 2000.

2. Struktur Ekonomi

Apabila ditinjau dari sumbangan setiap sektor pada PDRBnya, Kabupaten Simalungun dapat disimpulkan masih merupakan kabupaten yang sebagian besar mata pencaharian penduduknya berada di sektor primer. Hal ini tercermin dari sumbangan sektor pertaniannya yang sangat mendominasi dalam 5 tahun tersebut (2009-2013). Selama lima tahun sektor Pertanian


(32)

menyumbang diatas 55% terhadap PDRB Kabupaten Simalungun. Kegiatan perekonomian Kabupaten Simalungun disokong oleh sembilan lapangan usaha yang memiliki kontribusi yang berbeda-beda terhadap PDRB Kabupaten Simalungun. Sektor Pertanian masih menjadi penyumbang terbesar setiap tahun diikuti sektor Industri Pengolahan dan Sektor Jasa-Jasa. Distribusi PDRB Kabupaten Simalungun menurut setiap sektornya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.4

Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013

(%)

Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012r) 2013*)

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

1. Pertanian 57,81 57,75 57,67 57,23 56,63 2. Pertambangan dan 0,37 0,36 0,36 0,37 0,38 Penggalian

3. Industri Pengolahan 14,92 14,81 14,58 14,64 14,59 4. Listrik, Gas dan Air 0,50 0,50 0,51 0,53 0,54 Bersih

5. Konstruksi 1,69 1,70 1,76 1,81 1,88 6. Perdagangan, Hotel

dan 8,11 8,20 8,24 8,33 8,45

Restoran

7. Pengangkutan dan 2,52 2,53 2,55 2,57 2,62 Komunikasi

8. Keuangan, Persewaan, 1,93 2,00 2,21 2,35 2,43 dan Jasa Perusahaan

9. Jasa-jasa 12,15 12,14 12,13 12,18 12,47

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Catatan :

r) angka perbaikan *) angka Sementara

Sumber : PDRB Kabupaten Simalungun 2013

Pendapatan per kapita Kabupaten Simalungun selalu mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 berdasarkan harga berlaku pendapatan per kapita Kabupaten Simalungun sebesar 11.313.480 kemudian mengalami peningkatan sebesar


(33)

11,99 % pada tahun 2010 menjadi 12.670,54. Pada tahun 2011 pendapatan perkapita meningkat sebesar 11,18 % dan tahun 2012 meningkat sebesar 11,45 %. Pendapatan perkapita Kabupaten Simalungun selama lima tahun (2009-2013) terus mengalami peningkatan diatas 10 % setiap tahunnya. Berikut data pendapatan perkapita Kabupaten Simalungun :

Tabel 4.5

Pendapatan Perkapita Kabupaten Simalungun Tahun 2009- 2013 ( Juta Rupiah)

Tahun Atas Dasar Harga

Konstan

Atas Dasar Harga Berlaku

2009 6.466,55 11.313.480

2010 6.812,97 12.670.54

2011 7.141,79 14.087,79

2012 7.523,39 15.701,62

2013

Sumber: BPS, Berita Resmi Statistik Kab. Simalungun

4.2 Analisis Potensi Ekonomi

Secara agregat kegiatan perekonomian di Kabupaten Simalungun sebagian besar berada pada sektor pertanian, hal ini dapat dilihat dari kontribusi sektor tersebut dalam lima tahun terakhir memiliki sumbangan terbesar terhadap pembentukan pendapatan daerahnya. Pada tahun 2009 pendapatan sektor pertanian adalah 3.064,00 M dan memberikan sumbangan sekitar 57,81 % terhadap pendapatan daerahnya. Mengalami peningkatan sekitar 19,75 % pada tahun 2013 menjadi 3.669,27 M dan menyumbang sekitar 56,63% terhadap pendapatan daerahnya.

Dari data-data diatas dan dengan menggunakan alat analisis yang telah disebutkan sebelumnya yakni analisis LQ dan analisis Shift-Share maka dapat


(34)

ditentukan potensi ekonomi di Kabupaten Simalungun untuk pemekaran Simalungun Hataran. Berikut ini adalah hasil analisis dan pembahasannya :

4.2.1 Analisis LQ

Location Quotient (LQ) adalah teknik untuk menaksir spesialisasi daerah di satu industri. Komposisi industri satu ekonomi lokal bisa dipahami lebih baik dengan membandingkan struktur industri lokal dengan kota-kota lain atau dengan daerah yang lebih luas atau secara keseluruhan dibanding dengan membandingkannya dengan ekonomi lokal. Melalui analisis LQ dapat diketahui sektor yang menjadi unggulan (sektor basis) di Kabupaten Simalungun. Secara lengkap berikut ini dapat dijelaskan hasil analisis LQ untuk masing-masing sektor selama lima tahun sejak tahun 2009 sampai tahun 2013.

Tabel 4.6

Nilai Location Quotient Kabupaten Simalungun Menurut Sektor dan Subsektor Ekonomi Tahun 2009-2013

Lapangan Usaha Tahun

2009 2010 2011 2012 2013 1. Pertanian 2,431 2,445 2,484 2,500 2,521

a. Tanaman Bahan Makanan 3,223 3,25 3,37 3,44 3,516

b. Tanaman Perkebunan 2,907 2,915 2,910 2,911 2,93

c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 1,191 1,206 1,203 1,178 1,177

d. Kehutanan 0,524 0,561 0,574 0,580 0,582

e. Perikanan 0,298 0,283 0,287 0,289 0,289

2. Pertambangan dan Penggalian 0,309 0,309 0,060 0,323 0,334

3. Industri Pengolahan 0,675 0,676 0,695 0,716 0,727 a. Industri Tanpa Migas 0,675 0,676 0,695 0,716 0,727

4. Listrik, Gas & Air Bersih 0,676 0,683 0,689 0,729 0,768

a. Listrik 0,920 0,936 0,955 0,989 1,02

b. Air Bersih 0,207 0,207 0,213 0,215 0,218

5. Konstruksi 0.249 0,249 0.254 0,260 0,268

6. Perdagangan, Hotel &Restoran 0,439 0,444 0,440 0,441 0,440 a. Perdagangan besar dan eceran 0,460 0,464 0,461 0,461 0,461

b. Hotel 1,693 1,68 1,621 1,576 1,575

c. Restoran 0,042 0,046 0,046 0,046 0,047

7. Pengangkutan dan Komunikasi 0,264 0.258 0,252 0,249 0,250

a. Pengangkutan 0,191 0,186 0,181 0,180 0,18

b. Komunikasi 0,57 0,562 0,552 0,583 0,53

8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Persewaan

0,271 0,269 0,121 0,285 0,288


(35)

b. Lembaga Keuangan Bukan Bank 0,67 0,681 0,66 0,688 0,708

c. Sewa Bangunan 0,209 0,211 0,205 0,206 0,205

d. Jasa Perusahaan 0,065 0,063 0,061 0,06 0,060

9. Jasa-Jasa 1,208 1,204 1,183 1,174 1.189

a. Pemerintahan Umum 1,62 1,619 1,59 1,58 1,603

b. Swasta 0,378 0,37 0,37 0,370 0,374

Sumber : PDRB Kab. Simalungun 2013 diolah

Berdasarkan tabel 4.6 hasil analisis LQ di atas, yang menjadi sektor unggulan di Kabupaten Simalungun adalah Sektor Pertanian dan Sektor Jasa-Jasa. Dalam kurun waktu lima tahun berturut-turut Sektor Pertanian memiliki nilai LQ > 1. Hal ini menunjukkan bahwa sektor Pertanian masih menjadi sektor yang diunggulkan di Kabupaten Simalungun dan selama periode analisis sektor tersebut memberikan kontribusi besar terhadap PDRB Kabupaten Simalungun. Sektor Jasa-Jasa juga memiliki nilai LQ > 1 berturut-turut selama periode analisis yang berarti produksinya mampu memenuhi kebutuhan daerah itu sendiri dan bahkan mampu mengekspor ke daerah lain. Dengan kata lain Sektor Pertanian dan Sektor Jasa-Jasa memiliki kemampuan terhadap peningkatan perekonomian di kabupaten maupun di tingkat provinsi. Sektor yang menjadi unggulan di Kabupaten Simalungun tidak terlepas dari kontribusi subsektor yang juga menjadi keunggulan antara lain subsektor Tanaman Bahan Makanan, Tanaman Perkebunan, Peternakan dan hasil-hasilnya, subsektor Hotel dan Pemerintahan Umum. Pada tahun 2013 subsektor Listrik menjadi sektor basis, hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Listrik mampu memproduksi listrik untuk memenuhi daerah maupun ekspor ke daerah lain. Hal ini menunjukkan terjadinya peningkatan kinerja subsektor ekonomi di Kabupaten Simalungun.

LQ ketenagakerjaan adalah rasio persentase dari ketenagakerjaan regional dalam suatu area. LQ sangat bermanfaat untuk mengetahui industri yang menjadi penggerak perekonomian di suatu daerah.


(36)

Dimana :

Si = Jumlah buruh sektor kegiatan ekonomi i di daerah yang diselidiki S = Jumlah buruh seluruh sektor kegiatan ekonomi di daerah yang

diselidiki

Ni = Jumlah buruh sektor kegiatan ekonomi i di daerah acuan yang lebih luas, di mana daerah yang di selidiki menjadi bagiannya

N = Jumlah seluruh buruh di daerah acuan yang lebih luas Hasil analisis Location Quotient dapat disimpulkan sebagai berikut :

• LQ > 1, merupakan sektor basis, artinya tingkat spesialisasi Kabupaten / kota lebih tinggi dari tingkat propinsi

• Jika LQ = 1 , berarti tingkat spesialisasi kabupaten / kota sama dengan di tingkat propinsi

• Jika LQ <1, adalah merupakan sektor non basis, yaitu sektor yang tingkat Spesialisasi kabupaten/kota lebih rendah dari tingkat propinsi. LQ > 1 menunjukkan bahwa peranan sektor i cukup menonjol di daerah tersebut dan sering kali sebagai petunjuk bahwa daerah tersebut surplus akan produk sektor i dan mengekspornya ke daerah lain. Daerah itu hanya mungkin mengekspor produk ke daerah lain atau luar negeri karena mampu menghasilkan produk tersebut secara lebih murah atau lebih efisien. Untuk mengetahui sektor basis di Simalungun Hataran, berikut hasil analisis LQ berdasarkan jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha :


(37)

Tabel 4.7

Hasil Analisis LQ Ketenagakerjaan Menurut Lapangan Usaha di Simalungun Hataran Tahun 2006

No Lapangan Usaha Hasil Analisis LQ

1 Pertambangan & Penggalian 1,0114

2 Industri Pengolahan 1,2064

3 Listrik, Gas & Air 1,0861

4 Konstruksi 1,1353

5 Perdagangan Besar & Eceran 0,9834

6 Akomodasi & Makan Minum 0,8701

7 Transportasi, Penggudangan & Komunikasi 0,8805

8 Perantara Keuangan 0,8309

9 Real Estate, Usaha Persewaan 0,9652

10 Jasa Pendidikan 0,9158

11 Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial 0,9708

12 Jasa Kemasyarakatan Sosbud, Hiburan & Perorangan Lainnya

1,1035

13 Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 1,2626 Sumber: BPS Kabupaten Simalungun (sensus ekonomi 2006) diolah

Berdasarkan tabel 4.7, terdapat beberapa sektor yang memiliki nilai LQ > 1 yaitu Sektor Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air, dan Konstruksi. Hal ini menunjukkan bahwa Simalungun Hataran memiliki jumlah pekerja individu yang lebih dalam sektor tersebut. Industri yang terdapat pada sektor Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air; dan Konstruksi memproduksi produk-produk yang dijual di luar Simalungun Hataran sebagai aktivitas ekspor. LQ > 1 artinya bahwa beberapa bagian dari pekerja pada industri di masing-masing sektor tersebut memproduksi untuk tujuan ekspor. Terdapat dua subsektor di daerah Simalungun Hataran yang juga memiliki


(38)

nilai LQ > 1 yakni subsektor Jasa Kemasyarakatan Sosbud, Hiburan & Perorangan Lainnya dan subsektor Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga. Kedua sub sektor ini merupakan unggulan di daerah Simalungun Hataran sesuai dengan hasil analsisis LQ terhadap PDRB Kabupaten Simalungun dimana Sektor Jasa menjadi sektor unggulan dalam perekonomian Kabupaten Simalungun.

4.2.2 Analisis Shift-Share

Analisis Shift – Share merupakan teknik yang menggambarkan performance (kinerja) sektor di suatu wilayah dibandingkan kinerja sektor-sektor perekonomian nasional. Dengan demikian dapat ditemukan adanya shift (pergeseran) hasil pembangunan perekonomian daerah, bila daerah itu memperoleh kemajuan lebih lambat atau lebih cepat dari kemajuan nasional. (Bendavid - Val (1983), Hoover (1984) Lihat Prasetyo, 1993: 44) dalam Nudiatulhuda Mangun (2007).

Teknik ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-sektor di suatu wilayah dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional serta sektor-sektornya, dan mengamati penyimpangan-penyimpangan dari perbandingan-perbandingan itu. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut keunggulan kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah tersebut.Untuk menentukan sektor yang mempunyai keunggulan kompetitif dan spesialisasi menggunakan analisis Shift-Share. Tingkat spesialisasi terjadi apabila variabel wilayah nyata (Eij) lebih besar dari variabel yang diharapkan (E’ij)


(39)

Keunggulan kompetitif terjadi bila laju pertumbuhan sektor di kabupaten/kota lebih besar dari pada laju pertumbuhan sektor di provinsi.

Kompetitif : (rij – rin)

Berikut hasil perhitungan Shift-Share dengan menggunakan PDRB 2009 sebagai tahun awal analisis sampai tahun 2013.

Tabel 4.8

Hasil Analisis Shift-Share Tentang Keunggulan Kompetitif dan Spesialisasi Menurut Sektor di Kabupaten Simalungun

Tahun 2009 dan 2013

No Sektor Kompetitif Spesialisasi

1 Pertanian 0 1.803.823,625

2 Pertambangan dan Penggalian 0,05 (43.388,125)

3 Industri Pengolahan 0,058 (395.828,915)

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 0,12 (12.575,153)

5 Konstruksi 0,05 (269.416,187)

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran -0,047 (547.400,382)

7 Pengangkutan dan Komunikasi -0,12 (371.547,431)

8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

0,035 (274.715,638)

9 Jasa-Jasa -0,067 111.048,206

Sumber: PDRB Kabupaten Simalungun tahun 2009 dan 2013 (diolah)

Berdasarkan hasil analisis shift-share (S-S) tentang keunggulan kompetitif dan spesialisasi menurut sektor di Kabupaten Simalungun terlihat bahwa sektor yang memiliki keunggulan kompetitif antara lain Sektor Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air Bersih; dan sektor Konstruksi. Sektor yang menjadi spesialisasi di Kabupaten Simalungun ditandai dengan nilai S-S positif. Berdasarkan tabel 4.8, sektor yang memiliki nilai S-S positif adalah Sektor Pertanian dan Sektor Jasa-Jasa. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini mampu


(40)

memberikan peranan yang lebih besar di kabupaten dibandingkan tingkat nasional.

4.3 Analisis Deskriptif Potensi Simalungun Hataran 4.3.1 Sektor Pertanian

Berdasarkan hasil analisis LQ, Sektor Pertanian menjadi salah satu sektor penggerak perekonomian Kabupaten Simalungun. Selain itu, berdasarkan hasil analisis LQ dengan menggunakan tenaga kerja menurut kecamatan tahun 2006, sektor Pertanian menjadi penampung tenaga kerja yang mampu berproduksi untuk dalam dan luar daerah Simalungun Hataran. Sektor Pertanian sangat menonjol di Simalungun Hataran. Hal ini ditunjukkan oleh hasil produksi maupun penjualan beberapa subsektor antara lain :

Tanaman Bahan Makanan

Berbagai jenis tanaman pangan yang dikembangkan di daerah Simalungun Hataran antara lain; padi sawah, sawah ladang, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar. Berdasarkan laporan sektor pertanian oleh BPS 2014, penyumbang produksi padi tertinggi pada sektor pertanian Kabupaten Simalungun adalah Kecamatan Hutabayu Raja yaitu 62.968 ton dan Kecamatan Tanah Jawa sebesar 43.997 ton. Masing-masing menyumbang 12,8 % dan 8,96 % terhadap total produksi padi Kabupaten Simalungun yaitu 490.838 ton. Produksi Tanaman Bahan Makanan yang merupakan penyumbang produksi sektor Pertanian memiliki porsi yang cukup besar terhadap produktivitas perekonomian di Simalungun Hataran. Berikut data jumlah produksi Tanaman Bahan Makanan untuk daerah Simalungun Hataran :


(41)

Tabel 4.9

Luas lahan Panen dan Produksi Tanaman Bahan Makanan Menurut Kecamatan di Simalungun Hataran Tahun 2013

Kecamata n

Padi sawah Jagung dan Kedelai

Kacang tanah dan Kacang

hijau

Ubi kayu dan ubi jalar Luas Panen (ha) Produ ksi (ton) Luas Panen (ha) Produks i (ton) Luas Panen (ha) Produ ksi (ton) Luas Panen (ha) Produksi (ton) Tanah Jawa

7.335 43.997 2.686 16.825 - - 868 27.169

Hotonduha n

5.323 31.726 4.248 25.722 - - 529 16.928

Tapian Dolok

254 1.473 649 3.493 43 55 619 19.473

Dolok Batu Nanggar

1.455 8.382 1.042 6.141 98 126 459 13.156

S i a n t a r 3.164 21.766 830 5.044 - - 186 5.482 Gunung

Malela

5.771 34.307 405 2.434 48 61 200 5.647

Gunung Maligas

1.251 7.405 552 3.295 20 23 265 7.837

Hutabayu Raja

10.497 62.968 1.118 7.340 - - 591 18.118

Jawa Maraja Bah Jambi

5.064 30.210 1.180 7.452 8 9 290 8.459

Pematang Bandar

5.190 31.521 1.015 6.543 196 229 674 21.055 Bandar

Huluan

1.415 8.244 931 5.706,20 54 60 878 28.270 B a n d a r 1.705 10.169 1.911 12.546 64 80 2.192 70.292 Bandar

Masilam

355 2.053 629 3.781 25 30 455 13.088

Bosar Maligas

- - 427 2.530 14 17 193 6.227

Ujung Padang

2.221 12.564 748 4.074 36 42 658 18.999

Total

51.000 306.78 5

18.371 112.926, 20

606 732 9.057 280.200 Sumber: BPS , Simalungun dalam Angka 2014

Berdasarkan tabel diatas, total produksi Tanaman Bahan Makanan di Simalungun Hataran adalah 700.643,20 ton. Berdasarkan hasil laporan Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun tahun 2013, total produksi


(42)

Tanaman Bahan Makanan Kabupaten Simalungunm adalah 1.171.424 ton. Dapat disimpulkan bahwa 59,81 % produksi pertanian berasal dari Simalungun Hataran dan dengan luas panen 79.034 Ha, Simalungun Hataran memiliki potensi untuk mengembangkan pertanian Tanaman Bahan Makanan

Perkebunan

Kabupaten Simalungun dikenal dengan perkebunan yang luas dan areal perkebunan terluas terdapat di Simalungun Hataran. Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei yang menjadi industri Kelapa Sawit dan disebut juga sebagai “simpul ekonomi dunia” berada di Simalungun Hataran tepatnya di kecamatan Bosar Maligas. Jenis tanaman perkebunan yang memiliki produksi besar di Simalungun Hataran antara lain Karet, Kelapa sawit, Kelapa, Coklat, Aren dan Pinang. Berikut tabel mengenai produksi dan luas areal perkebunan yang belum menghasilkan di Simalungun Hataran :

Tabel 4.10

Luas Tanaman Belum Menghasilkan dan Produksi Tanaman Perkebunan Rakyat di Simalungun Hataran Tahun 2013

Jenis Tanaman Luas Areal (Ha) Produksi (Ton) Jumlah Petani (KK)

TBM TM

Karet 160,78 1.754,9 1.618.48 1.902

Kelapa Sawit 2.283,69 23.956,21 428.415,42 11.096

Kelapa 210,38 1.575,91 1.375,5 9.479

Coklat 137,9 3.371,27 3.812,69 5.021

Aren 38,00 220,22 209,29 1.252

Pinang - 336,95 184.12 619

Sumber : BPS, Simalungun Dalam Angka 2014 Cttan: TBM : Tanaman Belum Menghasilkan

TM : Tanaman Menghasilkan

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa Tanaman Kelapa Sawit menjadi sentra perkebunan di Kabupaten Simalungun. Pada tahun 2013, dari total produksi Kelapa Sawit sebesar 526.232,29 Ton, 81,41 % dihasilkan oleh


(43)

daerah Simalungun Hataran. Demikian halnya dengan jenis tanaman Kelapa, dimana 69,65 % produksi berasal dari Simalungun Hataran. Total produksi tanaman coklat pada tahun 2013 sebesar 5.578,75 Ton dan sebesar 68,34 % dihasilkan di Simalungun Hataran. Kelapa Sawit, Kelapa dan Coklat merupakan tanaman perkebunan yang memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian Simalungun Hataran disamping tanaman perkebunan lainn. Hal ini menunjukkan bahwa Simalungun Hataran mendominasi hasil perkebunan rakyat dan menjadi potensi untuk menggerakkan kegiatan ekonomi melalui sub sektor perkebunan. Luas areal tanaman perkebunan yang belum menghasilkan seluas 2.830,75 Ha juga merupakan potensi bagi pemacu perekonomian di Simalungun Hataran.

Kehutanan

Pada tahun 2013, hasil hutan Kabupaten Simalungun adalah log rimba kayu bulat kecil, kayu bulat dan eucaliptus. Di wilayah Simalungun Hataran yakni di Kecamatan Bosar Maligas dan Hutabayu Raja terdapat Hutan Produksi Terbatas dengan luas lahan 10.841,74 Ha.

Peternakan dan Perikanan

Di Kabupaten Simalungun jumlah ternak besar yang dipotong selama tahun 2013 paling banyak adalah babi. Populasi ternak unggas terbesar adalah ayam kampung dan ayam pedaging.


(44)

Tabel 4.11

Produksi Daging Ternak Besar dan Ternak Unggas Menurut Kecamatan di Simalungun Hataran Tahun 2013

Kecamatan Produksi Ternak Besar (Kg)

Produksi Ternak Unggas (Kg)

Tanah Jawa 182.874 73.675

Hotonduhan 97.018 266.126

Tapian Dolok 27.734 470.149

Dolok Batu Nanggar 291.701 274.311

S i a n t a r 114.914 80.553

Gunung Malela 99.952 93.943

Gunung Maligas 84.978 105.607

Hutabayu Raja 117.792 51.815

Jawa Maraja Bah Jambi 34.978 53.209

Pematang Bandar 53.143 61.060

Bandar Huluan 176.759 46.826

B a n d a r 103.709 26.337

Bandar Masilam 91.714 125.753

Bosar Maligas 180.713 35.517

Ujung Padang 165.126 44.996

Jumlah 1.719.499,709 1.809.877 Sumber: BPS, Simalungun dalam Angka 2014 diolah

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Simalungun Hataran mampu memproduksi daging ternak besar sebesar 1.719,499 Ton dan daging ternak unggas sebesar 1.809,8 Ton dalam satu tahun. Kecamatan yang paling banyak menghasilkan daging (ternak besar dan unggas) adalah Kecamatan Batu Nanggar.


(45)

Tabel 4.12

Nilai Penjualan Usaha Perikanan Menurut Sumbernya dan Kecamatan di Simalungun Hataran Tahun 2013

Kecamatan

Petani Kolam Air Deras Petani Kolam Air Tenang Petani Sawah Produksi (Ton) Nilai Penjualan (Rp) Produksi (Ton) Nilai Penjualan (Rp) Produksi (Ton) Nilai Penjualan (Rp) Tanah Jawa 793,00 5.475.842 222,0 4.313.005 143,0 2.740.555

Hatonduhan 95,60 1.937.897 29,0 564.717 70,0 1.350.287

Tapian Dolok - - 45,9 893.811 47,0 810.155

Dolok Batu Nanggar - - 1101,0 21.439.772 54,8 1.038.824

S i a n t a r 645,80 12.943.467 389,77 7.214.789 167,9 3.220.976 Gunung Malela 7.010,00 137.433.000 397,82 6.425.494,24 99,0 1.855.737 Gunung Maligas 373,50 8.374.967 302,9 5.898.372 87,6 1.689.961

Hutabayu Raja - - 130,4 2.539.279 78,8 1.520.174

Jawa Maraja Bah Jambi

95,70 1.943.247 54,3 1.074.910 53,3 1.009.883

Pematang Bandar - - 260,3 5.068.822 165,6 3.194.893

Bandar Huluan - - 48,5 944.441 44,9 866.108

B a n d a r - - 286,0 5.569.278 174,4 3.364.681

Bandar Masilam - - 18,1 352.061 - -

Bosar Maligas - - 105,1 2.064.612 - -

Ujung Padang - - 21,2 1.386.478 37,6 725.681

Sumber: BPS, Simalungun dalam Angka 2014 diolah

Sektor Pertanian memiliki peran yang besar dalam mendukung perekonomian di Simalungun Hataran. Subsektor pertanian yang terdiri dari Tanaman Bahan Makanan, Perkebunan Rakyat, Kehutanan, Peternakan dan Perikanan memiliki potensi lahan yang luas dan akan sangat maksimal jika dikembangkan dengan baik.


(46)

Tabel 4.13

Potensi Luas Area yang Dimiliki Kelompok Tani Menurut Jenis dan Kecamatan di Simalungun Hataran Tahun 2013

Kecamatan Sawah (Ha) Darat (Ha) Kebun (Ha)

Tanah Jawa 4.356,00 12.032,00 1.016,50

Hotonduhan 1.516,00 977,00 3.404,00

Tapian Dolok 80,00 1.417,00 6.244,00

Dolok Batu Nanggar 348,00 1.024,00 12.161,00

S i a n t a r 206,50 3.240,00 -

Gunung Malela 1.477,1 565,00 490,00

Gunung Maligas 675,00 834,00 506,00

Hutabayu Raja 5.013,00 - 1.276,00

Jawa Maraja Bah Jambi

4.852,00 1.649,00 980,00

Pematang Bandar 1.880,00 266,00 1.698,00

Bandar Huluan 890,00 275,00 2.132,00

B a n d a r 940,00 3.081,00 1.698,00

Bandar Masilam - 2.500,00 5.300,00

Bosar Maligas - 438,00 11,206,00

Ujung Padang 876,00 147,60 1.606,00

Jumlah 23.109,60 28.445,60 49,717,50

Sumber: BPS, Simalungun dalam Angka 2014 diolah

4.3.2 Industri

Industri di Simalungun dibagi dalam empat golongan yaitu : Industri Besar, Industri Menengah, Industri Kecil dan Industri Mikro. Penggolongan ini didasarkan pada jumlah tenaga kerja yang terlibat di dalamnya tanpa memperhatikan penggunaan mesin produksi serta tidak memperhatikan modal yang digunakan.


(47)

Tabel 4.14

Jumlah Usaha Menurut Skala Usaha dan Kecamatan 2006

Kecamatan

Skala Usaha

Jumlah Besar Menengah Kecil Mikro

Tanah Jawa 5 25 149 1.650 1.826

Hotonduhan 0 3 58 830 891

Tapian Dolok 5 18 99 1.694 1.816

Dolok Batu Nanggar 6 35 269 2.462 2.772

S i a n t a r 18 59 376 3.127 3.580

Gunung Malela 1 9 183 3.094 3.287

Gunung Maligas 0 16 127 1.592 1.735

Hutabayu Raja 2 16 145 1.629 1.792

Jawa Maraja Bah Jambi 1 6 72 1.027 1.106

Pematang Bandar 2 25 187 1.940 2.154

Bandar Huluan 1 21 105 2.655 2.782

B a n d a r 14 51 350 4.906 5.321

Bandar Masilam 1 12 117 1.914 2.044

Bosar Maligas 7 7 155 2.675 2.844

Ujung Padang 4 24 251 3.278 3.557

Jumlah 67 327 2.643 34.473 37.507

Sumber: Simalungun Dalam Angka 2014

Berdasarkan tabel 4.14 , skala usaha yang dominan di Simalungun Hataran adalah skala mikro diikuti usaha kecil. Jumlah usaha mikro yaitu 34.473 usaha yang apabila dikembangkan akan memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian rakyat karena mampu menampung tenaga kerja. Pemerintah harus mendukung usaha kecil dan mikro tersebut dalam hal permodalan supaya dapat berkembang semakin besar dan meningkatkan aktivitas ekonomi rakyat.


(48)

4.3.3 Listrik dan Air Minum

Tabel 4.15

Jumlah Pelanggan Listrik Menurut Kecamatan di Simalungun Hataran 2010 – 2011

Kecamatan

Jumlah Pelanggan Listrik

2010 2011

Tanah Jawa 18.830 10.244

Hotonduhan 6.212 7.130

Tapian Dolok 3.989 4.072

Dolok Batu Nanggar 4.153 5.025

S i a n t a r 6.656 7.050

Gunung Malela 2.895 3.364

Gunung Maligas 8.396 9.546

Hutabayu Raja 6.058 6.178

Jawa Maraja Bah Jambi 6.537 7.358

Pematang Bandar 15.342 17.973

Bandar Huluan 5.382 6.229

B a n d a r 20.997 22.387

Bandar Masilam 9.087 10.102

Bosar Maligas 7.604 8.553

Ujung Padang 16.715 19.078

Jumlah 138.853 144.289

Sumber: BPS, Simalungun dalam Angka 2014

Kebutuhan listrik Kabupaten Simalungun dipasok oleh PT PLN wilayah II Pematang Siantar, yang mana dari 31 kecamatan yang ada, sudah hampir keseluruhannya mendapat penerangan listrik, dengan jumlah pelanggan sebanyak 239.499 pelanggan. Kategori pelanggan meliputi 176.841 pelanggan


(49)

rumah tangga, 3.915 untuk sosial, 606 pelanggan pemerintah, 3.429 pelanggan bisnis dan 108 pelanggan industri.

Tabel 4.16

Volume Air Minum yang Disalurkan PDAM menurut Kecamatan dan Jenis Pelanggan

2013 ( m3) Kecamatan

Jenis Pelanggan

[ 1 ] [ 2 ] [ 3 ] [ 4 ] [ 5 ]

Tanah Jawa 837.110 7.075 12.398 84.322 21.724

Hotonduhan 97.216 1.923 178 4.469 2.483

Tapian Dolok 580.942 - 4.604 21.660 7.518 Dolok Batu

Nanggar

24.994 160 - 16.327 3.635

S i a n t a r - - - - -

Gunung Malela 325.702 4.214 2.192 4.668 6.656 Gunung Maligas 308.861 7.232 1.612 25.751 1.207 Hutabayu Raja 129.189 1.687 2.546 665 770 Jawa Maraja Bah

Jambi

- - - - -

Pematang Bandar 399.228 14.583 1.871 8.540 4.566

Bandar Huluan - - - - -

B a n d a r 125.243 7.737 5.368 109.137 9.958

Bandar Masilam - - - - -

Bosar Maligas - - - - -

Ujung Padang - - - - -

Jumlah 2.828.485 44.611 30.769 275.539 58.517 Sumber: BPS, Simalungun dalam Angka 2014 diolah

Keterangan :

[ 1 ] : Rumah [ 4 ] : Toko & Industri

[ 2 ] : Tempat ibadah [ 5 ] : Pemerintah

[ 3 ] : Umum

Air minum di Kabupaten Simalungun dikelola oleh PDAM Tirta Lihou yang dapat dinikmati hampir semua kecamatan. Jumlah pelanggan pada tahun 2013 adalah 26.719 pelanggan dengan pelanggan terbanyak adalah pelanggan


(50)

rumah tangga yaitu mencakup 88,72 % pelanggan. Volume air minum yang disalurkan adalah 5.384.407 m3 dan sekitar 91,47 % untuk pelanggan rumah tangga. Volume air minum yang disalurkan sebagian besar digunakan oleh rumah tangga di Kecamatan Tanah Jawa, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon dan Kecamatan Tapian Dolok.

4.3.4 Pertambangan dan Penggalian

Jumlah perusahaan/ usaha pertambangan/ penggalian di Kabupaten Simalungun sebanyak 131 usaha dimana semua usaha tersebut merupakan galian C. Galian C tersebut terbanyak terdapat di Kecamatan Tanah Jawa dan Kota Pematang Siantar. Tabel berikut menunjukkan perubahan jumlah usaha sektor Pertambangan/Penggalian yang terdapat di Simalungun Hataran mulai tahun 2010 sampai tahun 2013 dimana terjadi peningkatan jumlah usaha di tahun 2012 namun menurun di tahun 2013.

Jumlah usaha pertambangan/ penggalian dominan terdapat di Kecamatan Tanah Jawa, Siantar dan Hatonduhan. Hal ini akan menjadi suatu potensi bagi sektor ekonomi wilayah Hataran karena dapat meningkatkan pendapatan dari sektor pertambangan dan penggalian. Di beberapa kecamatan dalam periode 2010-2013 terjadi peningkatan jumlah usaha sektor pertambangan.


(51)

Tabel 4.17

Jumlah Perusahaan/ Usaha Sektor Pertambangan/ Penggalian Golongan C Menurut Kecamatan di Simalungun Hataran

2010 – 2013

Kecamatan 2010 2011 2012 2013

Tanah Jawa 11 11 13 13

Hotonduhan 9 9 13 7

Tapian Dolok 5 5 5 7

Dolok Batu Nanggar 2 2 3 5

S i a n t a r 10 10 10 13

Gunung Malela 3 3 3 2

Gunung Maligas - - 3 5

Hutabayu Raja 1 1 3 5

Jawa Maraja Bah Jambi 2 2 2 3

Pematang Bandar 9 9 6 3

Bandar Huluan - - 4 5

B a n d a r 7 7 9 3

Bandar Masilam 4 4 4 3

Bosar Maligas 4 4 4 3

Ujung Padang - - - 3

Jumlah 67 67 82 80

Sumber : Simalungun Dalam Angka 2014 4.3.5 Perdagangan

Jumlah pasar di Kabupaten Simalungun pada tahun 2013 ada sebanyak 42 unit dengan jumlah Loods 1261 unit dan 1757 kios. Jumlah koperasi yang terdaftar di Dinas Koperasi adalah 538 yang terdiri dari 53 KUD dengan 38.736 orang anggota dan 485 Non KUD dengan 55.248 orang anggota. Keberadaan koperasi yang terbanyak di Kecamatan Siantar yang mencapai 95 koperasi dengan anggota 13.455 orang.


(52)

Tabel 4.18

Banyaknya Pasar/ Pekan Menurut Kecamatan di Simalungun Hataran 2010-2013

Kecamatan Jumlah Pasar/ Pekan

2010 2011 2012 2013

Tanah Jawa 1 1 1 1

Hotonduhan 1 1 - -

Tapian Dolok 1 1 1 1

Dolok Batu Nanggar 2 2 1 1

S i a n t a r 1 1 1 1

Gunung Malela - - 2 2

Gunung Maligas - - 1 1

Hutabayu Raja 3 3 3 3

Jawa Maraja Bah Jambi 1 1 2 2

Pematang Bandar 2 2 2 2

Bandar Huluan 1 1 1 1

B a n d a r 3 3 1 1

Bandar Masilam 3 3 2 2

Bosar Maligas 6 6 5 5

Ujung Padang 5 5 2 2

Jumlah 30 30 25 25

Sumber : Simalungun Dalam Angka 2014

Pekan atau pasar merupakan salah satu tanda masih aktifnya kegiatan ekonomi masyarakat. Jumlah pekan atau pasar yang terdapat di Hataran sebanyak 25 pada tahun 2013. Hampir di tiap kecamatan terdapat pasar kecuali di Kecamatan Hatonduhan. Selain pekan atau pasar, koperasi juga merupakan tanda adanya hasrat masyarakat untuk melakukan aktivitas ekonomi. Banyaknya jumlah koperasi di suatu daerah akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berikut tabel tentang jumlah koperasi serta anggota :


(1)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Teori Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah ... 10

2.1.1 Teori Ekonomi Klasik ... 13

2.1.2 Teori Ekonomi Neo Klasik ... 13

2.1.3 Teori Basis Ekonomi ... 14

2.1.4 Teori Lokasi ... 15

2.1.5 Teori Tempat Sentral ... 16

2.2 Strategi Pengembangan Potensi Ekonomi Daerah ... 16

2.2.1 Keunggulan Komparatif ... 18

2.2.2 Location Quotient ... 19

2.2.3 Analisis Shift-Share ... 20

2.3 Teori Pemekaran Daerah ... 20

2.4 Penelitian Terdahulu ... 22

2.5 Kerangka Konseptual ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... .. 26

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 26

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 26

3.3 Definisi Operasional Variabel ... 27

3.4 Metode Analisis ... 29


(2)

3.4.2 Analisis Shift-Share ... 31

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 35

4.1.1 Geografis ... 35

4.1.2 Demografi ... 38

4.1.3 Ekonomi ... 41

1. Pertumbuhan Ekonomi ... 41

2. Struktur Ekonomi ... 42

4.2 Analisis Potensi Ekonomi ... 44

4.2.1 Analisis Location Quotient ... 44

4.2.2 Analisis Shift-Share ... 49

4.3 Analsisis Deskriptif Potensi Simalungun hataran ... 51

4.3.1 Pertanian ... 51

4.3.2 Industri ... 57

4.3.3 Listrikdan Air Minum ... 59

4.3.4 Pertambangan dan Penggalian ... 61

4.3.5 Perdagangan ... 62

4.3.6 Objek Wisata ... 64

4.4 Persepsi Masyarakat Rencana Pemekaran Simalungun Hataran .... 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 77

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(3)

DAFTAR TABEL

No. Tabel

Judul

Halaman

4.1 Luas Daerah Menurut Kecamatan di Simalungun Hataran... 37

4.2 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis

Kelamin di Simalungun Hataran Tahun 2013 ... 39

4.3 PDRB Kabupaten Simalungun Tahun 2009-2013 ... 41

4.4 Distribusi PDRB Kabupaten Simalungun Menurut Lapangan

Usaha Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013 ... 43

4.5 Pendapatan Perkapita Kabupaten Simalungun (2009-2013) 44

4.6 Nilai Location Quotient Kabupaten Simalungun Menurut

Sektor dan Subsektor Ekonomi Tahun 2009-2013 ... 45

4.7 Hasil Analisis LQ Ketenagakerjaan Menurut Lapangan

Usaha di Simalungun Hataran Tahun 2006 ... 48

4.8 Hasil Analisis Shift-Share Tentang Keunggulan Kompetitif

Dan Spesialisasi Menurut Sektor di Kabupaten Simalungun Tahun 2009 dan 2013 ... 50

4.9 Luas Lahan Panen dan Produksi Tanaman Bahan Makanan

Menurut Kecamatan di Simalungun Hataran Tahun 2013 . 52

4.10 Luas Tanaman Belum Menghasilkan dan Produksi Tanaman

Perkebunan Rakyat di Simalungun Hataran Tahun 2013 ... 53

4.11 Produksi Daging Ternak Besar dan Ternak Unggas Menurut

Kecamatan di Simalungun Hataran Tahun 2013 ... 55

4.12 Nilai Penjualan Usaha Perikanan Menurut Sumbernya dan

Kecamatan di Simalungun Hataran Tahun 2013 ... 56

4.13 Potensi Luas Wilayah yang Dimiliki Kelompok Tani Menurut

Jenis dan Kecamatan di Simalungun Hataran ... 57

4.14 Jumlah Usaha Menurut Skala Usaha dan Kecamatan

Tahun 2006 ... 58

4.15 Jumlah Pelanggan Listrik Menurut Kecamatan di Simalungun

Hataran 2010-2011 ... 59

4.16 Volume Air Minum yang Disalurkan PDAM Menurut

Kecamatan dan Jenis Pelanggan ... 60

4.17 Jumlah Perusahaan/ Usaha Sektor Pertambangan/Penggalian

Golongan C Menurut Kecamatan di Simalungun Hataran

Tahun 2010-2013 ... 62

4.18 Banyaknya Pasar/Pekan Menurut Kecamatan di Simalungun

Hataran Tahun 2010-2013 ... 63

4.19 Jumlah KUD dan Non KUD serta Banyaknya Anggota Menurut

Kecamatan di Simalungun Hataran Tahun 2013 ... 64

4.20 Jumlah dan Jenis Objek Wisata Menurut Kecamatan di

Simalungun Hataran Tahun 2013 ... 65

4.21 Tingkat Pengetahuan Masyarakat mengenai Rencana


(4)

4.22 Persepsi Masyarakat mengenai Rencana Pemekaran ... 67

4.23 Jarak Ibukota Kabupaten ke Ibukota Kecamatan (Simalungun

Hataran) ... 68

4.24 Jumlah Sekolah SD, SMP, SMA Negeri dan Swasta di

Simalungun Hataran ... 70

4.25 Banyaknya Pusat Kesehatan Masyarakat di Simalungun

Hataran 2013 ... 70

4.26 Jumlah Pelanggan Listrik dan Air Minum di Simalungun

Hataran ... 71

4.27 Fasilitas dan Infrastruktur yang Diharapkan Responden untuk

Diperbaiki ... 71

4.28 Persepsi Masyrakat mengenai Pengaruh Pemekaran terhadap

Perekonomian ... 73

4.29 Persepsi Masyrakat mengenai Pengaruh Pemekaran terhadap

Pelayanan Publik ... 74

4.30 Persepsi Masyrakat mengenai Pengaruh Pemekaran terhadap

Pembangunan/kemajuan daerah ... 74

4.31 Persepsi Masyrakat mengenai Pengaruh Pemekaran terhadap


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Judul

Halaman

1.1 Peta Wilayah Simalungun dan Pembagian wilayah

Simalungun Hataran ... 7 4.1 Peta Kabupaten Simalungun ... 35 4.2 Peta Simalungun Hataran... .. 36

4.3 Grafik Jumlah Penduduk dan Kepadatannya Kabupaten


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1 Data PDRB Kabupaten Simalungun Atas Dasar Harga

Konstan Tahun 2009-2013... 82

Lampiran 2 Data PDRB Provinsi Sumatera Utara atas Dasar Harga Konstan Tahun 2009-2013... 83

Lampiran 3 Data Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha di Simalungun Hataran dan Kabupaten Simalungun... 84

Lampiran 4 Hasil Analisis LQ Kabupaten Simalungun... 85

Lampiran 5 Hasil Analisis Shift-Share Kabupaten Simalungun... 86

Lampiran 6 Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 87