Universitas Sumatera Utara
II.3.1 Kode Hermenuetik
Kode Hermenuetik sering juga disebut kode teka-teki berkisar pada harapan pembaca untuk mendapatkan “kebenaran” bagi pertanyaan yang muncul
dalam teks. Kode teka-teki merupakan unsur struktur yang utama dalam narasi tradisional. Di dalam narasi ada suatu kesinambungan antara pemunculan suatau
peristiwa teka-teki dan penyelesaiannya di dalam cerita.
II.3.2 Kode semik
Kode semik sering juga disebut kode konotatif banyak menawarkan banyak sisi. Dalam proses pembacaan, pembaca menyusun tema suatu teks. Ia
melihat bahwa konotasi kata atau frase yang mirip. Jika kita melihat suatu kumpulan suatu konotasi, kita menemukan suatu tema di dalam cerita. Jika
sejumlah konoyasi melekat pada suatu nama tertentu kita dapat mengenali suatu tokoh dengan atribut tertentu.
II.3.3 kode simbolik
Kode simbolik merupakan aspek pengkodeaan fiksi yang paling khas bersifat struktural atau tepatnya menurut konsep barthes, pasca kultural di dasari
gagasan bahwa makan berasal dari beberapa oposisi biner atau pembedaan baik dari tahap bunyi menjadi fenom dalam proses produksi wicara, maupun pada taraf
psikoseksual yang melalui proses, dalam suatu teks verbal, perlawanan yang bersifat simbolik ini dapat dikodekan melalui istilah-istilah retoris seperti
antitesis, yang merupakan simbol istimewa dalam sistem simbol barthes.
II.3.4 kode Proaretik
Kode Proaretik sering juga di sebut kode tindakan di anggapnya sebagai perlengkapan utama teks yang dibaca setiap orang, artinya semua teks yang
bersifat naratif, barthes menerapkan beberapa prisnsip seleksi, kita mengenal kode lakuaan karena kita memahaminya. Pada kebanyakan fiksi, kita selalu
mengharapakan lakuan di “isi” sampai lakuan utama menjadi perlengkapan utama
suatu teks.
Universitas Sumatera Utara
II.3.5 Kode Gnomik
Kode Gnomik sering juga di sebut kode kultural banyak jumlahnya. Kode ini merupakan acuan teks ke benda-benda yang sudah diketahui dan dikodifikasi
oleh budaya, menurut barthes, relaisme tradisional didefinisi oleh acuan teks ke apa yang sudah diketahui, rumusan suatu budaya atau subbudaya adalah hal-hal
kecil yang telah di kodifikasi yang di atasnya para penulis bertumpu. Bukan hanya untuk membangun sistem klarifikasi unsur-unsur narasi yang sangat formal,
namun lebih banyak untuk menunjukkan bahwa tindakan yang paling masuk akal, rincian yang paling meyakinkan, atau teka-teki yang paling menarik, merupakan
produk buatan dan bukan tiruan dari yang nyata Sobur, 2004: 65-67.
II.4 Iklan
Dalam peradaban manusia, tulisan pertama yang terkait dengan iklan adalah tanda-tanda yang ditampilkan di atas pintu toko kota-kota kuno di Timur
Tengah. Sejak tahun 3000 Sebelum Masehi orang-orang Babilonia menggunakan tanda seperti itu untuk mengiklankan toko mereka. Orang-orang Yunani dan
Romawi Kuno juga menggantungkan tanda-tanda tersebut di luar toko mereka. Ketika orang sudah mulai bisa membaca, para pedagang di zaman itu menatahkan
simbol-simbol yang bisa dikenal pada batu, tanah liat atau kayu untuk menampilkan tanda-tanda yang ingin mereka tunjukan. Bahkan sebenarnya,
sepanjang sejarah iklan poster dan gambar di pasar dan kuil merupakan media populer yang dipakai untuk menyebarkan informasi dan untuk mempromosikan
barter serta penjualan barang dan jasa Danesi, 2010: 225. Diawal tahun 1920-an, semakin banyaknya penggunaan listrik
menghasilkan kemungkinan semakin besar dalam memapankan iklan di dalam cakrawala sosial melalui penggunaan media elektronik baru. Munculnya radio dan
televisi telah menghasilkan perpaduan iklan dalam bentuk komersial disertai sebuah narasi mini atau jingle musik yang berkisar pada suatu barang atau jasa
dan kegunaannya. Komersial segera menjadi satu bentuk iklan yang sangat persuasif, karena secara serentak bisa mencapai massa konsumen potensial, baik
melek huruf maupun tidak. Selanjutnya komersial televisi menjadi tidak asing
Universitas Sumatera Utara
dalam menciptakan persepi tentang produk sebagai yang terjalin sangat erat dengan gaya dan isi komersial yang dipakai untuk mempromosikannya. Belum
lama berselang, internet bergerak maju dalam melengkapi dan menambahi bentuk-bentuk iklan baik yang tercetak maupun komersial radio dan televisi.
Meskipun demikian, teks iklan tidak pernah berubah secara drastis dari sejak dibentuk oleh media tradisional. Seperti di dalam komersial televisi, para
pemasang iklan di internet menggunakan gambar, audio dan berbagai teknik visual untuk meningkatkan efektivitas pesan yang akan mereka sampaikan. Pada
akhirnya iklan menjadi salah satu bentuk diskursus sosial yang paling tersebar dan menyeluruh yang pernah dibuat manusia. Seperti yang pernah disinggung
McLuhan 1964, dalam hal ini medium sudah menjadi pesan. Sekarang bahkan sudah ada situs seperti AdCritic.com yang menampilkan iklan sebagai iklan itu
sendiri, sehingga para pengakses situs itu bisa melihatnya hanya dari segi estetiknya saja Sobur, 2004:114.
Pada abad ke-20, iklan berevolusi menjadi sebentuk diskursus sosial persuasif yang terutama diarahkan untuk mempengaruhi bagaimana kita
memahami pembelian dan konsumsi barang-barang. Diskursus iklan berkisar dari pernyataan sederhana di bagian terklasifikasi pada suratkabar dan majalah sampai
iklan gaya hidup majalah yang canggih serta komersial televisi dan internet. Oleh sebab itu, iklan telah menjadi diskursus istimewa yang telah menggantikan
bentuk-bentuk diskursus lebih tradisional seperti khotbah, pidato politik, peribahasa, kata-kata bijak dan sebagainya Danesi, 2010: 235.
Dalam proses periklanan terjadi proses yang berkaitan dengan disiplin psikologi; mulai dari tahap penyebaran informasi sebagai proses awal, hingga ke
tahap menggerakkan konsumen untuk membeli atau menggunakan jasa adalah suatu proses psikologi. Iklan dapat dikatakan berhasil apabila mampu
menggerakkan konsumen untuk pertama kali saat melihat penampilan iklan tersebut; rangsangan visual dari penampilan iklan langsung mendapat perhatian
dari pemerhati. Proses berikut adalah hadirnya penilaian akhir terhadap isi atau pesan dari iklan, dengan mempertimbangkan perasaan calon konsumen, yang
memunculkan tindakan atau sikap sesuai dengan penilaian akhirnya. Iklan melihat
Universitas Sumatera Utara
manusia sebagai ‘satuan-satuan berulang’ yang bisa diklasifikasikan kedalam berbagai ‘kelompok selera’, ‘kelompok gaya hidup’ atau ‘pangsa pasar’ yang bisa
dikelola dan dimanipulasi mengikuti hukum statistik Danesi, 2010: 265. Untuk mengkaji iklan dalam perspektif semiotika, kita bisa mengkajinya
lewat sistem tanda dalam iklan. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang, baik yang verbal maupun yang berupa ikon. Iklan juga menggunakan
tiruan indeks, terutama dalam iklan radio, televisi dan film Sobur, 2004:116. Fenomena-fenomena sosial-budaya seperti fashion, makanan, furni-tur, arsitektur,
pariwisata, mobil, barang-barang konsumer, seni, desain dan iklan dapat dipahami berdasarkan model bahasa Piliang, 2003: 27. Menurut rancangan semiotik
apabila keseluruhan praktek sosial dapat dianggap sebagai fenomena bahasa, maka semuanya juga dapat dianggap sebagai tanda-tanda signs. Dalam
semiotika Saussurean tanda merupakan dua bidang yang tak dapatdipisahkan, yaitu bidang penanda signifier atau bentuk dan bidang petanda signified atau
makna. Menurut semiotika Saussurean tanda harus mengikuti model kaitan struktural antara penanda dan petanda yang bersifat stabil dan pasti
http:andriew.blogspot.com .
Objek iklan adalah hal yang diiklankan. Dalam iklan produk atau jasa, produk atau jasa itulah objeknya. Yang penting dalam menelaah iklan adalah
penafsiran kelompok sasaran dalam proses interpretan. Jadi, sebuah kata seperti eksekutif meskipun dasarnya mengacu pada manajer menengah, tetapi selanjutnya
manager menengah ini ditafsirkan sebagai “suatu tingkat keadaan ekonomi tertentu“ yang juga kemudian dapat ditafsirkan sebagai “gaya hidup tertentu”
yang selanjutnya dapat ditafsirkan sebagai “kemewahan”dan seterusnya. Penafsiran yang bertahap itu merupakan segi penting dalam iklan. Proses seperti
itu disebut semiosis Hoed, 2004 : 97. Pada saat ini budaya terbuat dari makna antara konsumen dan pasar. hal
ini digambarkan dalam tanda-tanda dan simbol yang dikodekan dalam benda sehari-hari. Semiotika adalah studi tentang tanda dan bagaimana suatu tanda itu
ditafsirkan. Periklanan memiliki tanda-tanda tersembunyi dan arti dalam nama merek, logo, desain kemasan, cetak iklan dan iklan televisi. Tujuan dari semiotika
Universitas Sumatera Utara
adalah untuk mempelajari dan menginterpretasikan pesan yang disampaikan dalam iklan . Logo dan iklan dapat ditafsirkan pada dua tingkatan yang dikenal
sebagai tingkat permukaan dan tingkat yang mendasarinya. Tingkat permukaan menggunakan tanda-tanda kreatif untuk membuat gambar atau kepribadian untuk
suatu produk mereka. Tanda-tanda ini dapat berupa gambar, kata, font, warna atau slogan. Sedangkan tingkat mendasarinya terdiri dari makna tersembunyi Berger,
2000 : 28. Kombinasi gambar, kata, warna, dan slogan harus ditafsirkan oleh
penonton atau konsumen. Kunci untuk analisis iklan adalah penanda dan yang ditandakan.
Saat ini banyak produk-produk menerapkan konsep semiotika dalam pertarungan pasar, semiotika tampaknya telah menjadi tren dalam dunia
periklanan, kini hampir semua produk kita dapat menemui semiotika seperti yang terdapat pada iklan rokok, produk-produk perawatan kulit dan tubuh, produk-
produk yang menerapkan semiotika didominasi oleh rokok dan perawatan wanita. Inilah ranah tektualitas berupa tanda dan makna yang masih menjadi misteri
menunggu untuk dipecahkan dan dibedah. Penanda adalah obyek dan Petanda adalah konsep mental. Sebuah
produk terdiri dari penanda dan yang ditandakan.Penanda adalah warna , nama merek, desain logo, dan teknologi. Petanda memiliki dua makna denotatif dan satu
lagi bisa berupa sebagai konotatif. Makna denotatif adalah makna dari produk. Makna denotatif sebuah televisi akan menjadi bahwa itu adalah definisi yang
sebenarnya. Makna konotatif adalah makna produk dalam dan tersembunyi. Sebuah makna konotatif dari televisi memerlukan penafsiran untuk dipecahkan.
II.5 Komposisi Warna
Warna memegang peranan penting dalam sebuah iklan, yakni untuk mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan iklan tersebut. Warna juga
mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas menurut pakar Psikologi, J. Linschoeten dan Mansyur dalam Kasali, 1992 : 87 warna itu bukanlah suatu
gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu mempengaruhi kelakuan,
Universitas Sumatera Utara
memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita terhadap berbagai benda.
Bagi yang ingin mendesain sebuah gambar visual periklanan tidak terlepas dari artistik, desain, warna serta tema dari gambar yang ingin di buat. Dibawah ini
dipaparkan potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang, yang akan dideskripsikan sebagaimana yang diungkapkan Barker
1954 dalam Mulyana, 2005: 48.
1.
Merah melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, erotisme, keberanian, simbol dari api, pencapaian tujuan, darah, resiko, ketenaran,
cinta, perjuangan, perhatian, perang, bahaya, kecepatan, panas, kekerasan. Warna ini dapat menyampaikan kecenderungan untuk menampilkan
gambar dan teks secara lebih besar dan dekat. warna merah dapat mengganggu apabila digunakan pada ukuran yang besar. Merah cocok
untuk tema yang menunjukkan keberanian seseorang. energi misal mobil, kendaraan bermotor, olahraga dan permainan.
Merah
2. Putih
Putih
3.
menunjukkan kedamaian, Permohonan maaf, pencapaian diri, spiritualitas, kedewaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan,
kesempurnaan, kebersihan, cahaya, tak bersalah, keamanan, persatuan. Warna putih sangat bagus untuk menampilkan atau menekankan warna
lain serta memberi kesan kesederhanaan dan kebersihan.
Hitam melambangkan perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negatif, mengikat, kekuatan, formalitas, misteri, kekayaan, ketakutan, kejahatan,
ketidak bahagiaan, perasaan yang dalam, kesedihan, kemarahan, sesuatu yang melanggar underground, modern music, harga diri, anti
kemapanan. Sangat tepat untuk menambahkan kesan misteri. latar belakang warna hitam dapat menampilkan perspektif dan kedalaman.
Hitam
Universitas Sumatera Utara
Sangat bagus untuk menampilkan karya seni atau fotografi karena membantu penekanan pada warna-warna lain.
4.
Biru memberikan kesan Komunikasi, Peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi spiritual, tenang, kelembutan, dinamis,
air, laut, kreativitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan, kekuatan dari dalam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri,
kesadaran, pesan, ide, berbagi, idealisme, persahabatan dan harmoni, kasih sayang. Warna ini memberi kesan tenang dan menekankan keinginan. Biru
tidak meminta mata untuk memperhatikan. Obyek dan gambar biru pada dasarnya dapat menciptakan perasaan yang dingin dan tenang. Warna Biru
juga dapat menampilkan kekuatan teknologi, kebersihan, udara, air dan kedalaman laut. Selain itu, jika digabungkan dengan warna merah dan
kuning dapat memberikan kesan kepercayaan dan kesehatan.
Biru
5.
Hijau menunjukkan warna bumi, penyembuhan fisik, kelimpahan, keajaiban,tanaman dan pohon, kesuburan, pertumbuhan, muda, kesuksesan
materi, pembaharuan, daya tahan, keseimbangan, ketergantungan dan persahabatan. Dapat digunakan untuk relaksasi, menetralisir mata,
memenangkan pikiran, merangsang kreatifitas. Hijau
6.
Kuning merujuk pada matahari, ingatan, imajinasi logis, energi sosial, kerjasama, kebahagiaan, kegembiraan, kehangatan, loyalitas, tekanan
mental, persepsi, pemahaman, kebijaksanaan, penghianatan, kecemburuan, penipuan, kelemahan, penakut, aksi, idealisme, optimisme, imajinasi,
harapan, musim panas, filosofi, ketidakpastian,resah dan curiga. Warna
kuning merangsang aktivitas mental dan menarik perhatian, Sangat efektif digunakan pada blogsite yang menekankan pada perasaan bahagia dan
kekanakan.
Kuning
Universitas Sumatera Utara
7. Merah Muda
Merah Muda menunjukkan simbol kasih sayang dan cinta, persahabatan, feminin, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai,
perasaan yang halus, perasaan yang manis dan indah.
8. Ungu
Ungu menunjukkan pengaruh, pandangan ketiga, kekuatan spiritual, pengetahuan yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, kebangsawanan,
upacara, misteri, pencerahan, telepati, empati, arogan, intuisi, kepercayaan yang dalam, ambisi, magic atau keajaiban, harga diri.
9. Oranye
Oranye menunjukkan kehangatan, antusiasme, persahabatan, pencapaian bisnis, karier, kesuksesan, kesehatan pikiran, keadilan, daya
tahan, kegembiraan, gerak cepat, sesuatu yang tumbuh, ketertarikan, independensi. Pada Blog dapat meningkatkan aktifitas mental. Disamping
itu warna Orange memberi kesan yang kuat pada elemen yang dianggap penting.
10. Coklat
Coklat menunjukkan Persahabatan, kejadian yang khusus, bumi, pemikiran yang materialis, reliabilitas, kedamaian, produktivitas, praktis,
kerja keras. Warna coklat sangat tidak menarik apabila digunakan tanpa tambahan gambar dan ornamen tertentu, coklat harus didukung ornament
lain agar menarik.
11. Abu-Abu
Abu-abu mencerminkan keamanan, kepandaian, tenang dan serius, kesederhanaan, kedewasaaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan,
profesional, kualitas, diam, tenang.
12. Emas
Emas mencerminkan prestis kedudukan, kesehatan, keamanan, kegembiraan, kebijakan, arti, tujuan, pencarian kedalam hati, kekuatan
mistis, ilmu pengetahuan, perasaan kagum, konsentrasi.
Universitas Sumatera Utara
II.6 Teknik Pengambilan Gambar
Dalam analisis visual gambar menjadi suatu elemen terpenting yang menjadikannya bermakna, Ada dua aspek yang difokuskan dalam menganalisis
iklan yakni aspek visual yang berupa ekspresi para tokoh, cara pengambilan gambar dan setting. Kedua aspek audio yang berupa narasi, gaya bahasa dan
pilihan kata yang ada pada iklan. Konsep pengambilan gambar, teknik editing dan pergerakan kamera yang
dijelaskan oleh Asa Berger. Cara pengambilan gambar dalam penelitian ini dapat berfungsi sebagai penanda. Konsep cara pengambilan gambar, teknik editing dan
pergerakan kamera. Gambar menjadi elemen terpenting untuk membentuk suatu tayangan berdurasi. Teknik pengambilan suatu gambar akan menentukan kualitas
gambar yang dihasilkan apakah memenuhi kriteria menjadi gambar yang layak. Teknik pengambilan suatu gambar memiliki kode-kode yang memiliki makna
tersendiri. Kode-kode tersebut menginformasikan hampir seluruh aspek tentang keberadaan kita dan menyediakan konsep yang bermanfaat bagi analisis seni
populer dan media Berger, 2000: 33. Beberapa elemen gambar dapat ditemui dalam kode, terutama yang
berhubungan dengan bahasa gambar yang bisa dilihat sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
PENANDA SIGNIFIER MENANDAKAN SIGNIFIED
PENGAMBILAN GAMBAR
Extreme Long Shot Kesan luas dan keluarbiasaan
Full Shot Hubungan sosial
Big Close Up Emosi, dramatik, moment penting
Close Up Intim atau dekat
Medium Shot Hubungan personal dengan subjek
Long Shot Konteks Perbedaan dengan publik
SUDUT PANDANG Angle Pengambilan Gambar
: High
Dominasi, Kekuasaan dan otoritas Eye-Level
Kesejajaran, keamanan dan sederajat Low
Didominasi, dikuasai dan kurang otoritas
TIPE LENSA
Wide Angle Dramatis
Normal Normalitas dan keseharian
Telephoto Tidak personal, Voyeuristik
FOKUS
Selective Focus Meminta perhatian tertuju pada satu
objek Soft Focus
Romantis serta nostalgia Deep Focus
Semua unsur adalah penting melihat secara keseluruhan objek
PENCAHAYAAN
High Key Riang dan Cerah
Low Key Suram dan Muram
High Contrast Dramatikal dan teartikal
Low Contrast Realistik serta terkesan seperti
dokumenter
PEWARNAAN
Warm kuning,orange, merah dan abu- abu
Optimisme, harapan, hasrat dan agitasi Cool biru dan hijau
Pesimisme, tidak ada harapan Black and White hitam dan Putih
Realisme, aktualisme dan faktual Tabel II.6. Teknik Dalam Pengambilan Gambar
Sumber : Selby, keith, Codery dan Ron,1995: 28
Universitas Sumatera Utara
Penanda Definisi
Petanda Pan down
Kamera mengarah ke bawah
Menunjukkan kekuasaan, kewenangan
Pan up Kamera mengarah ke
atas Menunjukkan kelemahan,
pengecilan Dolly in
Kamera mengarah ke dalam
Memperlihatkan sebuah observasi, fokus
Fade inout Image muncul dari gelap
ke terang dan sebaliknya Permulaan dan akhir cerita
Cut Perpindahan dari gambar
satu ke gambar yang lain Simultan, kegairahan
Wipe Gambar terhapus dari
layar “penutupan”kesimpulan
Tabel II.6.1 Teknik Editing dan Gerakan Kamera Sumber : Berger 2000: 33
Menurut Berger, TV merupakan medium “close up” untuk menunjukkan sebuah karakter Berger, 2000:33. Dalam penerapan semiotik pada televisi
pengetahuan tentang aspek-aspek medium yang berfungsi sebagai tanda. Setiap angel gambar yang diambil mempunyai makna dan interpretasi tersendiri. Dari
cara pengambilan gambar di atas dapat disimpulkan bahwa setiap cara pengambilan gambar dapat menggambarkan hubungan personal antar tokoh,
ekspresi, emosi, waktu, kejadian dan tempat secara lebih jelas. Dari gambar tersebut kita juga dapat melihat makna-makna dan ideologi tertentu yang ada
dibalik potongan sebuah adegan.
II.7 Mitologi
Mitos adalah suatu wahana dimana suatu ideologi berwujud. Mitos dapat berangakai menjadi suatu mitologi yang memainkan peranan penting dalam
kesatuan budaya-budaya. Sedangkan Van Zoest 1991 menegaskan, siapapun bisa menemukan ideologi dalam teks dengan jalan meneliti konotasi-konotasi
yang terdapat didalamnya. Dalam pandangan Umar Yunus 1990, mitos tidak dibentuk melalui
penyelidikan, tetapi melalui anggapan berdasarkan observasi kasar yang digeneralisasikan oleh karenannya lebih banyak hidup dalam masyarakat. Ia
Universitas Sumatera Utara
mungkin hidup dalam ‘gosip’ kemudian ia mungkin dibuktikan dengan tindakan nyata. Sikap kita terhadap sesuatu ditentukan oleh mitos yang ada dalam diri kita.
Mitos menyebabkan kita mempunyai prasangka tertentu terhadap sesuatu yang dinyatakan dalam mitos.
Sebuah teks, Aart van Zoest tidak pernah lepas dari ideologi dan memiliki kemampuan untuk memanipulasi pembaca kearah suatu ideologi. Sedangkan
Eriyanto 2001:146 menempatkan ideologi sebagai konsep sentral dalam analisis wacana yang bersifat kritis. Hal ini menurutnya, karena teks, percakapan dan
lainnya adalah bentuk dari praktik ideologi atau pencerminan dari ideologi tertentu. Secara etimologis ideologi berasal dari bahasa Greek, terdiri atas kata
idea dan logos, Idea berasal dari kata idein yang berarti melihat, sedangkan kata logia berasal dari kata logos yang berarti kata-kata. Dan arti kata logia berarti
science pengetahuan atau teori. Konsep ideologi juga bisa dikaitkan dengan semiotik. Menurut Teun A
van Dijk, ideologi terutama dimaksudkan untuk mengatur masalah tindakan dan praktik individu atau anggota suatu kelompok. Ideologi membuat anggota suatu
kelompok akan bertindak dalam situasi yang sama, dapat menghubungkan masalah mereka dan memberinya kontribusi dalam membentuk solidaritas dari
kohesi di dalam kelompok Eriyanto 2001:102. Dalam perspektif ini, ideologi mempunyai beberapa implikasi penting.
Pertama, ideologi secara inharen bersifat sosial, tidak personal atau individual: ia membutuhkan ’share’ diantara anggota kelompok organisasi atau kreativitas
dengan orang lainnya. Hal-hal yang dibagi sharing tersebut bagi anggota kelompok digunakan untuk membentuk solidaritas dan kesatuan langkah dalam
bertindak dan bersikap. Misalnya, kelompok tertentu yang mempunyai ideologi feminis, antirasis dan pro lingkungan akan membawa nilai-nilai itu dalam semua
tindakan mereka. Kedua, ideologi meskipun bersifat sosial, ia digunakan secara internal di
antara anggota kelompok atau komunitas. Oleh karena itu ideologi tidak hanya menyediakan fungsi koordinat dan kohesi. Tetapi juga membentuk identitas diri
Universitas Sumatera Utara
kelompok, membedakannya dengan kelompok lain. Ideologi di sini bersifat umum, abstrak dan nilai-nilai yang terbagi antar kelompok menyediakan dasar
bagaimana masalah harus dilihat. Dengan pandangan semacam itu, wacana lalu tidak dipahami sebagai sesuatu yang netral dan berlangsung secara ilmiah, karena
dalam setiap wacana selalu terkandung ideologi untuk mendominasi dan berebut pengaruh Eriyanto 2001:106.
II.8 Konsep Diri
Konsep diri menurut William D. Brooks mendefinisikan konsep diri sebagai “ those physical, social, and psychological precepctions of ourselves that
we have derived from experiences and our interaction with others” dalam Rakhmat, 2005: 99. Jadi konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang
diri kita. Konsep diri bukan hanya merupakan gambaran secara deskriptif, tetapi juga merupakan penilaian anda tentang anda. Konsep diri meliputi apa yang anda
pikirakan dan anda rasakan terhadap diri anda.
II.8.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep diri 1.Orang lain