BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Agensi
Hubungan antara pemilik dan pemegang saham principal dan manajemen agent di bahas dalam Teori Agensi. Teori agensi
merupakan teori yang digunakan perusahaan untuk memahami corporate governance. Dalam hal ini hubungan keagenan merupakan sebuah
kontrak antara satu orang atau lebih principal yang mempekerjakan orang lain agent untuk memberikan suatu jasa dan kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut Jensen and Meckling, 1976.
Pihak prinsipal mempunyai kepentingan untuk meningkatkan kemakmuran perusahaannya dengan cara mengadakan kontrak dengan
agen, sedangkan agen cenderung bersifat oportunis yaitu berusaha memenuhi kebutuhan ekonomi dan psikologinya.
Hubungan keagenan agency relationship juga digambarkan sebagai hubungan yang timbul karena adanya kontrak yang ditetapkan
antara principal yang menggunakan agen untuk melakukan jasa atas nama principal yang meliputi pendelegasian wewenang pengambilan
keputusan kepada agen. Walaupun terdapat kontrak, agen tidak akan melakukan hal yang terbaik untuk kepentingan principal Wedari, 2004.
Universitas Sumatera Utara
Hal tersebutlah yang menimbulkan adanya konflik kepentingan antara agen dengan pemilik principal.
Agency Problems merupakan permasalahan yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen. Salah satu
penyebab agency problems adalah adanya asymmetric information. Asymmetric Information adalah ketidakseimbanganinformasi yang
dimiliki oleh prinsipal dan agen, ketika prinsipal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agen sebaliknya, agen memiliki
lebih banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan Widyaningdyah, 2001. Akibat adanya
informasi yang tidak seimbang asimetri ini, dapat menimbulkan 2 dua permasalahan yang disebabkan adanya kesulitan prinsipal untuk
memonitor dan melakukan kontrol terhadap tindakan-tindakan agen. Jensen dan Meckling, 1976 menyatakan permasalahan tersebut adalah :
1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dalam kontrak
kerja. 2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana prinsipal tidak dapat
mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen benar- benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi
sebagai sebuah kelalaian dalam tugas. Teori agensi menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: 1
manusia pada umumya mementingkan diri sendiri self interest, 2
Universitas Sumatera Utara
manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa mendatang bounded rationality, dan 3 manusia selalu menghindari
resiko risk averse Eisenhardt 1989. Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak opportunistic,
yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya Haris, 2004.
2.1.2 Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan salah satu alat yang digunakan oleh pihak manajemen perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi
keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.Menurut Standar Akuntansi Keuangan No.1 2007: Laporan keuangan merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal
yang disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya arus kas atau laporan arus dana, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Menurut Kieso dan Weygandt 2007 laporan keuangan yang disusun oleh manajemen
terdiri dari:
1. Neraca Neraca adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan
posisi keuangan perusahaan pada saat tanggal tertentu. Laporan ini dibuat untuk menyajikan informasi keuangan mengenai aktiva,
kewajiban, dan modal perusahaan. Neraca disajikan berdasarkan likuiditas dan fleksibilitas finansial perusahaan, yang dapat dipakai
sebagai dasar untuk membuat perkiraan terhadap keadaan-keadaan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang. Likuiditas adalah
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban tepat waktu yang telah ditetapkan. Sedangkan fleksibilitas adalah kemampuan
perusahaan dalam memperoleh dana.
Universitas Sumatera Utara
2. Laporan LabaRugi Laporan LabaRugi adalah laporan keuangan yang secara sistematis
menyajikan hasil usaha perusahaan dalam periode waktu tertentu. Laporan laba rugi menyediakan informasi mengenai penentuan
profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman yang diperlukan investor dan kreditor
untuk membantu mereka memprediksi jumlah, penetapan waktu dan kepastian dari arus kas masa depan.
3. Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan yang dapat memberikan informasi
tentang kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas selama satu periode tertentu. Laporan arus kas menyajikan sacara
sistematis informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan. 4. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang secara sistematis menyajikan informasi mengenai perubahan ekuitas
perusahaan akibat operasi perusahaan dan transaksi dengan pemilik pada suatu periode akuntansi tertentu.
Laporan keuangan ini dibuat memiliki tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh
Universitas Sumatera Utara
pemilik perusahaan serta sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar perusahaan.
Para pemakai laporan keuangan Ghozali dan Chariri, 2007 meliputi :
1. Investor Investor berkepentingan dengan risiko dan hasil dari investasi yang
mereka lakukan. Informasi dibutuhkan untuk menentukan apakah mereka akan membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Yang
biasa dilihat oleh investor adalah informasi mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
2. Kreditor Kreditor menggunakan informasi akuntansi untuk membantu mereka
memutuskan apakah pinjaman dan bunganya dapat dibayar pada waktu jatuh tempo.
3. Pemasok Pemasok membutuhkan informasi mengenai kemampuan perusahaan
untuk melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo. 4. Karyawan
Karyawan membutuhkan informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan dan kemampuan memberi pensiun dan
kesempatan kerja. 5. Pelanggan
Pelanggan berkepentingan dengan informasi tentang kelangsungan hidup perusahaan terutama bagi mereka yang memiliki perjanjian
jangka panjang dengan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
6. Pemerintah Pemerintah berkepentingan dengan informasi untuk mengatur aktivitas
perusahaan, menetapkan kebijakan pajak, dan untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lain-lain.
7. Masyarakat Masyarakat berkepentingan dengan informasi tentang kecenderungan
dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta berbagai aktivitas yang menyertainya.
Menurut Standard Financial Of Accounting No.2 informasi keuangan akan bermanfaat bila memenuhi karakteristik kualitas sebagai
berikut: 1. Relevan
Informasi akuntansi dikatakan relevan apabila informasi tersebut mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi keputusan manajer atau
pemakai laporan keuangan lainnya. Informasi akuntansi yang relevan akan bermanfaat bagi investor, kreditor, dan pemakai lainnya, apabila
1 informasi tersebut dapat digunakan untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa sekarang dan masa mendatang predictive value, 2
menegaskan atau memperbaiki harapan yang dibuat sebelumnya feedback value, dan 3 informasi harus tersedia tepat waktu dan
bagi pengambil keputusan sebelum mereka kehilangan kesempatan atau kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang diambil
timeliness.
Universitas Sumatera Utara
2. Keandalan Informasi dapat dikatakan andal apabila informasi tersebut 1 dapat
menggambarkan secara wajar keadaan atau peristiwa sesuai dengan kondisi yang sebenarnya representatif faithfulness, 2 informasi
harus dapat diuji kebenarannya dengan metode pengujian yang sama tetapi oleh orang yang berbeda verifiable, dan 3 informasi bebas dari
unsur bias neutrality. 3. Daya banding dan Konsistensi
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari
perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan perusahaan- perusahaan lainnya pada periode yang sama. Konsistensi menunjukkan
pemakaian metode yang sama oleh perusahaan sepanjang periode. 4. Pertimbangan Cost-Benefit
Informasi akuntansi keuangan akan diupayakan untuk disajikan dalam laporan keuangan, selama manfaat yang diperoleh dari penyajian
informasi tersebut melebihi biaya yang diperlukan untuk menghasilkannya. Oleh karena itu, sebelum menyajikan informasi,
manfaat yang akan diperoleh dari informasi tersebut harus dibandingkan dengan biaya yang akan timbul.
5. Materialitas Informasi dipandang material jika kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dalam mempengaruhi
Universitas Sumatera Utara
keputusan ekonomi pengguna yang diambil atas dasar laporan keuangan. Materialitas bergantung pada besarnya pos atau kesalahan
yang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan omission atau kesalahan dalam mencatat
misstatement. Laporan keuangan keuangan dirancang untuk menyediakan
informasi pada empat aktivitas usaha utama yaitu kegiatan perencanaan, keuangan, investasi, dan operasi. Laporan keuangan dibuat oleh
manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan.
2.1.3 Corporate Governance
2.1.3.1 Pengertian Corporate Governance
Corporate Governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee tahun 1992 dalam laporannya yang dikenal
dengan “Cadbury Report” Tjoger dkk, 2003. Laporan ini dipandang sebagai titik tolak turning point yang sangat
menentukan praktik Corporate Governance diseluruh dunia. Cadbury Committee mendefinisikan corporate governance
sebagai perangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditor,
pemerintah, karyawan serta pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban
Universitas Sumatera Utara
mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan.
Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat
memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada para pemegang saham Herawaty, 2008. Sedangkan Isgiyarta dan
Triatiarini 2005 mendefinisikan corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara
pemegang saham, pengelola perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan intern
dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang
mengatur dan mengendalikan perusahaan.
2.1.3.2 Tujuan Corporate Governance
Forum for Corporate Governance in Indonesi 2002 menjelaskan bahwa tujuan dari corporate governance adalah
untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan stakeholders. Secara lebih rinci, terminologi
corporate governance dapat dipergunakan untuk menjelaskan peranan dan perilaku dari dewan direksi, dewan komisaris,
pengurus pengelola perusahaan, dan para pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
Komite Nasional Kebijakan Governance menjelaskan bahwa corporate governance merupakan acuan bagi perusahaan dalam
rangka: 1. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui
pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran
dan kesetaraan. 2. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-
masing organ perusahaan, yaitu dewan komisaris, direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham.
3. Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris, dan anggota direksi agar dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan. 4. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
5. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan
lainnya. 6. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional
maupun internasional, sehingga meningkatkan kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
Pembangun mekanisme corporate governance yang efektif, juga dapat memperluas tingkat kebebasan perusahaan
untuk membuat pengambilan keputusan dengan tepat waktu, dan membawa pada peningkatan nilai perusahaan Chen , 2008
2.1.3.3 Mekanisme Corporate Governance
Menurut Barnhart Rosenstein 1998 mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua kelompok. Pertama
berupa internal mechanism mekanisme internal, seperti komposisi dewan direksi-komisaris, kepemilikan manajerial,
dan komposisi eksekutif. Kedua, external mechanism mekanisme eksternal, seperti pengendalian oleh pasar dan
level debt inancing. Sedangkan menurut Iskandar Chamlou 2000 mekanisme pengawasan dalam corporate governance
juga dibagi menjadi dua kelompok yaitu internal dan exsternal mechanism.
1. Internal mechanism adalah cara untuk mengendalikan perusahaan dengan menggunakan struktur dan proses internal
seperti rapat umum pemegang saham, komposisi dewan komisaris, komposisi dewan direksi dan pertemuan dengan
board of directors, sedangkan Struktur kepemilikan perusahaan dibedakan menjadi
Universitas Sumatera Utara
a. Tingkat konsentrasi kepemilikan. Tingkat konsentrasi kepemilikan dapat dikatagorikan
menjadi struktur kepemilikan terkonsentrasi dan perusahaan yang struktur kepemilikannnya tidak
terkonsentrasi.Perusahaan dikatakan memiliki struktur kepemilikan terkonsentrasi apabila sebagian besar saham
dimiliki oleh sebagian kecil individu atau institusi. Kontrol mereka atas perusahaan begitu besar sehingga segala
tindakan merupakan cerminan dari kehendak pemilik. Sedangkan perusahaan dikatakan memiliki struktur
kepemilikan yang tidak terkonsentrasi apabila kepemilikan saham menyebar secara merata kepublik, jadi tidak ada
yang memiliki saham dalam jumlah yang sangat besar dibanding lainnya Swandari, 2003.
b. Kepemilikan Perusahaan. Suatu perusahaan dapat dimiliki oleh instansi maupun non
nstitusi. Institusi merupakan sebuah lembaga yang memiliki kepentingan besar terhadap investasi yang dilakukan
termasuk investasi saham. Sehingga biasanya institusi menyerahkan tanggung jawab pada divisi tertentu untuk
mengelola investasi perusahaan tersebut. Karena institusi memantau secara professional perkembangan investasinya
maka tingkat pengendalian terhadap tindakan manajemen sangat tinggi sehingga potensi kecurangan dapat ditekan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Pozen 1994, investor institusi dapat dibedakan menjadi dua yaitu investor aktif dan investor pasif. Investor
pasif tidak terlalu ingin terlibat dalam pengambilan keputusan manajerial, sedangkan investor aktif ingin
terlibat dalam keputusan manajerial. Keberadaan institusi inilah yang mampu menjadi alat monitoring efektif bagi
perusahaan. 2. Exsternal mechanism adalah cara mempengaruhi perusahaan
selain dengan menggunakan mekanisme internal perusahaan seperti pengendalian oleh perusahaan dan pengendalian oleh
pasar.
2.1.3.4 Manfaat Good Corporate Governance
Indra Surya dan Ivan Yustiavandana 2007 mengatakan bahwa tujuan dan manfaat dari penerapan GCG adalah:
1 Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing. 2 Mendapatkan biaya modal cost of capital yang lebih murah.
3 Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi perusahaan.
4 Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari para pemangku kepentingan terhadap perusahaan.
5 Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum. Dalam Pedoman Umum Good Corporate Governance
Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG dinyatakan bahwa good corporate
governance GCG diperlukan untuk mendorong terciptanya
Universitas Sumatera Utara
pasar yang efisien, transparan, dan konsisten dengan peraturan perundang-undangan Solihin, 2009.
2.1.3.5 Prinsip-Prinsip Corporate Governance
Prinsip-prinsip dasar penerapan good corporate governance yang dikemukakan oleh Forum for Corporate Governance in
Indonesia FCGI, 2001 adalah sebagai berikut: 1. Fairness keadilan.
Menjamin adanya perlakuan adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan
perjanjian serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Prinsip ini menekankan bahwa semua pihak, yaitu baik
pemegang saham minoritas maupun asing harus diberlakukan sama.
2. Transparency transparansi. Mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, akurat dan
tepat pada waktunya mengenai semua hal yang penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan, dan para pemegang
kepentingan stakeholders. 3. Accountability akuntanbilitas.
Menjelaskan fungsi, struktur, sistem dan pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana
secara efektif. Prinsip ini menegaskan pertanggungjawaban manajemen terhadap perusahaan dan para pemegang saham.
Universitas Sumatera Utara
4. Responsibility pertanggungjawaban. Memastikan kesesuaian kepatuhan di dalam pengelolaan
perusahaan terhadap korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku. Dalam hal ini perusahaan memiliki
tanggungjawab sosial terhadap masyarakat atau stakeholders dan menghindari penyalahgunaan kekuasaan dan menjujung
etika bisnis serta tetap menjaga lingkungan bisnis yang
2.1.4 Manajemen Laba 2.1.4.1 Pengertian Manajeman Laba
Menurut Schipper 1989 Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses penyusunan pelaporan keuangan eksternal
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan-keuntungan pribadi sedangkan menurut Fisher dan Rosenzweig 1995,
Manajemen laba adalah tindakan-tindakan manajer untuk menaikkan menurunkan laba periode berjalan dari sebuah
perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan kenaikan penurunan keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang.
2.1.4.2 Motivasi Manajemen Laba
Manajemen laba didorong oleh beberapa motivasi. Scott 1997 dalam Sukartha 2007 berpendapat bahwa ada
beberapa faktor yang dapat memotivasi manajer melakukan manajemen laba, yaitu:
1. Bonus Scheme Rencana Bonus
Universitas Sumatera Utara
Para manajer yang bekerja pada perusahaan yang menerapkan rencana bonus akan
berusaha mengatur laba yang dilaporkannya dengan tujuan dapat memaksimalkan jumlah
bonus yang akan diterimanya. 2. Debt Covenant Kontrak Utang Jangka Panjang
Menyatakan bahwa semakin dekat suatu perusahaan kepada waktu pelanggaran perjanjian utang maka para manajer akan
cenderung untuk memilih metoda akuntansi yang dapat memindahkan laba periode mendatang ke periode berjalan
dengan harapan dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak utang.
3. Political Motivations Motivasi Politik Menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan dengan skala besar
dan industri strategis cenderung untuk menurunkan laba terutama pada saat periode kemakmuran yang tinggi. Upaya ini
dilakukan dengan harapan memperoleh kemudahan serta fasilitas dari pemerintah.
4. Taxation Motivations Motivasi Perpajakan Menyatakan bahwa perpajakan merupakan salah satu motivasi
mengapa perusahaan mengurangi laba yang dilaporkan. Tujuannya adalah dapat meminimalkan jumlah pajak yang
harus dibayar. 5. Pergantian CEO Chief Executive Officer
Universitas Sumatera Utara
Biasanya CEO yang mendekati masa pensiun atau masa kontraknya menjelang berakhir akan melakukan strategi
memaksimalkan jumlah pelaporan laba guna meningkatkan jumlah bonus yang akan mereka terima. Hal yang sama akan
dilakukan oleh manajer dengan kinerja yang buruk. Tujuannya adalah menghindarkan diri dari pemecatan sehingga mereka
cenderung untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan. 6. Initital Public Offering Penawaran Saham Perdana
Menyatakan bahwa pada awal perusahaan menjual sahamnya kepada publik, informasi keuangan yang dipublikasikan dalam
prospektus merupakan sumber informasi yang sangat penting. Informasi ini penting karena dapat dimanfaatkan sebagai sinyal
kepada investor potensial terkait dengan nilai perusahaan. Guna mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh para investor maka
manajer akan berusaha untuk menaikkan jumlah laba yang dilaporkan.
Hendriksen 1988 menyebutkan pada dasarnya, pihak manajemen melakukan manajemen laba didorong oleh adanya:
1. Kelemahan yang melekat dalam akuntansi itu sendiri Fleksibilitas dalam menghitung angka laba dapat disebabkan oleh
metode akuntansi yang memberikan peluang bagi manajemen untuk mencatat suatu fakta tertentu dengan cara berbeda.
2. Informasi asimetri antara manajer dengan pihak luar
Universitas Sumatera Utara
Faktor informasi juga menyebabkan timbulnya manajemen laba. Asimetri informasi terjadi ketika manajer memiliki informasi
internal perusahaan relatif lebih banyak dan lebih cepat dibanding pihak eksternal. Dalam kondisi yang demikian, manajer dapat
menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan dalam usaha memaksimalkan
kemakmurannya.
2.1.4.3 Pola Manajemen Laba
Ada empat pola manajemen laba yang dikemukakan oleh Scott, 2000 yaitu :
1. Taking a Bath Pola ini terjadi pada saat reorganisasi termasuk pengangkatan
CEO baru dengan melaporkan kerugian dalam jumlah besar. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan laba di masa
datang. 2. Income Minimization
Dilakukan pada saat perusahaan mengalami tingkat profitabilitas yang tinggi sehingga jika laba pada periode
mendatang diperkirakan turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya.
3. Income Maximization Dilakukan pada saat laba menurun. Tindakan atas income
maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang
Universitas Sumatera Utara
tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran
perjanjian hutang. 4. Income Smoothing
Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang
terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.
2.1.4.4 Faktor-Faktor Manajemen Laba
Faktor-faktor manajemen laba yang diajukan Watt dan Zimmerman, 1996 adalah:
1. Bonus Plan Hypothesis Manajemen akan memilih metode akuntansi yang
memaksimalkan utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan bonus terbesar berdasarkan
earnings lebih banyak menggunakan metode akuntansi yang meningkatkan laba yang dilaporkan.
2. Debt to Equity Hypothesis Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian
kredit cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba Sweeney, 1994. Hal ini untuk
menjaga reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal. Perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity cukup
Universitas Sumatera Utara
tinggi akan mendorong manajer perusahaan untuk menggunakan metode akuntansi yang dapat meningkatkan
pendapatan atau laba, menyebabkan perusahaan kesulitan dalam memperoleh dana tambahan dari pihak kreditor bahkan
perusahaan terancam melanggar perjanjian hutang. 3. Political Cost Hypothesis
Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode akuntansi yang
menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan laba yang tinggi membuat pemerintah akan segera mengambil tindakan
seperti: mengenakan peraturan antitrust, menaikkan pajak pendapatan perusahaan, dan lain-lain.
2.2 Penelitian Terdahulu