PT MODERN INTERNASIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31Maret 2017 dan 2016 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Pajak tangguhan diukur dengan metode liabilitas atas beda waktu pada tanggal pelaporan antara dasar pengenaan pajak untuk aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya untuk tujuan
pelaporan keuangan. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dengan beberapa pengecualian.
Aset pajak tangguhan direview pada setiap tanggal pelaporan dan jika diperlukan, dilakukan penyesuaian pada tanggal tersebut. Efek pajak tangguhan yang timbul dari akuisisi bisnis
disajikan sebagai bagian dari akun “Aset atau Liabilitas Pajak Tangguhan”. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan konsolidasian atas
dasar saling hapus offset, kecuali aset dan liabilitas pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, sesuai penyajian aset dan liabilitas pajak kini masing-masing entitas tersebut.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang diharapkan akan dipakai pada tahun saat aset direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan
perpajakan yang berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal pelaporan.
Pajak Pertambahan Nilai PPN Penjualan, beban dan aset diakui neto terhadap nilai pajak penjualan yaitu pajak
pertambahan nilai dan pajak lainnya, jika ada, kecuali : ● Situasi dimana PPN yang timbul dari pembelian aset atau jasa tidak terpulihkan dari
otoritas pajak, dalam situasi tersebut PPN terkait diakui sebagai bagian dari nilai perolehan aset atau bagian dari beban.
● Piutang dan hutang yang diakui termasuk PPN terkait Nilai dari PPN neto yang dipulihkan atau terhutang ke otoritas pajak dicatat sebagai bagian
dari piutang atau utang dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
m. Imbalan Kerja
Kelompok Usaha mengakui estimasi liabilitas imbalan kerja sesuai dengan Undang Undang Ketenagakerjaan No. 132003 tanggal 25 Maret 2003. Sesuai dengan Undang Undang
tersebut, Kelompok Usaha diharuskan membayar uang pesangon, penghargaan masa kerja, dan kompensasi manfaat jika kondisi tertentu dalam Undang Undang ini terpenuhi.
Berdasarkan PSAK No. 24 revisi 2013, “Imbalan kerja”, pembebanan biaya untuk imbalan kerja karyawan ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuaria “projected unit
credit ”.
Efektif 1 Januari 2015, kelompok Usaha menerapkan PSAK No. 24 Revisi 2013, “Imbalan Kerja”. PSAK ini, antara lain menghapus mekanisme koridor dalam menghitung keuntungan
dan kerugian aktuarial mengatur pengeluaran biaya jasa lalu dan beberapa pengungkapan tambahan. Perusahaan dan entitas menerapkan secara retrospektif perubahan yang diatur
dalam PSAK ini dan menyajikan kembali informasi komperatif Catatan 42. Dampak utama dari penerapan PSAK ini adalah pembebanan saldo kerugian aktuarial yang belum
diamortisasi pada penghasilan komprehensif lain dan pembebanan saldo biaya jasa lalu yang belum vested pada saldo laba.
Sehubungan dengan hal tersebut, laporan keuangan konsolidasian pada tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut dan laporan posisi
keuangan konsolidasian pada tanggal 1 Januari 2014 31 Desember 2013 telah disajikan kembali sebagai akibat dari perubahan kebijakan akuntansi Catatan 42.
PT MODERN INTERNASIONAL Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Periode enam bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31Maret 2017 dan 2016 Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain
Sebelum tanggal 1 Januari 2015, ketika imbalan pasca-kerja berubah, porsi imbalan sehubungan dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan pada masa lalu dibebankan
atau dikreditkan dalam laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus selama rata-rata masa kerja karyawan hingga imbalan pasca-kerja menjadi hak karyawan vested. Porsi
imbalan pasca-kerja yang telah menjadi hak karyawan diakui segera sebagai beban dalam laba rugi.
Keuntungan atau kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada akhir tahun
pelaporan sebelumnya melebihi 10 dari nilai kini imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian diakui atas dasar metode garis lurus selama rata-rata sisa masa
kerja karyawan yang diharapkan.
n. Laba rugi per saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang
beredar pada tahun yang bersangkutan.
o. Beban tangguhan
Akun ini merupakan beban-beban yang timbul sehubungan dengan beban waralaba awal initial franchise fee, beban sehubungan dengan akuisisi dan pengembangan gerai
7-Eleven dan program komputer.
Beban tangguhan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus straight-line method sesuai dengan masa manfaatnya selama 4
– 20 tahun.
p. Beban renovasi bangunan sewa
Akun ini merupakan beban-beban yang timbul sehubungan dengan pembuatan interior dan lain-lain atas bangunan yang disewa serta diamortisasi selama 10-20 tahun dengan
menggunakan metode garis lurus straight-line method.
q. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang fungsional berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas
moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang fungsional Kelompok Usaha berdasarkan rata-rata kurs jual dan kurs beli yang diterbitkan oleh Bank Indonesia pada
tanggal terakhir transaksi perbankan pada tahun tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
31 Maret 2017 31 Desember 2016
31 Maret 2016
Dollar Amerika Serikat 13,321.00
13,436.00 13,276.00
Yen Jepang 118.85
115.00 118.88
Dollar Singapura 9,532.04
9,299.00 9,830.09
Euro 14,228.17
14,162.00 15,029.99