PIUTANG USAHA Management Use of Judgment,

PT AKASHA WIRA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 Dinyatakan dalam Jutaan Rupiah, kecuali Dinyatakan Lain NOTES TO FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2013 AND 2012 Expressed in Millions of Rupiah, except Otherwise Stated 43

9. ASET TETAP

Lanjutan Manajemen mengidentifikasikan mesin menganggur dengan nilai buku masing-masing sebesar Rp 4.258 harga perolehan Rp 45.003 dan akumulasi penyusutan Rp 40.745 dan Rp 7.133 harga perolehan Rp 45.003 dan akumulasi penyusutan Rp 35.966 per 31 Desember 2013 dan 2012. Mesin tersebut telah pernah diturunkan nilainya ke harga jual neto pada tanggal 31 Desember 2007. Aset dalam Penyelesaian Aset dalam penyelesaian terutama terdiri atas mesin, peralatan dan perlengkapan. Di tahun 2013, Perseroan mengaktifkan kembali pabrik di Sengon, Jawa Timur. Seluruh penambahan aset terkait dengan pengaktifan pabrik di Sengon dicatat di dalam aset dalam penyelesaian. Aset dalam penyelesaian diperkirakan selesai pada tahun 2014. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, persentase aset dalam penyelesaian masing-masing adalah 61 dan 41 dari total nilai kontrak. Aset tetap tertentu dijadikan agunan untuk fasilitas kredit sebagaimana dijelaskan pada Catatan 10 dan 14. Pada 31 Desember 2013 dan 2012, aset tetap diasuransikan terhadap risiko kebakaran, penjarahan, huru hara, pemogokan, tindak kejahatan, angin topan, badai dan banjir berdasarkan suatu paket polis gabungan dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 152 milyar dan Rp 176 milyar dalam angka penuh kepada pihak ketiga, yaitu PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia, PT Asuransi Harta Aman Pratama, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Ekspor Indonesia, PT Asuransi Jasa Indonesia dan PT Asuransi Sinar Mas. Manajemen menganggap jumlah pertanggungan tersebut memadai. Pada tahun 2013, Perseroan melakukan peninjauan kembali atas masa manfaat dan nilai residu aset tetap, dan tidak ada perubahan masa manfaat maupun nilai residu untuk aset tetap yang perlu dilakukan. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas aset tetap pada setiap akhir periode pelaporan.

9. FIXED ASSETS Continued

Management identified idle machinery with a net book value of Rp 4,258 acquisition cost of Rp 45,003 and accumulated depreciation of Rp 40,745 and Rp 7,133 acquisition cost of Rp 45,003 and accumulated depreciation of Rp 35,966 as of December 31, 2013 and 2012, respectively. This machinery had been once impaired to its net selling price as of . December 31, 2007. Assets under Construcion Assets under construction mainly consisted of machinery, tools and equipment. In 2013, the Company’s plant at Sengon, East Java were reactivated. All additional assets related to the plant in Sengon were recorded as assets under construction. Assets under construction are estimated to be completed in 2014. As of December 31, 2013 and 2012, the percentage of the assets under construction was 61 and 41 of the total value of contracts, respectively. Certain fixed assets are used as collateral to secure loans as discussed in Notes 10 and 14. As of December 31, 2013 and 2012, the fixed assets were insured against the risks of fire, riots, strike, malicious damage, typhoon, storm and flood under blanket policies with insurance coverage of Rp 152 billion and Rp 176 billion full amount, respectively to third parties, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Tokio Marine Indonesia, PT Asuransi Harta Aman Pratama, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Ekspor Indonesia, PT Asuransi Jasa Indonesia and PT Asuransi Sinar Mas. The management believes that the insurance coverage is adequate. In 2013, the Company performed a review on the useful lives and residual value of fixed assets, and no revision was made for the useful lives and residual value. Management believes there is no impairment in the value of these assets at the end of each reporting period.