Himpunan Kuasa HIMPUNAN TERCACAH

Akan ditunjukkan bahwa fungsi f bijektif. Ambil sebarang y ∈ R, dipilih x = π π 2 1 y tg − + sedemikian hingga f x = f π π 2 1 y tg − + = tg π π π 2 1 y tg − + - 2 π = tg 2 π + - 1 y tg − 2 π = tg 1 y tg − = tg o y 1 − tg = y Dapat ditemukan x ∈ 0,1, sehingga fx = y. Dengan demikian berlaku ∀y ∈ R ∃x ∈ 0,1 fx = y, sehingga fungsi f surjektif. Ambil sebarang x,y ∈ 0,1 dengan fx = fy, sehingga tgπx - 2 π = tg πy - 2 π , maka x = y, sehingga fungsi f injektif. Jadi fungsi f : 0,1 → R bijektif. Terlihat himpunan semua bilangan real R berkorespondensi satu-satu dengan interval terbuka 0,1. Telah dibuktikan dalam Teorema 3.2.13 bahwa interval terbuka 0,1 adalah himpunan taktercacah. Jadi himpunan semua bilangan real R adalah himpunan taktercacah. „

3. Himpunan Kuasa

Telah diketahui bahwa elemen suatu himpunan dapat berupa himpunan. Secara khusus dapat dibentuk suatu himpunan yang terdiri dari semua himpunan bagian yang mungkin dari suatu himpunan V yang diberikan, dilambangkan 47 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dengan ℘V. Jumlah elemen dalam himpunan hingga V dilambangkan dengan n V. Definisi 3.3.1: Himpunan ℘V = {A ⎢A ⊆ V} disebut himpunan kuasa dari V. Lemma 3.3.1: Jika W himpunan hingga, a ∉ W dan V = W ∪ {a}, maka n ℘V = 2 n ℘W. Bukti: Diketahui a ∉ W dan V = W ∪ {a}, maka ℘V adalah gabungan semua himpunan bagian dari W dan semua himpunan bagian dari W yang digabungkan dengan himpunan {a}, dan kedua keluarga himpunan bagian tersebut saling asing, sehingga ℘V = {A ⎢A ⊆ W} ∪ {A ∪ {a} ⎢A ⊆ W} dan {A ⎢A ⊆ W} ∩ {A ∪ {a} ⎢A ⊆ W} = φ, maka: n ℘V = n {A ⎢A ⊆ W} ∪ {A ∪ {a} ⎢A ⊆ W} = n {A ⎢A ⊆ W} + n {A ∪ {a} ⎢A ⊆ W} = n ℘W + n ℘W karena n ℘W = n ℘W ∪ {a} = 2 n ℘W „ Teorema 3.3.1: Jika nV = m, maka n ℘V = m 2 . Bukti: Teorema ini akan dibuktikan dengan menggunakan induksi matematika. Misalkan pernyataan dalam teorema tersebut dilambangkan dengan Φn. Jika V adalah himpunan kosong, maka ℘V = {φ}, sehingga n℘V = 1 = , maka Φ0 benar. ........1 2 48 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Andaikan Φk benar, yaitu jika W memiliki k elemen maka ℘W memiliki elemen. Andaikan V mempunyai k + 1 elemen. Ambil sebarang elemen a ∈ V dan bentuk himpunan W = V – {a}, maka nW = k, sehingga n℘W = . Berdasarkan Lemma 3.3.1, maka n ℘V = 2 n ℘W = 2. , sehingga diperoleh ∀k ∈ N [Φk ⇒ Φk+ 1] .....2 k 2 k 2 k 2 = 1 2 + k Dari 1 dan 2 terbukti bahwa ∀n ∈ N Φn. „ Untuk himpunan hingga V, ℘V mempunyai elemen yang lebih banyak daripada V. Bagaimana jika V adalah himpunan takhingga? Untuk menjawab pertanyaan seperti ini dibuktikan teorema berikut: Teorema 3.3.2: 1. A ⊆ B ⇔ ℘A ⊆ ℘B 2. A = B ⇔ ℘A = ℘B Bukti: 1. Jika A ⊆ B, maka ∀X [X ⊆ A ⇒ X ⊆ B], maka ∀X [X ∈℘A ⇒ X ∈ ℘B], sehingga ℘A ⊆ ℘B. Andaikan ℘A ⊆ ℘B, maka ∀X [X ∈℘A ⇒ X ∈ ℘B], yaitu ∀X [X ⊆ A ⇒ X ⊆ B]. Ambil sebarang t ∈ A, maka {t} ⊆ A. Jadi {t} ⊆ B, maka t ∈ B, sedemikian hingga A ⊆ B. 2. Jika A = B bila dan hanya bila A ⊆ B dan B ⊆ A bila dan hanya bila ℘A ⊆ ℘B dan ℘B ⊆ ℘A bila dan hanya bila ℘A = ℘B. „ Teorema 3.3.3: Himpunan semua himpunan bagian dari suatu himpunan tercacah adalah himpunan taktercacah. Bukti: 49 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Diberikan A himpunan tercacah dan ℘A = {B ⎢B ⊆ A}. Akan ditunjukkan bahwa ℘A adalah himpunan taktercacah. Andaikan ℘A tercacah, maka ada fungsi f : A → ℘A yang bijektif. Didefinisikan T = {x ∈ A ⎢x ∉ fx}, maka T ⊆ A, sehingga T ∈ ℘A. Karena fungsi f bijektif, maka ada y ∈ A sedemikian hingga fy = T. Jika y ∈ T, maka berdasarkan definisi T, y ∉ fy. Karena fy = T, maka y ∉ T. Terjadi kontradiksi. Jika y ∉ T, maka y ∉ fy, karena T = fy. Padahal berdasarkan definisi T, jika y ∉ fy, maka y ∈ T. Kembali terjadi kontradiksi. Karena dua kemungkinan yang ada menimbulkan kontradiksi berarti pengandaian salah. Jadi ℘A himpunan taktercacah. „ Akibat 3.3.3: ℘N adalah himpunan taktercacah. Bukti: Karena N adalah himpunan tercacah, maka menurut Teorema 3.3.3 ℘N adalah himpunan taktercacah. „ Telah dibuktikan pada Teorema 3.2.14 bahwa himpunan semua bilangan real R adalah himpunan taktercacah dan dari Akibat 3.3.3 di atas, terbukti bahwa ℘N adalah juga himpunan taktercacah. Sekarang akan ditunjukkan bahwa ada korespondensi satu-satu antara himpunan semua bilangan real R dan ℘N, dengan terlebih dahulu menunjukkan bukti Teorema Schröder-Bernstein sebagai berikut. 50 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Teorema 3.3.4: Diberikan himpunan A dan B. Jika fungsi f : A → B dan g : B → A adalah fungsi-fungsi injektif, maka ada fungsi F : A → B yang bijektif. Bukti: Diberikan himpunan A dan B. Diketahui fungsi f : A → B dan g : B → A adalah fungsi-fungsi injektif. Harus ditunjukkan bahwa ada fungsi bijektif F : A → B. Ambil sebarang ∈ B. Andaikan disusun suatu barisan , , , , , , ... yang merupakan elemen-elemen dari himpunan A dan B. Perhatikan, mungkin ada atau tidak ada ∈ A sedemikian hingga f = . Jika ada, maka unik, karena fungsi f adalah fungsi injektif. Dipilih sebagai invers dari , yang adalah bayangan dari berdasarkan fungsi f. Andaikan telah jelas bahwa ada, dipilih ∈ B untuk menjadi elemen yang unik sedemikian hingga g = . Kembali, mungkin ada atau tidak ada ∈ B. Jika ada, maka unik, karena fungsi g adalah fungsi injektif. Dengan cara yang sama, dipilih sebagai invers dari , yang adalah bayangan dari berdasarkan fungsi f, dan seterusnya. Jika proses ini dilakukan terus menerus akan diperoleh tiga kejadian yang mungkin sebagai berikut: 1 b 1 b 1 a 2 b 2 a 3 b 3 a 1 a 1 a 1 b 1 a 1 a 1 a 1 b 1 a 1 a 2 b 2 b 1 a 2 b 2 b 2 b 2 a 2 b 2 a 1. Proses akan sampai pada ∈ A dan berhenti karena tidak ada ∈ B dengan g = . Keadaan ini mungkin terjadi karena fungsi g bukan fungsi surjektif. n a ∗ b ∗ b n a 51 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Proses akan sampai pada ∈ B dan berhenti karena tidak ada ∈ A dengan f = . Keadaan ini mungkin terjadi karena fungsi f bukan fungsi surjektif. n b ∗ a ∗ a n b 3. Proses akan terus terjadi tanpa henti. Demikian telah ditunjukkan bahwa untuk setiap b ∈ B akan terdefinisi dalam proses ini, sehingga himpunan B dapat dibagi menjadi tiga himpunan bagian yang saling asing. Andaikan A B = { semua b ∈ B sedemikian hingga proses berakhir pada suatu } n a B B = { semua b ∈ B sedemikian hingga proses berakhir pada suatu } n b dan = { semua b ∈ B sedemikian hingga proses tak pernah berakhir }. ∞ B Proses yang sama juga terjadi pada himpunan A, sehingga himpunan A juga dibagi menjadi tiga himpunan bagian yang saling asing. Andaikan A A = { semua a ∈ A sedemikian hingga proses berakhir pada suatu } n a B A = { semua a ∈ A sedemikian hingga proses berakhir pada suatu } n b dan = { semua a ∈ A sedemikian hingga proses tak pernah berakhir }. ∞ A Sekarang akan ditunjukkan bahwa himpunan A berkorespondensi satu-satu dengan himpunan B. Hal ini dilakukan dengan menunjukkan bahwa berkorespondensi satu-satu dengan , berkorespondensi satu-satu dengan , dan berkorespondensi satu-satu dengan . Fungsi f dibatasi pada , sehingga fungsi f menjadi fungsi bijektif dari ke . Hal ini akan dibuktikan melalui dua hal sebagai berikut: A A A B B A B B ∞ A ∞ B A A A A A B 52 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1. Jika a ∈ maka fa ∈ , dan A A A B 2. ∀b ∈ ∃a ∈ fa = b A B A A Akan dibuktikan 1 terlebih dahulu. Andaikan a ∈ , maka proses yang diberikan pada a, berakhir pada himpunan A. Misalkan proses diberikan pada fa. Langkah pertama ini akan kembali pada a, dan akan dilanjutkan dengan proses yang diberikan pada a dan diakhiri pada himpunan A, sehingga fa ∈ . Sekarang akan dibuktikan 2. Andaikan b ∈ , maka proses yang diberikan pada b, berakhir pada himpunan A, dan secara khusus proses ini harus melalui proses pertama atau proses ini akan berakhir pada himpunan B dengan elemen b sendiri, sehingga, b = fa untuk suatu a ∈ A. Tetapi proses yang diberikan pada a sama dengan proses lanjutan dari proses yang diberikan pada b, sehingga proses ini berakhir pada himpunan A, maka a ∈ . Jadi fungsi terbatas f : → adalah fungsi bijektif. Dengan cara yang sama terbukti bahwa g : → adalah fungsi bijektif, sehingga jelas bahwa : → adalah fungsi bijektif. Fungsi f : → adalah fungsi bijektif, untuk fungsi f yang merupakan fungsi injektif dan jika b ∈ , maka b = fa untuk suatu a ∈ A, karena proses awal yang diberikan pada b, dan a ∈ . Hal ini terjadi karena proses yang diawali dari a sama dengan proses yang diawali dari b, setelah langkah pertama, dan proses ini tidak berakhir karena b ∈ . A A A B A B A A A A A B B B B A 1 − g B A B B ∞ A ∞ B ∞ B ∞ A ∞ B Sekarang dapatlah didefinisikan fungsi F : A → B dengan 53 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI F x = ⎪ ⎩ ⎪ ⎨ ⎧ ∈ ∈ ∈ − ∞ B A A x x g A x x f A x x f untuk untuk untuk 1 Akan ditunjukkan bahwa fungsi F : A → B adalah fungsi bijektif. Akan ditunjukkan bahwa fungsi F adalah fungsi surjektif. Ambil sebarang y ∈ B. Telah diketahui bahwa himpunan B dibagi menjadi tiga himpunan bagian yang saling asing, yaitu , , dan . Demikian pula himpunan A, dibagi menjadi tiga himpunan bagian yang saling asing, yaitu , , dan . Selain itu telah dibuktikan bahwa fungsi f : → , f : → , : → adalah fungsi-fungsi bijektif. Andaikan y ∈ , maka y = fx untuk suatu x ∈ , andaikan y ∈ , maka y = x untuk suatu x ∈ , dan andaikan y ∈ , maka y = fx untuk suatu x ∈ . Dengan demikian selalu dapat ditemukan x ∈ A, dengan x merupakan salah satu elemen dari , , atau , maka berlaku ∀y ∈ B ∃x ∈ A y = Fx. Terlihat bahwa fungsi F adalah fungsi surjektif. Sekarang akan ditunjukkan bahwa fungsi F adalah fungsi injektif. Andaikan Fx = Fy. Jika Fx = fx untuk x ∈ dan Fy = fy untuk y ∈ , maka fx = fy. Diketahui f : → adalah fungsi bijektif. Jelas bahwa x = y untuk x, y ∈ . Jika Fx = x untuk suatu x ∈ dan Fy = y untuk suatu y ∈ , maka x = y. Diketahui : → adalah fungsi bijektif. Jelas bahwa x = y untuk x, y ∈ , sehingga x = y untuk setiap x, y ∈ A, dengan x, y merupakan salah satu elemen dari , , atau . Dengan A B B B ∞ B A A B A ∞ A A A A B ∞ A ∞ B 1 − g B A B B A B A A B B 1 − g B A ∞ B ∞ A A A B A ∞ A A A A A ∞ A ∞ B ∞ A 1 − g B A 1 − g B A 1 − g 1 − g 1 − g B A B B B A A A B A ∞ A 54 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI demikian berlaku ∀x,y ∈ A Fx = Fy ⇒ x = y. Terlihat bahwa fungsi F adalah fungsi injektif. Jadi fungsi F : A → B adalah fungsi bijektif. „ Teorema 3.3.5: Himpunan semua bilangan real R berkorespondensi satu-satu dengan himpunan kuasa ℘N. Bukti: Akan ditunjukkan bahwa interval terbuka I = 0,1 berkorespondensi satu- satu dengan ℘N, dan diketahui bahwa interval terbuka I = 0,1 berkorespondensi satu-satu dengan himpunan semua bilangan real R. Harus ditunjukkan bahwa ada fungsi-fungsi injektif f : 0,1 → ℘N dan g : ℘N → 0,1. Didefinisikan fungsi f : 0,1 → ℘N sebagai berikut. Diberikan X ⊆ N, dibangun suatu perluasan desimal 0, dengan ... 2 1 a a a ⎩ ⎨ ⎧ ∈ ∉ = X i X i a i untuk 1 untuk . Andaikan fX = 0, . Jelas bahwa f adalah fungsi injektif, karena jika f X = fY = 0, ., maka i ∈ X ⇔ = 1 ⇔ i ∈ Y, sehingga X = Y, maka ada fungsi injektif f : 0,1 → ℘N. Sekarang didefinisikan fungsi g : ℘N → 0,1, dan harus ditunjukkan bahwa fungsi g adalah fungsi injektif. Perhatikan bahwa elemen-elemen dari 0,1 dapat dinyatakan secara unik dalam bentuk desimal 0, ..., dengan 0 ≤ ≤ 9, sehingga bila desimal diakhiri dengan 9 yang berulang, tidak diperbolehkan. Diberikan x ∈ 0,1, ditulis x = 0, ... seperti di atas, dan gx = { ⎢k ∈ n}. Andaikan gx = gy, dengan x = 0, ... dan y = 0, .... ... 2 1 a a a ... 2 1 a a a i a 3 2 1 n n n n k n 3 2 1 n n n n k n k 10 3 2 1 m m m m 3 2 1 n n n n 55 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Andaikan k ∈ n, maka ∈ gx, sehingga ∈ gy juga. Dengan demikian = untuk suatu i ∈ n. Karena dan bilangan berdigit tunggal , pastilah k = i dan = , maka x = y, sehingga fungsi g : ℘N → 0,1 adalah fungsi injektif. Karena ada fungsi injektif f : 0,1 → ℘N dan fungsi injektif g : ℘N → 0,1, dan berdasarkan Teorema 3.3.4 maka ada korespondensi satu-satu antara himpunan semua bilangan real R dengan himpunan kuasa ℘N. „ k m k 10 k m k 10 k m k 10 i n i 10 k m i n k m i n

BAB IV HIPOTESIS KONTINUUM