Body Image pada Remaja Putri Penderita Skoliosis

27 yang tinggal di kelas sosial menengah kebawah, mereka cenderung untuk lebih menghargai dan tidak mempermasalahkan bentuk tubuh. Relasi interpersonal menjadi factor penting dalam pembentukan body image seseorang. Remaja skoliosis juga bersosialisasi dengan lingkungan disekitarnya sama halnya dengan remaja normal lainnya. Lingkungan yang paling sering dijumpai selain teman sebaya adalah lingkungan keluarga. Orang tua merupakan model yang penting dalam proses bersosialisasi. Hal ini dapat mempengaruhi pembentukan body image anak-anaknya. Informasi dari lingkungan sekitar dan umpan balik juga dapat mempengaruhi pandangan orang tua mengenai body image. Umpan balik ini muncul apabila orang tua yang memiliki relasi dengan pendapat berbeda mengenai body image. Hal ini dapat dicontohkan, misalnya orang tua yang memiliki anak yang menderita skoliosis berpendapat bahwa anaknya baik-baik saja dan tidak perlu diobati atau dioperasi, namun rekannya berpendapat bahwa skoliosis dapat mempengaruhi bentuk fisiknya dan membuat anak tersebut terlihat kurang menarik, lalu orang tua dari anak penderita skoliosis itu terpengaruh rekannya sehingga merubah pandangan dari orang tua tersebut. Hal ini termasuk pemberian umpan balik yang negative dan dapat membentuk pandangan body image yang negative. Hal ini akan membuat orang tua merubah pandangan positivenya dan memberikan pesan kepada anaknya bahwa menderita skoliosis adalah hal yang harus dikawatirkan karena memiliki kondisi fisik yang berbeda dari orang lain. 28 Komplikasi yang ditimbulkan bagi skoliosis mempengaruhi body image remaja. Body image penyandang skoliosis pada usia remaja adalah persepsi subyektif pada penyandang skoliosis usia remaja yang digunakan untuk menilai keunggulan yang dimiliki berdasarkan aspek-aspek kehidupan yang penting bagi mereka. 29

E. Skema Body Image Pada Remaja Putri penderita Skoliosis

Informasi mengenai dampak negative skoliosis Media Massa Jenis kelamin Relasi Interpersona l Kebudayaan Kelas sosial usia Kecemasan terhadap kondisi fisik Orang terdekat yang membentuk persepsi negative Remaj a Menderita skoliosis Body image negative Persepsi negative mengenai Keadaan fisik ditentukan oleh budaya Tingkatan kelas sosial yang mempengaruhi persepsi negative Remaja yang lebih cenderung mementingkan keadaan fisik 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau niemberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum Sugiyono, 2008.

B. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah body image pada remaja penderita skoliosis

C. Definisi Operasional

Body image adalah pandangan seseorang terhadap bagian-bagian tubuhnya maupun penampilan fisik secara keseluruhan. Hal ini meliputi pandangan tentang tubuh, penilaian tentang tubuh, serta emosi yang dibentuk oleh gambaran tentang tingkat kepuasan individu terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya yang dapat mempengaruhi perubahan tingkah laku individu tersebut. Pengukuran body image menggunakan aspek-aspek menurut Mazel, Krawczyk, dan Thompson 2011 yang terdiri dari: aspek global subjective, aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek behavioral. Skala body image akan diukur menggunakan model Summated Rating Method, 31 dimana semakin banyak skor yang diperoleh subjek dari hasil skala akan mewakili keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh subjek Simamora, 2002. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek menunjukkan bahwa subjek mempunyai body image positif, sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh, menunjukkan bahwa body image negatif.

D. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah remaja putri yang menderita skoliosis dengan rentang usia 13-18 tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunaka pada penelitian ini menggunakan incidental sampling yang merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan ,yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel bila dipandang orang yang ditemui cocok sebagai sumber data Sugiyono, 2009.

E. Metode Pengumpulan Data

Alat untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah skala. Skala merupakan alat untuk mengukur tanggapan responden melalui sekumpulan pertanyaan yang diberikan Soegoto, 2008. Body image dalam penelitian ini diukur dengan skala body image yang mengacu pada aspek milik Mazel, Krawczyk, dan Thompson 2011. Aspek tersebut terdiri dari, aspek global subjective, aspek afektif, aspek kognitif, dan aspek behavioral. Skala kualitas body image terdiri dari 60 butir aitem pertanyaan, yang terdiri dari 30 pertanyaan favorable dan 30 pertanyaan unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang 32 sifat kalimatnya mendukung atau memihak pada aspek body image, sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang sifat kalimatnya tidak mendukung atau tidak memihak pada aspek body image. Metode penyusunan skala yang digunakan adalah Summated ratings atau skala Likert. Metode ini menggunakan respon subjek penelitian sebagai dasar penentuan skalanya. Skala Likert disusun dari pernyataan favorabel dan unfavorabel serta menggunakan empat alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai SS, Sesuai S, Tidak SesuaiTS, Sangat Tidak Sesuai STS. Untuk item yang bersifat favorabel diberi skor 4-1 sesuai dengan alternatif jawaban, sedangkan untuk item yang bersifat unfavorabel diberi skor dari 1-4 sesuai dengan alternative jawaban. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1 Skor untuk Item Favorable dan Unfavorable Alternatif jawaban Skor Favorable Unfavorable Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 4 3 2 1 1 2 3 4 33 Tabel 2 Blue Print Skala Try Out Aspek Item Jumlah Item Unfavorable Favorable Global Subjective 15, 19, 32, 33, 41, 55, 56 16, 17, 18, 25, 26, 30, 31, 34 15 Afektif 9, 20, 28, 46, 47, 48, 49, 57 1, 2, 8, 24, 35, 39, 40 15 Kognitif 10, 12, 14, 22, 38, 50, 58 4, 6, 23, 27, 42, 44, 45, 52 15 Behavioral 13, 21, 36, 37, 53, 54, 59, 60 3, 5, 7, 11, 29, 43, 51 15 Jumlah Item 30 30 60 Kelompok subjek yang dipakai dalam uji coba kali ini adalah remaja putri penderita skoliosis dengan rentang usia 13-18 tahun. Uji coba penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 September 2012. Subjek uji coba dalam penelitian ini sebanyak 35 orang. Karena keterbatasan jumlah subjek dan waktu dalam penilitian ini, maka peniliti menggunakan jenis uji coba yaitu try out terpakai, dimana hanya dilakukan satu kali saja dalam menyebarkan skala kemudian dianalisis secara statistik Azwar, 2005

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas ditegakan berdasarkan pendapat professional Professional Judgment para penelaah Suryabrata, 2003. Metode