Pengaruh Kualitas Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) Dan Kualitas Informasi Terhadap Kinerja karyawan PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung
ii
SAP Software (Sistem Akuntansi Penumpang) software is used PT. Kereta Api (Persero) Bandung Regional Operations 2 to regulate passenger revenue contained in the company. The purpose of this study is to determine the effect of SAP Software (Sistem Akuntansi Penumpang) and Quality Information Employee Performance Against PT. Kereta Api.(Persero).Bandung.Regional.Operations.2. The method used in this study a descriptive analysis with quantitative approach. To know the implementation of SAP Software (Sistem Akuntansi Penumpang) that is now being run in PT. Kereta Api (Persero) Bandung Regional Operations 2 it can be seen from the Flow Map, Context Diagram and Data Flow Diagrams (DFD). Data collection techniques using observation techniques, interviews, and questionnaires. Data analysis technique used is multiple regression techniques. To test the hypothesis with.the.help.of.SPSS.15.application. Results of research has been conducted by researchers is the category for the respondents to the quality of SAP Software (Sistem Akuntansi Penumpang) is expressed good, respondents to the quality of information and response from the respondents stated good about the performance of employees after a Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) categorized good. The value of the coefficient of determination is 0.575. This shows that 57.5% of employees due to the performance of SAP Software (Sistem Akuntansi Penumpang) and the remaining 42.5% are influenced by other factors ie training, discipline, motivation and communication. In a test of the hypothesis obtained Fhitung 18.265. it is known that H0 is in the region of rejection, it means that H1 is received This suggests that the quality of SAP software (Sistem Akuntansi Penumpang) and quality of information contribute significantly to the dependent variable Y is the performance of employees of PT. Kereta Api (Persero) Bandung Regional Operations 2.
Keywords: SAP Software (Sistem Akuntansi Penumpang), Information, employee performance, and PT. Kereta Api (Persero)Bandung Regional Operations 2
(2)
i ” Umi Narimawati, Dra., S.,E, M.Si.
Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) adalah software yang digunakan PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung untuk mengatur pendapatan penumpang yang terdapat di dalam perusahaan tersebut. Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui Pengaruh dari Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dan Kualitas Informasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif. Untuk mengetahui implementasi dari Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) yang kini sedang berjalan di PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung maka dapat dilihat dari Flow Map, Diagram Konteks (DK) dan Data Flow Diagram (DFD). Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan penyebaran kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik regresi berganda. Untuk menguji hipotesis dengan bantuan aplikasi SPSS 15.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti yaitu tingkat kategori untuk tanggapan responden terhadap kualitas Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dinyatakan BAIK, tanggapan responden terhadap kualitas informasi dinyatakan BAIK dan Tanggapan responden mengenai kinerja karyawan setelah adanya Software
SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dikategorikan BAIK. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah 0,575. Hal ini menunjukan bahwa 57,5% kinerja karyawan disebabkan oleh adanya Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dan sisanya 42,5% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yaitu pelatihan, kedisiplinan, motivasi dan komunikasi. Dalam uji hipotesis diperoleh Fhitung 18,265. maka dapat diketahui bahwaH0 ada pada daerah penolakan, berarti H1 diterima Hal ini menunjukan bahwa kualitas Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dan kualitas informasi berperan signifikan terhadap variabel terikat Y yaitu kinerja karyawan PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung.
Kata Kunci : Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang), informasi, kinerja karyawan, dan PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung
(3)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat yang disertai dengan berbagai jenis bentuk dan manfaatnya pada saat ini sangat menggembirakan. Banyak hal yang dapat diambil serta dimanfaatkan oleh manusia untuk menunjang kehidupan agar lebih baik. Salah satu contoh teknologi informasi yang mengalami perkembangan pesat sejak ditemukan pada tahun 1940-an ialah teknologi komputer.
Komputer dengan segala kelengkapannya telah mampu memberikan kemudahan yang dibutuhkan. Berbagai informasi yang memerlukan kecepatan dan akurasi tinggi, telah dapat dipenuhi dengan bantuan perangkat tersebut. Dengan kemampuannya dalam pengolahan data secara cepat dan akurat, penyajian informasi secara menarik dan mudah dibaca, serta kemudahan pengoperasiannya, perangkat komputer sangat efektif dan layak digunakan untuk mendukung pekerjaan rutin para pemakainya.
Pemanfaatan komputer sekarang ini sangat luas mulai dari bidang ekonomi, hiburan, keamanan, pendidikan juga termasuk penggunaan di bidang jasa transportasi. Salah satunya di bidang jasa transportasi kereta api.
Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun dirangkaikan dengan kendaraan lainnya, yang sedang
(4)
bergerak di rel. Kereta api merupakan alat transportasi massal yang umumnya terdiri dari lokomotif (kendaraan dengan tenaga gerak yang berjalan sendiri) dan rangkaian kereta atau gerbong (dirangkaikan dengan kendaraan lainnya). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar.
Jasa penyedia layanan kereta api di Indonesia adalah PT. Kereta Api (Persero). PT. Kereta Api (Persero) adalah salah satu perusahaan BUMN dengan visinya ingin menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang berfokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.
Dalam masa perkembangannya, banyak produk yang kini ditawarkan PT. Kereta Api (Persero). Diantaranya untuk kereta api penumpang terdiri dari eksekutif argo, bisnis eksekutif, dan ekonomi. Untuk kereta api barang terdiri dari batu bara, bbm, peti kemas, parcel BHP, over night service, semen, barang cepat, crude pal oil, dan pulp. Untuk kereta api pengusahaan aset terdiri dari non railways dan railways. Serta produk yang terakhir ditawarkan oleh PT. Kereta Api (Persero) adalah kereta api wisata.
Dalam menunjang kegiatannya, PT. Kereta Api (Persero) menggunakan sistem informasi untuk mempermudah pekerjaan. Sistem informasi tersebut diantaranya adalah Login U, SAB (Sistem Akuntansi Barang), SAP (Sistem Akuntansi Penumpang), Terminal KA, KA Kontrol, dan Ticketing.
(5)
Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) merupakan salah satu sistem informasi yang digunakan PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung. Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) adalah Software yang digunakan untuk mengolah data pendapatan penumpang manual. Pendapatan penumpang manual dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Pendapatan karcis harian tercetak adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan karcis yang sudah ada tujuan dan harganya
2. Pendapatan karcis harian pasepartu adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan karcis yang tujuan dan harganya belum tercetak. Karcis harian pasepartu digunakan jika stok karcis harian tercetak sudah habis.
3. Pendapatan karcis harian rombongan adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan karcis yang menggunakan jasa kereta api secara rombongan dengan jumlah minimal 20 orang.
4. Pendapatan bea penumpang adalah pendapatan yang diperoleh dari pembatalan tiket. Pembatalan tiket dapat dilakukan 1 hari sebelum keberangkatan dengan potongan sebesar 25% dari harga tiket. Sedangkan jika pembatalan dilakukan 1 jam sebelum keberangkatan maka dikenakan potongan sebesar 50% dari harga tiket.
5. Pendapatan sublisi adalah pendapatan yang diperoleh dari penumpang yang tidak mempunyai tiket saat dilakukan pemeriksaan oleh kondektur. Denda yang dikenakan 2 kali lipat dari harga karcis dengan jarak terjauh.
(6)
6. Pendapatan bagasi adalah pendapatan dari barang bawaan penumpang dalam jumlah besar
7. Pendapatan KTB (Kartu Tanda Berlangganan) adalah pendapatan yang diperoleh dari penumpang yag sudah menjadi anggota KTB
Adapun daftar stasiun yang masuk wilayah Daerah Operasi 2 Bandung dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1.1
Daftar Stasiun Daerah Operasi 2 Bandung
No Kode Stasiun Nama Stasiun
1 CBR Cibungur
2 PWK Purwakarta
3 CA Ciganea
4 SUT Sukatani
5 PLD Plered
6 CG Cisomang
7 CD Cikadongdong
8 RH Reundeuh
9 MSI Maswati
10 SKT Sasak saat
11 CLE Cilame
12 PDL Padalarang
13 CMI Cimahi
14 CMD Cimindi
15 AND Andir
16 CIR Ciroyom
17 BD Bandung
18 CTH Cikuda pateuh
19 CRG Cirengas
20 LP Lampegan
(7)
No Kode Stasiun Nama Stasiun
22 CJ Cianjur
23 CRJ Ciranjang
24 CPY Cipeuyeum
25 CPT Cipatat
26 TAU Tagogapu
27 KAC Kiara condong
28 RCK Rancaekek
29 HRP Haurpugur
30 CCL Cicalengka
31 NG Nagreg
32 LBJ Lebak jero
33 LL Leles
34 KRAI Karang sari
35 CB Cibatu
36 WB Warung bandrek
37 BMW Bumi waluya
38 CPD Cipeundeuy
39 CAW Ciawi
40 RIJ Rajapolah
41 IH Indihiang
42 TSM Tasikmalaya
43 AW Awipari
44 MNJ Manonjaya
45 CI Ciamis
46 BJG Bojong
47 KNP Karang pucung
48 BJR Banjar
49 CMK Cimekar
Sumber : Bagian Komersial PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung
Fungsi dari sistem informasi adalah menyediakan informasi penting untuk membantu perusahaan mengendalikan aktivitasnya agar tujuan perusahaan dapat
(8)
tercapai. Informasi yang dihasilkan suatu sistem informasi merupakan sumberdaya bagi perusahaan, dimana informasi tersebut dapat mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan. Keputusan manajemen diperoleh dari informasi yang tepat waktu. Alasan dibuatnya Software SAP adalah agar Manajer Bagian Komersial dapat memantau pendapatan penumpang manual secara up to date.
Alasan lain sehingga perlu dibuatnya Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang), yaitu dikarenakan belum tercapainya kinerja karyawan yang diharapkan oleh perusahaan. Adapun pengertian Kinerja Karyawan Menurut Faustino Cardoso Gomes, 2003 dalam Umi Narimawati (2007:76) yaitu Outcome yang dihasilkan dari suatu fungsi pekerjaan dalam suatu periode waktu tertentu atau pada saat ini. Adapun perbandingan kinerja karyawan sebelum dan sesudah menggunakan
Software SAP ini menurut Ass Manager Angkutan Penumpang PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini :
Tabel 1.2
Perbandingan antara sebelum dan sesudah menggunakan Software SAP Sebelum menggunakan Software SAP Sesudah menggunakan Software SAP Pembuatan laporan hasil penjualan tiket
dilakukan setiap bulan
Pembuatan laporan hasil penjualan tiket dilakukan setiap hari
Sistem belum online ke kantor pusat Sistem sudah online ke kantor pusat Pencarian laporan dilakukan secara
manual
Pencarian laporan dilakukan secara otomatis
Sumber : Bagian Komersial PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung
Berdasarkan Tabel 1.2 di atas, dapat dilihat perbedaan kinerja karyawan sebelum dan sesudah menggunakan Software SAP tersebut. Secara garis besar masalah yang dapat dilihat dari Tabel 1.2 di atas yaitu sebelum menggunakan
(9)
Software SAP ini, yang menjadi masalah yaitu dikarenakan para karyawan tidak mempunyai suatu sistem informasi yang mendukung untuk mempermudah pekerjaan mereka seperti membuat laporan-laporan yang harus mereka kirimkan langsung ke kantor pusat. Laporan tersebut sangat penting bagi perusahaan untuk dijadikan evaluasi perusahaan untuk menentukan keputusan yang akan di ambil perusahaan kedepannya.
Kendala lainnya sebelum adanya Software SAP ini, yaitu ketika suatu laporan telah selesai dibuat, maka laporan tersebut harus dikirim ke kantor pusat. Masalah yang timbul dalam hal ini, yaitu untuk mengirimkan laporan itu langsung ke pusat harus dikirim dengan cara salah satu karyawan mengantarkan langsung laporan-laporan tersebut setiap bulannya ke perusahaan pusat, sehingga efektifitas dan efisiensi waktu sangatlah kurang untuk perusahaan tersebut.
Dengan alasan di atas itulah perusahaan membuat dan menggunakan Software
SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) yang diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah tersebut.
Dengan adanya implementasi Software SAP setiap tugas pekerjaan dapat lebih mudah dan cepat diselesaikan, namum kenyataannya masih ada beberapa kendala yaitu belum meratanya tingkat pendidikan para karyawan secara otomatis berdampak terhadap prestasi kerja dari karyawan itu sendiri dikarenakan kemampuan atau keahlian yang dimiliki oleh karyawan tersebut kurang atau terbatas dalam menyelesaikan segala pekerjaannya, serta belum ada penelitian yang menyatakan
(10)
bahwa Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) yang telah berjalan sekarang ini dapat mengatasi masalah-masalah yang ada serta berperan tidaknya dalam peningkatan kinerja para karyawan di PT. Kereta Api (Persero).
Oleh karena itu, berdasarkan fenomena di atas, maka penulis merasa tertarik membuat suatu penelitian yang tertuang dalam skripsi ini untuk meneliti dan menganalisa pengaruh dari Software SAP (Sistem Akuntansi penumpang) dan kualitas informasi yang sekarang berjalan di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung, dengan judul :
“ Pengaruh Kualitas Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dan Kualitas Informasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung “
1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Identifikasi dan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan, yaitu berdasarkan survei awal yang dilakukan di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung, menggunakan Software
SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dalam upaya pencapaian kinerja karyawannya agar lebih baik, menunjukan terdapat berbagai perbaikan kondisi penyelesaian pekerjaan dibandingkan dengan sistem lama sebelum menggunakan Software SAP
(11)
(Sistem Akuntansi Penumpang) ini. Namun selain itu masih terdapat pula kekurangan-kekurangan atau kelemahan-kelemahan yang terjadi di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung dalam implementasi Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) yaitu masih terjadi kesenjangan pemahaman penggunaan Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) sebagai akibat dari tidak meratanya tingkat pendidikan serta masih adanya keterbatasan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh karyawan dalam pemahaman sistem informasi khususnya pemakaian Software
SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) ini, sehingga mengakibatkan ada beberapa pekerjaan tidak terselesaikan secara optimal. Dalam pembuatan laporan bulanan pada akhir bulan, karyawan masih harus lembur dikarenakan belum optimalnya kerja karyawan dalam mengoperasikan SAP. Selain itu hingga saat ini belum ada penelitian yang dilakukan terkait implementasi Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) ini di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung sehingga belum diketahui efektif atau tidaknya penggunaan Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) tersebut terhadap kinerja para karyawan di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung.
1.2.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1) Bagaimana sistem informasi akuntansi penumpang yang sedang berjalan di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung
2) Bagaimana tanggapan karyawan mengenai kualitas Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung
(12)
3) Bagaimana tanggapan karyawan mengenai kualitas informasi yang dihasilkan dari Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung
4) Bagaimana kinerja karyawan setelah menggunakan Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung
5) Seberapa besar pengaruh Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dan kualitas informasi terhadap kinerja karyawan PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung baik secara simultan maupun parsial
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini untuk mengumpulkan data dan informasi yang terkait dengan Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dan informasi yang dihasilkan dari Software tersebut, serta hubungannya dengan kinerja karyawan di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung, sehingga implementasi dari Software SAP dan informasi yang dihasilkan dari Software tersebut diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap kinerja karyawan di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung.
(13)
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui sistem informasi akuntansi penumpang yang sedang
berjalan di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung
2. Untuk mengetahui tanggapan karyawan mengenai kualitas Software
SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung
3. Untuk mengetahui tanggapan karyawan mengenai kualitas informasi yang dihasilkan dari Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung
4. Untuk mengetahui dan mengukur kinerja karyawan setelah menggunakan Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung
5. Untuk mengetahui dan mengukur pengaruh Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dan kualitas informasi terhadap kinerja karyawan PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung baik secara simultan maupun parsial
(14)
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian dari penelitian ini terbagi menjadi 2 (dua) yaitu: 1.4.1. Kegunaan Praktis
a. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan mengenai sistem informasi yang sedang berjalan saat ini yaitu SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) untuk dijadikan bahan acuan dalam pengembangan sistem informasi yang sedang berjalan ke depannya dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pimpinan dalam pengambilan keputusan untuk lebih meningkatkan kinerja para karyawan Bagian Komersial PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung.
b. Bagi Karyawan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh karyawan Bagian Pemasaran Angkutan Penumpang di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung dalam menggunakan Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) ini secara maksimal agar dapat meningkatkan kinerjanya. 1.4.2. Kegunaan Akademis
a. Bagi Pengembangan Ilmu
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah sumbangan informasi ilmu pengetahuan khususnya di bidang teknologi dan sistem informasi serta diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan perbandingan antara ilmu
(15)
yang di dapat di perkuliahan (teori) dengan implementasi langsung terhadap keadaan yang terjadi di lapangan (praktek). Sehingga dengan adanya perbandingan tersebut akan lebih memajukan ilmu Sistem Informasi yang sudah ada.
b. Bagi Peneliti Lain
Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan bahan pertimbangan serta dapat dijadikan pengkajian bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut dalam kajian yang sama sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan referensi di dalam penulisan tugas akhir ataupun skripsi.
(16)
1.5. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung yang beralamat di Jl. Stasiun Timur no 14 Bandung 40181. Adapun waktu pelaksanaannya seperti pada Tabel 1.4 di bawah ini:
Tabel 1.4 Jadwal Penelitian
No Aktivitas
Tahun 2011
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 1
Penyusunan
Proposal x x x 2
Survai
Perusahaan x x 3
Pembuatan
Skripsi x x x x x x x x x x x x x x x 4 Seminar x 5
Penyebarab
Kuesioner x x 6
Pengolahan
Data x x 7
Analisis
Output x x 8 Sidang x 9
Revisi
Skripsi x Sumber : Modifikasi Jadwal Penelitian
(17)
BAB II
LANDASAN TEORI 2.1. Kajian Pustaka
2.1.1. Software
Perangkat keras komputer tidak akan dapat berbuat apa-apa tanpa adanya perangkat lunak (software). Software adalah sebuah perangkat yang terdiri dari item-item / objek-objek yang merupakan konfigurasi dari :
1) Program : perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan
2) Dokumen : menggambarkan operasi dan kegunaan program
3) Data : struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional.
2.1.1.1. Pengertian Software
Menurut Abdul kadir ( 2003:202) perangkat lunak (software) adalah sekumpulan instruksi yang diberikan untuk mengendalikan perangkat keras komputer.
Menurut Jogiyanto (2005:358) mengatakan bahwa perangkat lunak (software) adalah: Teknologi yang canggih dari perangkat keras akan berfungsi apabila instruksi-instruksi tertentu telah di berikan kepada perangkat keras tersebut. Instruksi-instruksi tersebut disebut dengan perangkat lunak (software).
(18)
2.1.1.2. Karakteristik Software
Adapun karakteristik dari software ini yaitu diantaranya:
1) Software merupakan suatu produk, sekaligus sarana untuk membangun suatu produk
2) Software dibangun dan dikembangkan (engineered, not manufactures). Berbeda dengan perangkat keras (hardware), software dibuat dengan suatu perancangan yang kemudian setelah jadi dapat dikembangkan lebih lanjut. Biaya untuk software dikonsentrasikan pada pengembangan.
3) Software tidak pernah usang (wear out) namun memburuk (deteriorate). Software tidak pernah usang karena adanya perawatan memungkinkan pengembangan software untuk menyesuaikan dengan kebutuhan baru. Namun sekali software rusak, maka tidak dapat diganti dengan software lain, namun harus dilakukan pembuatan ulang karena tidak ada suku cadang dalam software (berbeda dengan
hardware).
4) Sampai saat ini kebanyakan software masih dibuat menurut pesanan (custom built)
2.1.1.3. Kualitas Software
Software (perangkat lunak ) dikatakan baik apabila dapat secara utuh dan
“sempurna” memenuhi kriteria spesifik dari organisasi perusahaan yang
(19)
requirement” (kebutuhan pengguna software yang telah terlebih dahulu didefinisikan secara jelas dan detail).
Kualitas perangkat lunak adalah gangguan yang kompleks dari berbagai faktor yang akan bervariasi pada aplikasi dan pelanggan yang berbeda yang membutuhkannya. Faktor yang mempengaruhi kualitas perangkat lunak dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok besar, yaitu:
1. Faktor yang dapat secara langsung diukur.
2. Faktor yang tidak dapat secara langsung diukur.
Menurut McCall dan kawan-kawan dalam Roger (2002:611) telah mengusulkan suatu penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu software. Pada dasarnya McCall menitikberatkan faktor-faktor tersebut menjadi 3 (tiga) aspek penting, yaitu yang berhubungan dengan :
1) Sifat-sifat operasional dari software (Product Operation).
2) Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product revision).
3) Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru (ProductTransition).
Tetapi dalam penelitian ini penulis hanya membahas satu faktor/dimensi saja yaitu faktor-faktor/dimensi-dimensi yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional software, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Correctness, yakni sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan
(20)
2) Reliability, yakni sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan.
3) Efficiency, yakni banyaknya sumber daya komputerisasi dan kode program yang dibutuhkan suatu software untuk melakukan fungsinya.
4) Integrity, sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan.
5) Usability, usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengartikan output dari software.
6) Mobilitas Data, Data pada suatu isi (content) sebuah software berbasis WEB harus selalu di up-date. Ditinjau dari sisi mobilitasnya.
2.1.1.4. Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang)
Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) adalah Software yang digunakan untuk mengolah data pendapatan penumpang manual. pendapatan penumpang manual dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu :
1. Pendapatan karcis harian tercetak adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan karcis yang sudah ada tujuan dan harganya
2. Pendapatan karcis harian pasepartu adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan karcis yang tujuan dan harganya belum tercetak. Karcis harian pasepartu digunakan jika stok karcis harian tercetak sudah habis.
(21)
3. Pendapatan karcis harian rombongan adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan karcis yang menggunakan jasa kereta api secara rombongan dengan jumlah minimal 20 orang.
4. Pendapatan bea penumpang adalah pendapatan yang diperoleh dari pembatalan tiket. Pembatalan tiket dapat dilakukan 1 hari sebelum keberangkatan dengan potongan sebesar 25% dari harga tiket. Sedangkan jika pembatalan dilakukan 1 jam sebelum keberangkatan maka dikenakan potongan sebesar 50% dari harga tiket.
5. Pendapatan sublisi adalah pendapatan yang diperoleh dari penumpang yang tidak mempunyai tiket saat dilakukan pemeriksaan oleh kondektur
6. Pendapatan bagasi adalah pendapatan dari barang bawaan penumpang dalam jumlah besar
7. Pendapatan KTB (Kartu Tanda Berlangganan) adalah pendapatan yang diperoleh dari penumpang yang menjadi anggota KTB
2.1.2. Konsep Informasi
Informasi merupakan kebutuhan yang paling mendasar dalam menentukan suatu keputusan bagi para pimpinan atau orang yang membutuhkannya. Informasi merupakan data yang sudah diolah, sehingga data tersebut menjadi informasi untuk digunakan bagi yang membutuhkannya. Berikut adalah penjelasan tentang konsep sebuah informasi.
(22)
2.1.2.1. Pengertian Informasi
Dimana data yang diolah, dibentuk atau dimanipulasi merupakan fakta yang sudah ditulis dalam bentuk catatan atau disimpan kedalam berbagai bentuk media penyimpanan. Adapun definisi informasi menurut beberapa pakar antara lain :
Menurut Zulkifli Amsyah (2005:2) informasi adalah data yang sudah diolah, dibentuk, atau dimanipulasi sesuai dengan keperluan tertentu.
Menurut McFadden, dkk dalam Abdul Kadir (2003:31) mendefiniskan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahun seseorang yang menggunakan data tersebut.
Menurut Jogiyanto (2005:693) informasi adalah hasil dari pengolahan data dalam suatu bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimannya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan untuk pengambilan keputusan.
Dari definisi informasi menurut beberapa pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang sudah diolah yang memiliki arti sehingga berguna bagi penggunanya untuk digunakan dalam pengambilan suatu keputusan. Pada umumnya, informasi merupakan data yang sudah diolah sehingga memiliki nilai tambah, data yang belum diolah tidak dapat dijadikan sebagai bahan untuk proses pengambilan keputusan.
(23)
2.1.2.2. Siklus Informasi
Data merupakan bentuk masih mentah yang belum dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, data perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model agar menjadi informasi. dimana model ini disebut sebagai siklus informasi.
(sumber : Abdul Kadir (2003:32) Gambar 2.1
Siklus Informasi
Berdasarkan gambar 2.1 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa data akan diolah atau diproses kemudian akan menjadi informasi, dimana informasi ini akan sampai kepada orang yang membutuhkannya untuk membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan yang akan membuat sejumlah data kembali.
2.1.2.3. Kualitas Informasi
Setiap informasi yang dipakai dalam proses pengambilan keputusan, informasi tersebut harus memiliki kualitas informasi. Menurut Abdul Kadir (2003:35) kualitas informasi tersebut adalah sebagai berikut :
(24)
a. Akurat (Accuracy) berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak biasa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai ke penerima informasi kemungkinan banyak terjadi gangguan (noise) yang dapat merubah atau merusak informasi tersebut.
b. Tepat pada waktu (TimeLinnes), berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.
c. Relevan (Relevancy), berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
2.1.3. Konsep Kinerja
Konsep kinerja merujuk kepada tingkat pencapaian karyawan atau
organisasi terhadap persyaratan pekerjaan. Menurut Amstrong dan Baron dalam Wibowo (2007:2) mengatakan bahwa kinerja adalah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi ekonomi.
Adapun pengertian Kinerja menurut Wibowo (2007:2) adalah tentang melakukan pekerjaandan hasil dari yang dicapai dari pekerjaan tersebut.
(25)
2.1.3.1. Pengertian Kinerja Karyawan
Adapun pengertian Kinerja Karyawan Menurut Faustino Cardoso Gomes, 2003 dalam Umi narimawati (2007:76) adalah Outcome yang dihasilkan dari suatu fungsi pekerjaan dalam suatu periode waktu tertentu atau pada saat ini.
2.1.3.2. Pengukuran Kinerja Karyawan
Menurut Ivancevich dan Faustino Cardoso Gomes dalam Umi Narimawati (2009:71) mengatakan bahwa ada delapan dimensi atau kriteria yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan penilaian atau pengukuran terhadap kinerja karyawan yang berdasarkan deskripsi prilaku yang spesifik, yaitu:
1) Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan
2) Quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.
3) Job Knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.
4) Creativeness yaitu keaslian gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
5) Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain
6) Dependability yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan
7) Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.
(26)
8) Personal qualities yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah tamahan, dan integrasi pribadi.
2.1.4. Keterkaitan antar Variabel Penelitian
2.1.4.1. Hubungan Kualitas Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dengan Kualitas Informasi
Masalah yang biasanya terjadi dalam pemakaian software akuntansi adalah tidak kompatibelnya sistem dengan proses bisnis dan informasi yang diperlukan organisasi (Janson dan Subramanian, 1996; Lucas, Walton, dan Ginzberg, 1998). Hasil penelitian Li dan Rai et al (2002) “Jika informasi yang dihasilkan dari software akuntansi yang digunakan semakin akurat, tepat waktu, dan memiliki reliabilitas yang baik, maka akan semakin meningkatkan kepercayaan pemakai pada sistem tersebut”. Menurut DeLone dan MCLean, (1992) Kualitas informasi merupakan output yang dihasilkan oleh sistem informasi yang digunakan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kualitas Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dengan kualitas informasi yaitu jika software yang digunakan mempunyai kualitas yang baik dan sesuai dengan fungsinya maka akan dihasilkan informasi yang semakin akurat, tepat waktu, dan memiliki reliabilitas yang baik.
(27)
2.1.4.2 Pengaruh Kualitas Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) terhadap Kinerja Karyawan
Perencanaan sistem informasi yang matang sangat penting untuk mendukung para pemakai (user) dalam melaksanakan tugasnya. Pada sebagian besar organisasi, pusat informasi secara fisik memberikan fasilitas pada para pemakai (user) agar dapat mengakses hardware dan software, meminta dukungan pengembangan aplikasi dan memperoleh pelatihan.
Sistem informasi suatu perusahaan akan dapat berhasil tergantung bagaimana sistem itu dijalankan, kemudahan sistem itu bagi para pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan (Goodhue, 1995, dalam Jumaili, 2005). Hasil penelitian Li
(1997) dan Rai et al (2002) “Jika pengguna software akuntansi yakin dengan
kualitas sistem yang digunakannya, dan merasa bahwa penggunaan sistem tersebut tidak sulit, maka mereka akan percaya bahwa penggunaan sistem tersebut akan memberikan manfaat yang lebih besar dan akan meningkatkan kinerja
mereka.”
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa berdasarkan persepsi pemakai, semakin tinggi kualitas software akuntansi akan semakin meningkatkan kepercayaan pemakai sistem tersebut. Peningkatan kepercayaan pemakai diharapkan akan semakin meningkatkan kinerja mereka.
2.1.4.3 Pengaruh Kualitas Informasi terhadap Kinerja Karyawan
Atkinson et.al (1995) menjelaskan bahwa informasi yang dihasilkan dari sistem informasi dapat digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi dari unit organisasi dalam perusahaan. Demikian juga Romney et al, (1992 :14),
(28)
menyatakan bahwa manfaat utama dari informasi adalah mengurangi ketidakpastian, mendukung keputusan, dan mendorong lebih baik dalam hal perencanaan dan penjadwalan aktivitas kerja. Sedangkan menurut Seddon (1997) menyatakan bahwa kualitas informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi, akan berpengaruh terhadap perceived usefulness. Perceived usefulness didefinisikan sebagai tingkat dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan kinerja (Davis, 1992).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa jika informasi yang dihasilkan dari software akuntansi semakin akurat, tepat waktu, dan memiliki reliabilitas yang baik, maka akan semakin meningkatkan kepercayaan pemakai sistem tersebut. Peningkatan kepercayaan pemakai diharapkan akan semakin meningkatkan kinerja mereka.
2.1.4.4 Pengaruh Kualitas Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dan Kualitas Informasi terhadap Kinerja Karyawan
Berdasaskan penelitian Seddon (1997) menunjukan bahwa kualitas sistem informasi dan kualitas informasi berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan pengguna software akuntansi. Sedangkan menurut Livari (2005) menunjukan jika pemakai sistem informasi percaya bahwa kualitas sistem dan kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem yang digunakan adalah baik, mereka akan merasa puas menggunakan sistem tersebut. Kepuasan terhadap sistem yang digunakan diharapkan akan meningkatkan kinerja mereka.
(29)
Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepercayaan pemakai terhadap sistem informasi yang digunakan , informasi yang lebih tepat waktu, lebih akurat, dan lebih relevan akan dapat meningkatkan kinerja mereka.
2.2. Kerangka Pemikiran a. Naratif
Asumsi bahwa software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) berdampak terhadap kinerja karyawan pada PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung dapat dilihat dari data perbandingan antara sebelum dan sesudah menggunakan software
SAP yang merupakan hasil dari wawancara penulis dengan Assisten Manager Angkutan Penumpang PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung.
Menurut Amstrong dan Baron dalam Wibowo (2007:2) mengatakan bahwa kinerja adalah hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi ekonomi.
Menurut Ivancevich dan Faustino Cardoso Gomes dalam Umi Narimawati (2009:71) mengatakan bahwa ada delapan dimensi atau kriteria yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan yang berdasarkan deskripsi prilaku yang spesifik, yaitu:
1. Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan
2. Quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.
(30)
3. Job Knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.
4. Creativeness yaitu keaslian gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
5. Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain
6. Dependability yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan
7. Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.
8. Personal Qualities yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah tamahan, dan integrasi pribadi.
Peningkatan kinerja karyawan sangat mempengaruhi sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan yang sama yaitu salah satunya adalah ingin tetap berkembang menjadi lebih baik dan menjadi semakin besar. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus mempunyai sistem informasi yang baik dengan didukung oleh SDM yang berkualitas dan handal di segala bidang.
Setelah didapat SDM yang handal, harus pula di imbangi dengan sistem informasi yang baik. Sistem informasi menghasilkan informasi yang merupakan sumberdaya bagi perusahaan, dimana informasi tersebut dapat mendukung manajemen dalam mengambil keputusan
Menurut Abdul kadir (2003:54) sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan.
(31)
Informasi yang tidak mempunyai nilai biasanya karena rangkaian data yang tidak lengkap atau kadaluwarsa. Karakteristik dari informasi adalah penerimaan informasi mengalami perubahan dari kondisi belum mengetahui menjadi kondisi mengetahui. Perubahan ini mengandung unsur tidak terduga. Informasi yang benar dan baru dapat mengoreksi mengkonfirmasi informasi sebelumnya. Manfaat informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian, hal ini sangat berguna untuk proses pengambilan keputusan.
Sumber dari informasi adalah data, data adalah kenyataan yang menggambarkan satu kejadian yang nyata, kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Jadi sistem informasi Menurut Alter dalam Abdul Kadir (2003:11) adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang di organisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.
Adapun pengertian sistem informasi Menurut Hall dalam Abdul Kadir (2003:11) adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai.
Perangkat keras komputer (hardware) tidak akan dapat berbuat apa-apa tanpa adanya perangkat lunak (software).
Menurut Abdul kadir ( 2003:202) perangkat lunak (software) yaitu sekumpulan instruksi yang diberikan untuk mengendalikan perangkat keras komputer.
Software adalah sebuah perangkat yang terdiri dari item-item / objek-objek yang merupakan konfigurasi dari :
(32)
1. Program : perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja seperti yang diinginkan
2. Dokumen : menggambarkan operasi dan kegunaan program
3. Data : struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara proporsional
Setelah terdapat sistem informasi dan software yang baik serta SDM yang handal, maka perlu kita analisis dampak yang ditimbulkan oleh sistem informasi tersebut terhadap kinerja karyawan dari perusahaan tersebut.
Menurut McCall dan kawan-kawan dalam Roger (2002:611) telah mengusulkan suatu penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu software. Pada dasarnya McCall menitikberatkan faktor-faktor tersebut menjadi 3 (tiga) aspek penting, yaitu yang berhubungan dengan :
1. Sifat-sifat operasional dari software (Product Operation).
2. Kemampuan software dalam menjalani perubahan (Product revision). 3. Daya adaptasi atau penyesuaian software terhadap lingkungan baru
(ProductTransition).
Tetapi dalam penelitian ini penulis hanya membahas satu faktor/dimensi saja yaitu faktor-faktor/dimensi-dimensi yang berkaitan dengan sifat-sifat operasional software, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Correctness, yakni sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan
mission objective dari user.
2. Reliability, yakni sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan.
(33)
3. Efficiency, yaknibanyaknya sumber daya komputerisasi dan kode program yang dibutuhkan suatu software untuk melakukan fungsinya.
4. Integrity, sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak yang tidak berhak dapat dikendalikan.
5. Usability, usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengartikan output dari software.
6. Mobilitas Data, Data pada suatu isi (content) sebuah software berbasis WEB harus selalu di up-date. Ditinjau dari sisi mobilitasnya.
Konsep berpikir penulis dapat didukung oleh penelitian sebelumnya yang terlihat dalam tabel 2.1 :
. Tabel 2.1
Matrix Perbedaaan dan Persamaan
No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan
1. Agus Widarsono dalam Jurnal Akuntansi FE Unsil, vol 2, No 2, 2007
Pengaruh Kualitas Informasi
Manajemen
Terhadap Kinerja Manajerial
Menggunakan model regresi berganda
Ada 5 indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas informasi yaitu : relevant, reliable, complete, timely, understandable, dan verifiable
2. Istianingsih dan Dr. Setyo Hari Wijanto dalam kajian risetnya
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi, Perceived
Usefulness, dan Kualitas Informasi Terhadap
Kepuasan
Pengguna Akhir software Akuntansi
System Quality dan Information Quality terbukti secara signifikan berpengaruh positif terhadap perceived
usefulness.
- Menggunakan bentuk Structural Equation Model (SEM)
- Unit analisis dari penelitian ini adalah semua responden yang menggunakan software
akuntansi pada perusahaan dimana responden bekerja
(34)
No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan 3 Astuti
handaiyani siregar, dan I ketut suryanawa Pemanfaatan teknologi informasi Dan pengaruhnya terhadap kinerja individual
Pada kantor pelayanan pajak pratama denpasar barat
Menggunakan model regresi berganda
Terdapat 6 variabel bebas dan 2 variabel tergantung
4 Vivi dan Rorlen dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen , vol 3 no.1 Maret 2007
Analisis Pengaruh Peran Kepemimpinan Dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Kasus: PT. Bank Maspion Indonesia Cabang Semarang) Keberhasilan pembangunan teknologi
informasi telah mempengaruhi
semua aspek
kehidupan manusia,
Menggunakan formulasi persamaan regresi : Y=a + b1X1 + b2X2
5 Rr Handayani Pengaruh iklim organisasidan kedewasaan terhadap kinerja karyawan pada PT. Graha Tungki Arsitektika Jakarta Penggunaan teknologi komputer berpengaruh terhadap kinerja
Membahas komputer
mikro terhadap
kepuasan auditor
(35)
Dan dari konsep berpikir ini pun apabila digambarkan seperti gambar 2.2 berikut ini :
Gambar 2.2
Paradigma Kerangka Pemikiran 2.3. Hipotesis
Menurut Umi Narimawati ( 2007:59), yang dimaksud dengan hipotesis adalah merupakan ungkapan berupa jawaban sementara atas masalah penelitian yang diturunkan dari kerangka pemikiran.
Software SAP (Variabel X1)
penggolongan faktor-faktor atau dimensi-dimensi yang mempengaruhi kualitas suatu
software yaitu: 1. Correctness
2. Reliability
3. Efficiency
4. Integrity
5. Usability
6. Mobilitas Data
(Menurut McCall dan kawan-kawan pada dalam Roger (2002:611))
Kinerja Karyawan (Variabel Y)
terdapat delapan dimensi atau kriteria yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan yang berdasarkan deskripsi prilaku yang spesifik, yaitu:
1. Quantity of work
2. Quality of work 3. Job Knowledge 4. Creativeness 5. Dependability
6. Cooperation
7. Initiative
8. Personal qualities (Menurut Ivancevich dan Faustino Cardoso Gomes dalam Umi Narimawati (2009:71))
Kualitas Informasi (Variabel X2)
Setiap informasi yang dipakai dalam proses pengambilan keputusan, informasi tersebut harus memiliki kualitas informasiyaitu:
1. Accuracy 2. Timelines 3. Relevancy
(Menurut Abdul Kadir 2003:35)
Menurut li dan Rai Et Al
(2002)
Menurut Agus Widarsono
(36)
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka peneliti menarik hipotesis bahwa Kualitas Software Sistem Akuntansi Penumpang (SAP) dan Kualitas Informasi Berdampak Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung baik secara parsial maupun simultan.
(37)
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian
Objek penulisan merupakan sasaran untuk mendapatkan tujuan tertentu mengenai suatu hal yang akan dibuktikan secara objektif. Pengertian objek penulisan menurut Sugiyono (2005:32) adalah merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek penulisan digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu. Objek yang penulis gunakan dalam penulisan adalah Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dan informasi yang dihasilkan oleh software tersebut terhadap Kinerja Karyawan. Penulisan ini dilaksanakan di Bagian Pemasaran Angkutan Penumpang PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung.
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Kehadiran kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan KA didesa Kemijen Jum'at tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele. Pembangunan diprakarsai oleh "Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij" (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Kemijen
(38)
menuju desa Tanggung (26 Km) dengan lebar sepur 1435 mm. Ruas jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.
Keberhasilan swasta, NV. NISM membangun jalan KA antara Kemijen - Tanggung, yang kemudian pada tanggal 10 Februari 1870 dapat menghubungkan kota Semarang - Surakarta (110 Km), akhirnya mendorong minat investor untuk membangun jalan KA didaerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau pertumbuhan panjang jalan rel antara 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat. Kalau tahun 1867 baru 25 km, tahun 1870 menjadi 110 km, tahun 1880 mencapai 405 km, tahun 1890 menjadi 1.427 km dan pada tahun 1900 menjadi 3.338 km.
Selain di Jawa, pembangunan jalan KA juga dilakukan di Aceh (1874), Sumatera Utara (1886), Sumatera Barat (1891), Sumatera Selatan (1914), bahkan tahun 1922 di Sulawasi juga telah dibangun jalan KA sepanjang 47 Km antara Makasar - Takalar, yang pengoperasiannya dilakukan tanggal 1 Juli 1923, sisanya Ujungpandang - Maros belum sempat diselesaikan. Sedangkan di Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi jalan KA Pontianak - Sambas (220 Km) sudah diselesaikan. Demikian juga di pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan KA.
Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan KA di Indonesia mencapai 6.811 km. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang menjadi 5.910 km, kurang lebih 901 km raib, yang diperkirakan karena dibongkar semasa pendudukan Jepang dan diangkut ke Burma untuk pembangunan jalan KA disana.
(39)
Jenis jalan rel KA di Indonesia semula dibedakan dengan lebar sepur 1.067 mm; 750 mm (di Aceh) dan 600 mm dibeberapa lintas cabang dan tram kota. Jalan rel yang dibongkar semasa pendudukan Jepang (1942 - 1943) sepanjang 473 km, sedangkan jalan KA yang dibangun semasa pendudukan Jepang adalah 83 km antara Bayah - Cikara dan 220 km antara Muaro - Pekanbaru. Ironisnya, dengan teknologi yang seadanya, jalan KA Muaro - Pekanbaru diprogramkan selesai pembangunannya selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras arusnya ini, banyak menelan korban yang makamnya bertebaran sepanjang Muaro - Pekanbaru.
Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda Kereta Api" (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak Jepang. Peristiwa bersejarah yang terjadi pada tanggal 28 September 1945, pembacaan pernyataan sikap oleh Ismangil dan sejumlah anggota AMKA lainnya, menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan perkeretaapian berada ditangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia. Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta Api Republik Indonesia" (DKARI). Berikut adalah ringkasan sejarah perkerataapian di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 3.1 di halaman 39 :
(40)
Tabel 3.1
Ringkasan Sejarah Perkeretaapian Indonesia
Periode Status Dasar Hukum
Th. 1864
Pertama kali dibangun Jalan Rel sepanjang 26 km antara Kemijen
Tanggung oleh Pemerintah Hindia Belanda
1864 s.d 1945
Staat Spoorwegen (SS)
Verenigde Spoorwegenbedrifj (VS) Deli Spoorwegen Maatschappij (DSM)
IBW
1945 s.d 1950 DKA IBW
1950 s.d 1963 DKA – RI IBW
1963 s.d 1971 PNKA PP. No. 22 Th. 1963
1971 s.d.1991 PJKA PP. No. 61 Th. 1971
1991 s.d 1998 PERUMKA PP. No. 57 Th. 1990
1998 s.d. ... PT. KERETA API (Persero)
PP. No. 19 Th. 1998 Keppres No. 39 Th. 1999
Akte Notaris Imas Fatimah
Sumber : http//kereta-api.co.id
3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Visi Perusahaan :
Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan stakeholders.
Misi Perusahaan :
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai
(41)
VP DAOP 2 BDG DEPUTY VP
Junior Manager Humasda
Manager SDM
Junior Manager PPO
Manager Pelelangan
Manager Sarana Manager Jalandan Jembatan Manager Sintelis
Manager Komersial Manager Operasi
Ass Manager Angkutan Penumpang
Ass Manager Angkutan
Barang
Ass Manager Pengusahaan
Asset
Ass Manager Sistem Operasi Ass Manager
Customer Care
Manager Keuangan Junior Manager
Hukum
tambah yang tinggi bagi stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan 4 pilar utama : keselamatan, ketepatan waktu, pelayanan dan kenyamanan.
3.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Untuk melaksanakan kegiatan disuatu perusahaan, terdapat struktur organisasi dan tata cara kerja yang menghubungkan kerja sama antara satu bagian dengan bagian yang lain. Sehingga jelas kedudukan, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan perusahaan, supaya berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun struktur organisasi PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung adalah sebagai berikut :
Gambar 3.1
(42)
3.1.4 Deskripsi Tugas
Berdasarkan Gambar 3.1. maka deskripsi tugas dari masing-masing pegawai yang berdasarkan struktur organisasi diatas adalah sebagai berikut :
1. VP (Vice President) / Deputy VP Daerah Operasi 2 Bandung mempunyai tugas pokok dan bertanggung jawab atas tercapainya Visi dan Misi Perusahaan yang diselenggarakan melalui Daerah Operasi di wilayah geografisnya, yaitu mencakup :
a. Target pendapatan dan efisiensi biaya;
b. Keselamatan, layanan, kenyamanan dan ketepatan waktu; c. Kesiapan dan kehandalan sarana atau prasarana perkeretaapian;
d. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement) secara berkelanjutan;
e. Melaksanakan program Coorporate Social Responsibility (CSR), pelestarian cagar budaya dan kelestarian lingkungan;
f. Optimalisasi sumber daya perusahaan;
g. Terkendalinya operasi perjalanan KA serta keamanan dan ketertiban;
h. Terkendalinya aktivitas operasi layanan konsumen, penjualan dan customer care;
i. Efektivitas penyelenggaraan kerja sama/kemitraan dengan pihak eksternal; j. Terjaganya perimbangan alokasi sumber daya terkait dengan angkutan KA
(43)
k. Terkoordinasinya seluruh aktifitas operasi bisnis perkeretaapian yang diselenggarakan di wilayah geografisnya, baik aktifitas unit-unit organisasi di Daerah Operasi, aktivitas yang diselenggarakan oleh unit vertikal kantor pusat; l. Memastikan bahwa semua resiko pada proses bisnis di dalam lingkup Daerah
Operasi diidentifikasi, diukur (assessed), dievaluasi, direspon/dimitigasi, dikontrol dan dipantau dengan semestinya secara berkelanjutan;
m. Mewakili perusahaan diwilayah geografinya dalam hubungannya dengan eksternal sesuai lingkup tanggung jawab dan bisnis Daerah Operasi.
Dalam menjalankan tugas pokok dan tanggung jawabnya VP/Deputy VP Daerah Operasi 2 Bandung dibentuk oleh beberapa manager dan junior manager yaitu
a. Manager Sumber Daya Manusia dan Umum; b. Manager Keuangan;
c. Manager Sarana;
d. Manager Jalan Rel dan Jembatan;
e. Manager Sinyal, Telekomunikasi dan Listrik; f. Manager Operasi;
g. Manager Komersial; h. Manager Pelelangan;
i. Junior Manager Pusat Pengendali Operasi KA; j. Junior Manager Hubungan Masyarakat Daerah; k. Junior Manager Hukum;
(44)
2. Manager komersial mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagi berikut :
a. Merumuskan penjabaran strategi dan kebijakan yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya yang telah ditetapkan Kantor Pusat di Wilayah Daerah Operasi 2 Bandung;
b. Terselenggaranya proses peningkatan kualitas (quality improvement) secara berkelanjutan dan pengelolaan resiko di seksinya;
c. Melaksanakan pengusahaan jasa angkutan penumpang, angkutan barang dan pengusahaan asset;
d. Mengelola jasa angkutan penumpang dan barang, mengembangkan produk atau jasa termasuk pemaketan layanan pemasaran, membuat peramalan, program penjualan dan evaluasinya, menjaga administrasi pentarifan, melakukan pemantauan, pelayanan, promosi, dan komunikasi pemasaran, mengelola logistik penjualan angkutan penumpang, mengelola saluran distribusi, keagenan dan paket perjalanan/wisata;
e. Mengelola customer care, customer retention termasuk penyelesaian klaim asuransi, service recovery serta penanganan insiden yang menimpa pengguna jasa;
f. Mengusahakan asset stasiun dan sarana, mengelola pengusahaan asset Right of Way (ROW) dan asset diluar stasiun, melakukan rencana evaluasi dan pengendalian pengusahaan asset dan kerja sama operasi: serta
(45)
g. Membuat perencanaan program dan melaksanakan perawatan hardware dan jaringan yang mendukung implementasi sistem informasi yang ada di
wilayahnya, termasuk mendukung implementasi softwarenya. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya Manager Komersial dibantu oleh
beberapa Asisten Manager yaitu :
a. Assisten Manager Angkutan Penumpang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab melaksanakan penyusunan program, melakukan survey atau riset pemaketan layanan, mengelola basis data, menjaga administrasi penumpang, melaksanakan strategi promosi dan komunikasi, mengelola logistik penjualan angkutan penumpang, mengelola saluran distribusi, keagenan, pelanggan korporat dan paket perjalanan wisata serta pelayanan angkutan dinas termasuk pelayanan KBD/KAD/SAD/SAC atau Kersus; b. Assisten Manager Angkutan Barang yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab melaksanakan penyusunan program dan evaluasi kinerja pemasaran angkutan barang, melakukan survey atau riset pemasaran pengembangan produk jasa, mengelola basis data pemasaran, membuat peramalan, program penjualan dan evaluasinya, menjaga administrasi pentarifan, melakukan pemantauan pelayanan, melaksanakan strategi promosi dan komunikasi pemasaran, serta melaksanakan pelayanan angkutan barang dinas;
(46)
c. Assisten Manager Customer Care yang mempunyai tugas dan tanggung jawab atas pengelolaan customer care, customer retention, call center, pelayanan informasi di stasiun, pengelolaan kotak saran, pelayanan keluhan pelanggan, pemantauan website, pengelolaan database pelanggan, penyelesaian klaim asuransi, service recovery serta penanganan insiden yang menimpa pengguna jasa;
d. Assisten Manager Pengusahaan Asset yang mempunyai tugas dan tanggung jawab atas pengusahaan asset stsaiun dan sarana, pengusahaan asset Right of Way (ROW) dan asset diluar stasiun, perencanaan, evaluasi dan pengendalian pengusahaan asset dan kerjasama operasi;
e. Assisten Manager Sistem Operasi yang mempunyai tugas dan tanggung jawab atas perencanaan program dan pelaksanaan perawatan hardware dan jaringan yang mendukung inplementasi sistem informasi yang ada di wilayahnya termasuk mendukung implementasi softwarenya.
3.2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penulisan yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penulisan yang dilakukan adalah penulisan yang menekankan analisisnya pada data-data numeric (Angka), dengan menggunakan metode penulisan ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara
(47)
variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.
Menurut Travers dalam Husein Umar (2008:22) mendefinisikan Metode Deskriptif adalah metode yang betujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Menurut Sugiyono (2009:12) mendefinisikan Metode pendekatan kuantitatif adalah metode penulisan yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penulisan, analisis data bersifat kuantitaif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Data yang dibutuhkan adalah data yang sesuai dengan masalah-masalah yang ada dan sesuai dengan tujuan penulisan, sehingga data tersebut akan di kumpulkan, dianalisis dan diproses lebih lanjut sesuai dengan teori-teori yang telah dipelajari, jadi dari data tersebut akan dapat ditarik kesimpulan.
3.2.1. Desain Penelitian
Dalam melakukan suatu penulisan diperlukan perencanaan penulisan agar penulisan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Desain penulisan menurut Moh. Nazir (2005:84) desain penulisan adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penulisan.
(48)
Adapun pengertian dari desain penulisan menurut Husein Umar (2000:54-55) adalah desain penulisan merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penulisan.
Demikian halnya Umi Narimawati (2010:30) mengatakan bahwa desain penulisan merupakan semua proses penulisan yang dilakukan oleh seorang penulis, dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan penulisan yang dilakukan pada waktu tertentu. Tahapan atau langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dari fenomena penulisan, selanjutnya dapat ditetapkan judul yang akan diteliti. Dalam penulisan ini permasalahan yang terjadi difokuskan pada faktor kinerja karyawan. Dengan demikian dapat ditetapkan judul penulisan : Pengaruh Kualitas Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dan Kualitas Informasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung
2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi. Dalam penulisan ini permasalahan yang berhasil diidentifikasi antara lain adalah kurangnya pemahaman terhadap penggunaan software serta kualitas informasi yang dihasilkan oleh
software akan menyebabkan kurangnya kepuasan pengguna yang dapat menyebabkan menurunnya kinerja karyawan.
3. Menetapkan rumusan masalah. Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang akan dicari jawabannya melalui pengumpulan data.
(49)
Rumusan masalah dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : Seberapa besar pengaruh penggunaan Software SAP dan kualitas informasi secara simultan dan parsial terhadap kinerja karyawan di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung.
4. Menetapkan tujuan penulisan. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh penggunaan Software SAP dan kualitas informasi secara simultan dan parsial terhadap kinerja karyawan di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung.
5. Menetapkan hipotesis penulisan, berdasarkan fenomena dan dukungan teori. Penulis menetapkan hipotesis dalam penulisan ini: Software SAP dan kualitas informasi secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penulisan yang digunakan. Dalam penulisan ini konsep kualitas software mengacu kepada pendapat McCall dan kawan-kawan dalam Roger (2002:611). Kualitas informasi adalah konsep Abdul Kadir (2003:35), selanjutnya kinerja karyawan mengacu kepada pendapat Ivancevich dan Faustino Cardoso Gomes dalam Umi Narimawati (2009:71).
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik pengumpulan data. Sumber data dalam penulisan ini meliputi data primer dan sekunder. Teknik nonprobability sampling yang digunakan penulis dalam penulisan ini
(50)
yaitu dengan menggunakan teknik sampling purposive. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentas dan, wawancara.
8. Melakukan analisis data. Analisis data dalam penulisan ini menggunakan metode analisis statistik inferensial. Metode deskriptif dan verifikatif, dan analisis regresi berganda.
9. Melaporkan hasil penulisan.
Desain penulisan ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan dua ...variabel bebas secara bersamaan dengan satu variabel tergantung.
Desain penulisan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2 Desain Penulisan
3.2.2. Operasionalisasi Variabel
Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010: 31) adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Kualitas Software SAP (X1)
Kinerja Karyawan (Y) Kualitas Informasi
(51)
Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penulisan, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.
3.2.2.1 Variabel Bebas / Independent (variabel X)
Sugiyono (2010:33) mengemukakan bahwa, “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen)”.
Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh penulis untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.
Variabel bebas yang diteliti dalam penulisan ini ada dua, pertama (X1) adalah kualitas software dan kedua (X2) adalah kualitas informasi.
a. Kualitas Software (X1)
Konsep variabel kualitas software merupakan teknologi yang memanfaatkan komputer sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat. Adapun indikator variabel yang menentukan kualitas suatu software sistem informasi menurut McCall dan kawan-kawan dalam Roger (2002:611) adalah:
1. Correctness, yakni sejauh mana suatu software memenuhi spesifikasi dan mission objective dari user.
(52)
2. Reliability, yakni sejauh mana suatu software dapat diharapkan untuk melaksanakan fungsinya dengan ketelitian yang diperlukan.
3. Efficiency, yakni banyaknya sumber daya komputasi yang dibutuhkan suatu software untuk melakukan fungsinya. 4. Integrity, sejauh mana akses ke software dan data oleh pihak
yang tidak berhak dapat dikendalikan.
5. Usability, usaha yang diperlukan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan mengartikan output
dari software. b. Kualitas Informasi (X2)
Setiap informasi yang dipakai dalam proses pengambilan keputusan, informasi tersebut harus memiliki kualitas informasi. Menurut Abdul Kadir (2003:35) kualitas informasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Akurat (Accuracy) berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak biasa atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. Informasi harus akurat karena dari sumber informasi sampai berubah atau merusak informasi tersebut 2. Tepat pada waktu (TimeLinnes), berarti informasi yang
datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi. Karena
(53)
informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila pengambilan keputusan terlambat, maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.
3. Relevan (Relevancy), berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya, relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
3.2.2.2. Variabel tergantung / Dependent (Variabel Y)
Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. Menurut Sugiyono (2010:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas”.
Dalam hal ini variabel terikatnya adalah kinerja karyawan, kinerja karyawan merupakan variabel yang di pengaruhi oleh teknologi informasi. Konsep kinerja karyawan merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang berdasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Adapun indikator variabel kinerja karyawan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan Menurut Ivancevich dan Faustino Cardoso Gomes dalam Umi Narimawati (2009:71) mengatakan bahwa ada delapan dimensi atau kriteria yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan penilaian atau pengukuran terhadap kinerja karyawan yang berdasarkan deskripsi prilaku yang spesifik, yaitu:
(54)
1) Quantity of work yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan
2) Quality of work yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat kesesuaian dan kesiapannya.
3) Job Knowledge yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya.
4) Creativeness yaitu keaslian gagasan yang dimunculkan dan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul.
5) Cooperation yaitu kesediaan untuk bekerjasama dengan orang lain
6) Dependability yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian pekerjaan
7) Initiative yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya.
(55)
Berdasarkan uraian di atas, operasionalisasi variabel penulisan ini dapat dijelaskan dalam Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel VARIABEL
[ 1 ]
KONSEP VARIABEL
[ 2 ]
INDIKATOR [ 3 ]
UKURAN [ 4 ]
SKALA [ 5 ]
NOMOR KUESIONER
[ 6 ]
Kualitas Software Sistem Akuntansi Penumpang ( SAP) (variabel
X1)
Software (perangkat lunak)
dikatakan baik apabila dapat secara utuh dan “sempurna” memenuhi kriteria spesifik dari organisasi perusahaan yang
membutuhkan. Hal ini sering di istilahkan sebagai
pemenuhan terhadap “User requirement” (kebutuhan pengguna software yang telah terlebih dahulu
didefinisikan secara jelas dan detail).
(McCall dan kawan-kawan dalam Roger (2002:611)) Kebenaran (correctness) Tingkat pemenuhan kebutuhan perusahaan
Ordinal X11 Tingkat kebenaran data dapat dipertanggungja wabkan Ordinal X12 Tingkat spesifikasi software terhadap kebutuhan perusahaan
Ordinal X13
Reliabilitas (reliability)
Tingkat
ketelitian Ordinal X14 Tingkat kemudahaan menemukan kesalahan Ordinal X15 Efisiensi (efficiency) Tingkat efisiensi waktu pengerjaan perkerjaan menggunakan Software SAP sangat cepat.
Ordinal X16
Tingkat efisiensi dalam penginputan data mudah dilakukan
Ordinal X17 Tingkat efisiensi
dalam pengetikan
(56)
Tingkat Sharing data pada Software SAP antar bagian mudah dilakukan.
Ordinal X19
Integritas (integrity)
Tingkat keamanan dari pihak yang tidak
berhak dapat dikendalikan
Ordinal X110
Tingkat akses setiap tampilan
pada Software SAP mudah
dilakukan.
Ordinal X111
Kemampuan (usability) Tingkat Output dari Software SAP mudah dimengerti .
Ordinal X112 Tingkat kemudahan menyelesaikan pekerjaan dengan menggunakan Software SAP
Ordinal X113
Tingkat kemudahan Software SAP dalam mengoreksi kesalahan
Ordinal X114
Tingkat penyelesaian pekerjaan menggunakan Software SAP dapat dengan cepat Ordinal X115 Tingkat Output dari Software SAP memiliki hasil yang akurat
(57)
Tingkat kemudahan Software SAP dalam mengidentifikasi kesalahan
Ordinal X117
Tingkat kemudahan Software SAP untuk dipelajari oleh orang baru
Ordinal X118
Tingkat kemudahan
untuk mengoreksi data
Ordinal X119
Tingkat penginput data mudah dilakukan
Ordinal X120
Kualitas Informasi
(X2)
Setiap informasi yang dipakai dalam proses pengambilan keputusan, informasi tersebut harus memiliki kualitas informasi (Abdul Kadir (2003:35)) Akurat (accuracy) Tingkat kejelasan informasi yang disajikan
Ordinal X21 Tingkat
kepercayaan sumber memperoleh
informasi
Ordinal X22
Tingkat kelengkapan informasi yang
diberikan
Ordinal X 23
Tingkat kemudahan informasi untuk
dipahami
Ordinal X24 Tingkat detailnya
informasi yang diberikan
Ordinal X25
Tingkat kebenaran informasi yang diberikan Ordinal X26
(58)
Tingkat kebebasan informasi dari
kesalahan
Ordinal X27
Tepat pada waktu (timelinnes) Tingkat ketepatan pelaporan informasi
Ordinal X28 Tingkat
kecepatan pelaporan informasi
Ordinal X29 Tingkat ke
update-an informasi yang
diberikan
Ordinal X210
Relevan (relevancy)
Tingkat kesesuaian informasi dengan
fakta yang ada
Ordinal X 211
Tingkat kesesuaian informasi dengan
yang dibutuhkan
Ordinal X 212
Tingkat kebenaran dari
informasi
Ordinal X213 Tingkat
kemampuan informasi untuk
mengurangi ketikpastian
Ordinal X214
Tingkat manfaat dari informasi yang diberikan
Ordinal X215
Kuantitas kerja (quantity of work) Tingkat kesesuaian jumlah pekerjaan yang diselesaikan dengan standar yang ditetapkan perusahaan
(59)
Kinerja Karyawan (variabel Y) Outcome yang dihasilkan dari suatu fungsi pekerjaan dalam suatu periode waktu tertentu atau pada saat ini. (FaustinoCardo so Gomes, 2003 dalam Umi narimawati (2007:76)) Tingkat ketepatan dan kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai standar yang telah ditetapkan perusahaan
Ordinal Y2
Kualitas kerja (quality of work)
Tingkat kesesuaian kualitas pekerjaan yang berhasil diselesaikan dengan standar yang ditetapkan perusahaan
Ordinal Y3
Tingkat efisiensi waktu dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan
Ordinal Y4
Pengetahuan kerja (job knowledge) Tingkat kejelasan pengetahuan dan keterampilan, yang dimiliki karyawan sehubungan dengan pekerjaan yang dilakukan Ordinal Y5 Tingkat kemampuan karyawan dalam mengetahui dan memahami pekerjaan yang dikerjaannya
Ordinal Y6
Kreatifitas (creativeness) Tingkat kemampuan karyawan mengembangkan gagasan-gagasan baru,
(60)
memecahkan masalah, mengikuti perubahan dan belajar secara terus menerus dalam pekerjaannya Tingkat kemampuan karyawan dalam menghasilkan inovasi-inovasi baru bagi perusahaan
Ordinal Y8
Kerjasama (cooperation) Tingkat kemampuan dan kerelaan karyawan untuk bekerjasama dengan rekan sekerja,atasan dan bawahannya Ordinal Y9
Tingkat ke eratan kerjasama antar karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya
Ordinal Y10
Kemandirian (dependability) Tingkat kesadaran karyawan utuk mengikuti petunjuk dan kebijakan perusahaan
Ordinal Y11
Tingkat kepercayaan perusahaan terhadap karyawan dalam penyelesaian pekerjaan meningkat Ordinal Y12
(61)
Inisiatif (initiative) Tingkat semangat dan kesungguhan karyawan untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan tanggung jawab yang lebih
besar Ordinal Y13 Tingkat kesadaraan karyawan untuk menyelesaikan semua pekerjaannya dengan penuh rasa tanggung jawab Ordinal Y14 Kualitas personal (personal qualities) Tingkat kemampuan dan integritas pribadi karyawan
Ordinal Y15 Tingkat prestasi
yang di dapat karyawan
Ordinal Y16
Sumber : hasil pengolahan data
3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber Data
Jenis data yang digunakan penulis pada penulisan mengenai pengaruh kualitas
Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dan kualitas informasi terhadap kinerja karyawan adalah data primer dan data sekunder.
Menurut Sugiyono (2009:137), “Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
(62)
Menggunakan data primer karena penulis mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti. Setelah data-data terkumpul, data tersebut akan diolah sehingga akan menjadi sebuah informasi bagi penulis tentang keadaan objek penulisan. Data primer dalam penulisan ini adalah hasil observasi, dan hasil wawancara, Sedangkan menurut Sugiyono (2009:137) data sekunder adalah: “Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data.”
Menggunakan data sekunder karena penulis mengumpulkan dokumen yang berhubungan dan terlibat dengan Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) adalah pendapatan penumpang manual
3.2.3.2. Teknik Penentuan Data
Adapun teknik penentuan data terbagi menjadi dua bagian, yaitu populasi dan sampel. Pengertian dari populasi dan sampel itu sendiri adalah sebagai berikut:
Menurut Sugiyono (2009:116) sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa responden dalam penulisan ini adalah seluruh karyawan yang menggunakan dan berhubungan dengan penggunaan
Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) di PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung
(1)
PENGARUH KUALITAS SOFTWARE SAP (SISTEM
AKUNTANSI PENUMPANG) DAN KUALITAS INFORMASI
TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. KERETA API
(PERSERO) DAERAH OPERASI 2 BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat kelulusan Pada Program Studi Sistem Informasi
Jenjang Sarjana Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Oleh :
ELIN HERLINAWATI NIM 10509795
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
(2)
xx
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Andi Offset. Yogyakarta. Bambang S Sodiedibjo.2005. Pengantar Metode Penelitian. STIE-STMIK.
Bandung
Husein Umar. 2008. Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis. RajaGrafindo Persada. Jakarta.
Jogiyanto. 2005. Pengenalan Komputer. Andi Offset. Yogyakarta. Moh. Nazir. 2009. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.
Pressman, Roger S. alih bahasa oleh LN Harnaningrum. 2002. Rekayasa Perangkat Lunak. Andi Offset. Yogyakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Umi Narimawati. 2007. Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi & Contoh Perhitunganya. Agung Media. Jakarta.
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Suliyanto, 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Jakarta: Ghalia
Indonesia
Agus Widarsono. Pengaruh Kualitas Informasi Manajemen Terhadap Kinerja Manajerial. 2007. Vol. 2, No. 2
Istianingsih dan Dr. Setyo Hari Wijanto. Pengaruh Kualitas Sistem Informasi, Perceived Usefulness, dan Kualitas Informasi terhadap Kepuasan Pengguna Akhir Software Akuntansi. 2005
Astuti handaiyani siregar, dan I ketut suryanawa. Pemanfaatan teknologi informasi Dan pengaruhnya terhadap kinerja individual Pada kantor pelayanan pajak pratama denpasar barat. 2005
Vivi dan Rorlen. Analisis Pengaruh Peran Kepemimpinan Dan Pengembangan Karir Terhadap Komitmen Organisasi Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Kasus: PT. Bank Maspion Indonesia Cabang Semarang) dalam Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol 3, No.1.2007
(3)
xxi
Rr Handayani. Pengaruh iklim organisasidan kedewasaan terhadap kinerja karyawan pada PT. Graha Tungki Arsitektika Jakarta. 2004
(4)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Pengaruh Kualitas Software SAP (Sistem Akuntansi Penumpang) dan Kualitas Informasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. Kereta Api (Persero) Daerah Operasi 2 Bandung ”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari beberapa pihak akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih terutama kepada Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati,. Dra,. SE,. M.Si yang telah memberikan bantuan serta saran dalam penyelesaian Skripsi ini. Semoga Allah membalas kebaikan dan melimpahkan Rahmat dan Karunia – Nya. Amin. Tak lupa juga penulis dengan penuh rasa syukur, mengucapkan terima kasih yang mendalam, serta penghargaan yang tidak terhingga yang penulis sampaikan kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan pertolongan dan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto M.Sc, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.
(5)
iv Ilmu Komputer.
4. Bapak Dadang Munandar, S.E, M.Si, selaku Ketua Prodi Sistem Informasi serta penguji 1.
5. Ibu Sintya Sukarta, S.Si, MT, selaku penguji 2. 6. Ibu Rina Kurniawati, S.Si, MT, selaku Dosen Wali.
7. Manager dan semua staf karyawan komersial PT. Kereta Api (Persero) Daop 2 Bandung, terimakasih atas kerja sama dan bantuanya.
8. Kedua Orang Tua penulis, terimakasih atas kasih, doa, dukungan, dan bantuan baik moril dan materiil.
9. Untuk temanku Ade Eva dan Ibenk, terimakasih atas bantuannya.
10.Rekan–rekan Dago 4 terimakasih atas persahabatan, kebersamaan, dan keceriaan yang selalu tercipta saat bersama.
11.Dan semua pihak yang selama ini telah banyak membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan dukungannya. Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain kata terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan skripsi ini, semoga Allah SWT membalas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Bandung, Agustus 2011
(6)