Penentuan Lama Pemejanan Infusa Kulit Hasil Uji Pengaruh Pemberian Infusa Kulit Kontrol

menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas serum ALT jam ke-24 yang terjadi signifikan dan berbeda bermakna dibandingkan dengan jam ke-0 dan 48. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi kerusakan hati dengan parameter peningkatan aktivitas ALT serum tersebut. Pada jam ke-48, aktivitas ALT serum tikus mengalami penurunan 90,3 ± 2,9 mgdL yang secara statistik berbeda tidak bermakna terhadap jam ke-0. Hal ini menunjukkan bahwa pada jam ke-48 fungsi hati kembali normal. Berdasarkan analisis tersebut, maka ditetapkan waktu pencuplikan darah aktivitas serum ALT paska induksi karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB adalah jam ke-24.

F. Penentuan Lama Pemejanan Infusa Kulit

Persea americana Mill. Penentuan lama pemejanan infusa kulit Persea americana Mill. berdasarkan penelitian Putri 2013 yang berjudul “Efek Hepatoprotektif Infusa Biji Persea americana Mill. terhadap Aktivitas ALT-AST Serum pada Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida”, yaitu pemejanan ekstrak selama 6 hari berturut- turut, kemudian pada hari ketujuh hewan uji diinduksi karbon tetraklorida dosis 2 mLkgBB.

G. Hasil Uji Pengaruh Pemberian Infusa Kulit

Persea americana Mill. Penelitian ini diawali dengan pemejanan infusa kulit Persea americana Mill. pada hewan uji satu kali sehari selama 6 hari, kemudian diinduksi karbon tetraklorida untuk melihat pengaruh pemberiannya. Data aktivitas ALP serum dianalisis dengan One Way ANOVA untuk melihat homogenitas dan signifikansinya. Kemudian data kebermaknaan perbedaan antar perlakuan diuji dengan uji Scheffe tabel V. Tabel IV. Rata-rata ± SE aktivitas ALP serum tikus pada kelompok perlakuan Kelompok Perlakuan Rerata aktivitas ALP ± SE mgdL I Kontrol CCl 4 dosis 2 mLkgBB 440,2 ± 37,7 II Kontrol olive oil dosis 2 mLkgBB 274,2 ± 25,7 III IKPA 1600 mgkgBB 242,6 ± 14,5 IV IKPA 362,81 mgkgBB + CCl 4 dosis 2 mLkgBB 167,0 ± 10,4 V IKPA 761,90 mgkgBB + CCl 4 dosis 2 mLkgBB 236,4 ± 17,1 VI IKPA 1600 mgkgBB + CCl 4 dosis 2 mLkgBB 504,4 ± 49,4 Keterangan: IKPA= Infusa Kulit Persea americana Mill. Gambar 4. Diagram batang rata-rata ± SE aktivitas ALP serum tikus pada kelompok perlakuan. Tabel V. Hasil uji Scheffe aktivitas ALP serum tikus pada kelompok perlakuan Kelompok Perlakuan Kontrol hepato- toksin Kontrol negatif Kontrol IKPA IKPA 362,81 + CCl 4 IKPA 761,90 + CCl 4 IKPA 1600 + CCl 4 Kontrol hepatotoksin B B B B TB Kontrol negatif B TB TB TB B Kontrol IKPA B TB TB TB B IKPA 362,81 + CCl 4 B TB TB TB B IKPA 761,90 + CCl 4 B TB TB TB B IKPA 1600 + CCl 4 TB B B B B Keterangan: IKPA= Infusa kulit Persea americana Mill.; B= Berbeda bermakna p 0,05; TB= Berbeda tidak bermakna p0,05.

H. Kontrol

Olive Oil Dosis 2 mLkgBB Pengukuran aktivitas ALP pada kontrol olive oil bertujuan untuk menegaskan bahwa pelarut olive oil yang digunakan tidak memberikan pengaruh hepatotoksik terhadap serum tikus. Penggunaan dosis pada olive oil sama dengan dosis CCl 4 agar hasilnya nanti dapat dibandingkan, sehingga diperoleh pembuktian bahwa peningkatan aktivitas ALP pada serum tikus murni karena CCl 4 . Berdasarkan penelitian Rosari 2013 dan Putri 2013, penggunaan olive oil dosis 2 mLkgBB tidak memberikan efek hepatotoksik berupa peningkatan aktivitas ALT. Adapun Vohra dan Gupta 2013 melaporkan bahwa peningkatan aktivitas ALT sebanding dengan peningkatan aktivitas ALP. Berdasarkan penelitian tersebut, maka peneliti menggunakan olive oil sebagai pelarut hepatotoksin. Aktivitas ALP serum kontrol olive oil 274,2 ± 25,7 mgdL dapat digunakan sebagai acuan normal.

I. Kontrol Karbon Tetraklorida Dosis 2 mLkgBB

Pengukuran aktivitas ALP pada kontrol karbon tetraklorida 2 mLkgBB bertujuan untuk mengetahui pengaruh hepatotoksik senyawa model. Panjaitan, Handharyani, Chairul, Masriani, Zakiah, dan Manalu 2007 melaporkan bahwa pemberian karbon tetraklorida 1,0 mLkgBB menyebabkan peningkatan aktivitas ALP serum tikus 1,6 kali dari nilai normal dan hasil uji histopatologi menunjukkan bahwa efek hepatotoksik yang ditimbulkan berupa steatosis. Aktivitas ALP serum tikus kelompok kontrol hepatotoksin yang diberi perlakuan CCl 4 2 mLkgBB 440,2 ± 37,7 mgdL bila dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif yang diberi perlakuan olive oil 2 mLkgBB 274,2 ± 25,7 mgdL pada uji Scheffe menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dan terjadi peningkatan aktivitas ALP serum tikus 1,6 kali Tabel V. Peningkatan aktivitas ALP pada kontrol hepatotoksin ini membuktikan bahwa karbon tetraklorida menyebabkan kerusakan pada hati.

J. Kontrol Infusa Kulit

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian jangka panjang dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit persea americana Mill. terhadap konsentrasi alkalin fosfatase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

2 13 94

Pengaruh pemberian jangka pendek ekstrak etanol kulit buah persea americana Mill. terhadap aktivitas enzim alkali fosfatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

1 5 96

Pengaruh pemberian jangka panjang infusa kulit buah Persea americana Mill. terhadap kadar albumin tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 3 84

Pengaruh pemberian jangka pendek dekokta kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas alkali fosfatase pada tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 8

Pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada hati tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 91

Efek hepatoprotektif pemberian infusa kulit Persea americana Mill. terhadap ALT-AST tikus terinduksi karbon tetraklorida.

0 2 125

Pengaruh pemberian jangka panjang dekok kulit persea americana Mill. terhadap kadar alkalin fosfatase pada tikus jantan galur wistar terinduksi karbon tetraklorida.

0 0 8

Pengaruh pemberian jangka panjang infusa kulit Persea americana Mill. terhadap aktivitas alkali fosfatase pada tikus jantan terinduksi karbon tetraklorida.

0 1 81

Pengaruh pemberian jangka panjang ekstrak etanol kulit Persea americana Mill. terhadap kadar albumin pada hati tikus terinduksi karbon tetraklorida

0 1 89