Landasan dan Prinsip Pengembangan Kuriku

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA SEKOLAH PASCA SARJANA PROGRAM STUDI PENGEMBANGAN KURIKULUM

  

UAS LANDASAN DAN PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

PRODI PENGEMBANGAN KURIKULUM S2 2014

Dosen Pengampu: Dr. Azis Mahfuddin. M.Pd

Nama : Ardi Cahyadireja

  Nim : 1402623 Prodi : Pengembangan Kurikulum - S2 Angkatan : 2014

1. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup sentral

  dalam seluruh kegiatan pendidikan, dan turut serta menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Jelaskan secara singkat mengapa kurikulum tersebut memiliki kedudukan sentral dan apa fungsinya ?

  Jawab :

  Jelas sekali kurikulum memiliki kedudukan yang sentral dan strategis, karena dalam berlangsungnya kegiatan pendidikan, ada satu hal yang menurut saya mempunyai peran yang sangat penting juga untuk mewujudkan tujuan pendidikan itu sendiri, yaitu Kurikulum, karena tanpa kurikulum yang tepat, dan bagus baik dari segi Perencanaan kurikulum, pengembangan

  kurikulum, implementasi kurikulum serta evaluasi kurikulum maka tujuan

  pendidikan pun akan sulit diwujudkan, maka dari itu kita harus bisa membuat kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman ditinjau dari aspek filosofis, psikologis peserta didik, sosial budaya dan ilmu pengetahuan dan teknologi, karena dengan kurikulum lah kita dapat menentukan kesuksesan proses pendidikan, serta hasil dari pelaksanaan kegiatan pendidikan untuk tercapainya tujuan pendidikan itu sendiri, seperti definisi kurikulum dibawah ini :

  “ Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik “ (J.

  Galen Saylor, William M. Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6)

  “ Kurikulum adalah sebuah rancangan pembelajaran, yang disusun dengan mempertimbangkan berbagai hal mengenai proses pembelajaran serta perkembangan individu (Hilda Taba) Fungsi kurikulum  Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan.

  1) Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. 2) Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. 3) Bagi orang tua, kurikulurm itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. 4) Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. 5) Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar.

2. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan – landasan yang kuat yang didasarkan

  pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Landasan – landasan mencakup : landasan filosofis, landasan psikologis, landasan sosial budaya, dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jelaskan secara singkat mengapa landasan – landasan tersebut harus melandasi penyusunan kurikulum.

  Jawab : Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan

  memperhatikan segala aspek dalam pelaksanaan pendidikan, yang memerlukan landasan yang kokoh agar mampu menopang jalannya pelaksanaan pendididkan dengan benar. Landasan adalah suatu gagasan atau kepercayaan yang menjadi sandaran, sesuatu prinsip yang mendasari. (Hornby) Sedangkan, menurut Zais landasan utama dalam pengembangan suatu kurikulum, yaitu:

  1. Landasan Filosofis

  2. Landasan Psikologis

  3. Landasan Sosial-Budaya

  4. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

  Landasan kurikulum memiliki peranan yang sangat penting, karena jika kurikulum tidak mempunyai dasar pijakan /landasan yang kokoh, maka kurikulum tersebut akan mudah terombang ambing dan yang akan dipertaruhkan adalah manusia ( peserta didik)yang dihasilkan oleh pendidikan itu sendiri (Hornby c.s dalam Redja Mudyaharjo, 2001: 8)

  

3. Kurikulum harus secara tegas menyikapi bahwa siswa atau peserta didik bukan

  belajar untuk kepentingan mata pelajaran, tetapi mata pelajaran untuk media mengembangkan kepribadian siswa. Karena itu pendekatan tentang banyaknya materi yang harus dipelajari diganti dengan pendekatan cara belajar sesuai dengan pernyataan “ it is not matter how much you have learned but a matter of how you

  learn it “. Apa makna ungkapan tersebut di atas ? jelaskan dengan singkat ! Jawab :

  Melihat makna ungkapan dari “ it is not matter how much you have learned

  but a matter of how you learn it “ yang artinya adalah " Tidak peduli berapa

  banyak Anda telah belajar tapi soal bagaimana Anda mempelajarinya " makna dari ungkapan tersebut adalah kita harus bisa memahami keadaan dari peserta didik itu sendiri baik dari aspek psikologis dari peserta didik, kesesuaian pengetahuan dan praktek dengan jenjang peserta didik, keadaan lingkungan yang didiami peserta didik, kemudian tipe belajar seperti apa yang dimiliki oleh peserta didik tersebut, terakhir metode dan media yang tepat kepada peserta didik tersebut, jadi peserta didik tersebut akan merasa bahwa belajar itu bukan paksaan tetapi memang menjadi suatu kebutuhan untuk mengembangkan potensi dan kepribadian peserta didik itu sendiri.

  

4. Diantara beberapa model pengembangan kurikulum ( the administrative model, the

graas roots model, the demonstrative model, roger’s interpersonal relation model ),

  model mana yang paling cocok dan tepat untuk pengembangan kurikulum di Indonesia. Jelaskan secara singkat !

  Jawab :

  Jika dilihat dari keadaan Indonesia saat ini dilihat dari aspek politik, pandangan masyarakat Indonesia kepada pemerintah yang semakin apatis, karena ketidak tegasan pemerintah mengelola Dunia pendidikan, kemudian dari aspek sosial-budaya kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi akan kebutuhan informasi, serta dari aspek IPTEKS yaitu semakin mudahnya masyarakat mengakses pengetahuan, mengembangkan diri, jadi menurut saya model yang cocok untuk Indonesia saat ini adalah model pengembangan kurikulum The Grass roots Model, karena Model ini dikenal juga sebagai model desentralisasi karena inisiatif dan upaya pengembangan kurikulum bukan berasal dari atas, melainkan dari bawah yaitu guru dan sekolah/daerah, sesuai dengan kebutuhan dan kekhasan masing2 daerah. Model bisa berangkat dari sekelompok guru yang mengadakan pengembangan kurikulum. Pengembangan itu sendiri dapat hanya berupa bagian dari komponen kurikulum, beberapa bidang studi, ataupun keseluruhan komponen kurikulum. Guru merupakan perencana, pelaksana, dan sekaligus penilai pengajaran di sekolah. Kepala sekolah sebagai pimpinan tim administrasi, juga bisa membantu guru dalam membantu pengembangan kurikulum model ini. Dari sini terlihat bahwa pengembangan model ini sangat tergantung pada kerja sama guru-guru, guru-kepala sekolah, bahkan juga antar sekolah. Pengembangan kurikulum model demokratis ini memungkinkan terjadinya kompetisi antar sekolah, kelompok sekolah, bahkan sampai pada tingkat daerah. Kreativitas orang-orang yang mempunyai peranan penting di dunia pendidikan akan besar pengaruhnya dalam memberikan warna pada model kurikulum yang dihasilkan, jadi tiap-tiap lembaga atau institusi pendidikan bisa mengembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sekolah atau institusi dan kekhasan tiap – tiap masing – masing daerah.

5. Kurikulum 2013 secara konsep cukup baik dalam mengantisipasi kebutuhan masa

  depan peserta didik. Namun di lapangan muncul pro – kontra terhadap kurikulum tersebut. Hal – hal apa yang menjadi kendala dalam implementasi kurikulum dimaksud ?

  Jawab :

  Dilihat dari banyaknya pro kontra Kurikulum 2013, menurut saya hal – hal yang menjadi kendala dalam implementasi kurikulum 2013 adalah dalam hal Teknis / dilapangan diantaranya :

  1. Belum sempurna dan meratanya penataran yang dilakukan pemerintah terhadap guru-guru.

  2. Masalah pengelolaan anggaran pendidikan yang dilakukan pemerintah.

  3. Kesiapan Guru itu sendiri, yaitu belum bisa menyesuaikan dengan hal yang baru, perlu waktu yang cukup lama untuk bisa menyesuaikan diri dari kurikulum 2006 ke kurikulum 2013, diantaranya dalam hal kegiatan belajar mengajar didalam kelas guru masih sering menggunakan metode teacher

  center, kemudian dalam hal pengisian raport, banyak guru yang masih kesulitan.