18
BAB III PERENCANAAN SIMULASI JARINGAN
3.1. Parameter simulasi
Metode yang digunakan pada tugas akhir ini adalah simulasi. Adapun software simulasi yang digunakan adalah Network Simulator-2 NS-2. Program
DYMO yang digunakan adalah code yang tersebar bebas yaitu DYMOUM, sedangkan untuk AODV sudah tersedia didalam Network Simulator-2. Node
sumber dan node tujuan tersebar secara acak dalam jaringan, model ini dapat membuat sebuah node memilih tujuannya dan akan berpindah ke arah mana
dengan kecepatan yang dapat ditentukan. Ketika sebuah node mencapai posisi tujuannya, node tersebut akan berhenti sebanyak waktu yang ditentukan sebelum
mencari tujuan acak lainnya dan mengulangi proses tersebut. Komunikasi antar node akan dibuat model acak, dan menggunakan jenis paket CBR Constant Bit
Rate.
Adapun parameter yang digunakan sebagai berikut :
Parameter Nilai
Tipe Kanal Wireless Channel
Model Propagasi Two Ray Ground
Tipe Network Interface Wireless
Tipe MAC IEEE 802.11
Maks. Paket dalam Antrian 50
Waktu simulasi 5 detik
Jenis paket CBR Constant Bit Rate
Routing Protokol DYMO AODV
Model pergerakan node Random Way Point
Kecepatan 2 ms
Tabel 3.1. Parameter Simulasi
Area simulasi menunjukan banyaknya node diarea tersebut dimana sebuah MANET akan berjalan. Dalam skenario ini area simulasi dibuat 1000m x 1000m.
Area simulasi dibuat seperti ini agar node dapat bebas bergerak dan dapat menggunakan protokol routing secara benar tanpa harus bertumpuk disatu tempat.
Untuk area 1000m x 1000m node maksimalnya adalah 25. Hal ini diperoleh dari perhitungan jarak komunikasi terjauh dari sebuat node jika didalam suatu area.
Jarak komunikasi terjauh adalah 250m. Jarak radio wireless didapat dari percobaan sederhana. Node A berada pada
posisi X=0, Y=50 dan posisi node B X=40, Y=50, skenario sederhana adalah seperti berikut, pada detik 10 node B mulai bergerak menjauhi node A sampai
dengan posisi X=400, kemudian kembali lagi ke posisi X=250, pada posisi ini, node A maupun B masih bisa berkomunikasi, skenario diubah sedikit menjadi
kembali lagi ke posisi X=251, dan yang terjadi node A dan B tidak dapat berkomunikasi lagi.
Kecepatan node bergerak dibuat 2 ms dengan membayangkan seperti orang yang lagi berjalan, bertujuan untuk mengukur performa protokol yang digunakan,
berjalan dengan baik atau tidak. Performa dari protokol routing sangat berpengaruh pada kecepatan node berpindah tempat, semakin cepat node
berpindah maka koneksi yang dibuat juga akan semakin sulit. Protokol routing yang digunakan adalah dua jenis tipe protokol jaringan ad-
hoc reaktif, yang terdaftar pada IETF, yaitu : AODV dan DYMO. Routing antar node dapat dijalankan khusus protokol DYMO, karena
protokol ini adalah protokol baru yang diimplementasikan kedalam NS-2, dibuktikan dengan percobaan sederhana, 3 node dibuat membentuk seperti
segitiga, dan diberi jarak agar dapat melakukan proses routing, pada detik ke 5 node A mulai mengirimkan paket CBR ke node C, pada saat node C tidak berada
pada jangkauan radio node A, node A mulai mencari node yang dapat meneruskan paket CBR ke node C, node A yang mengetahui node B berada dalam
jangkuannya mulai mengirimkan Hello Packet agar node A mengetahui informasi node apa saja yang berada dalam jangkauan node B, setelah diketahui node C
berada dalam jangkauan node B, node A menggunakan node B sebagai router agar paket CBR dengan tujuan node C dapat disampaikan. Contoh gambar :
1 2
3
± 400m ± 200m
± 200m
Gambar 3.1. contoh tampilan proses routing DYMO Untuk pembangunan jaringan pertama-tama dibentuk 25 node dengan node
dengan posisi random dengan menggunakan setdest, setdest adalah tool yang telah disediakan oleh NS-2 untuk membuat jaringan secara otomatis.
Format perintah setdest : .setdest
–n jumlah node –p waktu pause –s kecepatan –t waktu simulasi
–x panjang area –y lebar area File keluaran. Contoh :
.setdest –n 25 –p 0 –M 20.0 –t 10.0 –x 1000 –y 1000 scen-25-
1000-1000-1
Selanjutnya akan dibangun koneksi menggunakan cbrgen, cbrgen adalah tool yang telah disediakan oleh NS-2 untuk membuat koneksi pada jaringan secara
otomatis. Format perintah cbrgen :
ns cbrgen.tcl –type tcpcbr –nn jumlah node –seed bilangan acak
pertama –mc koneksi maksimal –rate banyak paket tiap detik File
keluaran. Contoh :
ns cbrgen.tcl –type cbr –nn 25 –seed 1 –mc 1 –rate 2.0 cbr-25-1-
2
Setelah jaringan dibentuk selanjutnya dibuat koneksi antar node, dengan menggunakan cbrgen, maka koneksi random akan dibentuk mengikuti jaringan
yang telah dibuat. Langkah selanjutnya adalah menjalankan script tcl di NS-2. Dengan menjalankan script tersebut maka akan mengeluarkan output Trace file
dan NAM file.
3.2. Skenario simulasi