Hasil pengamatan yang dilakukan pada setiap perlakuan digambarkan secara sistematis dan jumlah ikan matisakit karena infeksi virus VNN pada masing-masing
perlakuan dihitung dari awal infeksi sampai hari ke 7. Persentase ikan matisakit
dihitung berdasarkan rumus Reed and Muench dalam Amrullah 2004:
N
t
I = X 100 N
o
Keterangan : I = Persentase ikan sakit karena terinfeksi VNN
N
t
= Jumlah ikan sakit terinfeksi VNN ekor N
o
= Jumlah ikan tiap unit percobaan ekor
3.3.5 Uji Hematologi
Pemeriksaan hematologi ikan uji kontrol dan perlakuan dilakukan dengan metode Benjamin 1978. Pemeriksaan ini dilakukan setelah penginfeksian virus dan
timbulnya gejala klinis VNN. Sampel darah yang telah diberi antikoagulan EDTA diambil untuk pemeriksaan hemoglobin Hb, hematokrit PCV, eritrosit, dan
leukosit. Pengambilan darah dilakukan di bagian caudal pudancle karena dekat dengan tulang yang mengarah ke jantung.
Penentuan hemoglobin dilakukan dengan cara memasukkan Working Reagent ke dalam 2 cuvet sebanyak 2,5 ml. Sampel dimasukkan ke dalam cuvet pertama, dan
akuades ke dalam cuvet kedua sebagai blank masing-masing 10 ยต l, lalu dihomogenkan masing- masing campuran dan dibiarkan selama tiga menit pada suhu
kamar. Untuk menentukan jumlah haemoglobin digunakan alat spektrofotometer. Terlebih dahulu diatur panjang gelombang spektrofotometer pada 540 nm dan diatur
standarnya, lalu dinolkan dengan blank. Sampel dimasukkan dan dibaca hasilnya.
Penghitungan hematokrit dilakukan dengan cara memasukkan darah ke dalam
tabung hematokrit sebanyak 34 tabung dan ujungnya ditutup dengan lilin. Lalu
Universitas Sumatera Utara
disentrifugasi pada 11.000 rpm selama 5 menit. Supernatan yang dihasilkan pada tabung ditempatkan pada microhaematocrite reader untuk melihat nilai hematokrit.
Penghitungan jumlah eritrosit dilakukan dengan cara sampel darah dihisap menggunakan pipet eritrosit sampai mencapai angka 0,5. Ujung pipet dibersihkan
dengan tissue. Setelah bersih, larutan Hayem dihisap sampai tanda 101 dengan cepat tanpa menimbulkan gelembung udara. Pipa penghisap dilepaskan, lalu diaduk sampai
bagian yang tercampur hanya bagian yang membesar dari pipet. Cairan pada ujung pipet yang tidak ikut terkocok dibuang. Suspensi darah diteteskan pada bagian pinggir
gelas penutup kamar hitung, dimana tetes 1-2 dibuang terlebih dahulu. Perhitungan jumlah sel darah merah dilakukan pada kotak di bagian tengah kamar hitung sebanyak
5 kotak dimana 4 kotak di bagian sudut dan 1 kotak di bagian tengah dengan menggunakan mikroskop. Selanjutnya jumlah eritrosit yang didapat dihitung
dengan menggunakan Hasil Perhitungan Akhir HPA yaitu jumlah seluruh sel darah merah dari lima kotak tersebut n butir dikalikan 10.000 per ml HPA= n x 10.000.
Penghitungan jumlah leukosit dilakukan dengan cara sampel darah dihisap dengan menggunakan pipet penghisap sampai mencapai angka 0,5. Terlebih dulu
ujung pipet dibersihkan dengan kapas. Setelah bersih, larutan Turk dihisap sampai tanda 11 dengan cepat tanpa menimbulkan gelembung udara. Pipa penghisap
dilepaskan, lalu diaduk sampai bagian yang tercampur hanya bagian yang membesar dari pipet. Cairan pada ujung pipet yang tidak ikut terkocok dibuang. Suspensi darah
diteteskan pada bagian pinggir gelas penutup kamar hitung, dimana tetesan pertama dibuang. Perhitungan jumlah sel darah putih dilakukan pada 4 kotak besar pada bagian
pinggir kamar hitung dengan menggunakan mikroskop. Selanjutnya jumlah leukosit yang didapat dihitung dengan menggunakan Hasil Perhitungan Akhir HPA yaitu
jumlah seluruh sel darah putih dari lima kotak tersebut n butir dikalikan 50 per ml HPA= n x 50.
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: E: Eritrosit, L: Leukosit
Gambar 1. Kamar Hitung Improved Neubauer Zaneveld et al., 1977
3.3.6 Pemeriksaan Histopatologi