Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Employee Engagement pada PT Aspex Kumbong

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI
TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT
PADA PT ASPEX KUMBONG

MUTIARA ROSALINA JEWONDARI

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Pengaruh
Budaya Organisasi terhadap Employee Engagement pada PT Aspex Kumbong
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Mei 2014

Mutiara Rosalina Jewondari
NIM H24100115

ABSTRAK
MUTIARA ROSALINA JEWONDARI. Analisis Budaya Organisasi terhadap
Employee Engagement pada PT Aspex Kumbong. Dibimbing oleh ABDUL
BASITH dan ERLIN TRISYULIANTI.
Skripsi ini mengidentifikasi nilai-nilai budaya organisasi yang dibawa oleh
manajemen puncak PT Aspex Kumbong dan membahas pengaruhnya terhadap
employee engagement. Studi dilakukan terhadap pengaruh lima variabel nilai
budaya organisasi PT Aspex Kumbong terhadap sub variabel employee
engagement yaitu vigor, dedication, dan absorption. Pengumpulan data primer
menggunakan wawancara dan pemberian kuesioner. Variabel independen (X) dari
penelitian ini adalah nilai-nilai budaya organisasi. Sementara, variabel dependen
(Y) adalah variabel employee engagement. Penelitian ini menggunakan analisis
deksriptif dan metode structural equation modelling dengan bantuan software

microsoft excel dan SmartPLS 2.0. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa
inovasi berpengaruh signifikan terhadap variabel laten absorption. Sementara,
variabel teliti dan cermat berpengaruh signifikan terhadap setiap variabel laten
baik vigor, dedication, dan absorption, dengan pengaruh paling besar terhadap
variabel dedication dibandingkan kedua variabel laten lainnya.
Kata kunci: budaya organisasi, employee engagement, Aspex Kumbong

ABSTRACT
MUTIARA ROSALINA JEWONDARI. An Influence Analysis of
Organizational Culture Through Employee Engagement at Aspex Kumbong
Company. Supervised by ABDUL BASITH and ERLIN TRISYULIANTI.
This thesis explained about how organizational culture affects employee
engagement at Aspex Kumbong company. The research aims to find which value
of five organizational culture variabels influenced employee engagement.
Organizational culture (X) as independent variabel has five values such as work
dicipline, loyalty, focus on target, innovation, and carefulness. All of the values
was identified by delphi method. The employee engagement as dependent variable
(Y) has 3 sub variables: vigor, dedication, and absorption. Primary data was
collected with interviewing supervisors and giving questionary to Aspex
Kumbong employees. Furthermore, the analysis of this research used descriptive

analysis and structural equation modelling method, using microsoft excel and
SmartPLS 2.0. The result showed that inovation influences absorption.
Carefulness influence all of employee engagement variabels.
Keywords: employee engagement, organizational culture, Aspex Kumbong

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI
TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT
PADA PT ASPEX KUMBONG

MUTIARA ROSALINA JEWONDARI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Manajemen

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Employee
Engagement pada PT Aspex Kumbong
Nama
: Mutiara Rosalina Jewondari
NIM
: H24100115

Disetujui oleh

Dr Ir Abdul Basith, MS
Pembimbing I

Erlin Trisyulianti, STP, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh


Dr Mukhamad Najib, STP, MSi
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Topik yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari hingga Maret 2014
ini adalah budaya organisasi dan employee engagement dengan judul Analisis
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Employee Engagement pada PT Aspex
Kumbong.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Ir Abdul Basith, MS dan
Ibu Erlin Trisyulianti, STP, MSi selaku dosen pembimbing yang telah
mengarahkan dan membantu penulisan penelitian ini, serta Ibu Dra. H. Siti
Rahmawati, MPd atas berbagai saran yang diberikan. Disamping itu, penghargaan
penulis sampaikan kepada PT Aspex Kumbong khususnya kepada Bapak Ir. H.
Ahmad Basuni dan Bapak Komarinda yang memberikan izin dan membantu
penulis dalam mengumpulkan data. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada Bapak Ngalino, Ibu Ida Rosdiana, seluruh keluarga, Praditya Ajidarma

dan teman-teman atas dukungan, doa, serta cinta dan kasih sayangnya. Penulis
berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Mei 2014
Mutiara Rosalina Jewondari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

vii

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
METODE
Kerangka Pemikiran Penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengolahan dan Analisis Data
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Perusahaan
Karakteristik Responden
Persepsi Karyawan terhadap Budaya Organisasi PT Aspex Kumbong
Persepsi Karyawan terhadap Employee Engagement di PT Aspex Kumbong
Hasil Analisis Structural Equation Modeling (SEM)
Implikasi Manajerial

1
1

3
3
3
3
4
4
4
5
5
7
7
8
10
13
15
19

SIMPULAN DAN SARAN

21


DAFTAR PUSTAKA

21

LAMPIRAN

23

RIWAYAT HIDUP

33

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Skala penilaian persepsi

6

Karakteristik responden


8

Nilai preferensi para pakar evaluasi 1
Nilai preferensi para pakar evaluasi 2
Persepsi karyawan terhadap disiplin kerja
Persepsi karyawan terhadap loyalitas
Persepsi karyawan terhadap fokus pada target
Persepsi karyawan terhadap inovasi
Persepsi karyawan terhadap teliti dan cermat
Persepsi karyawan terhadap vigor
Persepsi karyawan terhadap dedication
Persepsi karyawan terhadap absorption
Norm score employee engagement
Nilai rataan komponen employee engagement
Nilai loading factor variabel manifest model penelitian pada setiap
variabel laten yang lebih dominan
Nilai measurement outer model
Nilai R Square (R2) atau koefisien determinasi
Nilai measurement inner model T-statistic
Rekomendasi upaya peningkatan employee engagement pada PT Aspex
Kumbong

10
10
11
12
12
13
13
14
14
15
15
15
17
17
18
18
20

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Jumlah produk cacat tahun 2013 pada setiap mesin produksi
Proses terbentuknya budaya organisasi
Kerangka pemikiran penelitian
Model penelitian Partial Least Square
Loading factor model awal
Hasil proses outer model
Hasil proses inner model
Model akhir penelitian

1
2
4
7
16
16
19
19

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner penelitian
2 Uji validitas instrumen budaya organisasi dan employee engagement
3 Uji reliabilitas instrumen budaya organisasi dan employee engagement

dengan metode Cronbach's Alpha

23
28
29

4 Perhitungan persepsi karyawan terhadap budaya organisasi dan

employee engagement

31

5 Variabel laten dan variabel manifest model penelitian Partial Least

Square

32

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Industri media cetak seperti koran, tengah menghadapi berbagai persoalan
yang kompleks. Kehadiran internet yang semakin meluas, perubahan perilaku
masyarakat khususnya kalangan muda yang cenderung mencari informasi melalui
gadget yang mereka miliki, perubahan minat para pengiklan dari media cetak ke
media lainnya, dan semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat untuk
mencintai lingkungan melalui penghematan penggunaan kertas merupakan
ancaman-ancaman yang dapat menurunkan eksistensi industri media cetak
(Supadiyanto 2013).
Kertas memiliki peranan penting dalam industri media cetak. Penurunan
yang terjadi pada industri media cetak mengakibatkan perusahaan kertas
mengalami penurunan pangsa pasar. Salah satu perusahaan yang merasakan
dampak dari hal tersebut adalah PT Aspex Kumbong. Perusahaan ini berada pada
lini industri komoditi kertas budaya (cultural paper) dengan produk kertas koran.
Namun, selain adanya hambatan eksternal, PT Aspex Kumbong juga dihadapkan
pada masalah internal yakni terjadinya penurunan kualitas produk. Gambar 1
menunjukkan jumlah produk di bawah kualitas standard tahun 2013 pada setiap
mesin produksi. Total produksi kertas budaya pada tahun 2013 sebesar 366.000
ton dengan 31.303 ton diantaranya merupakan produk di bawah kualitas standard.

Ton/tahun

Produk cacat

12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
Produk cacat

Mesin 1
7437

Mesin 2
11934

Mesin 3
11932

Gambar 1 Jumlah produk cacat tahun 2013 pada setiap mesin produksi (Data
perusahaan, 2014)
Terjadinya penurunan kualitas produk salah satunya disebabkan oleh faktor
sumber daya manusia yakni kelalaian karyawan dalam mematuhi Standard
Operational Procedure (SOP). Karyawan sebagai sumber daya manusia memiliki
peran yang besar dalam menentukan kemajuan perusahaan. Oleh karena itu,
peningkatkan aktivitas pengelolaan sumber daya manusia merupakan hal yang
penting bagi PT Aspex Kumbong dalam rangka meningkatkan produktivitasnya
serta menekan tingkat kelalaian karyawan dalam bekerja.

2
Karyawan memerlukan baik nilai maupun norma yang mengarahkan cara
dan tindakan mereka dalam bekerja. Sehimpunan nilai, prinsip, tradisi, dan cara
bekerja yang dianut bersama dan memengaruhi perilaku serta tindakan para
anggota organisasi didefinisikan sebagai budaya organisasi (Robbins dan Coulter
2010). Budaya organisasi pada awalnya dibentuk oleh nilai-nilai atau filosofi yang
dibawa oleh para pendiri perusahaan (Robbins dan Judge 2008). Seleksi pemilihan
karyawan yang dilakukan oleh para pendiri didasari oleh nilai-nilai atau filosofi
yang dianutnya. Selanjutnya, nilai-nilai atau filosofi tersebut dibawa oleh
manajemen puncak dan disosialisasikan kepada karyawan, yang pada akhirnya
akan menjadi budaya organisasi perusahaan seperti dapat dilihat pada proses
terbentuknya budaya organisasi (Gambar 2).
Manajemen
puncak
Filosofi atau nilai
para pendiri
perusahaan

Seleksi kriteria
karyawan

Budaya
Organisasi
Sosialisasi

Gambar 2 Proses terbentuknya budaya organisasi (Robbins dan Judge, 2008)
Oleh karena itu, manajemen puncak memiliki peranan penting dalam
pembentukan budaya organisasi. Sebagai pimpinan, mereka menyebarkan nilainilai yang dianut oleh para pendiri perusahaan melalui perkataan maupun
perbuatan yang mereka lakukan. Karyawan akan mengikuti nilai-nilai yang dianut
oleh manajemen puncak sebagai pimpinan mereka. Nilai-nilai tersebut didukung
oleh keyakinan, norma, maupun aturan operasional mengenai perilaku organisasi
dan tidak perlu lagi didiskusikan karena membentuk suatu kesadaran individu
(Schein dan Edgar 1992 dalam Muis 2013).
Implementasi dari nilai-nilai budaya organisasi yang baik di lingkungan
perusahaan akan berkaitan dengan peningkatan produktivitas para karyawan
(Denison dan Mishra 1995). Selaras dengan peningkatan produktivitas karyawan
maka produktivitas perusahaan akan meningkat pula. Karyawan dengan
produktivitas tinggi memiliki hubungan yang lebih dalam terhadap pekerjaan yang
dilakukannya maupun perusahaan tempat mereka bekerja. Perasaan positif yang
dimiliki karyawan terhadap pekerjaan mereka berupa motivasi, dan usaha yang
diberikan kepada pekerjaan tersebut diartikan sebagai employee engagement
(Macey dan Schneider 2008). Employee engagement yang kuat akan
meningkatkan produktivitas, loyalitas, dan kepuasan karyawan sehingga dapat
meminimalisasi permasalahan yang timbul dari aspek pengelolaan sumber daya
manusia. Selain itu, perusahaan akan memperoleh banyak manfaat seperti mampu
mempertahankan karyawan potensial, meningkatkan produktivitasnya,
meningkatkan kepuasan pelanggan, reputasi perusahaan, dan nilai-nilai
stakeholder (Lockwood 2007). Penelitian mengenai budaya organisasi dan
employee engagement dibutuhkan oleh PT Aspex Kumbong untuk melihat
penerapan nilai-nilai yang dianut oleh karyawan dan kaitannya terhadap tingkat
keterkaitan karyawan terhadap pekerjaan maupun perusahaan.

3
Perumusan Masalah
Beberapa perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana nilai-nilai budaya organisasi dianut oleh karyawan PT Aspex
Kumbong?
2. Bagaimana employee engagement pada PT Aspex Kumbong?
3. Bagaimana pengaruh nilai budaya organisasi terhadap employee engagement
pada PT Aspex Kumbong?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan dilakukannya
penelitian ini antara lain:
1. Menganalisis persepsi karyawan terhadap nilai-nilai budaya organisasi PT
Aspex Kumbong.
2. Menganalisis persepsi karyawan terhadap employee engagement di PT Aspex
Kumbong.
3. Menganalisis pengaruh nilai-nilai budaya organisasi terhadap employee
engagement pada PT Aspex Kumbong.

Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi PT Aspex Kumbong
Memberikan informasi mengenai tingkat employee engagement dan
merekomendasikan upaya peningkatan employee engagement dalam rangka
meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
2. Bagi para pembaca
Menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya mengenai ilmu
manajemen sumber daya manusia terkait budaya organsasi dan employee
engagement serta penelitian ini dapat menjadi referensi bagi penelitian lain
dengan topik serupa di masa yang akan datang.

Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian mengambil karyawan yang bekerja di PT Aspex Kumbong
sebagai obyek penelitian. Penelitian ini berfokus pada pengaruh nilai-nilai budaya
organisasi PT Aspex Kumbong terhadap employee engagement. Nilai budaya
organisasi berasal dari nilai-nilai antara lain disiplin kerja, loyalitas, fokus hasil,
inovasi, dan teliti dan cermat. Sementara, employee engagement berdasarakan
vigor, dedication, dan absorption.

4

METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Penelitian
Visi dan Misi PT Aspex Kumbong

Nilai Alternatif Budaya Organisasi yang Dibawa oleh
Manajemen Puncak PT Aspex Kumbong
Metode Delphi
Identifikasi Nilai Budaya Organisasi Berdasarkan Pakar
1. Disiplin kerja
2. Loyalitas
3. Fokus pada target
4. Inovasi
5. Teliti dan cermat
Analisis
Deskriptif
Analisis Nilai Budaya Organisasi dan Employee
Engagement

Nilai Budaya Organisasi
1. Disiplin kerja
2. Loyalitas
3. Fokus pada target
4. Inovasi
5. Teliti dan cermat

Employee Engagement
1. Vigor
2. Dedication
3. Absorption

SEM SmartPLS 2.0
Pengaruh Nilai Budaya Organisasi terhadap
Employee Engagement PT Aspex Kumbong

Rekomendasi Upaya Peningkatan Employee
Engagement

Gambar 3 Kerangka pemikiran penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian bertempat di PT Aspex Kumbong Jalan Narongong km 26 Desa
Dayeuh Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor Indonesia. Penelitian dimulai
pada bulan Januari 2014 hingga bulan Maret 2014.

5

Metode Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dan penyebaran
kuesioner. Kuesioner atau daftar pertanyaan merupakan alat utama yang
digunakan dalam pengambilan data dengan bentuk angket terbuka dan tertutup.
Sementara, data sekunder diperoleh melalui studi literatur yang bersumber dari
buku, internet, jurnal, dan dokumen perusahaan terkait dan data lainnya yang
berhubungan dengan penelitian.
Metode Pengambilan Sampel
PT Aspex Kumbong memiliki karyawan (N) sejumlah 1173 orang. Margin
of error (e) atau persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir ditetapkan sebesar 10%. Diperoleh ukuran
sampel minimum yang diambil (n) adalah 92 orang. Perhitungan menggunakan
rumus Slovin sebagai berikut :
e
Penelitian ini melibatkan 95 karyawan Indonesia pada PT Aspex Kumbong
sebagai responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling berupa convenience sampling, teknik memilih termudah,
periset secara langsung menentukan responden secara acak dan bebas (Sumarsono
2004).
Metode Skala Pengukuran
Kuesioner mengenai budaya organisasi dibuat berdasarkan lima nilai budaya
organisasi PT Aspex Kumbong. Setiap nilai diwakili oleh empat item pertanyaan.
Total item pertanyaan dari budaya organisasi sebanyak 20 item pertanyaan.
Sedangkan, kuesioner mengenai employee engagement merupakan kuesioner
replikasi dari Utretch Work Engagement Scale (UWES-17) dalam Schaufeli dan
Bakker (2003) sebanyak 17 item pertanyaan.
Kuesioner diukur menggunakan skala Likert dengan skala 1 sampai skala 5.
Skala Likert mengukur tingkat persetujuan atau ketidaksetujuan responden
terhadap pernyataan suatu objek. Skala 1 menyatakan Sangat Tidak Setuju, skala
2 menyatakan Tidak Setuju, skala 3 menyatakan Cukup Setuju, skala 4
menyatakan Setuju, dan skala 5 menyatakan Sangat Setuju.

Metode Pengolahan dan Analisis Data
Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Sebanyak 30 responden dilibatkan dalam pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen dengan menggunakan Software SPSS (Statistical Product and Service
Solution) 16. Validitas menyatakan derajat kesesuaian antara kesimpulan yang
diperoleh dari hasil penelitian dengan kondisi di lapang. Sementara, uji reliabilitas
berhubungan dengan konsistensi pada instrumen penelitian (Idrus 2009).

6
Uji validitas instrumen menggunakan korelasi produk momen (pearson
correlation). Instrumen dikatakan valid jika nilai rhitung > rtabel (5%). Nilai rtabel (5%)
dengan jumlah sampel 30 responden adalah 0,361. Uji reliabilitas instrumen
menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Jika nilai Cronbach’s Alpha di atas 0,8
dapat dinyatakan bahwa instrumen sangat reliabel. Berdasarkan hasil perhitungan
yang dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2, instrumen dalam penelitian
ini telah valid dan reliabel karena memenuhi kriteria.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengelompokkan responden dalam
karakteristik yang sama. Statistik data digambarkan untuk mengukur distribusi
data (Priyatno 2009) sehingga dapat diambil informasi penting untuk menjelaskan
gambaran dari distribusi data tersebut. Selain itu, analisis deskriptif dilakukan
untuk mengetahui gambaran nilai-nilai budaya organisasi yang telah diidentifikasi
dan employee engagement dengan melihat tingkat persepsi karyawan PT Aspex
Kumbong terhadap item-item pertanyaan yang diberikan. Nilai rentang digunakan
untuk menganalisis presepsi karyawan. Berdasarkan perhitungan menggunakan 5
skala Likert, rentang nilai diperoleh sebesar 0,8 dengan interval dan skala
penilaian persepsi ditunjukkan oleh Tabel 1.
e
Tabel 1 Skala penilaian persepsi
Interval

Skala

1,00 s.d. 1,80

Sangat tidak setuju / Tidak pernah

1,81 s.d. 2,60

Tidak setuju / Kadang-kadang (1-3 kali sebulan)

2,61 s.d. 3,40

Cukup setuju / Sering (1 kali seminggu)

3,41 s.d. 4,20

Setuju / Sangat sering (Beberapa kali seminggu)

> 4,20

Sangat setuju / Selalu (Setiap hari)

Sumber: Data diolah (2014)
Metode Delphi
Metode delphi dalam penelitian ini digunakan untuk mengidentifikasi nilainilai budaya organisasi yang dibawa oleh manajemen puncak dari PT Aspex
Kumbong. Menurut Marimin dan Magfiroh (2013), metode delphi menggunakan
opini para ahli untuk mendapatkan konsensus yang paling reliable. Tahapan
penggunaan metode delphi dalam penelitian ini adalah merancang dan
mengembangkan pertanyaan secara garis besar berisi pertanyaan terbuka
mengenai deskripsi kelima belas nilai-nilai alternatif budaya organisasi yang akan
dijawab menurut pandangan para ahli berdasarkan penerapan nilai-nilai tersebut di
lingkungan perusahaan. Kemudian, dilakukan seleksi responden dengan kriteria
yang tepat dan pemilihan ukuran contoh. Lima orang pakar sebagai responden
dalam penelitian ini diambil berdasarkan kriteria jabatan sebagai supervisor pada
divisi umum, produksi, quality assurance, keuangan, dan logistik.
Analisis kuesioner dilakukan berdasarkan jawaban yang telah diperoleh.
Iterasi pengembangan pertanyaan berupa analisis preferensi diantara kelima belas

7
nilai-nilai alternatif budaya organisasi dilakukan kuesioner awal. Kemudian,
kembali kepada tahap melakukan analisis kuesioner dengan mengambil delapan
nilai alternatif budaya organisasi yang memiliki mean score paling besar. Langkah
terakhir dilakukan iterasi pengembangan pertanyaan berupa analisis preferensi
diantara kedelapan nilai-nilai alternatif budaya organisasi tersebut sehingga
menghasilkan lima nilai alternatif budaya organisasi dengan mean score
terbesar.Tahap iterasi pada penelitian ini dilakukan sebanyak 3 kali setelah
mendapatkan hasil yang konvergen atau mengerucut.
Structural Equation Modeling (SEM)
Gambar 4 menunjukkan model penelitian Partial Least Square yang akan
diuji hipotesisnya mengenai pengaruh nilai-nilai budaya organisasi PT Aspex
Kumbong terhadap employee engagement. Analisis dilakukan dengan
menggunakan metode structural equation modeling (SEM) dengan bantuan
software SmartPLS 2.0. Partial Least Square dapat digunakan untuk memprediksi
ada atau tidaknya hubungan yang terjadi antara variabel laten satu dengan variabel
laten lainnya dengan situasi kompleksitas yang tinggi dan dukungan teori yang
rendah (Ghozali, 2008). Model analisis jalur dengan Partial Least Square dalam
penelitian ini menggunakan inner model dan outer model. Inner model dilakukan
untuk mengetahui hubungan antarvariabel laten sementara outer model dilakukan
untuk mengetahui hubungan antara variabel laten dengan variabel manifestnya.
Variabel laten dalam penelitian yang terdiri dari disiplin kerja (DK), loyalitas (L),
fokus pada target (OH), inovasi (I), teliti dan cermat (PD), vigor (V), dedication
(D), dan absorption (A).
Disiplin
kerja

Loyalitas

Vigor

Fokus pada
target

Dedication

Inovasi

Teliti dan
cermat

Absorption

Gambar 4 Model penelitian Partial Least Square

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Perusahaan
PT Aspex Kumbong merupakan perusahaan dengan Penanaman Modal
Asing (PMA) kerjasama antara Panwell Industrial dan PT Aspex Paper Indonesia.
PT Aspex Kumbong pertama kali didirikan pada tahun 1983 dengan nama PT
Aspex Paper. Perusahaan ini bergerak pada industri pulp and paper dengan

8
cakupan industri kertas budaya dengan produk kertas koran. Orientasi utama
pemasaran produk PT Aspex Kumbong berada di wilayah Eropa dan Amerika
Serikat. Di lingkup domestik, PT Aspex Kumbong merupakan pemasok bahan
baku bagi perusahaan ternama seperti Kompas, Gramedia, dan Pos Kota. Produksi
dilakukan melalui pengolahan daur ulang kertas bekas menjadi kertas budaya
yang digunakan sebagai bahan baku kertas koran.
Karakteristik Responden
Tabel 2 Karakteristik responden
No
1

Karakteristik Responden
Jenis Kelamin

Perempuan

20

Laki-Laki

80

Total
2

Usia

100
20 - 30 tahun

26

31 – 40 tahun

44

41 – 50 tahun

27

> 50 tahun

3

Total
3

Pendidikan Terakhir

100
SMP

2

SMA/Sedeajat

60

D3

18

S1

20

Total
4

Lama Bekerja

100
< 2 tahun

8

2 - 5 tahun

14

5 - 10 tahun

18

11 - 15 tahun

21

> 15 tahun

39

Total
5

Jabatan

100
Supervisor

16

Staff administrasi

24

Staff keamanan

6

Staff umum

54

Total
6

Pendapatan

Total

Sumber: Data diolah (2014)

Persentase (%)

100
Rp 500.000 - Rp 1.000.000

1

Rp 1.000.001 - Rp 2.000.000

6

Rp 2.000.001 - Rp 3.000.000

22

Rp 3.000.001 - Rp 4.000.000

27

Rp 4.000.001 - Rp 5.000.000

27

> Rp 5.000.000

1
100

9
Jenis Kelamin
Tabel 2 menunjukkan karakteristik responden dalam penelitian ini.
Berdasarkan Tabel 2, PT Aspex Kumbong memiliki karyawan Indonesia yang
didominasi oleh karyawan berjenis kelamin laki-laki sebesar 80%. Artinya
terdapat 4 karyawan berjenis kelamin laki-laki dan 1 karyawan berjenis kelamin
perempuan diantara 5 karyawan PT Aspex Kumbong. Hal ini disebabkan karena
pekerjaan produksi pada PT Aspex Kumbong membutuhkan kekuatan fisik.
Usia
Karyawan yang bekerja pada PT Aspex Kumbong didominasi oleh
karyawan dengan rentang umur 31 hingga 40 tahun sebesar 44% (Tabel 2).
Rentang usia ini merupakan puncak usia produktif dalam bekerja. Sedangkan,
jumlah paling kecil terdapat pada karyawan dengan usia di atas 50 tahun.
Pendidikan Terakhir
Jika dilihat dari jumlah karyawan berdasarkan pendidikan terakhir pada
Tabel 2, karyawan PT Aspex Kumbong memiliki tingkat pendidikan akhir pada
jenjang SMA atau sederajat sebesar 60%. Hal ini disebabkan karena pekerjaan
yang tersedia pada PT Aspex Kumbong banyak membutuhkan pengetahuan
praktis dengan sifat keahlian operasional dan administratif dari pada pengetahuan
teoritis.
Lama Bekerja
Karyawan pada PT Aspex Kumbong telah mengabdikan dirinya lebih dari
15 tahun sebesar 39% (Tabel 2). Sementara, karyawan yang bekerja di bawah 2
tahun memiliki persentase paling kecil yakni sebesar 8%. Hal ini diakibatkan oleh
keterbatasan yang dimiliki karyawan seperti minimnya tingkat pendidikan,
keahlian, dan pengalaman di luar pabrik sehingga karyawan sulit untuk
mendapatkan pekerjaan lain.
Jabatan
Pembagian posisi jabatan karyawan Indonesia pada PT Aspex Kumbong
secara umum antara lain, supervisor, staff administrasi, staff keamanan, dan staff
umum dapat dilihat pada Tabel 2. Menurut data hasil penelitian, sebesar 60%
karyawan PT Aspex Kumbong yang menjadi responden menempati posisi sebagai
staff umum.
Pendapatan
Rentang pendapatan dari karyawan PT Aspex Kumbong didominasi sebesar
54% oleh pendapatan pada kisaran antara Rp 3.000.001,00 hingga Rp
5.000.000,00 (Tabel 2). Sebagian besar pendapatan karyawan telah memenuhi
Upah Minimum Regional (UMR) dari kota Bogor yaitu sebesar Rp 2.242.420,00.
Hanya sebesar 1% karyawan yang memperoleh pendapatan pada rentang sebesar
Rp 500.000,00 hingga Rp 1.000.000,00.

10
Persepsi Karyawan terhadap Budaya Organisasi PT Aspex Kumbong
Dasar penentuan nilai-nilai budaya organisasi yang ada pada PT Aspex
Kumbong didasari oleh pembentukan opini para pakar yakni supervisor terhadap
nilai-nilai yang dibawa oleh manajemen puncak dari PT Aspex Kumbong.
Penyebaran kuesioner pertama dilakukan dengan mengajukan lima belas nilainilai alternatif budaya organisasi antara lain teliti dan cermat, fokus pada target,
keadilan, kerja sama, prestatif, inovasi, senioritas, keselarasan, loyalitas, disiplin
kerja, mandiri, integritas, respect, dan kerja keras untuk mendapatkan gambaran
umum mengenai nilai yang secara implisit dibawa oleh manajemen puncak.
Tabel 3 Nilai preferensi para pakar evaluasi 1
Ronde Evaluasi 1
No.

Alternatif

SU1

SU2

SU3

SU4

SU5

Mean Score

1.

Teliti dan cermat

5

4

4

5

6

4,8

2.

Fokus pada target

6

6

3

5

2

3.

Keadilan

5

5

1

3

3

4,4
3,4

4.

Kerja sama

2

4

6

5

3

4,0

5.

Prestatif

5

4

6

2

4

4,2

6.

Inovasi

3

3

5

4

5

7.

Senioritas

1

1

2

1

2

4,0
1,4

8.

Keselarasan

4

3

3

5

4

3,8

9.

Loyalitas

4

2

5

5

4

4,0

10.

Disiplin

4

6

4

5

5

11.

Mandiri

2

2

2

1

1

4,8
1,6

12.

Integritas

4

4

3

4

3

3,6

13.

Respect

2

1

2

2

4

2,2

14.

Kerja keras

5

5

5

3

5

15.

Profesionalisme

5

3

3

3

4

4,6
3,6

Sumber: Data diolah (2014)
Tabel 4 Nilai preferensi para pakar evaluasi 2
Ronde Evaluasi 2
No.

Alternatif

SU1

SU2

SU3

SU4

SU5

Mean Score

1

Teliti dan cermat

4

4

3

4

5

4,0

2

Fokus pada target

5

6

4

6

4

3

Kerja sama

2

2

5

4

2

5,0
3,0

4

Prestatif

4

3

5

2

3

3,4

5

Inovasi

3

3

5

5

6

4,4

6

Loyalitas

4

3

5

4

4

4,0

7

Disiplin

5

6

5

4

6

8

Kerja keras

4

3

3

2

5

5,2
3,4

Sumber: Data diolah (2014)
Selanjutnya dari kelima belas nilai alternatif budaya tersebut, berdasarkan
perhitungan nilai preferensi para pakar evaluasi 1 pada Tabel 3, persepsi para

11
pakar mengerucut menjadi delapan nilai budaya organisasi yang lebih dominan
dibandingkan nilai-nilai lainnya yaitu teliti dan cermat, fokus pada target, kerja
sama, prestatif, inovasi, loyalitas, disiplin kerja, dan kerja keras. Kedelapan nilai
yang dominan tersebut kemudian dinilai kembali oleh kelima pakar. Berdasarkan
nilai preferensi para pakar evaluasi 2 pada Tabel 4, dihasilkan lima nilai yang
lebih cenderung diterapkan dalam bekerja dan dibawa oleh para manajemen
puncak sebagai pimpinan. Diidentifikasi kelima nilai-nilai budaya organisasi PT
Aspex Kumbong berdasarkan expert judgement menggunakan metode delphi.
Kelima nilai budaya tersebut antara lain disiplin kerja, loyalitas, fokus pada target,
inovasi dan teliti dan cermat.
Disiplin Kerja
Disiplin kerja merupakan suatu sikap dan perilaku mentaati, mematuhi,
menghormati, dan menghargai seluruh peraturan yang berlaku serta bersedia
menerima konsekuensi berupa sanksi apabila melanggar (Sastrohadiwiryo 2005).
Tabel 5 Persepsi karyawan terhadap disiplin kerja
No

Disiplin kerja

1.
2.
3.

Kepatuhan terhadap peraturan dan SOP.
Kesediaan menerima sanksi.
Himbauan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. Oleh
atasan
Ketepatan waktu datang dan pulang bekerja.
Rataan nilai disiplin kerja

4.

Mayoritas
jawaban
Setuju
Setuju
Setuju

Mean
score
4,09
4,06
4,02

Setuju
Setuju

4,20
4,09

Sumber: Data diolah (2014)
Berdasarkan persepsi karyawan terhadap disiplin kerja pada Tabel 5,
karyawan PT Aspex Kumbong setuju mematuhi peraturan dan SOP yang telah
ditentukan oleh manajemen perusahaan saat bekerja dan bersedia diberi sanksi
bila melanggar peraturan. Mereka juga menyatakan setuju bahwa perusahaan saat
ini menerapkan tenggat waktu atau deadline terhadap para karyawan untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Selain itu, mereka juga setuju bahwa mereka harus
masuk serta pulang kerja tepat pada waktu yang telah ditentukan. Rataan mean
score nilai budaya organisasi disiplin kerja sebesar 4,09 memiliki nilai yang
paling besar diantara keempat nilai budaya organisasi lainnya.
Loyalitas
Nilai loyalitas yakni diartikan sebagai kesetiaan pada pekerjaan, jabatan,
dan organisasi yang ditunjukan dengan membela dan menjaga nama organisasi
tempatnya bekerja tidak hanya di dalam organisasi atau saat bekerja tetapi juga di
luar organisasi (Hasibuan 2004). Berdasarkan persepsi karyawan terhadap
loyalitas pada Tabel 6, karyawan PT Aspex Kumbong menyatakan setuju untuk
tetap mengabdi dan bekerja disana. Tingginya tingkat loyalitas karyawan PT
Aspex Kumbong juga digambarkan dengan mendominasinya karyawan yang telah
bekerja selama lebih dari 15 tahun. Selain itu, karyawan PT Aspex Kumbong juga
menyatakan setuju untuk mencoba memberikan informasi dan rekomendasi
kepada kerabat mereka agar dapat bekerja disana, serta menjaga nama baik atau
citra perusahaan selama di dalam maupun di luar tempat bekerja.

12
Tabel 6 Persepsi karyawan terhadap loyalitas
No

Loyalitas

1.

Tetap mengabdi dan bertahan bekerja untuk
perusahaan.
Menjaga nama baik perusahaan di dalam.
Merekomendasikan perusahaan kepada kerabat.
Menjaga nama baik perusahaan di luar.
Rataan nilai loyalitas

2.
3.
4.

Mayoritas
jawaban
Setuju

Mean
score
3,45

Setuju
Setuju
Setuju
Setuju

4,08
3,33
3,99
3,71

Sumber : Data diolah (2014)
Fokus pada target
Nilai fokus dalam penerapannya pada PT Aspex Kumbong berorientasi pada
pencapaian hasil dan target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Nilai fokus
pada target ditransformasi berdasarkan karakteristik budaya organisasi berupa
orientasi hasil yang diartikan sebagai penekanan organisasi kepada karyawannya
untuk mencapai sasaran (hasil) dari pada cara atau proses mencapai hasil tersebut
(Robbins dan Coulter 2010).
Tabel 7 Persepsi karyawan terhadap fokus pada target
No
1.
2.
3.
4.

Fokus pada target
Hasil lebih penting dibandingkan proses.
Pencapaian hasil yang sukses dan baik.
Pemenuhan target perusahaan dengan berbagai cara.
Keharusan mencapai keberhasilan.
Rataan nilai fokus pada target

Mayoritas jawaban
Tidak Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju

Mean score
2,83
3,85
3,45
3,77
3,47

Sumber: Data diolah (2014)
Berdasarkan persepsi karyawan terhadap nilai fokus target pada Tabel 7,
karyawan PT Aspex Kumbong menyatakan setuju bahwa dalam bekerja mereka
harus memenuhi dan mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Mereka setuju bahwa pencapaian target atau hasil merupakan poin yang sangat
penting dalam rangka menjalankan pekerjaan mereka dengan baik dan sukses.
Namun, karyawan PT Aspex Kumbong menyatakan tidak setuju jika mereka lebih
mementingkan hasil kerja yang sukses dibandingkan proses atau cara mereka
mencapai hasil tersebut. Rataan mean score nilai budaya organisasi fokus pada
target sebesar 3,47 memiliki nilai yang paling kecil diantara keempat nilai budaya
organisasi lainnya.
Inovasi
Inovasi dalam organisasi adalah pengembangan dan implementasi dari ide
baru yang berdampak pada teori, praktik, atau produk di seluruh organisasi, lebih
kecil berupa skala ide-ide yang berkaitan dengan perbaikan dalam proses kerja
sehari-hari dan desain kerja (Axtell et al. 2000 dalam Janssen 2003). Berdasarkan
persepsi karyawan terhadap inovasi pada Tabel 8, inovasi ada dan dijalankan oleh
para karyawan PT Aspex Kumbong. Karyawan PT Aspex Kumbong setuju bahwa
dalam bekerja mereka dapat menggunakan cara mereka yang berbeda sesuai
dengan preferensi tiap individu dalam menyelesaikan pekerjaannya. Fleksibilitas
dalam bekerja juga dinyatakan setuju oleh karyawan PT Aspex Kumbong. Selain

13
itu, karyawan PT Aspex Kumbong juga setuju dalam memanfaatkan hal-hal baru
serta membuat perubahan-perubahan dalam bekerja.
Tabel 8 Persepsi karyawan terhadap inovasi
No
1.
2.
3.
4.

Inovasi
Menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang berbeda.
Fleksibilitas dalam bekerja.
Bekerja menggunakan hal-hal baru.
Melakukan perubahan dalam bekerja.
Rataan nilai inovasi

Mayoritas jawaban
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju

Mean score
3,83
3,86
3,94
3,98
3,90

Sumber: Data diolah (2014)
Teliti dan cermat
Implementasi nilai teliti dan cermat pada PT Aspex Kumbong menurut para
pakar berorientasi pada kecermatan mengerjakan tugas dan pengecekan kembali
pekerjaan untuk meminimalisasi kesalahan yang mengakibatkan kerugian. Nilai
teliti dan cermat ditransformasi dari karakteristik budaya organisasi berupa
perhatian pada detail yakni bagaimana karyawan dituntut oleh organisasi berfokus
pada aspek teliti dan cermat, analisis, dan perhatian pada detail (Robbins dan
Coulter 2010).
Tabel 9 Persepsi karyawan terhadap teliti dan cermat
No
1.
2.
3.
4.

Teliti dan cermat
Anjuran mengecek ulang pekerjaan.
Anjuran meminta penjelasan terkait pekerjaan.
Tuntutan bekerja secara sempurna.
Kesadaran bekerja secara sempurna.
Rataan nilai teliti dan cermat

Mayoritas jawaban
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju
Setuju

Mean score
3,88
4,00
4,06
4,13
4,02

Sumber: Data diolah (2014)
Berdasarkan Tabel 9 yang menunjukkan persepsi karyawan terhadap nilai
teliti dan cermat, karyawan PT Aspex Kumbong menyatakan setuju bahwa pihak
atasan meminta mereka mengecek kembali pekerjaan yang telah diselesaikannya,
karyawan diminta bertanya kepada atasan apabila terdapat perihal yang kurang
jelas, dan atasan menuntut pekerjaan diselesaikan secara baik dan sempurna.
Selain itu, karyawan PT Aspex Kumbong juga menyatakan setuju bahwa mereka
mengecek kembali pekerjaan yang telah mereka selesaikan.
Persepsi Karyawan terhadap Employee Engagement di PT Aspex Kumbong
Menurut Schaufeli et al. (2006), employee engagement mempunyai tiga
komponen utama yaitu: (1) Semangat (Vigor) yaitu keinginan untuk bekerja
secara totalitas dengan tingkat energi dan usaha yang tinggi serta mampu untuk
bertahan menghadapi semua kesulitan dan rintangan di saat bekerja, (2) Dedikasi
(Dedication) yaitu memiliki keterlibatan tinggi dalam suatu pekerjaan yang
memicu rasa antusias, terinspirasi, bangga, dan tertantang karena pekerjaan yang
dilakukan tersebut, (3) Perhatian penuh (Absorption) yakni fokus dan terlarut
dalam pekerjaannya sehingga waktu terasa berjalan cepat dan pekerjaan sulit
ditinggalkan.

14
Vigor
Berdasarkan Tabel 10 yang menunjukkan persepsi karyawan terhadap vigor,
karyawan PT Aspex Kumbong menyatakan bahwa mereka sangat sering
(beberapa kali dalam seminggu) merasa sangat berenergi, kuat dan bersemangat,
memiliki ketahanan kerja yang tinggi, dapat terus bekerja dalam waktu yang lama
dan pantang menyerah dalam mengerjakan pekerjaannya meskipun terdapat
kesulitan. Selain itu, ketika bangun di pagi hari, mereka selalu (setiap hari) merasa
bersemangat ingin berangkat kerja.
Tabel 10 Persepsi karyawan terhadap vigor
No

Vigor

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Sangat berenergi saat bekerja.
Kuat dan bersemangat saat bekerja.
Bersemangat untuk bekerja ketika bangun di pagi hari.
Ketahanan kerja yang tinggi.
Bekerja dalam waktu lama.
Pantang menyerah meski terdapat rintangan saat
bekerja.
Rataan vigor

Mayoritas
jawaban
Sangat sering
Sangat sering
Selalu
Sangat sering
Sangat sering

Mean
score
4,12
4,20
4,24
3,93
3,93

Sangat sering

4,02

Sangat sering

4,07

Sumber: Data diolah (2014)
Dedication
Dedication memiliki unsur keterlibatan karyawan dalam usaha berkontribusi
menyelesaikan pekerjaannya. Berdasarkan persepsi karyawan terhadap dedication
pada Tabel 11, seluruh item pertanyaan dalam dedication didominasi oleh
jawaban sangat sering. Karyawan PT Aspex Kumbong menyatakan bahwa mereka
sangat sering (beberapa kali dalam seminggu) merasa pekerjaan yang
dilakukannya saat ini memberikan arti dan tujuan tersendiri bagi mereka. Selain
itu, karyawan PT Aspex Kumbong sangat sering (beberapa kali dalam seminggu)
merasa bahwa mereka memiliki keterlibatan tinggi dalam suatu pekerjaan yang
memicu mereka merasa antusias, terinspirasi, bangga, dan tertantang karena
pekerjaan yang mereka lakukan.
Tabel 11 Persepsi karyawan terhadap dedication
No
1.
2.
3.
4.
5.

Dedication
Pekerjaan yang dilakukan memiliki arti dan tujuan.
Rasa antusias terhadap pekerjaan.
Terinspirasi oleh pekerjaan.
Bangga terhadap pekerjaan.
Pekerjaan dirasa menantang.
Rataan dedication

Mayoritas jawaban
Sangat sering
Sangat sering
Sangat sering
Sangat sering
Sangat sering
Sangat sering

Mean score
3,91
4,14
3,86
4,25
3,62
3,96

Sumber: Data diolah (2014)
Absorption
Berdasarkan Tabel 12 yang menunjukkan persepsi karyawan terhadap
absorption, karyawan PT Aspex Kumbong menyatakan bahwa mereka sangat
sering (beberapa kali dalam seminggu) merasa waktu berlalu dengan cepat saat
mereka bekerja, mereka sangat senang, terlarut, dan terbawa suasana saat bekerja.
Selain itu, karyawan PT Aspex Kumbong sering (satu kali dalam seminggu)

15
merasa bahwa pekerjaan yang mereka lakukan membuat mereka lupa akan
lingkungannya dan sulit bagi mereka untuk melepaskan diri dari pekerjaannya
saat ini.
Tabel 12 Persepsi karyawan terhadap absorption
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Absorption
Waktu terasa cepat saat bekerja.
Melupakan lingkungan sekitar sewaktu bekerja.
Senang ketika sibuk bekerja.
Terlarut dengan pekerjaan saya.
Terbawa suasana dengan pekerjaan.
Sulit untuk melepaskan diri dari pekerjaan.
Rataan absorption

Mayoritas jawaban
Sangat sering
Sering
Sangat sering
Sangat sering
Sangat sering
Sering
Sangat sering

Mean score
4,02
3,19
3,86
3,67
3,67
3,39
3,63

Sumber: Data diolah (2014)
Tingkat Employee Engagement
Menurut perbandingan norm score employee engagement pada Tabel 13
dengan nilai rataan komponen employee engagement pada Tabel 14, tingkat
employee engagement pada PT Aspex Kumbong berada di tengah-tengah atau
termasuk dalam kategori sedang. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan rataan
mean score komponen vigor, dedication, dan absorption berturut-turut pada Tabel
14 yang menyatakan nilai tinggi, rata-rata, dan rata-rata. Artinya, karyawan sangat
sering (beberapa kali dalam seminggu) merasakan adanya hubungan pribadi
antara dirinya dengan pekerjaannya yang saat ini mereka lakukan.
Tabel 13 Norm score employee engagement
Vigor

2,18 – 3,20
3,21 – 4,80
4,81 – 5,60
≥ 5,61

Dedication

1,61 – 3,00
3,01 – 4,90
4,91 – 5,79


Absorption

1,61 – 2,75
2,76 – 4,40
4,41 – 5,79


Keterangan
Sangat rendah
Rendah
Rata-rata
Tinggi
Sangat tinggi

Sumber: Schaufeli dan Bakker (2003)
Tabel 14 Nilai rataan komponen employee engagement
No
1.
2.
3.

Komponen employee engagement
Vigor
Dedication
Absorption

Mean score
(5 Skala)
4,07
3,96
3,63

Mean score
(6 Skala)
4,88
4,75
4,36

Keterangan
Tinggi
Rata-rata
Rata-rata

Sumber: Data diolah (2014)

Hasil Analisis Structural Equation Modeling (SEM)
Analisis Outer Model
Ada beberapa indikator dalam model awal penelitian pada Gambar 5 yang
harus direduksi. Menurut loading factor model awal pada Gambar 5, nilai loading
factor pada variabel manifest tetap mengabdi dan bertahan bekerja untuk

16
perusahaan (L1), menjaga nama baik perusahaan di dalam (L2),
merekomendasikan perusahaan kepada kerabat (L3), hasil lebih penting
dibandingkan proses (OH1), menyelesikan pekerjaan dengan cara yang berbeda
(I1), fleksibilitas dalam bekerja (I2), dan melupakan lingkungan sekitar sewaktu
bekerja (A2) bernilai kurang dari 0,7 sehingga ketujuh variabel manifest tersebut
harus direduksi. Ketujuh variabel manifest tersebut direduksi karena dinilai tidak
cukup baik dalam merefleksikan variabel latennya. Setelah reduksi dilakukan
didapat hasil proses outer model yang ditunjukkan oleh Gambar 6.

Gambar 5 Loading factor model awal

Gambar 6 Hasil proses outer model
Setiap variabel manifest merefleksikan variabel latennya secara berbedabeda. Semakin tinggi nilai loading factor pada hasil proses outer model maka
semakin tinggi pula kemampuan suatu variabel manifest merefleksikan variabel
latennya. Tabel 14 menunjukan variabel manifest yang paling mampu

17
merefleksikan variabel latennya dengan baik. Nilai disiplin kerja dominan
direfleksikan oleh variabel manifes kepatuhan terhadap peraturan dan SOP (DK1).
Nilai loyalitas dominan direfleksikan oleh variabel manifest menjaga nama baik
perusahaan di luar (L4). Nilai fokus pada target dominan direfleksikan oleh
variabel manifest keharusan mencapai keberhasilan (OH4). Nilai inovasi dominan
direfleksikan oleh variabel manifest bekerja menggunakan hal yang baru (I3).
Nilai teliti dan cermat dominan direfleksikan oleh variabel manifest anjuran
mengecek ulang pekerjaan (PD1). Sedangkan, komponen employee engagement
berupa vigor dominan direfleksikan oleh variabel manifest kuat dan bersemangat
saat bekerja (V2). Komponen employee engagement berupa dedication dominan
direfleksikan oleh variabel manifest terinspirasi oleh pekerjaan (D3). Komponen
employee engagement berupa absorption dominan direfleksikan oleh dua variabel
manifest yang sama kuat yakni terlarut dengan pekerjaan dan terbawa suasana
dengan pekerjaan (A4 dan A5).
Tabel 15 Nilai loading factor variabel manifest model penelitian pada setiap
variabel laten yang lebih dominan
No

Variabel laten

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Disiplin kerja
Loyalitas
Fokus pada target
Inovasi
Teliti dan cermat
Vigor

7.
8.

Dedication
Absorption

Indikator pada masing-masing variabel laten
DK1: Kepatuhan terhadap peraturan dan SOP
L4: Menjaga nama baik perusahaan di luar
OH4: Keharusan mencapai keberhasilan
I3: Bekerja menggunakan hal baru
PD1: Anjuran mengecek ulang pekerjaan
V2: Kuat dan bersemangat saat bekerja
Bekerja
D3: Terinspirasi oleh pekerjaan
A4: Terlarut dengan pekerjaan
A5: Terbawa suasana dengan pekerjaan

Nilai loading
factor
0,874
1,000
0,882
0,925
0,861
0,897
0892
0,952
0,952

Sumber: Data diolah (2014)
Validitas setiap variabel laten diukur dengan menggunakan nilai Average
Variance Extracted (AVE). Nilai measurement outer model pada Tabel 16
menujukkan seluruh variabel laten dalam penelitian ini memiliki nilai AVE di atas
0,5 dan nilai composite reliability di atas 0,6 (Chin 1998 dalam Ghozali 2008).
Artinya seluruh konstruk dalam penelitian ini telah valid dan reliabel.
Tabel 16 Nilai measurement outer model
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Variabel laten
Disiplin kerja
Loyalitas
Fokus pada target
Inovasi
Teliti dan cermat
Vigor
Dedication
Absorption

Sumber: Data diolah (2014)

AVE
0,622
1,000
0,626
0,798
0,625
0,656
0,689
0,769

Composite
reliability
0,867
1,000
0,833
0,887
0,869
0,919
0,917
0,943

18
Analisis Inner Model
Nilai R Square (R2) atau koefisien determinasi berdasarkan Tabel 17 untuk
vigor, dedication, dan absorption berturut-turut sebesar 0,260; 0,239; 0,240. Nilai
tersebut menjelaskan bahwa sebesar 26% dari konstruk vigor dapat dijelaskan
oleh konstruk kelima nilai budaya organisasi yakni disiplin kerja, loyalitas, fokus
pada target, inovasi, dan teliti dan cermat. Namun, sebesar 74% sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel laten (eksogen) dari model
penelitian ini. Kelima nilai budaya organisasi dapat menjelaskan 23,9% variabel
laten komponen employee engagement berupa dedication dengan sebesar 76,1%
dijelaskan oleh variabel laten lain. Absorption mampu dijelaskan oleh konstruk
disiplin kerja, loyalitas, fokus pada target, inovasi, dan teliti dan cermat sebesar
24%. Artinya, konstruk lain selain kelima konstruk nilai budaya organisasi
memiliki pengaruh yang lebih besar sebanyak 76% untuk menjelaskan absorption.
Tabel 17 Nilai R Square (R2) atau koefisien determinasi
No
1.
2.
3.

R-square
0,260
0,239
0,240

Variabel laten
Vigor
Dedication
Absorption

Sumber: Data diolah (2014)
Kriteria pengujian untuk variabel laten (eksogen) berpengaruh terhadap
variabel laten (endogen) apabila thitung>ttabel (5%) dengan nilai ttabel (5%) sebesar 1,96.
Dilihat dari hasil proses innner model pada Gambar 7 dan nilai measurement
inner model T-statistic pada Tabel 18, variabel laten inovasi berpengaruh
signifikan terhadap variabel laten absorption. Sementara, variabel laten teliti dan
cermat berpengaruh signifikan terhadap setiap variabel laten baik vigor,
dedication, dan absorption. Variabel laten teliti dan cermat memiliki pengaruh
paling besar terhadap variabel laten dedication dibandingkan kedua variabel laten
lainnya. Namun, ketiga nilai budaya organisasi selain inovasi dan teliti dan cermat
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan tingkat employee
engagement. Hal ini menunjukkan bahwa semakin baik nilai budaya organisasi
berupa inovasi dan teliti dan cermat diterapkan maka employee engagement pada
PT Aspex Kumbong akan semakin meningkat. Oleh karena itu, manajemen perlu
berfokus pada implementasi nilai teliti dan cermat dan inovasi apabila perusahaan
mengharapkan adanya peningkatan semangat (vigor), dedikasi (dedication), dan
perhatian penuh (absorption) sebagai komponen employee engagement.
Tabel 18 Nilai measurement inner model T-statistic
No
1.
2.
3.
4.
5.

Variabel laten
Disiplin kerja
Loyalitas
Fokus pada target
Inovasi
Teliti dan cermat

Sumber: Data diolah (2014)

Vigor
0,362
0,682
1,111
1,008
3,195

Dedication
0,717
0,677
0,040
1,516
3,956

Absorption
1,548
0,883
0,273
1,983
2,096

19

Gambar 7 Hasil proses inner model
Berdasarkan hubungan pengaruh yang telah dijelaskan di atas, diperoleh
Gambar 8 yang menunjukkan model akhir dalam penelitian ini.

Disiplin
kerja

Loyalitas

Vigor

Fokus pada
target

Inovasi

Dedication

Teliti dan
cermat

Absorption

Gambar 8 Model akhir penelitian

Implikasi Manajerial
Tingkat employee engagement pada PT Aspex Kumbong tergolong sedang
sehingga pihak manajemen perlu melakukan improvement pada aspek sumber
daya manusia. Peningkatan employee engagement yang dapat dilakukan
berdasarkan implementasi budaya organisasi yang ditunjukan oleh rekomendasi
upaya peningkatan employee engagement pada Tabel 19.

20
Tabel 19 Rekomendasi upaya peningkatan employee engagement pada PT Aspex
Kumbong
No

Nilai budaya
organisasi

1.

Teliti dan cermat

2.

Inovasi

Rekomendasi upaya peningkatan employee engagement
a. Manajemen perlu terus memperhatikan setiap detail
pekerjaan yang dilakukan oleh para karyawan sehingga
pekerjaan tersebut dapat diselesaikan dengan baik.
b. Perhatian dapat diberikan oleh pihak atasan kepada karyawan
melalui himbauan secara langsung untuk memeriksa kembali
pekerjaan yang telah dilakukannya, meminta karyawan
melakukan pekerjaan secara baik dan sempurna, serta
memberikan arahan yang jelas terkait pekerjaan apabila
karyawan kurang mengerti.
c. Pimpinan atau atasan langsung juga dapat mengarahkan dan
membantu karyawan dalam memberikan koreksi dalam
bekerja sehingga pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan
harapan. Berhubungan dengan hal tersebut, peran
komunikasi vertikal yang efektif menjadi sangat penting.
d. Kegiatan edukasi dapat menjadi solusi untuk menekan
tingkat kelalaian. Kegiatan edukasi dapat dilakukan dengan
mengadakan sharing atau diskusi bersama yang dilakukan
secara rutin untuk membahas dan mengevalusasi persoalan
terkait pekerjaan dalam suatu forum. Ilmu yang diajarkan
melalui program kegiatan edukasi bebas sifatnya, tidak hanya
berorientasi pada peningkatan keahlian tetapi juga
pemahaman terhadap hubungan antarmanusia dengan
mengajarkan etika dan rasa saling menghargai yang
ditunjukan melalui sikap tenggang rasa dan kebersamaan
antarsesama karyawan.
Kekakuan iklim kerja di pabrik dapat memicu tingkat stress
karyawan. Manajemen perusahaan perlu mendukung
terciptanya suasana kerja yang fleksibel, menciptakan hal-hal
baru dalam bekerja, membebaskan karyawannya untuk
memilih cara yang tepat dalam mengerjakan suatu pekerjaan
sesuai preferensi mereka namun tetap mampu menghasilkan
output sesuai yang diharapkan pihak perusahaan.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan, kesimpulan yang
dapat diambil antara lain:
1. Karyawan PT Aspex Kumbong telah menganut nilai-nilai alternatif budaya
organisasi yang terdiri dari nilai-nilai disiplin kerja, loyalitas, fokus pada
target, inovasi, dan teliti dan cermat dengan baik. Nilai budaya organisasi yang
paling dominan dianut adalah nilai disiplin kerja.
2. Tingkat employee engagement karyawan pada PT Aspex Kumbong berada
dalam kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan norm score
employee engagement dengan nilai rataan komponen employee engagement.
Karyawan Indonesia pada PT Aspex Kumbong beberapa kali dalam seminggu

21
merasakan semangat, dedikasi, dan perhatian penuh yang diberikan kepada
pekerjaannya.
3. Budaya organisasi berpengaruh terhadap employee engagement. Hal ini
menunjukkan semakin baiknya budaya organisasi secara keseluruhan dianut
semakin tinggi pula employe