Analisis Hubungan Sarapan Pagi, Konsumsi Pangan dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Negeri Papandayan Bogor

ANALISIS HUBUNGAN SARAPAN PAGI, KONSUMSI
PANGAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI
BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI
PAPANDAYAN BOGOR

FEBRIYENI AGUS

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Hubungan
Sarapan Pagi, Konsumsi Pangan dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Anak
Sekolah Dasar Negeri Papandayan Bogor adalah benar karya saya dengan arahan
dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2014

Febriyeni Agus
NIM I14114027

__________________________
*Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait

ABSTRAK
FEBRIYENI AGUS. Analisis Hubungan Sarapan Pagi, Konsumsi Pangan dan
Status Gizi dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Negeri Papandayan
Bogor. Dibimbing oleh FAISAL ANWAR dan YAYAT HERYATNO.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan sarapan pagi,
konsumsi pangan dan status gizi dengan prestasi belajar anak sekolah dasar negeri
Papandayan Bogor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross
sectional study terhadap 60 siswa. Siswa yang dijadikan subjek dalam penelitian
ini terdiri dari 30 siswa yang jarang sarapan pagi dan 30 siswa yang selalu sarapan

pagi. Sarapan pagi dan konsumsi pangan diperoleh dari data yang dikumpulkan
dengan metode FFQ dan recall 1x24 jam selama dua kali (hari sekolah dan hari
libur). Status gizi dihitung berdasarkan data tinggi badan dan berat badan anak
sedangkan prestasi belajar diperoleh dari rata-rata nilai rapor dan hasil tes daya
ingat sesaat. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa belum terdapat hubungan
yang signifikan antara kebiasaan sarapan pagi, konsumsi (energi dan protein) dan
status gizi terhadap prestasi belajar (p>0.05).
Kata kunci: sarapan pagi, konsumsi pangan, status gizi, prestasi belajar

ABSTRACT
FEBRIYENI AGUS. Analyze the correlation between breakfast, food
consumption and nutritional status with learning achievement of student in
Papandayan elementary school Bogor. Supervised by FAISAL ANWAR and
YAYAT HERYATNO.
The purpose of this research were to analyze the correlation between
breakfast, food consumption and nutritional status with learning achievement of
student in Papandayan elementary school Bogor. This research used cross
sectional study for 60 students. The students of this research consisted of 30
students who seldom have breakfast and 30 students who always have breakfast.
The data of breakfast and food consumption was collected by FFQ and recall

method for twice (weekday and weekend). Nutritional status was measured by
body weight and height of subject while learning achievement taken from average
grade of school report and instantaneous memory test. The statistical analysis
showed that there was no correlation between breakfast,consumption (energy and
protein) and nutritional status with learning achievement (p>0.05).
Key words: breakfast, food consumption, nutritional status, learning achievement

ANALISIS HUBUNGAN SARAPAN PAGI, KONSUMSI
PANGAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI
BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI
PAPANDAYAN BOGOR

FEBRIYENI AGUS

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Gizi
dari Program Studi Ilmu Gizi pada
Departemen Gizi Masyarakat


DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2014

Judul : Analisis Hubungan Sarapan Pagi, Konsumsi Pangan dan Status Gizi
dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar Negeri Papandayan Bogor
Nama : Febriyeni Agus
NIM : I14114027

Disetujui Oleh

Prof Dr Ir Faisal Anwar MS
Pembimbing 1

Yayat Heryatno SP MPS
Pembimbing 2

Diketahui Oleh


Dr Rimbawan
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala nikmat
dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul “Analisis Hubungan
Sarapan Pagi, Konsumsi Pangan dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Anak
Sekolah Dasar Negeri Papandayan Bogor” dapat diselesaikan.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Faisal
Anwar, MS dan Bapak Yayat Heryatno, SP, MPS selaku dosen pembimbing yang
telah banyak memberikan bimbingan, arahan serta saran selama penyusunan karya
ilmiah ini, serta terimakasih kepada Ibu dr. Karina Rahmadia Ekawidyani, S. Ked
selaku dosen pemandu seminar dan penguji yang telah banyak memberi saran.
Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Kepala Sekolah SD Negeri
Papandayaan Bogor yang telah memberikan izin diadakannya penelitian di lokasi
yang dipimpin.
Terima kasih yang tulus ikhlas terutama kepada Papa (Aspidar Muas),
Mama (Gusni Afrida), Adik ( Herdiansyah Agus) atas segala doa, kasih sayang,

dukungan dan semangat yang selalu diberikan. Teimakasih kepada semua
keluarga yang ada di Jakarta (Bapak Darma Sutra), (Ibu Masdawati) (Dian
Anggriawan dan Rizky Relygia) serta teman-teman yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu untuk dukungan dan semangat yang diberikan. Terimakasih
pula kepada teman-teman alih jenis angkatan 5, teman-teman kosan Asyita Graha
1 (2013-2014) yang juga tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih
telah memberikan semangat dan membantu selama pengumpulan data sampai
terselesaikannya karya ilmiah ini.
Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bogor, Februari 2014
Febriyeni Agus

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Jumlah dan Cara Pemilihan contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Pengolahan dan Analisis Data
Definisi Operasional
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Sekolah
Karakteristik Keluarga
Karakteristik Anak
Kebiasaan Sarapan
Konsumsi Pangan
Status Gizi
Prestasi Belajar
Hubungan Antar Variabel
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan

Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vi
vii
vii
1
1
2
2
3
5
5
5
6
8
14
16

16
16
18
22
25
35
35
36
39
39
40
40
42
55

DAFTAR TABEL
1
2
3
4

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24

25
26
27
28
29
30
31
32

Jenis dan cara pengumpulan data
Pengkategorian variabel penelitian karakteristik keluarga
Pengkategorian variabel penelitian karakteristik anak
Pengkategorian variabel penelitian sarapan pagi
Pengkategorian variabel penelitian konsumsi pangan
Kategori status gizi berdasarkan Z-skor
Pengkategorian variabel penelitian prestasi belajar
Jenis variabel dan teknik analisis data
Sebaran anak berdasarkan karakteristik keluarga
Sebaran berdasarkan karakteristik anak
Sebaran kelengkapan fasilitas belajar anak
Sebaran dukungan pada anak dan keikutsertaan anak dalam
bimbingan belajar
Deskriptif statistik alokasi waktu belajar anak
Sebaran kebiasaan sarapan anak
Sebaran anak berdasarkan frekuensi konsumsi pangan sumber
karbohidrat
Sebaran anak berdasarkan frekuensi konsumsi pangan sumber protein
nabati
Sebaran anak berdasarkan frekuensi konsumsi pangan sumber protein
hewani
Sebaran anak berdasarkan frekuensi konsumsi sayur
Sebaran anak berdasarkan frekuensi konsumsi buah
Sebaran anak berdasarkan frekuensi konsumsi susu dan olahannya
Sebaran anak berdasarkan frekuensi konsumsi makanan siap saji
Rata-rata dan standar deviasi konsumsi, kecukupan dan tingkat
kecukupan anak
Sebaran berdasarkan tingkat kecukupan energi dan protein anak
Sebaran rata-rata kontribusi energi dan protein anak
Sebaran status gizi anak
Sebaran rata-rata nilai rapor dan tes daya ingat sesaat anak
Sebaran nilai rapor dan tes daya ingat sesaat anak yang tidak pernah
sarapan pagi
Hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan daya ingat sesaat anak
Hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan nilai rapor anak
Hubungan konsumsi pangan dengan daya ingat sesaat anak
Hubungan konsumsi pangan dengan nilai rapor anak
Hubungan status gizi dengan prestasi belajar anak

7
8
9
9
10
11
12
13
18
19
20
21
21
24
25
26
27
28
30
31
32
33
34
34
35
36
36
37
37
38
38
38

DAFTAR GAMBAR
1

2
3

Kerangka pemikiran faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan
sarapan pagi, konsumsi pangan dan status gizi anak sekolah dasar
serta hubungannya dengan prestasi belajar
Proses penarikan contoh
Rangkaian huruf yang ditayangkan untuk mengukur daya ingat sesaat

4

6
12

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3

Lampiran 1. Kuesioner penelitian
Lampiran 2. Hasil uji beda Mann-Whitney
Lampiran 3. Hasil uji korelasi Rank Spearman

42
54
54

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Secara etimologi, gizi memiliki makna makanan dan manfaatnya bagi
tubuh atau dapat diartikan juga sebagai makanan yang bermanfaat bagi
kesehatan. Suatu makanan dikatakan bergizi jika memiliki fungsi yang positif
bagi tubuh. Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat
kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental
(Soekirman et al. 2008).
Konsumsi pangan sangat penting dan mempengaruhi status gizi seseorang
serta merupakan modal utama bagi kesehatan. Asupan gizi yang tidak sesuai
dengan tubuh akan menimbulkan masalah kesehatan, baik berupa gizi lebih
maupun gizi kurang. Selain itu, gizi juga sangat mempengaruhi perkembangan
otak dan perilaku, kemampuan bekerja yang optimal dan produktivitas serta daya
tahan tubuh terhadap penyakit infeksi (Sulistyoningsih 2011).
Secara umum rata-rata tingkat kecukupan konsumsi energi penduduk di
Kota Bogor sebesar 1 756 kkal/kap/hari. Tingkat kecukupan tersebut masih belum
memenuhi standar angka kecukupan energi Widyakarya Nasional Pangan dan
Gizi (WNPG) VIII tahun 2004, yaitu sebesar 2 000 kkal/kap/hari. Sarapan pagi
dapat menjadi salah satu aspek kegiatan konsumsi pangan yang berperan penting
dalam pemenuhan kebutuhan harian (Riskesdas 2010).
Sarapan pagi dapat menyumbang kontribusi energi sebesar 25% dari tingkat
kebutuhan total energi harian. Sarapan pagi memiliki peranan penting untuk
mengisi lambung yang telah mengalami kekosongan selama 8-10 jam karena pada
saat tersebut kadar glukosa yang semula turun akan kembali meningkat.
Peningkatan glukosa akan bermanfaat bagi kerja otak dan akan membuat tubuh
menjadi lebih produktif (Khomsan 2002).
Menurut Bappenas (2009) kualitas sumberdaya manusia (SDM) sangat
berperan penting dalam pembangunan suatu bangsa. Perkembangan ilmu
pengetahuan kini sangat cepat dan menjadi salah satu barometer atau ukuran
kemajuan suatu bangsa, maka dari itu dibutuhkan sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi. Seiring dengan hal itu, peningkatan derajat kesehatan yang
didukung dengan status gizi yang baik menjadi investasi penting guna
membangun keunggulan yang kompetitif.
Prestasi belajar yang baik menjadi salah satu indikator kualitas sumberdaya
manusia dalam bidang pendidikan. Pendidikan dan hasil prestasi belajar di
sekolah merupakan bentuk penilaian kemampuan siswa selama melakukan
kegiatan belajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal salah satunya yaitu kesehatan. Gizi merupakan salah
satu aspek yang mempengaruhi kesehatan individu dan pada anak sekolah
defisiensi zat gizi dapat berpengaruh pada tingkat kehadiran dan kemampuan
belajar. Faktor eksternal yaitu lingkungan yang ada di sekitar anak tersebut.

2

Melihat adanya hubungan yang berkaitan antara sarapan pagi, konsumsi
pangan dan status gizi dengan tingkat kecerdasan, maka peneliti tertarik untuk
mengamati seberapa besar hal tersebut berhubungan dengan prestasi belajar anak
sekolah dasar pada anak yang selalu sarapan pagi dengan anak yang jarang
sarapan pagi.
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan sarapan
pagi, konsumsi pangan dan status gizi dengan prestasi belajar pada anak sekolah
dasar.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :
1. Mengidentifikasi karakteristik keluarga anak sekolah dasar (besar keluarga,
pendapatan orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan umur
orang tua).
2. Mengidentifikasi karakteristik anak sekolah dasar (umur, jenis kelamin, berat
badan dan tinggi badan).
3. Mengidentifikasi kebiasan sarapan pagi anak sekolah dasar.
4. Mengidentifikasi konsumsi pangan anak sekolah dasar.
5. Mengidentifikasi status gizi anak sekolah dasar.
6. Mengidentifikasi prestasi belajar anak sekolah dasar.
7. Menganalisis hubungan sarapan pagi, konsumsi pangan dan status gizi dengan
prestasi belajar anak sekolah dasar.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
mengenai hubungan antara sarapan pagi dengan prestasi belajar anak sekolah
dasar. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai tambahan rujukan atau referensi
dalam menyelesaikan tugas kuliah ataupun dalam pengajuan judul penelitian.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan
pertimbangan bagi pemerintah maupun pihak sekolah dalam memberikan
penyuluhan kepada masyarakat dan juga agar orang tua mengetahui betapa
pentingnya makanan bergizi, berimbang dan beragam untuk kesehatan dan
kecerdasan terutama pada anak yang sedang mengalami pertumbuhan.

3

KERANGKA PEMIKIRAN

Pola konsumsi pangan sangat berpengaruh terhadap status gizi seseorang.
Kebiasaan konsumsi pangan merupakan cara individu atau kelompok dalam
memilih dan mengkonsumsi pangan tersebut sebagai respon/tanggapan terhadap
pengaruhperbedaan etnis, tingkat sosial ekonomi, geografi, iklim, agama,
kepercayaan dan tingkat kemajuan teknologi. Menurut data Riskesdas (2010)
masyarakat di Kota Bogor belum dapat memenuhi kecukupan kalorinya sesuai
dengan WNPG 2004 yaitu sebesar 2 000 kkal/kap/hari, hal tersebut diduga
disebabkan oleh belum terbentuknya kebiasaan makan yang optimal dalam
masyarakat, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Sarapan pagi merupakan kegiatan yang penting dilakukan setiap pagi hari
agar terciptanya produktivitas kerja yang baik terlebih untuk daya tangkap saat
belajar agar dapat meningkatkan prestasi belajar. Konsumsi sarapan pagi dapat
menyumbang 25 persen dari total kebutuhan sehari. Anak usia sekolah memiliki
tingkat aktivitas yang tinggi oleh karena itu dibutuhkan pula asupan gizi yang
dapat mendukung kegiatan mereka.
Menurut Worthington (2000) kebiasaan makan anak akan dipengaruhi oleh
keragaman dari karakteristik individu dan pengaruh faktor eksternal dari
lingkungan. Karakteristik anak seperti usia dan jenis kelamin merupakan faktor
internal dalam memenuhi kebutuhan gizi pada seseorang. Terdapat dua faktor
dalam mempengaruhi kebiasaan makan anak yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
Gambar 1 menjelaskan tentang bagaimana faktor-faktor sarapan, konsumsi
pangan dan prestasi belajar sangat berpengaruh antara yang satu dengan yang
lainnya. Karakteristik keluarga dan karakteristik anak akan mempengaruhi pola
konsumsi pangan anak tersebut, salah satunya adalah mengenai kegiatan
kebiasaan sarapan pagi anak. Kebiasaan sarapan pagi berperan penting dalam
menyumbang energi sehari. Kebiasaan sarapan pagi berdasarkan aspek konsumsi
sarapan dapat diamati dari kategori sarapannya, jenis menu dan pangan yang
dikonsumsi, keragaman jenis pangan sarapan, waktu dan lokasi penyediaan atau
dalam mengkonsumsi sarapan serta pemanfaatan makanan siap saji. Kebiasaan
sarapan pagi tersebut berpengaruh pada konsumsi pangan anak dan konsumsi
pangan akan mempengaruhi status gizi (gizi baik, gizi lebih atau normal). Asupan
yang beragam serta seimbang akan membuat pertumbuhan dan perkembangan
anak menjadi lebih baik. Masalah gizi yang tejadi pada anak sekolah dasar akan
mempengaruhi proses belajar di sekolah dan akan berdampak pula terhadap
prestasi belajarnya di sekolah. Selain status gizi terdapat beberapa hal lain yang
mendukung prestasi belajar anak diantaranya dukungan keluarga, fasilitas belajar
yang dimiliki dan keikutsertaan anak dalam bimbingan belajar. Hal-hal yang
mendukung prestasi belajar tersebut dipengaruhi oleh karakteristik keluarga.

4

Karakteristik Anak :
Umur
Jenis Kelamin
Berat Badan
Tinggi Badan
Status Kesehatan

Karakteristik Keluarga :
Besar Keluarga
Pendapatan Keluarga
Pendidikan Orangtua
Pekerjaan Orangtua
Umur Orangtua

Kebiasaan Sarapan Anak :
Waktu dan lokasi sarapan
Kategori sarapan
Jenis menu sarapan
Jenis pangan sarapan
Keberagaman jenis sarapan
Makanan siap saji

Konsumsi Pangan Anak

Status Gizi Anak
1. Dukungan Keluarga
2. Fasilitas Belajar di
Rumah
3. Keikutsertaan
Bimbingan Belajar

Prestasi Belajar
Anak

Keterangan :
= Variabel yang diteliti

= Hubungan yang diteliti
= Hubungan yang tidak diteliti

Gambar 1

Kerangka pemikiran faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan
sarapan pagi, konsumsi pangan dan status gizi anak sekolah dasar
serta hubungannya dengan prestasi belajar.

5

METODE PENELITIAN

Desain, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study yaitu pengumpulan
data yang dilakukan pada satu waktu untuk menggambarkan karakteristik contoh
dan hubungan antar variabel. Penelitian dilakukan pada siswa sekolah dasar.
Pemilihan sekolah dasar dilakukan dengan pertimbangan kemudahan akses
menuju lokasi dan belum banyak penelitian yang membahas tentang hubungan
sarapan pagi dengan prestasi belajar pada anak sekolah dasar di lokasi tersebut.
Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Papandayan Bogor. Sekolah
ini memiliki status akreditasi A. Penelitian ini dilakukan pada bulan NovemberDesember 2013.
Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh
Unit analisis dalam penelitian ini adalah anak sekolah dasar kelas 4 dan
kelas 5 dari sekolah dasar yang terpilih yaitu Sekolah Dasar NegeriPapandayan
yang terletak di perkotaan di wilayah Bogor. Contoh yang digunakan dalam
penelitian ini adalah anak sekolah dasar yang belajar pada waktu pagi hari.
Pemilihan dilakukan secara purposive dengan pertimbangan bahwa pada usia ini
tingkat perkembangan kognitif anak berada pada masa konkrit operasional,
sehingga anak-anak sudah dapat diajak berkomunikasi dengan baik, mampu
mengingat kegiatan 24 jam yang lalu dan sudah diikutkan dalam kegiatankegiatan sekolah yang menuntut tanggung jawab (Piaget, diacu dalam Hidayat
2004).
Penentuan jumlah anak minimal didasarkan pada rumus perhitungan
secara cross sectional (estimasi proporsi) dimana didasarkan pada jumlah minimal
anak dapat tersebar normal dengan jumlah anak minimal 30 orang per kategori
sampel. Proses penarikan contoh dapat dilihat pada Gambar 2.
Sebelum penarikan contoh, peneliti melakukan screening terlebih dahulu
pada seluruh anak kelas 4 dan 5 yang terdiri dari 330 orang siswa dan diperoleh
77 anak yang jarang melakukan sarapan pagi dan 253 anak yang selalu sarapan
pagi, setelah itu dilakukan pengambilan contoh sebanyak masing-masing 40 orang
anak yang jarang sarapan pagi dan 40 orang anak yang selalu sarapan pagi dengan
cara random. Total anak yang diambil pada saat awal penelitian lebih dari jumlah
yang akan diteliti. Hal tersebut untuk menghindari adanya hambatan-hambatan
yang tidak di inginkan seperti tidak dikembalikannya kuesioner yang telah
dibagikan, anak tidak membawa kuesioner kembali pada hari yang ditentukan,
atau pengisian kuesioner yang dianggap kurang lengkap dan sebagainya.
Penelitian kemudian dilaksanakan dan kuesioner yang dikembalikan oleh anak
yang jarang sarapan pagi dan anak yang selalu sarapan pagi terdapat kesamaan
yaitu hanya kembali 34 kuesioner dan kemudian dilakukan random kembali dan
anak yang benar-benar diteliti hanya 30 orang yang jarang sarapan pagi dan 30
orang yang selalu sarapan pagi.

6

Kelas 4 & 5
(N= 330)

Screening
Jarang Sarapan
(N= 77)

Selalu Sarapan
(N= 253)

Random

40 orang

40 orang
Mengembalikan
Kuesioner
34 orang

34 orang
Random

30 orang

30 orang
Gambar 2 Proses penarikan contoh
Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan yaitu menggunakan data primer dan data sekunder.
Data primer meliputi karakteristik keluarga (besar keluarga, pendapatan orang tua,
pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan umur orang tua) diperoleh dengan
cara pengisian kuesioner yang diisi oleh orang tuadan kuesioner dikirim melalui
anak sekolah dasar tersebut. Data karakteristik anak sekolah dasar (usia, jenis
kelamin, berat badan, tinggi badan dan status kesehatan) diperoleh dengan cara
wawancara, pengamatan dan pengukuran langsung ditempat pengambilan data.
Data mengenai kebiasaan sarapan pagi, konsumsi pangan anak (food
recall1x24 jam (dilakukan sebanyak dua kali) yaitu 1 kali waktu hari libur dan 1
kali waktu hari sekolah diperoleh dengan cara pengisian kuesioner yang langsung
ditanyakan oleh peneliti kepada anak tersebut (wawancara). Food frecuency
questionnaire ditulis oleh orang tua anak tersebut di rumah. Status gizi anak
diketahui dengan metode antropometri indeks massa tubuh menurut umur. Data
mengenai dukungan keluarga, fasilitas belajar di rumah dan keikutsertaan
bimbingan belajar di luar sekolah diperoleh dengan pengisian formulir yang
dilakukan oleh anak sekolah dasar tersebut dengan cara memberi tanda checklist
(√) pada fasilitas belajar dan les/bimbingan belajar yang mereka ikuti.

7

Nilai prestasi belajar diperoleh dari nilai rapor kelas 3 semester 1 dan
semester 2 untuk anak yang sedang belajar di kelas 4 dan nilai rapor kelas 4
semester 1 dan semester 2 untuk anak yang sedang belajar di kelas 5 yang terdiri
dari 12 mata pelajaran yaitu Agama, PKN, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,
IPS, Seni Budaya dan Keterampilan, Penjaskes, Bahasa Inggris dan Muatan
Lokal. Namun selain itu juga dilihat dari nilai tes yang dilakukan yaitu nilai daya
ingat sesaat. Data sekunder yang dikumpulkan adalah mengenai keadaan umum
sekolah dan nilai hasil ujian/rapor dari masing-masing anak sekolah dasar tersebut
untuk data lebih lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
No
Variabel
Jenis data
Cara pengumpulan data
1 Karakteristik 1. Besar keluarga
Pengisian kuesioner dilakukanoleh
keluarga
2. Pendapatan
orang tua
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Umur
2 Karakteristik 1. Umur
1. Wawancara langsung
anak
2. Jenis kelamin
2. Kuesioner dengan wawancara
3. Berat badan
3. Pengukuran langsung
4. Tinggi badan
menggunakan timbangan injak
5. Status kesehatan 4. Pengukuran langsung
menggunakan microtoise
5. Kuesioner dengan wawancara
3 Faktor-faktor 1. Kebiasaan
1. Kuesioner dengan wawancara
yang
sarapan pagi
2. Pengisian kuesioner (FFQ dan
mempengaru 2. Konsumsi
recall 1x24 jam)
hi prestasi
pangan
3. Pengukuran antropometri
belajar
3. Status gizi
(pengukuran langsung
4. Fasilitas belajar
menggunakan timbangan injak dan
5. Keikutsertaan
microtoise)
dalam
4. Kuesioner dengan wawancara
bimbingan
5. Kuesioner dengan wawancara
belajar
4 Prestasi
1. Daya ingat
1. Tes daya ingat menggunakan huruf
belajar
sesaat
yang ditayangkan
2. Nilai rapor
2. Melihat hasil nilai berdasarkan
buku rapor kelas tiga dan kelas
empat semester satu dan semester
dua yang terdiri dari duabelas
mata pelajaran yaitu Agama, PKN,
Bahasa Indonesia, Matematika,
IPA, IPS, Seni Budaya dan
Keterampilan, Penjaskes, Bahasa
Inggris dan Muatan lokal.
5 Profil sekolah Keadaan umum
Arsip sekolah
sekolah

8

Pengolahan dan Analis Data
Pengolahan data
Data-data yang diperoleh baik data primer maupun data sekunder
selanjutnya dikumpulkan untuk diolah dan dianalisis lebih lanjut secara statistik.
Data yang diperoleh kemudian dilakukan proses coding, entry, editing, cleaning
dan selanjutnya dianalisis. Coding dilakukan dengan cara menyusun code-book
sebagai panduan entri dan pengolahan data. Setelah itu dilakukan entry data sesuai
kode yang telah dibuat kemudian dilakukan cleaning data untuk memastikan tidak
ada kesalahan dalam memasukkan data. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan program computer Microsoft Excell 2007 dan SPSS (Statistical
Program for Social Science) 16.0 for Windows. Data kebiasaan sarapan,
karakteristik keluarga, karakteristik anak, konsumsi pangan anak, status gizi anak
dan nilai prestasi anak dianalisis secara deskriptif.
Karakteristik keluarga meliputi data besar keluarga, pendapatan orang tua,
pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua dan umur orang tua. Pengkategorian
mengenai karakteristik keluarga dapat dilihat pada Tabel 2.
Besar keluarga diketahui dengan menanyakan kepada keluarga responden
melalui kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan berdasarkan
Hurlock (1998) menjadi beberapa kriteria yaitu keluarga kecil, keluarga sedang
dan keluarga besar. Pendapatan keluarga dibagi menjadi tiga kategori yaitu
pendapatan rendah, pendapatan sedang dan pendapatan tinggi. Pendidikan ibu dan
ayah dibagi menjadi enam kategori yaitu (1) Tidak tamat SD (2) SD, (3) SMP (4)
SMA (5) Perguruan tinggi. Pekerjaan ibu dan ayah dibagi kedalam enam kategori
(1) tidak bekerja (2) PNS (3) pegawai swasta (4) wiraswasta (5) buruh dan (6)
lainnya.
Tabel 2 Pengkategorian variabel penelitian karakteristik keluarga
No
Variabel
Kategori pengukuran
Sumber
1 Pendidikan
1. Tidak tamat SD
Riskesdas
2. SD/sederajat
(2010)
3. SMP/sederajat
4. SMA/sederajat
5. Perguruan tinggi
2 Pekerjaan
1. Tidak bekerja
Riskesdas
2. PNS
(2010)
3. Pegawai swasta
4. Wiraswasta
5. Buruh
6. Lainnya, sebutkan……………………
3 Besar Keluarga 1. Kecil (≤ 4 orang)
Hurlock
2. Sedang (5-7 orang)
(1999)
3. Besar (≥ 8 orang)
4 Pendapatan
1. Rendah (kurang dari Rp 1 000 000)
BPS (2010)
Keluarga
2. Sedang (Rp 1 000 0000 – Rp 3 999 999)
3. Tinggi (lebih dari Rp 4 000 000)
5 Umur Orang
1. ≤ 29 tahun
tua
2. 30-49 tahun
3. ≥ 50 tahun

9

Karakteristik anak meliputi data umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi
badan. Umur dibagi menjadi 9 tahun, 10 tahun dan 11 tahun. Data jenis kelamin
terbagi menjadi 2 yaitu laki-laki dan perempuan. Data antropometri meliputi berat
badan dan tinggi badan anak. Pengkategorian contoh secara lebih rinci dapat
dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Pengkategorian variabel penelitian karakteristik anak
No
Variabel
Kategori pengukuran
Sumber
1 Umur
9-11 tahun
Mahan (2004)
2 Jenis Kelamin
1. Laki-laki
2. Perempuan
3 Berat badan
4 Tinggi badan
5 Status kesehatan
Data sarapan pagi anak meliputi kebiasaan sarapan pagi, kategori sarapan
pagi, waktu dan lokasi sarapan pagi, jenis menu sarapan pagi, jenis pangan
sarapan pagi, keberagaman jenis menu sarapan pagi dan pemanfaatan makanan
siap saji. Pengkategorian sarapan pagi dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Pengkategorian variabel penelitian sarapan pagi
No
Variabel
Kategori pengukuran
Sumber
1 Kategori
1. Tidak pernah
Darmayanti
sarapan pagi
2. Jarang :1-3 kali/minggu
(2010)
3. Selalu (setiap hari)
2 Keragaman jenis 1. Rendah (1-3 jenis kerangka menu)
FAO (2007)
pangan sarapan 2. Sedang (4-6 jenis kerangka menu)
pagi
3. Tinggi (7-8 jenis kerangka menu)
3 Waktu dan
1. Sebelum berangkat sekolah/ di
Darmayanti
Lokasi sarapan
rumah
(2010)
2. Saat berada di sekolah / di sekolah
4 Jenis kerangka
1. Makanan pokok
Harahap et
menu sarapan
2. Makanan pokok + Lauk hewani
al (1998)
pagi
3. Makanan pokok + Lauk nabati
dalam
4. Makanan pokok + Lauk hewani +
Faridi
Lauk nabati
(2002)
5. Makanan pokok + lauk hewani +
sayur
6. Makanan pokok + Lauk nabati +
sayur
7. Makanan pokok + Lauk hewani +
Lauk nabati + Sayur
8. Makanan jajanan/ makanan siap saji
5 Makanan siap
1. Tidak pernah
saji
2. Jarang : 1-3 kali/minggu
3. Sering : 4-6 kali/minggu
4. Selalu (setiap hari)
6 Kontribusi
1. Baik (≥ 25%)
Khomsan
energi sarapan 2. Kurang (< 25%)
(2006)

10

Data kebiasaan dan kategori sarapan pagi digambarkan dalam 6 hari sekolah
terakhir/seminggu terakhir. Keragaman jenis pangan terdiri dari 3 kategori yaitu
rendah, sedang dan tinggi. Data waktu sarapan dapat dikategorikan menjadi
sebelum berangkat sekolah dan setelah berangkat sekolah. Data lokasi sarapan
dapat dikategorikan menjadi di rumah, di perjalanan dan disekolah.
Data konsumsi pangan yang dikonsumsi didapat dengan menggunakan food
recall 1 x 24 jam yang dikonversikan kedalam satuan energi (kalori), protein
(gram) dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM).
Pengukuran konsumsi pangan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian konsumsi pangan
No
Variabel
Kategori pengukuran
Sumber
1. Food Recall 1x24 Pengisian kuesioner dengan cara
jam
wawancara langsung dengan siswa
2. Food Frequency 1. Tidak pernah
Widajanti
(2009)
questioner (FFQ) 2. Jarang (1-3 kali seminggu)
3. Sering (4-6 kali seminggu)
4. Setiap hari
3. Tingkat
1. Defisit tingkat berat (< 70% AKE)
Depkes
Kecukupan
2. Defisit tingkat sedang (70-79% AKE)
(1996)
Energi (TKE)
3. Defisist tingkat rendah (80-89% AKE)
4. Normal (90-119% AKE)
5. Lebih (≥ 120% AKE)
4. Tingkat
1. Defisit tingkat berat (< 70% AKP)
Depkes
Kecukupan
2. Defisit tingkat sedang (70-79% AKP)
(1996)
Protein (TKP)
3. Defisist tingkat rendah (80-89% AKP)
4. Normal (90-119% AKP)
5. Lebih (≥ 120% AKP)
Data konsumsi pangan akan dikonversi menjadi konsumsi zat gizi untuk
kemudian dilakukan perhitungan tingkat kecukupan zat gizinya. Daftar komposisi
bahan makanan tersebut dapat digunakan dengan menggunakan rumus berikut
(Hardinsyah & Briawan 2004).
Rumus perhitungan kandungan zat gizi makanan :
KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100)
Keterangan :
KGij
: Kandungan zat gizi i dari pangan j yang dikonsumsi (g)
Bj
: Berat bahan makanan j yang dikonsumsi (g)
Gij
: Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD pangan j
BDD : Persen pangan j yang dapat dimakan (%BDD)
Rumus perhitungan tingkat konsumsi secara umum :
TKGi = (Ki/AKGi) x 100%
Keterangan :
TKGi : Tingkat kecukupan zat gizi i
Ki
: Konsumsi zat gizi i
AKGi : Kecukupan zat gizi yang dianjurkan
Berdasarkan hasil total kandungan energi dan zat gizi sarapan tersebut dapat
dihitung kontribusi energi dan protein sarapan pagi dengan cara membandingkan

11

jumlah energi dan protein sarapan dengan angka kecukupan aktual energi dan
protein anak, secara umum rumus perhitungan kontribusi energi dan protein
sarapan pagi yaitu sebagai berikut :
KGi = GiS/AKGi
Keterangan :
KGi
: Kontribusi zat gizi ke-i
GiS
: Kandungan gizi ke-i makanan sarapan
AKGi : Angka kecukupan zat gizi ke-i
Status gizi dihitung berdasarkan indeks massa tubuh menurut umur
(IMT/U). Status gizi dikategorikan menurut Z-skor. Data status gizi diperoleh
melalui pengukuran antropometri berat badan dan tinggi badan anak dan diproses
menggunakan software WHO Anthroplus 2007. Status gizi anak terdiri dari 5
kategori yaitu sangat kurus, kurus, normal, gemuk dan obese. Kategori status gizi
anak diperoleh berdasarkan indeks massa tubuh berdasarkan umur dan dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Kategori status gizi berdasarkan Z-skor
Variabel
Kategori
< -3 SD
Sangat Kurus
-3 SD ≤ Z ≤ -2 SD
Kurus
-2 SD < Z < +1 SD
Normal
+1 SD < Z < +2 SD
Gemuk
≥ +2 SD
Obese
Sumber : Kemenkes 2011
Keterangan : SD = Standar deviasi populasi normal.

Data prestasi belajar diperoleh dari nilai hasil ujian siswa dan nilai tes daya
ingat sesaat. Prestasi belajar (nilai rapor) merupakan nilai yang diperoleh dari
rata-rata nilai hasil ujian dari 12 mata pelajaran sehari-hari dan dalam pengolahan
data prestasi belajar tersebut dikategorikan menjadi empatkategori berdasarkan
rentang data yaitu kurang ( 8.0).
Daya ingat sesaat dilakukan pada satu hari yang telah ditentukan namun
tidak diketahui oleh anak tersebut. Pelaksanaan tes dilakukan di ruang kelas
dengan jumlah anak yang dibatasi (8-10 orang). Tes dilakukan dengan cara
menayangkan beberapa buah huruf yang diambil secara acak menurut abjad dan
setelah huruf tersebut ditayangkan anak diminta untuk menuliskan kembali huruf
apa saja yang telah ditayangkan sebelumnya. Satu huruf berlaku waktu 1 detik,
jika huruf yang ditayangkan ada 4 huruf maka anak tersebut hanya memiliki
waktu 4 detik saja untuk menulis kembali apa yang telah ditayangkan. Alat utama
untuk mengukur variabel ini menggunakan sederetan huruf dari 4 hingga 9 huruf
yang diambil secara acak dari 26 huruf yang ada di abjad latin kapital. Warna
huruf adalah hitam pekat. Huruf disusun secara tiga huruf – tiga huruf (trigram),
lalu trigram tersebut disusun membentuk kolom dari atas kebawah pada karton
berwarna putih (Bambang 1990). Data pengukuran prestasi belajar dapat dilihat
pada Tabel 7 dan Gambar 2. Penilaian tes daya ingat sesaat dikategorikan menjadi
3 yaitu dikatakan baik (> 35.25), cukup (13.65-35.25) dan kurang ( 35.25)
2. Cukup (13.65-35.25)
3. Kurang ( 8.0)
2. Baik jika rata-rata nilai (7.0-7.9)
3. Cukup jika rata-rata nilai (6.0-6.9)
4. Kurang jika rata-rata nilai (< 6.0)

Susunan 1
X

G

V

H

Susunan 2

Susunan 3

X

R

L

H

R

H

V

X

V

G

L

Waktu 4 detik

Waktu 5 detik

Waktu 6 detik

Susunan 4

Susunan 5

Susunan 6

Y

R

H

N

G

V

X

G

V

V

G

X

H

Y

L

H

R

L

R

X

Y

N

C

L

Waktu 7 detik

Waktu 8 detik

Waktu 9 detik

Gambar 2 Rangkaian huruf yang ditayangkan untuk mengukur daya ingat sesaat.

13

Keseluruhan dari 6 macam susunan huruf tersebut digunakan untuk satu kali
test daya ingat sesaat dan pelaksanaannya dimulai dari urutan termudah yaitu dari
susunan 1,2,3,4,5 dan 6. Pelaksanaan tes dilakukan dikelas dengan jumlah siswa
sekitar 8-10 orang yang diminta duduk di kursi mereka masing-masing yang
tersusun atas 2 baris. Mereka diminta untuk mengangkat kedua tangan dan selama
tesberlangsung, anak tidak diperbolehkan bersuara ataupun mendahului menulis
sebelum aba-aba yang telah ditentukan. Mereka diminta untuk tetap fokus melihat
kedepan. Pada posisi ditengah, ditayangkan gambar rangkaian huruf susunan 1
(yang terdiri dari 4 huruf) hingga 4 detik, selama gambar ditayangkan tangan
siswa harus masih tetap berada diatas. Setelah gambar tayangan huruf ditutup
siswa baru dipersilahkan untuk menulis huruf yang baru saja ditayangkan, waktu
untuk menulis dibatasi maksimal 2 kali waktu tayangan, jadi dalam hal ini 2x4=8
detik, segera setelah 8 detik selesai siswa diminta untuk mengangkat tangannya
kembali untuk melihat tayangan susunan huruf yang ke-2 (5 huruf) yang
waktunya meningkat menjadi 5 detik. Begitu seterusnya hingga susunan ke 6.
Analisis Data
Data-data yang telah diolah kemudian dianalisis dengan cara statistik secara
deskriptif dan infrensia dengan menggunakan Statistical Program for Social
Science (SPSS) versi 16.0 for Window. Data-data seperti karakteristik anak,
karakteristik keluarga, konsumsi pangan, status gizi dan prestasi belajar contoh
dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Hubungan antar variabel dianalisis
dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman dan untuk membedakan
variabel-variabel pada anak yang selalu sarapan pagi dengan anak yang jarang
sarapan pagi digunakan uji beda (Mann-Whitney). Rincian pengkategorian
variabel penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Jenis variabel dan teknik analisis data
No
Variabel
Teknik analisis data
Sumber
1
Karakteristik Anak (umur, berat
Deskriptif statistik
badan, tinggi badan, jenis kelamin
dan status kesehatan
2
Karakteristik Keluarga
Deskriptif statistik
(pendidikan, pekerjaan,
pendapatan, umur dan besar
keluarga)
3
Kebiasaan Sarapan ( kategori
Deskriptif statistik
sarapan, waktu sarapan, lokasi
sarapan, jenis menu sarapan,
keragaman jenis sarapan dan jenis
pangan instan yang digunakan
4
Konsumsi pangan
Deskriptif statistik
5
Status gizi
Deskriptif statistik
6
Prestasi belajar
Deskriptif statistik
7
Hubungan antar variabel
Uji Korelasi
Hastono
(2006)
Rank Spearman
8
Perbedaan antar variabel
Uji beda (MannHastono
Whitney)
(2006)

14

Definisi Operasional
Karakteristik keluarga adalah kondisi keluarga contoh yang digambarkan
melalui beberapa komponen, yakni umur, pekerjaan, pendidikan,
pendapatan dan besar keluarga.
Pekerjaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh ayah dan ibu sebagai
mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, baik sebagai
PNS, ABRI/POLRI, pegawai swasta, wiraswata, buruh maupun kategori
pekerjaan lainnya.
Pendidikan adalah tingkat pendidikan terakhir yang di lakukan oleh ayah dan
ibu, baik tamat SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat dan perguruan
tinggi.
Pendapatan keluarga adalah jumlah penghasilan yang didapatkan oleh ayah
dan ibu dalam satu bulan yang dinilai dalam bentuk uang
(rupiah).Pendapatan orang tua dibagi menjadi 3kategori yaitu (1) kurang
dari Rp 1.000.000 (kategori rendah), (2) Rp 1.000.000 hingga Rp 4.000.000
(kategori sedang) dan (3) lebih dari Rp 4.000.000 (kategori tinggi).
Besar keluarga adalah banyaknya individu yang tinggal bersama dalam satu
atap dan bergantung pada sumber pendapatan yang sama. Beberapa kriteria
besar keluarga yaitu keluarga kecil (kurang atau sama dengan 4 orang),
keluarga sedang (5 sampai 7 orang) dan keluarga besar (besar atau sama
dengan 8 orang).
Karakteristik individuadalah berbagai ciri yang membedakan individu satu
dengan yang lainnya mencakup umur, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi
badan.
Usiaadalah umur contoh saat penelitian dilakukan dan berada pada rentang
umur 9, 10 dan 11 tahun.
Berat badanadalah massa tubuh dalam satuan kilo gram yang ditimbang
dengan menggunakan timbangan injak detecto dengan ketelitian 0,5 kg.
Tinggi badan adalah panjang tubuh dalam satuan sentimeter yang diukur
dengan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,5 cm.
Contoh adalah anak sekolah dasar kelas 5 yang berusia antara sembilan hingga
dua belas tahun yang bersekolah di SD Papandayan Bogor. Anak sekolah
dasar yang dijadikan sampel adalah yang melakukan pembelajaran pada
pagi hari (sekolah pagi).
Sarapan pagi adalah kegiatan konsumsi pangan yang dilakukan pada pagi hari
hingga pukul 09.00 WIB.
Kebiasaan sarapan pagi adalah kegiatan mengkonsumsi pangan dan dilakukan
pada pagi hari hingga pukul 09.00 WIB yang digambarkan melalui kategori
sarapan, keragaman pangan, waktu, lokasi dan jenis sarapan. Kebiasaan
sarapan tergolong baikjika sarapan yang dilakukan berada pada kategori
sering (≥ 4 kali/minggu) dengan tingkat keragaman pangan tinggi (≥ 6 jenis
kelompok pangan). Kebiasaan sarapan cukup baikadalah sarapan yang
dilakukan pada kategori sering (≥ 4 kali/minggu) dengan tingkat keragaman
pangan sedang (4-5 jenis kelompok pangan). Kebiasaan sarapan tidak
baikadalah sarapan yang dilakukan pada kategori jarang (1-3 kali/minggu)
dengan tingkat keragaman pangan rendah (1-3 jenis kelompok pangan).

15

Waktu sarapan pagi adalah waktu pada saat contoh melakukan kegiatan
sarapan yaitu saat sebelum berangkat sekolah dan setelah berangkat sekolah.
Lokasi sarapan pagi adalah tempat dimana contoh biasa melakukan sarapan
yaitu di rumah, di perjalanan atau di sekolah.
Kategori sarapan pagi adalah kategori contoh dalam melakukan sarapan di
pagi hari selama enam hari sekolah yang dikelompokkan dalam ketegori
sering, jarang, dan tidak pernah.
Jenis menu sarapanpagi adalah susunan komposisi pangan yang dikonsumsi
pada waktu sarapan yang yang terdiri dari delapan jenis yaitu makanan
pokok, lauk hewani, lauk nabati dan sayuran serta makanan jajanan.
Keragaman jenis pangan adalah jumlah dari berbagai jenis bahan pangan
yang dikonsumsi ketika sarapan selama enam hari sekolah dengan beberapa
kategori, yaitu keragaman tingkat tinggi (lebih dari atau sama dengan 6 jenis
kelompok pangan), tingkat sedang (4 hingga 5 jenis kelompok pangan), dan
tingkat rendah (kurang dari atau sama dengan 3 jenis kelompok pangan).
Makanan siap saji adalah jumlah konsumsi makanan siap saji yang
dikonsumsi ketika sarapan pagi selama enam hari sekolah yang yang
dikategorikan menjadi tidak pernah, jarang (1 hingga 3 kali seminggu) dan
sering (4 hingga 6 kali seminggu).
Konsumsi pangan adalah tindakan makan contoh yang dilakukan secara berulang
untuk memenuhi kebutuhan gizinya yang digambarkan dengan kebiasaan
konsumsi sumber karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, buahbuahan, jajanan dan minuman. kontribusi konsumsi zat gizi diperoleh dari
data konsumsi pangan yang dikonversikan kedalam kandungan gizi dengan
menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
Kontribusi energi dan protein sarapan adalah perbandingan antara jumlah intik
energi dan protein sarapan terhadap kebutuhan energi dan protein aktual.
Status gizi adalah pengukuran gizi pada anak usia 5-18 tahun sudah tidak
menggunakan indikator BB/TB akan tetapi menggunakan indeks massa
tubuh berdasarkan umur (IMT/U). Dikategorikan berdasarkan klasifikasi
Depkes (2011).
Prestasi belajaradalah nilai hasil ujian yang diukur dengan menggunakan nilai
rata-rata Sembilan mata pelajaran. Data nilai hasil ujian dapat diperoleh
secara sekunder atau arsip sekolah.
Fasilitas Belajar adalah segala perangkat yang digunakan dalam proses
belajar.
Bimbingan belajar adalah tempat khusus untuk belajar selain di sekolah.
Daya ingat sesaat adalah kemampuan seseorang untuk menangkap, mengkode,
menyimpan dan mengungkap kembali sebuah informasi baru, segera setelah
informasi tersebut diterima dalam jangka singkat, dalam penelitian ini
dilakukan 4 sampai 6 susunan huruf yang dipilih secara acak dari dua puluh
enam huruf yang ada di alfabet latin kapital. Lama waktu dari mulai
menangkap hingga mengungkap/ menuliskan kembali rangkaian huruf
tersebut adala 1 detik per huruf. Pesan disampaikan dalam metode visual,
tanpa suara maupun rangsangan bentuk lain, dan sampel tidak diberi
kesempatan untukberlatih menghafalkan rangkaian huruf tersebut.

16

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Sekolah
Sekolah dasar yang menjadi penelitian ini adalah Sekolah Dasar Negeri
(SDN) Papandayan yang terletak di Jalan Papandayan No 25, Kelurahan Babakan,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat. Sekolah ini berdiri pada
tahun 1949 dan memiliki status akreditasi A.
Status sekolah dan status tanah adalah milik pemerintah dengan luas area 3
703 m² dengan sarana bangunan sekitar 30 bangunan dengan kapasitas listrik 6
200 watt. Sumber air yang digunakan yaitu berasal dari air PAM. Bangunan
sekolah Papandayan berdiri dengan keadaan permanen, baik, terpelihara dan
masih layak pakai. Ruang kelas terdiri dari 23 ruangan, ruang guru 1 ruangan,
ruang kepala sekolah satu ruangan, ruang tata usaha 1 ruangan, ruang Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS) 1 ruangan, perpustakaan 1 ruangan, ruang laboratoriun
komputer 1 ruangan, musholla sedang dalam tahap pembangunan dan kamar
mandi yang tersedia sebanyak 18 buah. Meja murid tersedia sebanyak 462 buah,
kursi murid 642 buah, lemari 30 buah, meja guru 36 buah, kursi guru 51 buah,
papan tulis 26 buah, rak buku 18 buah, memiliki buku inventaris dan buku yang
tersedia di perpustakan terdapat 1 250 buah buku bacaan.
Jumlah murid yang ada sekarang sekitar 1 104 orang dengan jumlah guru
yang telah memenuhi standar kebutuhan minimal. Guru kelas terdiri dari 28
orang, guru agama 4 orang, guru penjaskes 5 orang, guru honor 15 orang, TU 3
orang. Prestasi yang banyak diraih oleh siswa SDN Papandayan yaitu dalam
bidang kesenian sunda, pencak silat, siswa berprestasi, catur, sepak bola dan lain
sebagainya.
Visi dari SDN Papandayan yaitu ”Menjadikan Siswa Madani dan Sekolah
yang dicintai Masyarakat dengan Dilandasi Iman dan Taqwa” sedangkan misi
sekolahnya yaitu ”Menyiapkan Suasana yang Kondusif Antara Kepala Sekolah,
Guru, Siswa-Siswi, Orangtua Murid, Komite Sekolah dan Masyarakat
Sekitarnya”. Strategi yang digunakan yaitu menciptakan suasana belajar yang
tenang dan nyaman, pertama dalam materi untuk menghadirkan siswa-siswi yang
cerdas dengan tutur kata yang sopan berdasarkan tata krama dan keinginan untuk
membulatkan tekad demi meraih cita-cita dan membiasakan diri bertanggung
jawab dengan langkah kejujuran.
Karakteristik Keluarga
Menurut BKKBN (1998) besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga
yang terdiri dari suami, istri, anak, dan anggota keluarga lainnya yang tinggal
bersama. Banyak sedikitnya anggota keluarga berhubungan dengan distribusi
makanan dalam suatu keluarga (Suhardjo 1989). Anak yang jarang sarapan pagi
43.3% termasuk kedalam keluarga sedang (5-7 orang) sedangkan anak yang
selalu sarapan pagi 56.7% termasuk ke dalam keluarga kecil (≤ 4 orang).
Bekerja merupakan kegiatan yang dilakukan dengan maksud memperoleh
atau membantu penghasilan. Anak yang jarang sarapan pagi maupun anak yang
selalu sarapan pagi memiliki persentase pendapatan sebagian besar termasuk

17

kedalam kategori tinggi (>Rp 4 000 000,- ) yaitu sekitar 43.3% dan 50%. Hal ini
dapat dihubungkan dengan tingkat pendidikan ayah yang sebagian besar adalah
tamat perguruan tinggi dan mereka juga sebagian besar bekerja sebagai pegawai
swasta yang memiliki tingkat pendapatan yang tinggi. Tingkat pendapatan
seseorang akan berpengaruh terhadap jenis dan jumlah bahan pangan yang
dikonsumsinya. Sesuai dengan Hukum Bennet, semakin tinggi pendapatan maka
kualitas bahan pangan yang dikonsumsi juga akan semakin baik dan tercermin
dari perubahan pembelian bahan pangan yang harganya murah menjadi bahan
pangan yang harganya lebih mahal dengan kualitas yang lebih baik (Martianto &
Ariani 2004).
Sebagian besar anak yang jarang sarapan pagi pendidikan ayah adalah
perguruan tinggi (53.3%) dan ibu tamat SMA (43.3%) sedangkan anak yang
selalu sarapan pagi sebagian besar pendididkan ayah juga tamat perguruan tinggi
(56.7%) dan ibu tamat SMA (53.3%). Pendidikan tertinggi ayah maupun ibu pada
anak yang jarang sarapan pagi dan pada anak yang selalu sarapan pagi sama-sama
didominasi pada perguruan tinggi (ayah) dan tamat SMA (ibu). Anak yang jarang
sarapan pagi maupun anak yang selalu sarapan pagi tidak terdapat orang tua yang
pendidikannya tidak tamat SD tetapi ada orang tua yang tamat SD dan tamat
SMP. Tingkat pendidikan seseorang menentukan mudah tidaknya seseorang
dalam menerima suatu masukan atau pengetahuan. Keadaan gizi seorang anak
dipengaruhi oleh orang tua dan pendidikan orang tua tersebut merupakan salah
satu faktor penting dalam penentuan gizi anak. Terdapat dua sisi kemungkinan
hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan keadaan gizi anak yaitu, tingkat
pendidikan ayah secara langsung atau tidak langsung menentukan keadaan
ekonomi keluarga, dan pendidikan ibu disamping modal utama dalam
perekonomian rumah tangga juga berperanan dalam menyusun pola makanan
untuk rumah tangga (Tarwotjo et al. 1988; Sunandar 2002).
Menurut Wales (2009) pekerjaan jika diartikan dalam arti luas adalah
aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia dan jika dalam arti sempit istilah
adalah pekerjaan yang digunakan untuk suatu tugas atau kerja yang menghasilkan
uang bagi seseorang. Sebagian besar pekerjaan ayah pada anak yang jarang
sarapan pagi (50%) maupun pada anak yang selalu sarapan pagi (46.7%) adalah
sebagai pegawai swasta. Sebagian besar pekerjaan ibu pada anak yang jarang
sarapan pagi (60%) maupun pada anak yang selalu sarapan pagi (63.3%) sebagai
ibu rumah tangga. Pekerjaan yang baik akan memberikan penghasilan atau
pendapatan yang baik pula sehingga keluarga dapat mencukupi kebutuhan akan
pangan dan kesehatan anggota keluarganya. Pekerjaan seseorang akan berkaitan
dengan tingkat pendapatan yang diperolehnya (Suranadi & Chandradewi 2008).
Persentase jenis pekerjaan ayah dan ibu pada anak yang jarang sarapan pagi
maupun pada anak yang selalu sarapan pagi didominasi oleh pegawai swasta
(ayah) dan ibu rumah tangga (ibu).
Umur orang tua berkisar antara 29-53 tahun. Umur ayah pada anak yang
jarang sarapan pagi berkisar antara 35-49 tahun dengan rata-rata 41.9±4.1tahun.
Kisaran umur ayah pada anak yang selalu sarapan pagi yaitu 32-53 tahun dengan
rata-rata 42.3±6.1 tahun. Umur ibu pada anak yang jarang sarapan pagi antara 3246 tahun dengan rata-rata 39.1±3.7 tahun sedangkan kisaran umur ibu pada anak
yang selalu sarapan pagi berkisar antara 29-46 tahun dengan rata-rata 37.4±5.0
tahun. Umur ayah pada anak yang jarang sarapan pagi 100% berada pada kisaran

18

umur (30-49 tahun) dan umur ibu juga demikian sedangkan pada anak yang selalu
sarapan pagi umur ayah 86.7% berada pada kisaran umur (30-49 tahun) dan
13.3% berada pada umur (≥ 50 tahun) dan ibu 100% berada pada kisaran umur
(30-49 tahun) (Tabel 9).
Tabel 9 Sebaran anak berdasarkan karakteristik keluarga
Jarang sarapan
n
%

Selalu sarapan
n
%

n

%

12
13
5

40
43.4
16.7

17
10
3

56.7
33.3
10

29
23
8

48.3
38.3
13.3

5
12
13
Ayah
n
%
2
6.7
2
6.7
10 33.3
16 53.3

16.7
40
43.3
Ibu
n
%
2
6.7
3
10
13 43.3
12 40

3
12
15
Ayah
n
%
2 6.7
1 3.3
10 33.3
17 56.7

10
40
50
Ibu
n
%
2
6.7
1
3.3
16 53.3
11 36.7

8
13.3
24
40
28
46.7
Ayah
Ibu
n
%
n
%
4 6.7 4 6.7
3
5
4 6.7
20 33.3 29 48.3
33 55 23 38.3

0
3
7
15
1
4

0
10
23.3
50
3.3
13.3

18
3
1
8
0
0

60
10
3.3
26.7
0
0

0
0
5 16.7
6
20
14 46.7
2 6.7
3
10

19
1
5
2
1
2

63.3
3.3
16.7
6.7
3.3
6.7

0
8
13
29
3
7

30
0

100
0

30
0

100
0

26 86.7
4 13.3

30
0

100
0

56 93.3 60
4 6.7 0

Variabel
1. Besar
keluarga*
Kecil
Sedang
Besar
2. Pendapatan**
Rendah
Sedang
Tinggi
3. Pendidikan :
SD
SMP
SMA
Perguruan
tinggi
4. Pekerjaan :
Tidak bekerja
PNS
Wiraswasta
Pegawai swasta
Buruh
Lainnya
5. Umur
30-49 tahun
≥ 50 tahun

Keterangan : * Kecil = ≤ 4 orang
Sedang = 5-7 orang
Besar = ≥ 8 orang

Total

0
37 61.7
13.4 4 6.7
21.7 6
10
48.3