2.2 Kontrol Plak
Kontrol plak didefinisikan sebagai pembersihan plak mikrobial dan debris- debris makanan dari rongga mulut. Kontrol plak biasanya merupakan langkah-
langkah pencegahan yang bertujuan untuk menghilangkan plak gigi dan mencegah timbulnya plak yang berulang. Hal ini dapat dicapai baik secara mekanis atau kemis,
kadang-kadang dua prosedur digabungkan.
3
Kontrol plak secara mekanis dapat dicapai dengan menyikat gigi menggunakan sikat gigi manual atau menggunakan sikat gigi bermotor ataupun
dengan bantuan sistem pompa air bertekanan yang melibatkan penggunaan tekanan air yang dipompa melalui jarum tumpul halus atau
nozzle
. Menyikat gigi dan penggunaan benang gigi untuk membersihkan plak adalah cara yang paling umum
untuk menghilangkan biofilm.
3
Kontrol plak secara kemis termasuk bahan kimia organik atau anorganik, yang menghambat akumulasi, pertumbuhan dan kelangsungan hidup mikroba dan debris-
debris. Dalam kontrol plak secara kemis, beberapa agen anti-bakteri tertentu termasuk dalam kategori yang efektif. Agen anti bakteri untuk yang efektif terdapat antiseptik
dengan spektrum luas, antibiotik, mempunyai satu atau kombinasi enzim yang dapat mengubah struktur atau kegiatan plak. Agen antimikrobial dalam obat kumur atau
pasta gigi yang digunakan untuk menghambat pembentukan plak bakteri dan untuk mencegah atau mengatasi gingivitis kronis.
3
Tingkat efektivitas obat kumur komersial sangat bervariasi dan tergantung pada komposisi agen tambahan aktif dalam obat kumur. Penggunaan obat kumur anti
plak sebagai tambahan untuk kebersihan mulut yang optimal serta menunjang kontrol plak secara mekanik.
3
2.3 Klorheksidin
Obat kumur merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menggantikan atau membantu sikat gigi dalam upaya plak kontrol. Pada usia muda, kontrol plak
secara mekanis tidak optimal sehingga diperlukan obat kumur untuk mencegah
pembentukan plak. Obat kumur merupakan bahan kimia yang ideal untuk meningkatkan kesegaran nafas, menanggulangi masalah bau mulut, mencegah karies
gigi dan menghambat pembentukan plak. Klorheksidin merupakan salah satu obat kumur yang umum digunakan dan sangat biokompatibel terhadap manusia.
8
Klorheksidin sampai saat ini adalah agen anti plak yang paling ampuh. Klorheksidin dianggap agen anti plak dengan
gold standard
yang berkhasiat anti plak dan agen anti-gingivitis. Kemanjurannya dapat dibuktikan dari sifat bakteriostatik dan
bakterisida dan substantivitas di dalam rongga mulut. Klorheksidin mempunyai aktivitas membunuh bakteri Gram positif atau negatif, bakteri, virus,
fungi
dengan spektrum yang luas. Aktivitas antimikroba tersebut dapat merusak membran dalam
sitoplasmik. Menariknya, klorheksidin menunjukkan efek yang berbeda pada konsentrasi yang berbeda; pada konsentrasi yang rendah klorheksidin bersifat
bakteriostatik, sedangkan pada konsentrasi yang tinggi klorheksidin bersifat bakterisida.
13
Efek samping obat kumur yang menimbulkan masalah kesehatan banyak dibahas oleh peneliti. Risiko bahan ini terjadi karena fisik kimianya seperti pH dan
kandungan asam; bahan aktif; dan kandungan lain seperti alkohol. Nilai pH obat kumur yang dianjurkan adalah di atas 5,5, karena batas ini masih aman digunakan.
Keasaman obat kumur dan kemampuan erosinya berhubungan dengan lamanya durasi penggunaan. Asam sodium klorida efektif mencegah terjadinya plak seperti
pada klorheksidin tetapi dapat menimbulkan erosi pada enamel sama seperti jus jeruk, sehingga penggunaannya direkomendasikan hanya dalam jangka pendek.
Bahan aktif obat kumur hanya berefek lokal. Klorheksidin tidak memiliki efek samping sistemik karena tidak diabsorpsi ke sirkulasi darah. Efek samping lokal
bahan ini adalah pewarnaan coklat tua pada gigi, dorsum lidah dan bahan restorasi; mati rasa; deskuamasi mukosa; peningkatan kalkulus supragingiva dan pembesaran
parotid pada penggunaan klorheksidin dengan konsentrasi 0,2. Keluhan lokal tidak terjadi pada penggunaan obat kumur dengan konsentrasi 0,12.
8
2.4 Gambir