Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian untuk kebutuhan Diklat

V.2. Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian untuk kebutuhan Diklat

Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian dalam sistem pembinaan pegawai salah satunya yaitu sistem informasi diklat pegawai yang pelaksanaannya lebih dititik beratkan pada pemberian informasi terkait pelaksanaan diklat guna meningkatkan mutu

keahlian, kemampuan dan keterampilan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi. Fungsi diklat mempunyai hubungan yang erat dengan pembinaan dan pengembangan pegawai, dalam rangka pemanfaatannya

secara maksimal bagi kepentingan organisasi. Oleh karena itu, pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian untuk kebutuhan diklat dapat mengarah kepada pemberian informasi terkait dengan siapa pegawai yang membutuhkan diklat dan bagaimana syarat ataupun prosedur pelaksanaan diklat.

Menyangkut bagaimana pemanfaatan SIMPEG untuk kebutuhan diklat berikut hasil wawancara dengan Bapak Syukri, S.Pd (Kepala Sub Bidang Data dan Simpeg) BKD Sidrap, beliau mengatakan bahwa :

“Manfaat simpeg untuk kebutuhan diklat cukup bermanfaat karena dengan adanya simpeg ini mampu memenuhi kebutuhan Diklat seperti melihat komposisi usia pegawai, apakah masih produktif untuk dapat melaksanakan diklat yang kemudian hasilnya dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan tugasnya, kemudian selain usia jabatan pegawai apakah sesuai dengan komposisi diklat yang akan dilaksanakan dan masih banyak pertimbangan-pertimbangan lainnya yang harus diperhatikan dan itu tidak lain merupakan peran dari simpeg dan operator sebagai pengolah simpeg itu sendiri”

Lanjut beliau mengatakan bahwa : “Dan selain itu dengan adanya simpeg ini juga mampu melihat maupun menganalisis pegawai-pegawai mana yang memerlukan

pelatihan lebih lanjut berdasarkan ketentuan-ketentuan yang saya jelaskan tadi yaitu melihat faktor umur, jabatannya, masa kerjanya dan masih banyak lagi”.

(hasil wawancara pada tanggal 3 Februari 2012) Senada dengan peryataan diatas Bapak Faizal Sehuddin, S. STP (Kepala Bidang Pengembangan dan Diklat) BKD Sidrap juga

mengatakan bahwa : “Walaupun pemanfaatan simpeg terkhusus untuk kebutuhan diklat di BKD Sidrap ini belum begitu maksimal namun dapat

saya katakan bahwa pemanfaatan Simpeg sudah berjalan dan kami sangat merasakan manfaatnya dengan teknologi yang sudah memadai dibanding sebelumnya, meskipun kami merasa agak kurang tapi setidaknya lebih baiklah dari sebelumnya”

Adapun bentuk-bentuk informasi yang dihasilkan SIMPEG untuk kebutuhan Diklat, dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Bapak Yamin. A.Md (Operator Simpeg) BKD Sidrap yang mengatakan bahwa :

“Informasi yang dihasilkan oleh simpeg mengenai diklat ada beberapa antara lain : DUK (Daftar Urut Kepangkatan), laporan jumlah pegawai, surat keputusan atau surat tugas untuk diklat, nominatif pegawai yang mengikuti diklat, dan yang baru saat ini yaitu informasi mengenai rekonsiliasi analisis kesenjangan yang didalamnya terdapat informasi mengenai pendidikan pegawai, kediklatannya, keahliannya, pengalaman kerjanya, apakah kesemuanya itu sesuai dan jika tidak sesuai tentu kami informasikan dan kemudian tentunya ada tindak lanjutnya”

(hasil wawancara pada tanggal 2 Februari 2012) Senada dengan peryataan diatas Bapak Farawansyah Firdaus (Staf Bidang Diklat) BKD Sidrap yang mengatakan bahwa : “Informasi-informasi yang dihasilkan simpeg mengenai diklat ada beberapa, mungkin sudah dikasi tau (diberi tahu) sama

Pak Yamin selaku operator simpeg, yaitu informasi mengenai penerimaan CPNS, nominatif keseluruhan pegawai yang mengikuti diklat dan apa-apa jenis diklatnya, informasi tentang pelaksanaan diklat, jadi kita yang menyurati SKPD bahwa akan diadakan diklat kemudian kita seleksi lagi mana yang sesuai dengan persyaratan kemudian di infokan lagi saya rasa seperti itu”

(hasil wawancara pada tanggal 2 Februari 2012) Dari beberapa hasil wawancara diatas dapat dilakukan analisis bahwa keberadaan Sistem Informasi Manajemen Kepega

waian (SIMPEG) sangatlah dibutuhkan oleh Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang mengingat (SIM PEG) merupakan suatu sistem berbentuk aplikasi program yang mampu mengolah data kepegawaian sehingga menjadi sebuah informasi yang bermanfaat.

Sistem Informasi Manajemen kepegawaian (SIMPEG) dalam hal kaitannya dengan pendidikan dan pelatihan (diklat) dalam kepegawaian mencakup antara lain proses perencanaan jadwal pendidikan yang akan diselenggarakan oleh

organisasi, perencanaan kebutuhan pendidikan yang akan diikuti oleh pegawai yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya, proses penyesuaian pegawai dengan pendidikann dan pelatihan (diklat) yang akan yang diikuti dan realisasi pendidikan pencatatan atau penginputan data pendidikan yang diikuti oleh pegawai.

Salah satu bentuk informasi mengenai nominatif pegawai yang dihasilkan oleh SIMPEG Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang terkait dengan pelaksanaan Diklat yaitu sebagai berikut :

Tabel 6

Nominatif Pegawai yang mengikuti Diklat di Kabupaten Sidenreng Rappang

No.

Nama Diklat

5 10 20 4 2 1 Fungsional Jumlah

Dari data tahun 2010 dan 2011 terkhusus untuk diklat teknis, tabel diatas menyatakan bahwa jumlah PNS yang mengikuti diklat teknis yang di data oleh Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang jumlahnya dapat dikatakan minim, berbeda dengan hasil wawancara terhadap beberapa pegawai yang berkantor di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sebagai salah satu SKPD pengguna SIMPEG yang sebagian besar menyatakan bahwa jumlah PNS yang mengikuti diklat teknis untuk tahun 2010 dan 2011 di Kabupaten Sidrap cukup banyak.

Adanya perbedaan data tersebut disebabkan karena banyaknya pegawai yang mengikuti diklat khususnya diklat teknis tidak terdata di BKD alasannya karena belum adanya pelayanan diklat satu pintu, jadi pelaksanaan diklat belum terpusat sehingga menyebabkan data kepegawaian mengenai perjalanan kediklatan khusus diklat teknis tidak terdata secara menyeluruh.

Hal tersebut dibenarkan dan sejalan dengan hasil wawancara terhadap informan Ibu Hj. Sumarni, SE (Kepala Sub Bidang Diklat) BKD Sidrap beliau mengatakan :

“Di tahun 2011 yang tercatat di BKD yang mengikuti diklat teknis sebanyak 20 orang, namun kenyataannya masih banyak sebenarnya pegawai yang mengikuti diklat teknis tapi yang diketahui oleh BKD hanya 20 orang untuk tahun 2011”

(hasil wawancara pada tanggal 30 Januari 2012) Pernyataan senada juga disampaikan Ibu Syahriani, SE (Kepala Sub Bidang Pengembangan Karir Pegawai) BKD Sidrap menyat

akan bahwa : “Banyaknya SKPD yang mengikutkan pegawaianya diklat teknis tanpa sepengetahuan BKD salah satu penyebab informasi yang

dihasilkan Simpeg terkait dengan pelaksanaan diklat teknis tidak akurat, namun kami telah berupaya untuk memberikan informasi s eakurat mungkin, besar harapan kami agar dalam penanganan kediklatan ditangani secara terpusat yaitu dengan

adanya diklat satu pintu agar kami juga dapat memberikan informasi yang benar-benar akurat dan tepat waktu” (hasil wawancara pada tanggal 30 Januari 2012)

Dari tabel diatas mengenai nominatif pegawai yang mengikuti Diklat dan berdasarkan pernyataan dari 2 informan diatas, telah terlihat jelas bahwa informasi yang dihasilkan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang

mengenai pelaksanaan diklat teknis belum sesuai dengan kondisi sebenarnya, hal tersebut dipicu karena belum terealisasinya pelayanan diklat satu pintu sehingga data yang diterima BKD mengenai pelaksanaannya belum akurat.

Selanjutnya mengenai syarat-syarat yang harus dimiliki oleh pegawai peserta diklat khususnya diklat teknis dijelaskan Farawansya

h Firdaus (Staf Bidang Diklat) BKD Sidrap melalui wawancara, yang mengatakan bahwa : “Syarat-syarat atau pun ketentuan mengikuti diklat teknis tergantung dari penyelenggara diklat itu sendiri, kami di BKD selaku fasilitator atau

penghubung antara pihak penyelenggara dengan pegawai di SKPD yang akan mengikuti diklat, yang bertugas memberikan pelayanan informasi, informasi berupa diklat apa yang akan diselenggarakan, untuk bidang apa, persyaratannya apa, dan batas pendaftarannya kapan sampai kepada pembutan surat tugas pegawai yang akan mengikuti diklat tersebut”

Lanjut beliau menambahkan bahwa : “Berbeda dengan diklat prajabatan, struktural maupun fungsional yang memiliki syarat-syarat secara umum, namun terkhusus untuk diklat

teknis tergantung dari pihak pengelola atau pelaksana diklat yang menentukan syarat-syarat apa yang harus dipenuhi oleh peserta diklat” (hasil wawancara pada tanggal 2 Februari 2012) Untuk mengkonfirmasi bagaimana pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) untuk kebutuhan

diklat khususnya diklat teknis maka penulis melakukan wawancara dengan beberapa orang pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Berikut beberapa hasil wawancara dengan pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang sebagai berikut :

“Diklat yang paling banyak diikuti oleh pegawai yaitu diklat teknis, karena diklat teknis diperlukan keahlian pegawai dalam pelaksanaan tugas yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi seorang pegawai”

Lanjut beliau menyatakan bahwa : “Pemanfaatan Simpeg untuk kebutuhan diklat belum terintegrasi, alasannya karena di Sidrap belum ada yang namanya diklat satu pintu, sudah

beberapa tahun direncanakan namun belum terealisasi karena banyaknya faktor yang menjadi penghambat selain masalah anggaran salah satu penyebabnya yaitu SKPD enggan mengalokasikan dana diklatnya ke BKD untuk program pengembangan SDM, setiap SKPD mengalokasikan dana diklatnya masing-masing. Kemudian kalau ditanya masalah kesesuaian diklat teknis dengan jabatan pegawai saya sebagai mantan Kepala B idang Pengembangan dan Diklat dengan tegas menyatakan SESUAI, karena berkas-berkas yang masuk di BKD itu diseleksi yang mana pegawai yang sesuai untuk diklat tersebut”

Lebih lanjut beliau menyatakan : “Untuk persyaratan mengikuti diklat teknis yang dinformasikan BKD yah tergantung jenis diklat teknis tersebut, tapi

yang biasanya itu yang jadi pertimbangan umur, pangkat, pengalaman kerja, masa kerja, keahlian dan lain-lain. Kalo masalah itu saya rasa tidak ada masalah. Tapi informasi yang dihasilkan BKD terkait dengan pelaksanaan diklat saya rasa belum bisa sepenuhnya dikatakan berhasil karena informasi-informasi tentang diklat teknis khususnya yang ade tanyakan itu kadang-kadang juga lambat diterima oleh SKPD terkait “

(hasil wawancara pada tanggal 7 Februari 2012) Pernyataan senada juga dikemukakan oleh Bapak Muh Sukma, SE (Kepala Sub Bagian Keuangan) BAPPEDA Sidrap yang

mengikuti diklat teknis tahun 2010 yaitu diklat Pengelolaan Keuangan Daerah beliau mengatakan : “Simpeg sebenarnya sudah berjalan baik, pengelolaan data sehingga menghasilkan sebuah informasi juga sudah terlihat baik namun untuk

menghasilkan informasi mengenai diklat masih kurang optimal, karena belum terpusatnya pelayanan kediklatan sehingga banyak pegawai yang mengikuti diklat tidak terdata atau tidak diketahui oleh BKD, hanya yang dibuatkan surat tugas oleh BKD yang terdata, seperti saya ketika tahun 2010 dibuatkan surat tugas langsung dari BKD sehingga saya terdata di Simpeg BKD, namun kebanyakan teman-teman yang surat tugasnya dibuat di SKPD masing-masing, yang mengikuti diklat internal tidak diketahui keikut sertaannya dalam diklat”

Lanjut beliau menyatakan bahwa : “Saya melihat prosedur kerja dari pegawai di BKD terkhusus untuk pengelola atau operator simpeg sudah berusaha memberikan pelayanan

informasi dalam hal kediklatan sudah baik tapi karena permasalahan susahnya mereka mendapatkan data yang akurat dari masing-masing SKPD sehingga menyebabkan informasi yang dihasilkan menjadi tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya, namun untuk kesesuaian antara diklat dengan siapa pegawai yang akan diikutkan diklat saya rasa simpeg sudah dapat memposisikan pada tempatnya, dalam artian sudah sesuai berdasarkan data-data pegawai”

(hasil wawancara pada tanggal 7 Februari 2012) Bapak Muh Sukma, SE juga menyatakan pengalamannya tahun lalu terkait dengan informasi mengenai pelaksanaan diklat,

pernyataan beliau sebagai berikut : “Tahun kemarin saya sebagai alumni diklat KKD lebih mengetahui akan dilaksanakannya diklat tersebut dibanding pihak BKD, coba lihat seha

rusnya kan pihak BKD yang lebih dahulu mengetahuinya sehingga apa yang terjadi penyampaian informasinya dengan batas akhir pengumpulan berkas bagi pegawai yang ingin mengikuti diklat tersebut sangat sedikit waktunya, sehingga teman-teman banyak yang tidak ikut”

(hasil wawancara pada tanggal 7 Februari 2012) Dari pernyataan tersebut dapat dianalis bahwa pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian sudah (hasil wawancara pada tanggal 7 Februari 2012) Dari pernyataan tersebut dapat dianalis bahwa pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian sudah

H. Bachtiar Hamid (Kepala Sub Bagian Sosial dan Budaya) BAPPEDA Sidrap dan sebagai mantan pegawai di BPKD (Badan Pengelola Keuangan Daerah) yang mengikuti diklat teknis tahun 2010 yaitu diklat Pembendaharaan yang tidak

terdata di BKD, adapun peryataan beliau sebagai berikut : “Alasan saya kenapa sampai tidak terdata di BKD untuk tahun 2010 mengikuti diklat pembendaharaan karena diklat yang saya

ikuti yaitu diklat internal yang mana surat tugasnya dibuat oleh SKPD tempat saya bekerja, bukan oleh BKD sehingga BKD tidak mengetahuinya, inilah yang menjadi kelemahan selama ini disebabkan karena tidak adanya pelayanan diklat satu pintu kemudian di SKPD khususnya bagian kepegawaian seharusnya pro aktif melaporkan hal tersebut kepada BKD tapi pada kenyataannya tidak ada hal demikian, itulah sebabnya kebanyakan orang yang mengikuti diklat teknis tidak diketahui oleh BKD sehingga tidak terdata di Program Simpegnya”

(hasil wawancara pada tanggal 7 Februari 2012) Muh. Basri (Kepala Sub Bidang Pengairan, Perhubungan & Telkom) BAPPEDA yang pada tahun 2010 mengikuti diklat

komputerisasi yang tidak terdata di BKD pada tahun tersebut mengikuti diklat komputerisasi, beliau menjelaskan bahwa :

“Dana untuk diklat teknis memang dikelola oleh Bappeda itu sendiri, jadi itulah alasannya kenapa sampai banyak yang tidak terdata di BKD mengikuti diklat tersebut, karena dana itu sudah cair di bappeda sendiri. Sebenarnya simpeg bisa

menghasilkan data yang akurat mengenai diklat jika pelaksanaan diklat itu terpusat, tapi sampai sekarang kan belum seperti itu”

Lanjut beliau menambahkan bahwa : “Manfaat simpeg untuk kebutuhan diklat sebenarnya sudah dirasakan yah, saya pernah diklat tahun 2008 yaitu diklat teknis

subtansif spesialisasi bendahara pengelola, nah itu pihak BKD sebagai fasilitatornya, nah pada saat itu saya terdaftar di BKD karena BKD sendiri yang menyurati, tampak saat itu peran dari simpeg yaitu memberikan informasi kepada setiap SKPD bahwa akan diadakan diklat tersebut, dan informasinya kami terima baik, meskipun banyak pihak yang mengeluh karena katanya lambat dalam penyampaian informasi”

(hasil wawancara pada tanggal 7 Februari 2012)

Mustajibu Menca (Staf Sekertariat) BAPPEDA Sidrap yang mengikuti diklat tahun 2010 yaitu diklat Badan Keswadayaan Masyarakat yang juga tidak terdata di BKD melaksanakan diklat, beliau mengatakan bahwa :

“Kalau ditanya masalah pemanfaatan Simpeg untuk diklat menurut pandangan saya yah, dan apa yang saya lihat selama ini belum begitu maksimal nak karena pelayanan diklat itu belum terpusat jadi BKD juga masih kurang tanggap mencari informasi- informasi, tapi untuk kesesuaian diklat dengan pegawai yang mengikutinya sudah sesuai karena di BKD itu sangat diperhatikan yang seperti itu yaitu kesesuain jabatan, umur, masa kerja, jangan sampai diikutkan diklat tapi tidak sesuai jabatan, atau sudah mau pensiun tapi dikasi ikut diklat nah itu yang buang-buang anggaran kan tapi di BKD itu sudah sesuai untuk masalah yang itu, tapi masalah informasi yang dihasilkan kadang-kadang lambat dan tidak sesuai, tidak sesuai maksudnya ada teman yang pernah minta data pegawai yang mengikuti diklat tapi ternyata data itu tidak terekap secara akurat di BKD”

(hasil wawancara pada tanggal 7 Februari 2012) Muh. Haris Alimin R, Spi, M.Si (Kepala Bidang Litbang) BAPPEDA Sidrap yang mengikuti diklat tahun 2010 yaitu diklat

SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) yang diselenggarakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Selatan dengan diketahui oleh BKD, pernyataan beliau sebagai berikut : SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) yang diselenggarakan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Sulawesi Selatan dengan diketahui oleh BKD, pernyataan beliau sebagai berikut :

(hasil wawancara pada tanggal 7 Februari 2012) Anwar Rafi S. IP ( Staf Bidang Ekonomi dan Sosial Budaya) BAPPEDA Sidrap yang mengikuti diklat teknis pada tahun

2010 yaitu diklat Penguatan dan Pelatihan pada program (PPAUD) Pendidikan & pengembangan Anak Usia Dini. Pernyataan beliau sebagai berikut :

“Pemanfaatan SIMPEG untuk kebutuhan diklat saya fikir sudah berjalan, tapi untuk dapat dikatakan sudah optimal saya rasa belum yah, alasannya karena masih banyak kekurangan-kekurangan dari program itu, antara lain informasinya terkadang tidak up date, penyampaian informasinya juga lambat karena operatornya cuma satu orang dan yang tahu seluk beluk sistem simpeg itu hanya satu orang jadi jika dia tidak hadir pastinya akan terhambat itu pengolahan data. Dan untuk penyampaian informasinya masih manual, jadi belum ada itu yang namanya web yang bisa kami akses di kantor masing-masing. Saya rasa itu hal yang perlu diperhatikan sehingga proses penyampaian informasi bisa cepat kami terima”

(hasil wawancara pada tanggal 7 Februari 2012)

Senada dengan pendapat dari beberapa informan di Bappeda, penulis kemudian menanyakan hal ini kepada Kepala BKD Kabupa ten Sidenreng Rappang yaitu Bapak Hijas, SH yang mengetahui dengan jelas perihal pelayanan diklat satu pintu yang

sampai saat ini belum terealisasikan, karena beliau pernah mencanangkan hal tersebut. Itulah sebabnya untuk masalah kediklatan SIMPEG belum begitu optimal menghasilkan informasi yang akurat terkait dengan pelaksanaan diklat terkhusus untuk diklat teknis, beliau menyatakan bahwa :

“Inilah yang menjadi salah satu kelemahan Simpeg yang diakibatkan oleh belum adanya pelayanan diklat satu pintu sehingga informasi kediklatan tidak terpusat yang menyebabkan keakuratan data yang semestinya sudah dapat dikatakan akurat menjadi tidak akurat karena persoalan tersebut, saya sudah mencanangkan proram ini bahkan saya sempat mensosialisasikan kepada setiap SKPD namun pada kenyataannya pelayanan diklat satu pintu belum dapat terealisasikan dengan alasan anggaran yang belum memadai”

Lanjut beliau menambahkan bahwa : “Namun pelaksanaan diklat yang ditangani atau pun melalui BKD berjalan dengan lancar dengan adanya simpeg sangat membantu dalam hal pemberian informasi kepada pegawai, jadi hasil kerja dari simpeg ini sangat membantu, hanya saja pemanfaatannya belum dapat dirasakan secara optimal karena itu tadi pelayanan kediklatanya belum terpusat”

(hasil wawancara pada tanggal 8 Februari 2012

Pernyataan senada juga dikemukakan Sekretaris BKD Kab. Sidrap Bapak Drs. Syamsuddin Hende, beliau mengatakan bahwa :

“BKD Sidrap ini untuk setiap kegiatannya sudah menggunakan SIMPEG (Sistem Informasi Manajemen Kepegaw aian), sehingga perkembangan dan keakuratan data-data mudah diketahui dan diakses sehingga apabila ada data yang kurang akurat atau tidak relevan dengan kenyataannya di lapangan maka data tersebut akan segera diganti dengan yang baru, karena yang menjadi dasar setiap organisasi terkhusus di BKD ini dalam mengeluarkan kebijakan adalah keakuratan suatu data, namun untuk bidang kediklatan masih kurang optimal pemanfaatannya karena data yang diterima pegawai yang menangani simpeg kurang lengkap sehingga menyebabkan informasi yang dihasilkan pun demikian”

Hal ini juga dibenarkan oleh Bapak Drs. Nasruddin Waris,M.S (Kepala Bidang Mutasi dan Kepangkatan) beliau mengatakan bahwa :

“Simpeg sebenarnya untuk setiap bidang yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang sudah dimanfaatkan namun bidang diklat yang masih perlu dioptimalkan pemanfaatannya, dan untuk bidang lain khususnya mutasi saya rasa saat ini sudah berjalan maksimal data-data pegawai semuanya terekap dengan baik sehingga mampu menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu”

(hasil wawancara pada tanggal 8 Februari 2012)

Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh Pak Yamin, A.Md (Operator Simpeg) BKD Sidrap, menyatakan bahwa : “Diantara semua bidang yang ada di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang ini baru satu bidang

yang telah maksimal dalam pengelolaan simpegnya yaitu bidang mutasi, sedangkan bidang lainnya ada beberapa hambatan-hambatan terkhusus untuk diklat, yang hambatannya yaitu tidak terpusat itu pelayanan diklatnya, jadi kami sulit menghimpun siapa-siapa PNS yang mengikuti diklat, namun semua bidang saya rasa telah memanfaatkan Simpeg. ”

(hasil wawancara pada tanggal 8 Februari 2012) Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada seluruh pers

onalia yang ada karena pegawai merupakan aset penting penyelenggaraan organisasi yang perlu dikelola dengan baik. Mengingat pentingnya pengelolaan data pegawai tersebut, maka peningkatan kualitas pengelolaan kepegawaian melalui implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian merupakan salah satu prioritas dalam tahapan pengembangan E-government.

Pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) dapat membantu dan mempermudah pengguna dalam hal ini pegawai bagian operasional, pimpinan dan pihak yang membutuhkan data dalam penyajian informasi data

kepegawaian. Dengan aplikasi SIMPEG dapat meningkatkan efisiensi dan mempermudah pengolahan, pencarian dan pelaporan data pegawai di instansi pemerintah sebagai bahan pertimbangan yang berkaitan dengan pembinaan pegawai dalam hal ini Pendidikan dan Pelatihan (Diklat).

Dari hasil wawancara dengan beberapa orang pegawai di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang selak u pengelola SIMPEG dan beberapa orang pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Sidenreng Rappang selaku pengguna SIMPEG serta yang merasakan manfaat dari SIMPEG dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian untuk kebutuhan diklat khususnya diklat teknis belum optimal dengan alasan belum terintegrasinya pelayanan diklat sehingga sehingga menyebabkan banyaknya pegawai di lingkup pemerintahan Kabupaten Sidenreng Rappang yang tidak terdata mengikuti diklat teknis yang menyebabkan informasi yang terkait pelaksanaan diklat teknis menjadi tidak akurat dan lambat dalam penyampaiannya.